Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI MODEL DAP (DEVELOPMENT

APPROPIATE PRACTICES) BERBANTUAN MEDIA KOMIK

PADA KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

KELAS 5 SDIT AL-USWAH MAGETAN

DISUSUN OLEH:

Finika Diah Risna

2002101120

7D-PGSD

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Jl.Setia Budi no 85 Madiun, Jawa timur, Indonesia

2023
DAFTAR ISI

BAB 1...................................................................................................................................................

PENDAHULUAN.................................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................

B. Fokus Penelitian........................................................................................................................

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................

E. Definisi Istilah...........................................................................................................................

BAB 2...................................................................................................................................................

KAJIAN PUSTAKA.............................................................................................................................

A. KAJIAN TEORI........................................................................................................................

1. Model Pembelajaran DAP berbantuan media Komik...........................................................

a. Pengertian Model DAP..........................................................................................................

b. Langkah-langkah DAP..........................................................................................................

2. Media Komik Digital.............................................................................................................

a. Pengertian..............................................................................................................................

b. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................................

3. Keterampilan membaca pemahaman.....................................................................................

a. Pengertian..............................................................................................................................

i
b. Tujuan....................................................................................................................................

c. Keterampilan membaca.......................................................................................................

d. Faktor yang mempengaruhi.................................................................................................

e. Membaca pemahaman.........................................................................................................

f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman.................................................................................

g. Keterampilan Membaca Pemahaman kelas tinggi................................................................

B. KAJIAN PENELITI YANG RELEVAN.................................................................................

C. KERANGKA BERFIKIR........................................................................................................

BAB 3..................................................................................................................................................

METODE PENELITIAN....................................................................................................................

A. JENIS PENELITIAN...............................................................................................................

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN................................................................................

C. SUMBER DATA.....................................................................................................................

D. INSTRUMEN PENELITIAN..................................................................................................

E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA.....................................................................................

F. VALIDITAS DATA................................................................................................................

G. TEKNIK ANALISIS DATA...............................................................................................

H. PROSEDUR PENELITIAN................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keterampilan membaca sangat penting dalam pendidikan, terutama

di Sekolah Dasar.Kemampuan membaca membantu siswa memperoleh

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan

sehari-hari. Membaca memberikan peluang bagi peserta didik untuk

memperluas pengetahuan mereka, meningkatkan kemampuan mereka

untuk berpikir kritis, menjadi lebih kreatif, dan meningkatkan kemampuan

analitis mereka.Membaca adalah suatu proses kognitif yang bertujuan

untuk mengidentifikasi berbagai informasi yang terkandung dalam

tulisan.Patung (2016)

Dalam membaca harus mengetahui apa makna dari isi bacaan

tersebut. According to Anderson, Hiebert, Scott, & Wilkinson 1985,

reading is a vital life skill, which ensures a child's success in school and

even throughout his life. Children need to learn different reading


(Arief et al., 2022)
strategies in primary sections .Bahwa membaca adalah

keterampilan hidup untuk keberhasilan seseorang. Dalam membaca untuk

memahami setiap makna dari suatu bacaan digunakan salah satu jenis

membaca yaitu membaca pemahaman.Membaca pemahaman merupakan

kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama dan di teliti oleh

pembaca untuk mengasah kemampuan membaca secara kritis dengan


2

tujuan memahami bacaan secara rinci dan teliti (Ambarita, 2021).Dengan

membaca pemahaman juga dapat meringkas isi bacaan, serta menjawab

pertanyaan, dan menceritakan kembali isi dari suatu bacaan.

Menurut Nurhidayah dkk (2017:44) indikator membaca

pemahaman yaitu kemampuan untuk menemukan gagasan utama suatu

paragrap, menemukan makna dari kata-kata sulit, menjawab pertanyaan,

menceritakan Kembali bacaan menggunakan Bahasa sendiri kemudian

menyimpulkan isi dari suatu bacaan.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)

mengumumkan hasil PISA (Programme for International Student

Assessment)) pada tahun 2018. Kemampuan membaca dinilai oleh OECD

bahwa kemampuan memahami bacaan pada berbagai tingkat kesulitan,

tidak hanya itu hanya keterampilan membaca (menulis). Tulis Yohanes

Enggar Harususilo berdasarkan penilaian literasi education.kompas.com

(2019), Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara dengan skor 371.

Hasil ini memerlukan upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah

ini dan untuk kreativitas dan inovasi guru meningkatkan keterampilan

membaca siswa dengan bantuan karakter yang bertanggung jawab siswa

menjawab sambil belajar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

membaca siswa SD di Indonesia sangat rendah.

Sehinga dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman

siswa, guru membutuhkan model yang sesuai dengan perkembangan


3

peserta didik tersebut.Salah satu model pembelajaran yang dapat di

implementasikan dalam keterampilan membaca pemahaman yaitu

Development Appropiate Practices (DAP) dalam bahasa indonesia

memiliki arti praktik Pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak.

DAP menjadi model yang relevan untuk mengembangkan keterampilan

membaca pemahaman. Implemenntasi pembelajaran berbasis DAP

(Development Appropriate Practice) menekankan pada perkembangan

anak secara holistik, program individual, motivasi anak, fleksibel saat

lingkungan kelas menstimulasi anak, bermain sebagai wahana belajar,

kurikulum terpadu, penilaian berkesinabungan dan bermitra dengan orang

tua serta masyarakat untuk mendukung perkembangan anak usia dini , .


(Hernawati. (2013)., 2013)

Dalam hal peningkatan Keterampilan membaca pemahaman siswa

menggunakan model DAP (Development Appropiate Practices)

berbantuan media komik digital. Menurut Scott McCloud yang dikutip

Zainal Abidin Arief, Endin Mujahideen, Rudi Hartono (2022) dalam

bukunya memahami komik, komik digital merupakan media yang mampu

menarik perhatian masyarakat segala usia karena mempunyai manfaat

yang mudah untuk dipahami.Gambar sederhana ditambah kata-kata dalam

bahasa kehidupan sehari-hari membuat komik digital dapat dibaca oleh

semua kalangan (Amin, 2019).Komik digital dapat menarik minat

seseorang di segala usia dan mudah dipahami oleh siapa saja.


(Mawan Akhir Riwanto, 2018)
komik digital adalah cerita dengan gambar
4

kronologis dan dilengkapi dengan balon ucapan serta penjelasan cerita

untuk menyampaikannya informasi atau menerima tanggapan dari

pembaca disajikan di media elektronik. Tampilan interior karikatur dalam

bentuk karakter tokoh kartun harus dikembangkan untuk pembelajaran

tersebut benar, pasti ada kebutuhan dan karakteristik siswa,


(Dwi Saputro, 2016)
menambahkan menggunakan komik digital sebagai media

pembelajaran yaitu: 1) gambar kartun dapat menambah perbendaharaan

kata seorang pembaca; 2) komik dapat menambah repertoar kepada

pembaca; 3) cerita kartun berisi pesan-pesan yang dapat memotivasi siswa

untuk berbuat baik; 4) dapat meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

Model DAP ini telah di implementasikan di SDIT AL-USWAH

Magetan. Hal ini menjadikan SDIT AL-USWAH dalam menggunakan

Model DAP pada keterampilan membaca pemahaman pada tingkat

sekolah dasar. Dengan ini peneliti mengambil judul penelitian

Implementasi Model DAP (Development Appropiate Practices) bebantuan

media komik pada keterampilan memebaca pemahaman siswa kelas 5

SDIT AL-USWAH Magetan.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara

spesifik kepada pembaca bagaimana perlakuan jika model DAP diterapkan

pada siswa Sekolah Dasar kelas 5 menggunakan media komik pada

keterampilan membaca pemahaman.


5

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

berjudul “Implementasi Model DAP (Development Appropiate Practices)

Berbantuan Media Komik Pada Keterampilan Membaca Pemahaman

Kelas 5.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penelitian ini

berfokus pada Implementasi Model DAP (Development Appropiate

Practices) Berbantuan Media Komik Pada Keterampilan Membaca

Pemahaman Kelas 5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas tujuan

penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Implementasi Model DAP

(Development Appropiate Practices) Berbantuan Media Komik Pada

Keterampilan Membaca Pemahaman Kelas 5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat dimanfaatkan baik secara teoritis

maupun praktis, antara lain:

a. Manfaat seacara teoritis

Dengan penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat digunakanoleh

guru khususnya guru kelas 5 dalam pelaksanaan pembelajaran.

Penggunaan model DAP (Development Appropiate Practices)

berbantuan media kliping pada keterampilan membaca pemahaman 5


6

SDIT Al-uswah magetan diharapkan para guru mampu membuat

situasi belajar menjadi aktif. Guru di harapkan bisa menciptakan

kondisi belajar yang menarik sehingga siswa mmapu memahami

keterampilan membaca pemahaman.

b. Manfaat Praktis Bagi pendidik

Hasil penelitian ini bisa digunakan menambah keilmuan mengenai

penggunaan model pembelajaran DAP (Development Appropiate

Practices) berbantuan media komik pada keterampilan membaca

pemahaman untuk mempermudah proses pemahaman membaca dan

memahami makna yang terkandung dalam pembelajaran.

1. Bagi pihak sekolah, hasil peneliti ini bisa dijadikan pedoman

bagi sekolah untuk lebih mempersiapkan guru yang inovatif

dan kreatif.

2. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian ini dapat mengispirasi

siswa dan membuat mereka bisa memahami makna dan isi

yang terkadung dalam materi pembelajaran dengan terampil

membaca pemahaman.

3. Bagi peneliti, hasil ini dapat digunakan peneliti untuk

mempersiapkan diri dan bekal untuk menghadapi tantangan

dunia pendidikan nantinya serta menjadikan pedoman guru

yang kreatif sehingga tujuan pemeblajaran bisa tercapai dengan

optimal.
7

E. Definisi Istilah

1. Implementasi

Pada dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan, dan

implementasi adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak berwenang

dan berkepentingan, baik pemerintah maupun swasta, untuk

mewujudkan cita-cita dan tujuan yang telah ditetapkan. Implementasi

mencakup berbagai tindakan yang diambil untuk melaksanakan dan

merealisasikan program yang telah disusun untuk mencapai tujuan

program tersebut.

2. Model DAP (Development Appropiate Practices)

DAP (Development Appropriate Practices) adalah pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan aktivitas otak. Strategi ini membantu

siswa memahami makna dengan menghubungkan materi akademik

dengan aktivitas sehari-hari mereka. Sangat penting untuk

menggunakan hal ini untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia

dan dapat diterima tidak disimpan dalam memori untuk waktu yang

lama. Sebaliknya, informasi ini harus dimasukkan ke dalam tugas

kerja.

3. Media Komik Digital

Komik digital merupakan komik yang dipublikasikan secara digital

dan terdiri dari gambar yang tunggal atau terdiri dari beberapa bagian.

Ini harus memiliki jalur membaca yang selaras, bingkai yang terlihat,

simbol seperti balon kata, dan gaya tulisan yang mengkomunikasikan


8

makna visualnya. Komik digital bisa berupa aplikasi seluler, yang

dapat diakses melalui internet dan smartphone. Aplikasi seluler adalah

perangkat lunak yang diunduh oleh pengguna ke perangkat selulernya

untuk memenuhi suatu tujuan.

4. Keterampilan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman berarti membaca dengan cara yang

memberikan pemahaman tentang isi yang dibaca. Keterampilan

membaca pemahaman melibatkan pembaca yang tidak hanya mampu

membaca dan mengingat apa yang dibaca, tetapi juga harus mampu

memahami dan mengolahnya secara kritis dan kreatif.Keterampilan

membaca pemahaman sangat penting untuk pembelajaran karena dapat

membantu mendapatkan hasil belajar terbaik. Semakin baik

keterampilan membaca pemahaman peserta didik, semakin baik hasil

belajarnya.
9
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Model Pembelajaran DAP berbantuan media Komik

a. Pengertian Model DAP

DAP (Development Appropiate Practices) adalah sebuah

strategi pembelajaran yang sesuai dengan aktivitas otak

membentuk pola itu memahami makna dengan menghubungkan

konten akademik kehidupan sehari-hari siswa. Penting untuk

menerapkan hal ini agar informasi tersedia apa yang dapat diterima

tidak disimpan dalam memori jangka panjang, sehingga disimpan

masuk dengan menerapkannya pada tugas kerja, Muhammad

(2019)

Pelopor strategi DAP (Developmentally Appropriate

Practices).NAEYC (Nasional Association for the Education of

Young Children) yang dipimpin oleh Sue Bredekamp percaya

bahwa DAP (Praktik yang Sesuai Perkembangan) adalah proses

pengambilan keputusan profesional tentang keberadaan anak-anak

dan pendidikan mereka didasarkan pada tiga jenis informasi

penting termasuk: a) Informasi tentang perkembangan dan

pembelajaran anak. b) Mengetahui kelebihan, minat dan kebutuhan

setiap anak dalam kelompok. c) Informasi tentang konteks sosial


11

budaya dimana anak tinggal untuk memastikan pembelajaran

bermakna, relevan dan lengkap menghargai partisipasi anak dan

keluarganya.

DAP (Developmentally Appropriate Practices) berpegang

pada kegiatan mengintegrasikan kurikulum sesuai usia, budaya dan

gaya belajar seorang individu DAP (Developmentally Appropriate

Practices) adalah sebuah proses memberikan pembelajaran yang

disesuaikan dengan tahap perkembangan proses pembelajaran yang

tepat dan menyenangkan, interaktif, aplikatif dan pemban gun

Pendekatan ini mengikuti satu prinsip konstruktivisme, di mana

anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif mereka tindakan

motivasi diri ke arah internal lingkungan sosial dan fisik serta

interaksinya. Proses pembelajaran Hal ini juga dapat merangsang

rasa ingin tahu anak melalui kegiatan eksplorasi, dalam ujian dan
(Dwi Sunar Prasetyono, 2008)
pengalaman nyata.

Metode pembelajaran Developmentally Aproppriate

Practice (DAP) adalah cara yang menyenangkan untuk belajar bagi

anak-anak. Ini sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan

memperhatikan keunikan mereka. Pembelajaran berbasis DAP

dianggap dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan, minat

anak-anak untuk belajar.DAP melihat anak sebagai bagian dari diri

mereka sendiri.Konsep DAP ini memiliki dua elemen

penting.Pertama, memperlakukan anak sebagai seseorang secara


12

keseluruhan. Kedua, mencakup empat elemen: pengetahuan

(knowledge), keahlian (kemahiran), sifat alamiah (disposition), dan


(Muzamil, 2020)
perasaan (perasaan),

b. Langkah-langkah DAP

Langkah-Langkah DAP (Development Appropiate Practices) yaitu:

1. Membuat kurikulum yang dapat menggugah minat dan minat

anak kontekstual agar anak mengerti maksud atau apa adanya

2. Menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan anak

mencakup usia sesuai perkembangannya. Misalnya bersama

permainan (aktivitas menyenangkan) mencakup seluruh aspek

fisik, emosi, sosial dan kognitif anak pada waktu yang sama.

3. Menciptakan suasana belajar yang tidak ada tekanan dan

ancaman anak-anak masih kesulitan mendapatkan informasi

lebih lanjut.

4. Memberikan pembelajaran yang utamanya melibatkan

pengalaman konkrit dalam memecahkan masalah, karena

belajar adalah cara yang paling efektif untuk menawarkan

pengalaman nyata, Muhammad (2019)

2. Media Komik Digital

a. Pengertian

Komik didefinisikan sebagai ilustrasi yang memiliki alur

cerita yang menarik, mudah dipahami, dan dapat membuat pemirsa

mudah memahami materi yang sulit (Widyastuti et al., 2017


13

(Saputra & Pasha, 2021) Media pembelajaran berbasis komik juga

dapat menumbuhkan disiplin siswa dan meningkatkan tanggung

jawab.Komik tidak hanya dalam bentuk cetak saja seiring

perkembangan teknologi, khususnya di dunia digital. Teknologi

yang berkembang begitu pesat menjadikan media digital sebagai

media baru untuk menghasilkan dan menyebarluaskan komik.


(Pramesti Vidya Bhakti Eva et al., n.d.)
Komik merupakan

penyatuan antara teks dengan gambar. Komik digital dapat diakses

kapanpun dan di manapun tanpa terbatas ruang dan waktu, Dewa

ayu karina (2022)

NAEYC mendefinisikan “praktik yang sesuai dengan

perkembangan” sebagai metode yang mendorong perkembangan

optimal setiap anak dan belajar melalui pendekatan berbasis

kekuatan dan bermain pembelajaran yang menyenangkan dan

menarik. Pendidik menerapkan secara perkembangan praktik yang

tepat dengan mengakui berbagai aset yang semuanya berusia muda

anak-anak dibawa ke program pembelajaran awal sebagai individu

yang unik dan sebagai anggota keluarga dan komunitas.

Membangun kekuatan masing-masing anak—dan berhati-hati agar

tidak merugikan aspek apa pun kesejahteraan fisik, kognitif, sosial,

atau emosional setiap anak—pendidik merancang dan menerapkan

lingkungan pembelajaran untuk membantu semua anak mencapai

potensi penuh mereka di semua bidang pengembangan dan di


14

semua bidang konten. Secara perkembangan praktik yang tepat

mengakui dan mendukung setiap individu sebagai anggota

komunitas belajar yang berharga.

Sebagai akibat,agar sesuai dengan perkembangan, praktik

juga harus sesuai budaya, bahasa, dan kemampuan yang sesuai

untuk setiap anak. Pernyataan Posisi Praktik Sesuai Perkembangan

merupakan kerangka prinsip dan pedoman untuk mendukung

kinerja seorang guru pengambilan keputusan yang disengaja untuk

latihan. Prinsipnya bermanfaat sebagai dasar bukti untuk pedoman

praktik, dan keduanya terletak dalam tiga pertimbangan inti—

kesamaan,individualitas, dan konteks.

b. Tujuan dan Manfaat

Komik digunakan sebagai alat pembelajaran yang penting

karena memiliki kemampuan untuk mendorong minat siswa untuk

belajar dan membantu siswa memahami materi pelajaran yang

diajarkan oleh guru. Komik digital sebagai media pembelajaran

dapat membantu jika terjadi kegagalan dalam proses pembelajaran


(Pratiwi, 2013)
Karena komik banyak membahas masalah sosial
(Ayu & Payanti, n.d.)
dan politik yang sedang berkembang.

Adapun manfaat dari komik diantarannya Komik dapat

menarik perhatian siswa, dapat memotivasi mereka untuk belajar,

membangkitkan rasa ingin tahu,memperluas perbendaharaan kata-


15

kata,dapat membantu siswa memahami konsep atau rumusan yang

abstrak, menumbuhkan minat siswa dalam membaca dan mengarah

pada sesuatu yang baik atau studi yang lain. Selain itu, komik
(Ayu & Payanti, n.d.)
dapat diakses di mana saja dan kapan saja.

3. Keterampilan membaca pemahaman

a. Pengertian

Tarigan (Pendidikan Guru Sekolah Dasar et al., 2023)

mengatakan bahwa membaca pemahaman termasuk kedalam jenis

membaca telaah isi karena menelaah isi suatu bacaan menuntut

ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta keterampilan

menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan. Adapun

semakin tinggi tiap tingkatan yang dikuasai maka semakin berbeda

pengetahuan yang diperolehnya.Membaca merupakan gabungan

proses perseptual dan kognitif.Oleh karena itu, membaca sebagai

proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke

dalam bunyi yang memiliki makna.

b. Tujuan

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari dan

memperoleh informasi, yang mencakup isi dan memahami

maknanya (Tarigan, 2013, hlm. 9). Tujuan membaca adalah untuk

memperoleh pengetahuan yang dapat dimanfaatkan secara

produktif (menghasilkan sesuatu) dan untuk memperoleh

kesenangan. Menurut Yang & Wu (dalam dalam Inda, Effi dan


16

Dwi, 2023) penggunaan komik digital dapat meningkatkan

pemahaman siswa mengenai isi pelajaran, menambah keinginan

siswa dalam mengeksplorasi dan meningkatkan kemampuan

berpikir kritis. Sehingga pembelajaran melalui komik digital akan

lebih mudah dipahami oleh siswa dan memudahkan proses belajar

menjadi lebih menyenangkan.

Oleh karena itu, membaca dapat didefinisikan sebagai proses

menerjemahkan simbol-simbol tulis ke dalam bunyi yang memiliki

makna.

Tujuan membaca menurut Burhan Nurgiyantoro (dalam

Dyan Rismawati, 2016) diantaranya adalah ingin memperoleh dan

menanggapi informasi, memperluas pengetahuan, memperoleh

hiburan dan menyenangkan hati. Berdasarkan pendapat di atas

diketahui dengan membaca seseorang dapat memperoleh

informasi, kebahagiaan dan tentunya akan menjadi pengetahuan.

Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman (dalam Dyan

Rismawati, 2016) tujuan dari membaca pemahaman untuk anak SD

adalah anak memahami isi bacaan yang ditunjukkan oleh

kemampuan mereka dalam menjawab berbagai pertanyaan yang

sesuai dengan data dalam bacaan. Pendapat tersebut menegaskan

bahwa apabila anak mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan isi bacaan, maka anak telah mencapai tujuan dari membaca

pemahaman. Ekwall seperti dikutip oleh Hargrove dan Poteet


17

(dalam Dyan Rismawati, 2016) menuliskan ada 7 tujuan yang


(Dyan Rismawati, 2016)
ingin dicapai dalam membaca pemahaman

yaitu: a) mengenal ide pokok suatu bacaan, b) mengena


(Dyan Rismawati, 2016)
l detail yang penting, c) mengembangkan

imajinasi visual, d) meramalkan hasil, e) mengikuti petunjuk, f)

mengenal organisasi karangan, dan g) membaca kritis.

Tujuan lainnya yaitu mengenal detail yang penting, yang

termasuk di dalam detail penting dalam bacaan yaitu 5W+1H

(who, what, when, where dan how). Who adalah siapa tokoh yang

ada dalam bacaan, what adalah peristiwa apa yang terjadi di dalam

bacaan, when adalah kapan peristiwa tersebut terjadi, where adalah

dimana peristiwa tersebut berlangsung, sedangkan how adalah

bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut. Tujuan yang ke

tiga adalah mengembangkan imajinasi visual, yakni selama

membaca teks anak membayangkan secara visual kejadian atau

peristiwa yang terjadi di dalam teks yang ia baca. Tujuan ke empat

yaitu meramalkan hasil, yakni anak mampu menebak kelanjutan

dari peristiwa dalam teks yang dibaca. Kelanjutan peristiwa harus

sesuai dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya. Sedangkan

tujuan ke lima adalah mengikuti petunjuk, dimana anak membaca

teks petunjuk, dan mampu melaksanakan aktivitas sesuai dengan

petunjuk yang telah dibaca. Tujuan yang terakhir adalah mengenal

organisasi karangan, dan membaca kritis.


18

c. Keterampilan membaca

Keterampilan Membaca adalah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk melihat dan memahami makna yang terkandung

dalam sebuah tulisan dengan tepat dan fasih. Tujuan keterampilan

membaca adalah untuk menyampaikan pesan penulis melalui

tulisannya sehingga pembaca dapat menerima dan memahami


(Dr. Ibadullah Malawi, 2019)
pesan tersebut dengan baik dan tepat.

Dalam bukunya The Practice Language Teaching, yang dinukil

oleh Furqan, Jeremy Harmer mengatakan bahwa dalam

pembelajaran membaca, enam keterampilan harus ditekankan:

1. Keterampilan Prediktif: Seorang pembaca yang efektif harus

dapat memprediksi apa yang akan mereka temui dalam teks.

Menilai apakah teks memenuhi prediksi adalah bagian dari

proses memahami teks. Namun, begitu mereka mendapatkan

lebih banyak informasi tentang teks tertentu, prediksi mereka

harus terus berubah.

2. Mencari informasi tertentu: Proses menemukan informasi

tertentu darinya dengan menemukan satu atau dua fakta


(Febrianingsih, n.d.)
bias anya disebut dengan keterampilan

scanning.

3. Memperoleh pemahaman umum : Tujuan keterampilan

membaca ini adalah untuk memahami aspek utama teks tanpa


19

terlalu memperhatikan detailnya. Skill ini dikenal sebagai

skimming.

4. Memperoleh informasi rinci: menggunakan teks untuk

mendapatkan informasi rinci, yang kadang-kadang terdiri dari

pendapat atau sikap penulis daripada fakta. Proses

pembelajaran yang berfokus pada informasi yang sangat rinci

mengarah pada scanning dan skimming.

5. Memahami fungsi dan pola wacana, memahami frasa, dan

menangkap makna dari teks.

6. Mampu memahami makna kata-kata yang belum dikenal dari

konteksnya. Keterampilan ini sangat penting karena dapat

membantu siswa memperluas kosa kata mereka dan

mempertahankan proses membaca yang berkelanjutan.

d. Faktor yang mempengaruhi

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan

keterampilan pemahaman membaca, baik pemahaman membaca

awal maupun pemahaman membaca lanjutan. Faktor-faktor

tersebut adalah:

1. Faktor fisiologis meliputi kesehatan fisik, pertimbangan

neurologis (misalnya berbagai kelainan otak), dan jenis

kelamin.

2. Faktor intelektual
20

3. Faktor lingkungan meliputi latar belakang dan pengalaman

rumah siswa, serta status sosial ekonomi keluarga siswa.

4. Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, kematangan sosial,

emosi, dan penyesuaian diri.

Menurut Shimi Traier et al., proses membaca bergantung

pada berbagai faktor. Pertama, faktor internal meliputi kecerdasan

(IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca. Kedua,

faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan

(sederhana-berat, mudah-sulit), factor lingkungan atau faktor latar

belakang secara sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.

Faktor internal dan eksternal tiap siswa pasti berbeda-beda.

Hal inilah yang menjadi titik tolak ukur kemampuan membaca tiap

orang akan berbeda-beda pada setiap orang.

e. Membaca pemahaman

Menurut Tarigan (2013, hlm. 58), "membaca pemahaman adalah

jenis membaca untuk memahami standar atau norma kesastraan

(literary standards), resensi kritis (critical review), drama tulis

(printed drama), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction) dalam

usaha memperoleh pemahaman terhadap teks dengan

menggunakan strategi tertentu."

Tujuan membaca pemahaman adalah agar siswa dapat memahami

teks bacaan yang dipelajari, menemukan informasi dan makna

dalam teks, dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks.


21

Berdasarkan tujuan ini, ada beberapa indikasi pemahaman yang

perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1. Pembaca harus melakukan: memberikan respons secara fisik

terhadap perintah membaca;

2. Memilih, mampu memilih alternatif bukti pemahaman mereka,

baik secara lisan atau tulisan;

3. Mengalihkan, mampu menyampaikan apa yang telah dibacanya

secara lisan;

4. Menjawab, mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan;

5. Mempertimbangkan, mampu menggarisbawahi atau mencatat

pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan; dan

6. Memperluas, mampu memberikan lebih banyak informasi

tentang apa yang telah dibaca

7. Dapat menyusun bagian akhir cerita, terutama dalam konteks

bacaan fiksi.

8. Menduplikasi, pembaca memiliki kemampuan membuat

diskusi yang mirip dengan wacana yang dia baca (menulis

kisah) berdasarkan versi yang diberikan oleh pembaca).

9. Melalui model, pembaca dapat memainkan kisah yang Dibaca

10. Mengubah, pembaca memiliki kemampuann mengubah

perdebatan ke dalam bentukmdiskusi tambahan yang

menunjukkann ada proses pemrosesan data.


22

f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Menurut McLaughlin & Allen,( dalam Dyan Rismawati,

2016) prinsip membaca berbasis penelitian yang paling berdampak

pada pemahaman membaca adalah:

1. Membaca adalah proses konstruktivis sosial.

2. Keseimbangan Literasi adalah kerangka kurikulum yang

meningkatkan pemahaman.

3. Guru membaca yang profesional mempengaruhi pembelajaran

siswa.

4. Pembaca yang baik mempunyai peranan yang strategis dan

berperan aktif dalam proses membaca.

5. Membaca hendaknya dilakukan dalam konteks yang

bermakna.

6. Siswa menemukan manfaat membaca dari berbagai teks pada

tingkat kelas yang berbeda.

7. (Rosmawati Dyan, 2016) Perkembangan dan pembelajaran

kosakata mempengaruhi pemahaman membaca.

8. Strategi dan keterampilan membaca dapat diajarkan.

9. Penilaian dinamis berfungsi sebagai dasar pengajaran

pemahaman membaca.

Hal ini menghasilkan peningkatan yang diharapkan dalam

pemahaman membaca siswa.


23

g. Keterampilan Membaca Pemahaman kelas tinggi

Keterampilan Membaca Pemahaman pada kelas tinggi

difokuskan pada membaca pemahaman yaitu membaca mandiri

memahami isi. Bahan bacaan yang digunakan lebih kompleks jika

di bandingkan dengan kelas rendah.Bahan yang digunakan dapat

berupa puisi, cerita dongeng dll .


(M. P. D. T. M. P. A. K. H. M. Pd. Dr. Ibadullah Malawi

Dari kesesuaian jenis membaca di SDIT AL-USWAH

Magetan , siswa kelas 5 diajarkan dengan keterampilan membaca

pemahaman menggunakan model pembelajaran DAP dengan

berbantuan media komik digital.Pembelajaran ini di fokuskan pada

mata Pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca.

B. KAJIAN PENELITI YANG RELEVAN

Dalam kajian penelitian yang relevan, peneliti akan

mendeskripsikan beberapa penelitian terdahulu yang dipandang relevan

dengan penelitian yang dilakukan. Adapun penelitian-penelitian yang

dipandang relevan, yaitu:

1. Pertama, penelitian skripsi yang ditulis oleh


(Intan Ayu Agustina, 2020)
, Universitas Negeri Semarang , dengan judul “pengembangan

media komik edukatif untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas v sd islam imama mijen kota semarang

tahun ajaran 2020” Hasil penelitian ini menunjukkan Media komik

edukatif hasil pengembangan telah dinilai oleh ahli. Hasil penilaian


24

oleh ahli media dan materi mendapatkan kategori sangat layak. 3.

Hasil pengembangan media komik edukatif ini efektif untuk

digunakan di kelas VA SD Islam Imama Mijen Kota Semarang. Hal

ini terbukti oleh nilai pretest dan posttest yang memperoleh

peningkatan rata-rata dengan kategori tinggi.

2. Kedua, Penelitian yang ditulis oleh (Dyan Rismawati, 2016)

Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “peningkatan

kemampuan membaca pemahaman melalui akomodasi pada anak

berkesulitan belajar membaca di kelas iii sdn bangunrejo 2.Hasil

penelitian ini menunjukkan kemampuan membaca pemhaman

melalui akomodasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan.

Peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada siklus I sebesar

17,86 kondisi awal 57,14, meningkat menjadi 75 dan peningkatan

kemampuan membaca pemahaman pada siklus II sebesar 25, kondisi

awal 57,14 meningkat menjadi 82,14.

3. Ketiga, penelitian skripsi yang ditulis oleh


(MUHAMMAD DIYA’UL HAQ, 2019)
Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung dengan judul “peningkatan hasil belajar peserta didik

melalui strategi dap (developmentally appropiate practices) pada

bidang study al-qur’an hadits kelas 3 mi raudlatul munawwaroh

yahuan ajaran 2019” Berdasarkan hasil penelitian penerapan strategi

DAP (Developmentally Appropriate Practices) pada mata pelajaran

Al-qur’an Hadits dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di


25

kelas 3 MI Raudlatul Munawwaroh dengan pencapaian indikator

yang peneliti tetapkan sebesar 70 %. Hal ini dapat diketahui dengan

adanya peningkatan hasil belajar peserta didik sebanyak 16 % dari

pada pembelajaran sebelum menggunakan menggunakan strategi

DAP (Developmentally Appropriate Practices).

Dari beberapa peneliti diatas maka persamaan dengan penelitian

ini adalah (1) Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif

kualitatif; (2) Subyek peneliti berupa siswa; (3) Desain yang

diterapkan yaitu studi kasus. Adapun perbedaan dari peneliti diatas

dengan peneliti ini adalah focus penelitian yaitu Implementasi

Model Pembelajaran DAP (Development Appropiate Practices)

berbantuan media komik pada Keterampilan Membaca

Pemahaman siswa kelas 5 di SDIT AL-USWAH Magetan.Peneliti

ini belum pernah dilakukan dan tidak adanya plagiat dari peneliti

sebelumnya.

C. KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah

dirumuskan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

mengevaluasi Implementasi Model Pembelajaran DAP (Development

Apropiate Practices) berbantuan Media Komik Pada Keterampilan

Membaca Pemahaman Kelas 5 SDIT AL-Uswah Magetan. Adapun

rumusan kerangka berfikir yang dibuat peneliti untuk penelitian:


Model DAP
(Development Media Komik
Appropiate Practices)

Implementasi Model DAP (Development Appropiate


Practices) Berbantuan Media Komik Pada Keterampilan
Membaca Pemahaman Kelas 5 SDIT AL-Uswah Magetan

Hambatan Model DAP (Development Appropiate


Practices) Berbantuan Media Komik Pada Keterampilan
Membaca Pemahaman Kelas 5 SDIT AL-Uswah Magetan

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penenlitian ini adalah

penelitian kualitatif, yang mana metode penelitian ini berlandasan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang

alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat indukatif/kaulatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi


(sugiyono, 2013)

Adapun pendekatan yang peneliti gunakan adalah case study (studi

kasus), yang didefinisikan sebagai kajian terperinci tentang sub setting,

subyek Tunggal, atau peristiwa tertentu. Sejalan dengan itu juga Prof. Dr.

H. Mudjia, M.Si menyatakan bahawa case study (Studi kasus) ialah suatu

serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan

mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada

tingkat perorangan. Sekelompok oran, Lembaga atau organisasi untuk

memperoleh informasi rinci tentang suatu peristiwa.Biasanya peristiwa

yang dipilih merupakan peristiwa actual yang sedang berlangsung, bukan

sesuatu yang berlalu.


28

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat atau objek untuk suatu penelitian.

Tempat penelitian ini dilakukan di SDIT AL-USWAH Magetan,

tepatnya di Jalan S.Parman, kebonagung, Kec.Magetan, Kab.Magetan

PROV.Jawa Timur, yang mana sekolah ini dipilih peneliti karena sudah

mengimplementasikan model DAP berbantuan media komik dalam

keterampilan membaca pemahaman kelas 5 di Lembaga tersebut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih 6 bulan

dengan rincian waktu sebagai berikut :

Kegiatan

Penelitian Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan

Judul

Penyusunan

dan

pengajuan

proposal

Pengambilan

data dan

pengumpulan
29

data

Analisi data

Penyusunan

laporan

Hasil analisis

data (Bab 5

dan 6)

Menyusun

laporan

secara

lengkap

C. SUMBER DATA

Karena peneliti ini bertujuan untuk mengevaluasi Implementasi

Model Pembelajaran DAP (Development Appropiate Practices)

berbantuan media komik pada Keterampilan Membaca Pemahaman kelas

5 SDIT AL-USWAH Magetan, maka datadan sumber data yang diperlukan

peneliti meliputi :

1. Data Perencanaan

Dalam memperoleh data perencanaan mengenai Impelementasi

Model DAP (Development Appropiate Practices)berbantuan media

komik pada Keterampilan Membaca Pemahaman kelas 5 SDIT AL-

USWAH Magetan, peneliti ini menggunakan tekhnik pengambilan


30

data berupa wawancara kepada guru kelas mengenai bagaimana

penyusunan program dan strategi pembelajaran model DAP

(Development Apropiate Practices) berbantuan media Komik pada

Keterampilan Membaca Pemahaman yang digunakan dalam proses

pembelajarannya. Selaiun itu peneliti juga melakukan dokumentasi

mengenai data perencanaanya disekoalh mengenai RPP/Modul ajar

yang digunakan di dalam proses pembelajaran menggunakan model

DAP berbantuan media komik pada Keterampilan Membaca

Pemahaman.

2. Data Pelaksanaan

Dalam memperolreh data pelaksanaan kegiatan Impelementasi

Model DAP (Development Appropiate Practices)berbantuan media

komik pada Keterampilan Membaca Pemahaman kelas 5 SDIT AL-

USWAH Magetan. Peneliti ini melakukan observasi atau pengamatan

pada saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas dari awal sampai

akhir. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru

kelas dan sisswa mengenai kegiatan tersebut.

3. Data Evaluasi

Dalam memperoleh data evaluasi, peneliti mengguakan Teknik

pengambilan data berupa observasi dan wawancara kepada guru

sekolah, siswa dan hasil pengamatan dan dokumen instrument yaitu

RPP/Modul.
31

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen merupakan alat yang dimanfaatkan untuk mengukur

suatu objek atau pengumpulan data dari suatu variabel (Matondang dalam

sena 2022).Instumrn penelitian dalam penelitian kualitatif yakni peneliti

itu sendiri. Penelitian kualitatif berfungsi sebagai alat manusia untuk

menentukan arah penelitian dan informasi yang terlibat sebagai sumber,

mengumpulkan data, mengukur kualitas data, menafsirkan data, dan

menarik kesimpulan dan temuannya. Dari pernyataan tersebut dapat

dijelaskan bahwa instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan

informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Peneliti menggunakan peneliti sebagai alat utama danmenggunkan

alat bantu untuk memperoleh data lapangan yang meliputi :

1. Lembar Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui data implementasi dan

hambatan dalam implementasi model DAP (Development

Appropiate Practices) berbantuan media komik pada keterampilan

membaca pemahaman kelas 5 di SDIT AL-USWAH Magetan.

Observasi ditunjukkan kepada guru kelas dan siswa kelas 5 serta

digunakan untuk panduan penelitian ini dalam pengumpulan data

agar cocok dengan tujuan yang sudah diterapkan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi dokumen perencanaan model DAP

No Aspek Ya Tidak Keterangan


32

1 Proses Implementasi Model

Pembelajaran DAP

2 Identifikasi Model Pembelajaran

3 Dokumentasi

Tabel 3.3 Lembar wawancara perencanaan

No Aspek Ya Tidak Keterangan

1 Proses pelaksanann Implementasi

Model Pembelajaran DAP

2 Identifikasi Model Pembelajaran

3 Dokumentasi

2. Wawancara

Instrumen wawancara berupa kisi-kisi wawancara sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tanya jawab antara peneliti dengan

informan. Informan pada penelitian ini adalah wali kelas 5 serta 3

murid kelas 5. Wawancara digunakan untuk mengetahui data hambatan

Tabel 3.4 Kisi Kisi Lembar wawancara

No Aspek Keterangan

1 Sarana dan prasarana yang

mendukung implementasi Model

DAP
33

2 Proses pelaksanaan kegiatan

pembelajaran menggunakan model

DAP

3 Pihak yang terlibat dalam kegiatan

pembelajaran

3. Analisis Dokumen

Dalam pelaksanaan analisi dokumen, peneliti juga mendapatkan

dokumen-dokumen yang dimiliki guru kelas 5 berupa RPP/Modul

Ajar, digunakan untuk pedoman kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Analisis dokumen digunakan karena untuk mengetahui keterkaitan

pedoman yang telah dibuat pleh guru dan sesuai dengan proses

pembelajaran keterampilan membaa pemahaman kelas 5.

E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

(sugiyono, 2016) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling utama dalam penelitian. Hal ini dikarenakan dengan adanya teknik

pengumpulan data, maka permasalahan dalam pengumpulan data dapat di

minimalisir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 cara dalam

melakukan pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata

tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.


34

Dalam kegiatan seharu-hari, kita perlu menggunakan mata untuk

mengamatI sesuatu. Observasi ini digunakan untuk peneliti yang telah

direncanakan sistematik yaitu dengan mengamati implementasi model

DAP berbantuan media komik pada keterampilan membaca

pemahaman kelas 5 SDIT AL-USWAH Magetan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses esensial dalam melakukan

penelitian khususnya penelitian kualitatif. Secara umum, pihak

wawancara harus mengupayakan Kerjasama yang baik dengan sunjek

kajian (responden). Dukungan responden tergantung dari bagaimana

peneliti menjalankan tugasnya, sebab maksud diadakannya wawancara

guna menggali informasi yang dianggap sebagai data dan diperlakukan

guna menciptakan suatu perumusan sebaik mungkin untuk mencapai


(Rosaliza, 2015)
tujuan penelitian . Cara ini digunakan peneliti untuk

memperoleh informasi terkait kegiatan pengimplementasian model

DAP berbantuan media komik pada keterampilan membaca

pemahaman kelas 5 di SDIT AL-USWAH Magetan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan,

memo, Modul atau RPP pengajaran, pengumuman, instruksi, bulletin,

media ajar, pernayataan, aturan suatu Lembaga Masyarakat dan berita

yang disiarkan kepada media massa. Dokumen ini digunakan untuk

memperoleh informasi terkait pengimplementasian model DAP


35

berbantuan media kliping pada ketrampilan membaca pemahaman

kelas 5 di SDIT AL-Uswah Magetan. Sedangkan dokumentasinya

berupa foto kegiatan di SDIT AL-Uswah Magetan.

F. VALIDITAS DATA

Validitas data dalam data kualitatif dengan menggunakan konsep

keshahihan (Validitas). Uji keabsahan data (kredibilitas data) dalam

penelitian kualitatif dapat dengan menggunakan peningkatan ketekunan

dalam pengamatan dan trianggulasi. Peningkatan ketekunan dalam

pengamatan yang dimaksud adalah data-data yang dihasilkan secara

sistematis dengan tekun dan cermat. Pada uji kredibilitas ini point penting

yang dilaksanakan yakni menggunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah

pengecekan data dari berbagai sumber dengan barbagai cara dan berbagai

waktu.Berikut penjelasannya:

a. Pada trianggulasi tekhnik pengumpulan data digunakan untuk

mengecek atau mencari tahu mengenai keabsahan data dengan

berbagai Teknik pengumpulan data yang sesuai, misalnya

wawancara dan observasi.

b. Trianggulasi sumber data digunakan untuk mengecek atau

mencari tahu menganai keabsahan sumber-sumber yang

digunakan untuk penelitian.


36

c. Trianggulasi waktu digunakan untuk mengetahui adanya

pengaruh kredibilitas data dan seiring waktu yang berjalan

apakah data dari responden mengalami perubahan atau tetap.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik analisis data

berdasarkan konsep miles dan Huberman. Miles dan Huberman

mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisi data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya jenuh. Aktifitas dalam analisis ini adalah data reduction,

display dan conclution drawing/verification.

Dapat Digambar sebagai berikut :

Gambar 3.1 Bagan Komponen dalam Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman dalam (Sugiyono,2013)

a) Reduksi Data ( Data Reduction) adalah kegiatan merangkum, memilih

data-data pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema


37

dan pokoknya. Dengan demikian data hasil reduksi dapat meberikan

gambaran jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan peneliti

selanjutnya.

b) Penyajian data (Data Display) untuk mempermudah pemahaman

terhadap data yang sudah di reduksi. Dlam penelitian kualitatif

penyajian data dapat menggunkan uraian singkat, bagan atau

sebagainya.

c) Penarikan kesimpulan (Conclusin Drawing/Verification) disini

merupakan hipotesis hasil dari penyajian data yang di dukung dengan

data-data lain yang kuat, amka kan menjadi data yang kredibel.

Sehingga kesimpulan disini merupakan hasil akhir dari implementasi

model DAP berabntuan media komik pada keterampilan membaca

pemahaman kelas 5 SDIT AL-USWAH Magetan.

H. PROSEDUR PENELITIAN

1. Tahap Perencanaan Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan adalah tahapan perencanaan

penelitian. Tahapan ini dilaksanakan mulai maret 2024 sampai

april 2024. Tahapan perencaan meliputi:

a. Pengajuan judul

b. Penyusunan proposal penelitian

c. Menentukan tempat penelitian

d. Permohonan izin penelitian

e. Penyusunan instrumen bantu penelitian


38

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapa kedua yang dilaksanakan adalah tahapan pelaksanaan

penelitian. Tahapan pelaksanaan dilaksanakan bulan april 2024

sampai mei 2024. Tahapan pelaksanaan meliputi:

a. Penentuan subjek penelitian.

b. Pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan

observasi pada implementasi model DAP berbantuan

media komik di SDIT Al-Uswah Magetan, wawancara

dengan guru pelaksana model DAP berbantuan media

komik di SDIT Al-Uswah Magetan, dan pengambilan

dokumentasi untuk mendukung hasil observasi dan

wawancara.

c. Catatan lapangan untuk mempermudah peneliti dalam

menganalisis data.

3. Tahapan Pelaporan

Tahapan ketiga adalah tahapan pelaporan penelitian. Tahapan

pelaporan dilaksanakan pada bulan mei 2024 sampai juni

2024, yang meliputi kegiatan:

a. Menuliskan catatan hasil observasi dan wawancara

b. Menganalisisi hasil observasi dan wawancara

c. Penyusunan laporan dan hasil data yang telah diperoleh

d. penyusunan artikel penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, R. S. , W. N. S. , & W. D. (2021). EDUKATIF. JURNAL ILMU

PENDIDIKAN.

Amin, M. R. (2019). Developing Reading Slills through Effective

Reading Approaches. In International Journal of Social

Sciences & Humanities (Vol. 4, Issue 1). www.ijssh.ielas.org

Arief, Z. A., Mujahidin, E., & Hartono, R. (2022). The Effect of

Digital Comic Media on East Asian Students’ English Language

Learning Outcomes. International Journal of Society, Culture

and Language, 10(3), 117–124.

https://doi.org/10.22034/ijscl.2022.551349.2604

Ayu, D., & Payanti, K. D. (n.d.). SANDIBASA I (Seminar Nasional

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia I) “INOVASI

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA” Peran

Komik Digital sebagai Media Pembelajaran Bahasa yang

Inovatif.

Dr. Ibadullah Malawi, M. P. D. T. M. P. A. K. H. M. Pd. (2017).

PEMBELAJARAN LITERASI BERBASIS SASTRA LOKAL (1st

ed., Vol. 1). CV.AE MEDIA GRAFIKA.

Dr. Ibadullah Malawi, M. Pd. , Dr. A. K. M. Pd. , D. P. K. D. M. Pd.

(2019). TEORI DAN APLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU.

CV.AE MEDIA GRAFIKA.


Dwi Saputro, A. (2016). Aplikasi Komik Sebagai Media

Pembelajaran. Dwi Saputro, A, 5(1), 1–19.

Dwi Sunar Prasetyono. (2008). Rahasia Gemar Membaca Pada Anak

Sejak Dini. 1–85.

Dyan Rismawati. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI AKOMODASI PADA

ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS III

SD N BANGUNREJO 2. UNY.

Febrianingsih, D. (n.d.). Keterampilan Membaca Dalam

Pembelajaran Bahasa Arab. In SALIMIYA: Jurnal Studi Ilmu

Keagamaan Islam (Vol. 2, Issue 2).

https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya

Haryoko, sapto, bahartiar, & A. fajar. (2020). Analisis Data

Penelitian Kualitatif (Konsep). Badan Penerbit UNM.

Hernawati. (2013). (2013). ROSES PEMBELAJARAN ANAK USIA

DINI BERORIENTASI PERKEMBANGAN (Studi Kasus di

Kelompok Bermain Negeri Pembina Citarip dan Kelompok

Bermain Al Biruni Cerdas Mulia Kota Bandung). Jurnal

Penelitian Pendidikan, 16(2), 110–118.

Intan Ayu Agustina. (2020). PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK

EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD ISLAM


IMAMA MIJEN KOTA SEMARANG. UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG.

Mawan Akhir Riwanto, M. P. W. (2018). Jurnal PANCAR Vol. 2,

No. 1, April2018e-ISSN : 2550-0619EfektivitasPenggunaan

Media Komik Digital (Cartoon Story Maker) dalam

pembelajaran Tema Selalu Berhemat Energi . Jurnal PANCAR,

2(1), 1–5.

MUHAMMAD DIYA’UL HAQ. (2019). PENINGKATAN HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI STRATEGI DAP

(DEVELOPMENTALLY APPROPIATE PRACTICES) PADA

BIDANG STUDY AL-QUR’AN HADITS KELAS 3 MI

RAUDLATUL MUNAWWAROH. UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.

Muzamil. (2020). PENERAPAN METODE DEVELOPMENTALLY

APPRORIATE PRACTICES (DAP) UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA ABJAD

ARAB ANAK USIA DINI DI TPQ SUBULUSSALAM

SURABAYA. PIWULANG: Jurnal Pendidikan Agama Islam,

3(1), 1–15.

Patiung, D. (2016). Membaca Sebagai Sumber Pengembangan

Intelektual. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan

Ketatanegaraan, 5(2), 352–376.


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, J., FIP Lantai, G. B., Setiabudhi, J.,

Assaidah, I., Mulyasari, E., & Heryanto, D. (2023).

Pengembangan Media Komik Digital Untuk Meningkatkan

Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah

Dasar 11 JPGSD (Issue 8).

Pramesti Vidya Bhakti Eva, R., Syarif Sumantri, M., & Negeri

Jakarta, U. (n.d.). MEDIA PEMBELAJARAN ABAD 21: KOMIK

DIGITAL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Murni Winarsih.

Pratiwi, W. , & K. R. (2013). Penerapan Media Komik sebagai Media

Pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Ponorogo. JUPE:

Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1(3).

Rosaliza. (2015). Wawancara, Sebuah Interaksi komunikasi dalam

penelitian kualitatif. Jurnal Ilmu Budaya, 11(2), 72.

Rosmawati Dyan. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI AKOMODASI PADA

ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS III

SD N BANGUNREJO 2. UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA.

Saputra, H., & Pasha, D. (2021). Komik Digital Berbasis Scientific

Method Sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-

19. JARTIKA) |, 4(1), 89–100. https://journal-litbang-

rekarta.co.id/index.php/jartika
sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. ALFABETA.

sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai