Anda di halaman 1dari 29

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

BERDASARKAN KURIKULUM PENDIDIKAN TAHUN 2013


DI SMP NEGERI BUKITTINGGI

Makalah

Oleh ;

Nama : MAILINDAWATI, S.Pd


NIP : 196305231990032008

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BUKITTINGGI
KOTA BUKITTINGGI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama


Negeri 1 Kota Bukittinggi, mengesahkan, bahwa :

Nama : MAILINDAWATI,S.Pd
NIP : 196305231990032008
Tempat, Tgl Lahir : Bukittinggi , 23 Mei 1963
Pangkat / Gol : Pembina Tk I / IVb
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Unit Kerja : SMPN 1 Kota Bukittinggi

Dengan ini mengesahkan makalah dengan judul “Pelaksanaan


Pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum Pendidikan Tahun
2013 di SMP Negeri 1 Bukittinggi”, yang ditulis pada tahun pelajaran
2022/2023.
Demikianlah pengesahan ini di buat untuk dipergunakan seperlunya.

Tanggal : Januari 2022


Tempat : Bukittinggi

Yang Mengesahkan;
Kepala sekolah

YUSRIZAL, M.Pd
NIP. 196205111985121001
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala Puji kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat hidup
dan nikmat kehidupan hingga bisa menyelesaikan Skripsi dengan berjudul,
“Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum
Pendidikan Tahun 2013 di SMP Negeri 1 Bukittinggi”. Shalawat serta Salam
diucapkan kepadaNabi Muhammad Saw yang menjadi fasilitator antara manusia
dengan Allah ketika manusia berada dalam kejahilan, hingga kemudian kehadiran
Rasulullah membuat kehidupan manusia menjadi terang dengan ide tauhid yang
memerdekakan.
Ucapan terimakasih kepada orang tua kandung penulis berkat dan doa orang
tua tersebut, penulis bisa menikmati dunia saat ini. Selanjutnya, ucapan
terimakasih juga diberikan kepada keluarga kecil penulis yaitu Suami berserta
anak-anak yang turut memberikan doa serta motivasi bagi penulis untuk menjalani
hidup ini.
Secara khusus, terimakasih penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah SMP N
1 Kota Bukittinggi yaitu Bapak Yusrizal, M.Pd yang telah memberikan kemudian
kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini. Selanjutnya penulis berikan
kepada pihak-pihak yang memberikan dukungan kepada penulis
Demikianlah kata pengantar ini dibuat, mohon maaf atas kealpaan penulis
dalam mencantumkan nama-nama. Atas masukan dan kritik yang diberikan, maka
penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya. Kepada Allah penulis mohon
Ampun, kepada Manusia Penulis memohon maaf.
Bukittinggi, 03 Januari 2022
Wassalam

Mailindawati, S.Pd
NIP. 196305231990032008

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR..............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................
3
B. Tujuan Penulisan.............................................................................
5

BAB II PEMBAHASAN
A. Tinjauan Konsep-Konsep
1. Pembelajaran Bahasa Inggris ...................................................
6
2. Kurikulum Pendidikan tahun 2013...........................................
9
B. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan
Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di SMP Negeri 1 Bukittinggi.
11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................
23
B. Saran................................................................................................
23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BIODATA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara pembelajaran maka yang menjadi sorotan dan orientasi yang
utama tertuju pada kualitas pesertadidik sebagai hasil dalam proses
pembelajaran. Pemberlajaran khususnya di Indonesia masih dipandang rendah
pola pembelajarannya dibandingkan dengan negara-negara maju, kita sebut
Negara Malaysia yang dulu mereka banyak berguru di Indonesia, namun saat
sekarang Malaysia jauh lebih maju sentor pembelajarannya di banding Negara
kita. Bahkan model dan teori pembelajaran mereka jauh lebih unggul telah
menggunakan model-model yang variatif dalam proses belajar mengajarnya.1
Dengan demikian pembelajaran yang unggul dimasa lalu harus dibangkitkan
kembali agar kesuksesan dunia pendidikan terjadi dimasa depan.
Kehidupan zaman moderen yang sedang kita alami sekarang, maka
perkembangan dunia semakin cepat, maka manusia dituntut untuk bisa
beradaptasi dengan perkembangan tesebut. Salah satu yang bisa membuat
manusia bisa beradaptasi dengan cepat dengan perkembangan tersebut adalah
dengan penguasaan bahasa inggris, karena banyak aplikasi baik aplikasi yang
nyata atau aplikasi dalam dunia media sosial banyak menggunakan bahasa
inggris. Ditambah lagi bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang telah
ditetapkan menjadi bahasa dunia. Jadi dengan menguasai bahasa Inggris, maka
mudah berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri telah menerapkan belajar berbahasa Inggris sebagai standar kelulusan
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal tersebut tentu sangat
bermanfaat mengingat pentingnya mempunyai kemampuan untuk berbahasa
Inggris. Jika seseorang ingin bealjar ke luar negeri, maka salah satu syaratnya
yaitu mampu untuk berbahasa Inggris. Melalui penguasaan bahasa yang baik,
maka akan terjalin komunikasi yang baik pula. Pada era distrupsi, penguasaan

1
Ahdar Djamaluddin dan Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar
Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Parepare : CV. Kaaffah Learning Center. hlm. 1

4
bahasa sangat dibutuhkan, salah satunya bahasa inggris. Bahasa Inggris
diajarkan mulai dari level sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Ini
bertujuan agar peserta didik mumpuni dalam menguasai bahasa inggris.
Namun dalam penguasaan bahasa inggris tersebut tidak semudah yang
diharapkan dalam proses pembelajarannya pada institusi pendidikan. Banyak
permasalahan yang akan ditemukan dalam fakta lapangan dalam proses
pembelajaran bahasa inggris tersebut. Seperti berdasarkan pengamatan penulis
pada pembelajaran bahasa inggris di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
(SMP N 1) Bukittinggi. Pelajar di SMP N 1 Kota Bukittinggi diharapkan bisa
menguasai Bahasa Inggris. Sebagai contoh kasus saja, pembelajaran bahasa
inggris pada kelas IX di SMP N 1 Kota Bukittinggi, diantara permasalahan
yang dialami oleh pengajar dalam proses belajar tersebut bahwa kurangnya
penggunaan media pembelajaran yang dipakai guru Bahasa Inggris
sebelumnya. Hal tersebut kemudian menjadi karakter yang agak sulit untuk
diubah. Sebagai akibatnya, peserta didik kurang termotivasi dalam proses
belajarnya. Seidealnya dengan bantuan media pembelajaran yang tepat, maka
motivasi peserta didik bisa naik dalam proses belajar.
Disamping itu juga terdapat permasalahan bahwa peserta didik
dihadapkan pada berbagai kendala, seperti rendahnya penguasaan kosakata,
kurangnya motivasi, sulit membangun komunikasi dalam menggunakan
bahasa Inggris, dan faktor lainnya. Permasalahan yang dihadapi membuat
peserta didik sulit untuk beradaptasi dengan pembelajaran bahasa Inggris.
Namun permasalahan utama yang disoroti adalah kurangnya motivasi belajar.
Asumsinya, jika motivasi peserta didik tinggi terhadap bahasa inggris, maka
permasalahan rendahnya penguasaan kosakata, kurangnya motivasi, sulit
membangun komunikasi dalam menggunakan bahasa Inggris tersebut akan
bisa teratasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dalam makalah ini
akan mengajukan judul makalah dengan judul, “Pelaksanaan Pembelajaran
Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di SMP
Negeri 1 Bukittinggi.”

5
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan
Kurikulum Pendidikan Tahun 2013 di SMP Negeri 1 Bukittinggi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Konsep-Konsep
1. Pembelajaran Bahasa Inggris
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. 2 Pembelajaran dipandang
secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-
komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan demikian, proses
pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu kesatuan komponen yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai
suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.3
Pengertian Belajar Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas.Setelah belajar orang
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.4 Gagne sebagai yang
dikutip oleh Sagala memandang bahwa belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus
yang bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
memengaruhi individu sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah
dari waktu sebelum ia mengalami suatu situasi ke waktu setelah ia
mengalami situasi tertentu.5

2
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Cet. 1; Jakarta: BP Panca Usaha. hlm. 6.
3
Wina Sanjaya. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). cet. 1. Jakarta: Kencana. hlm. 195.
4
Syaeful Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 13
5
Slameto. (2010). Belajar dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka
Cipta. hlm. 16

7
Sedangkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak
hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak
kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan
hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Oleh karena itu, rumusan
pengertian mengajar tidaklah sederhana. Dalam arti, membutuhkan
rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam
perbuatan mengajar itu sendiri, Pembelajaran merupakan bagian atau
elemen yang memiliki peran sangat dominan untuk mewujudkan kualitas
baik proses maupun lulusan (output) pendidikan.6
Belajar dan pembelajaran merupakan aktivitas yang terencana untuk
mencapai tujuan tertentu yang dicirikan dengan keterlibatan sejumlah
komponen yang saling terkait satu sama lain. Komponen-komponen dalam
belajar dan pembelajaran yang dimaksud disebut perangkat pembelajaran
yang teriri atas rencana pelaksanaan pembelajaran, alat pembelajaran yang
mencakap metode, media, dan sumber belajar, serta alat evaluasi, baik
berupa tes maupun nontes. Belajar dan pembelajaran, baik sebagai proses
maupun sebagai sistem telah mendapat perhatian dari para ahli dengan
sudut pandang yang berbeda sesuai dengan bidang keahlian masing-
masing sehingga melahirkan konsep dan teori belajar dan pembelajaran
yang beragam.7
Sementara itu bahasa merupakan media utama dalam berkomunikasi
sehingga kebutuhan terhadap pemahaman berbahasa sangatlah penting
dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa memiliki
peranan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan. Seseorang
mampu menyampaikan maksud dan tujuan melalui bahasa sehingga
informasi dan pesan yang disampaikan kepada orang lain tersampaikan
dengan baik. Informasi dan pesan yang akan disampaikan juga harus
dibahasakan secara penuh agar maknanya dapat dipahami oleh penerima

6
M. Saekhan Muchith. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang : RaSAIL Media
Group. hlm. 1.
7
Muh. Sain hanafy. (2014). Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan. Vol. .
17 No. 1 Juni. hlm. 69

8
dengan mudah.8 Bahasa adalah pengantar dan penjelasan mengenai
sesuatu hal. Tanpa penguasaan bahasa yang mumpuni maka seseorang
tidak akan bisa menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakannya
kepada orang lain. Bahasa juga berguna sebagai alat transfer ilmu
pengetahuan dari bahasa asing.
Sedangkan Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa
internasional yang digunakan untuk berkomunikasi. Materi bahasa Inggris
telah diajarkan dari bangku sekolah hingga tingkat perguruan tinggi.
Sejatinya, semakin lama satu materi diajarkan seharusnya semakin banyak
yang mereka dapatkan khususnya dalam pelajaran bahasa Inggris. Akan
tetapi harapan tidak sesuai dengan kenyataan, dimana banyak peserta didik
yang masih berhadapan dengan berbagai masalah yang berhubungan
dengan bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang universal
karena digunakan oleh sebagian besar negara di dunia sebagai bahasa
utama. Selain itu, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa
internasional yang penting untuk dikuasai atau dipelajari. Beberapa
negara, terutama negara-negara bekas koloni Inggris, menempatkan bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua yang wajib dikuasai setelah bahasa asli
negara mereka.9
Pengajaran Bahasa Inggris menggunakan Pendekatan berbasis teks
(Genre Based Approach) menyarankan penerapan curriculum cycle yang
terdiri dari empat tahap pembelajaran dalam kelas yaitu building students
knowledge of the field, modelling the text, joint construction of text and
independent construction of text. Berikut adalah elaborasi masing-masing
tahap curriculum cycle diadaptasi dari Derewianka (1990) dan Gibbons
(2002):
a. Building knowledge of the field, bertujuan untuk melengkapi siswa
dengan pengetahuan awal tentang topik atau teks yang akan dipelajari

8
Erna Kusumaningrum. (2020). “Pentingnya Belajar dan Pembelajaran Bahasa Inggris”.
Makalah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Universitas Negeri Makassar. hlm. 6
9
Byslina Maduwu. (2016). “Pentingnya Pembelajran BahasaInggris di Sekolah”. Jurnal
Warta. Edisi : 50 Oktober. ISSN : 1829-7463.

9
berfokus pada isi informasi dan unsur kebahasaan dari jenis teks yang
akan digunakan.
b. Modelling of the text, teks yang akan diajarkan diperkenalkan ke siswa
melalui sebuah contoh teks model. Tahap ini bertujuan untuk
membantu siswa mengenal fungsi sosial, stuktur teks dan unsur
kebahasaan sebuah teks sehingga mereka dapat memahami dan mampu
menyadur kembali teks tersebut.
c. Joint Construktion of Text, Tujuan dari tahap ini adalah memnunjukan
kepada siswa bagaimna proses menyusun sebuah teks. Pada tahap ini,
fokusnya adalah memberikan ilustrasi kepada siswa tentang proses
penyusunan sebuah teks.
d. Independent construction of text, tahapan ini maka akan menjadikan
siswa dapat dengan merdeka untuk membentuk sebuah teks yang
diinginkannya, teks teresbut dapat dipakai dalam kehidupan sehari-
hari.

2. Kurikulum Pendidikan Tahun 2013


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) disebutkan bahwakurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Dakir, kurikulum ialah suatu program pendidikan yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan
dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. 10 Pada Kurikulum
2013 ini, menitik beratkan pada peningkatan mutu pendidikan dengan
menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap,

10
Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembagan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 3

10
keterampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan
global yang terus berkembang.11
Kurikulum 2013 memperkenalkan pendekatan saintifik sebagai
pendekatan wajib yang harus dilaksanakan guru dalam proses
pembelajaran dikelas untuk semua mata pelajaran. Pendekatan ini
mengadopsi tahap-tahap ilmuwan dalam meneliti hal-hal baru dengan
menggunakan metode ilmiah. Pendekatan Saintifik mencakup lima tahap,
yaitu : mengamati, mempertanyakan, mengumpulkan informasi /
bereksperimen, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Pendekatan ini
menekankan siswa untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
dan peran guru hanya menjadi fasilitator yang membimbing dan
mengkoordinasikan aktivitas belajar siswa.12
Kurikulum 2013 tidak akan bisa jalan tanpa adanya kehadiran guru.
Menurut Nana (2002) juga menjelaskan bahwa, kehadiran guru dalam
proses pembelajaran masih tetap memegang peranan penting, sebab
peranan guru dalam proses pembelajaran belum dapat digantikan oleh
mesin, radio, taperecorder ataupun oleh komputer yang paling modern
sekalipun. Dijelaskan juga bahwa masih terlalu banyak unsurunsur
manusiawi dalam setiap interaksi guru, siswa dan materi seperti sikap,
sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan yang diharapkan merupakan
hasil dari proses pembelajaran yang tidak dapat dicapai melalaui alat-alat
tersebut. Di sinilah kelebihan manusia, dalam hal ini guru, dari alat-alat
teknologi, karena semua alat itu berfungsi hanya membantu guru
berinteraksi langsung dengan siswa, bukan menggantikan guru secara
penuh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran apa
pun guru menjadi bagian yang penting di samping siswa sebagai subjek
pembelajaran. Hanya peran mereka yang berbeda, yaitu guru sebagai
fasilitator dan siswa sebagai aktor pembelajaran.
11
M. Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. hlm.16
12
Lelly Puji Lestari. (2013). “Pembelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs erbasis Text dan
Pendekatan Scientific Dalam Kurikulum 2013”. Paper Seminar Nasional Kajian Bahasa dan
Pengajarannya (KBSP). hlm. 453.

11
B. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris pada Kelas IX di SMP Negeri
1 Bukittinggi
Sebagai gambaran tempat penelitian, maka perlu dijelaskan terlebih
dahulu bahwa SMP Negeri 1 yang dipimpin oleh Yusrizal, M.Pd sebagai
Kepala Sekolah beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 1 Kota
Bukittinggi mempunyai Visi yaitu  “ Mewujudkan Insan  Religius, Cerdas, 
berakhlak mulia, berbudaya lingkungan dan berkarakter bangsa“ untuk
mencapai Visi tersebut, maka dicetuskanlah misi sebagai berikut :
a. Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan secara efektif dan
efisien, diantaranyan dengan melaksanakan model pembelajaran aktif,
kreatif dan inovatif.
b. Mengembangkan potensi siswa secara optimal sesuai minat dan bakat.
c. Meningkatkan profesional guru/ karyawan
d. Meningkatkan profesional guru/ karyawan
e. Meningkatkan disiplin seluruh warga sekolah
f. Menumbuh-kembangkan semangat keunggulan dikalangan warga sekolah
g. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
h. Menumbuhkan nilai-nilai karakter Bangsa dan Berbudaya
i. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Tujuan SMP Negeri 1 Bukittinggi dijabarkan berdasarkan tujuan umum
pendidikan, visi dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut, dapat
dijabarkan tujuan dari SMP Negeri 1 Bukittinggi adalah :
1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.
2. Mampu Menaikkan Kriteria Ketuntasan Minimal 0,2  
3. Mampu Menaikkan rata-rata perolehan nilai UN dan US minimal 0,25
4. Mampu melahirkan para lulusan SMP Negeri 1 Bukittinggi masuk ke
jenjang SMA/ Sederajat Negeri 100%.
5. Unggul dalam Olimpiade pengetahuan dan teknologi, terutama bidang
sains dan matematikadi tingkat Propinsi dan Nasional.

12
6. Unggul dalam lomba olah raga, kesenian, keagamaan, PMR, Paskibra, dan
Pramuka di tingkat Propinsi bahkan di tingkat Nasional
7. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.
8. Membudayakan 5S( Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) di kalangan
seluruh warga SMP Negeri 1 Bukittinggi.
9. Mampu melahirkan para lulusan SMP Negeri 1 Bukittinggi menjadi insan
yang memilki pribadi berbudaya dan berkarakter bangsa.
Sebagai contoh kasus dalam hal ini, maka lebih fokus dalam
pembahasan maka dipergunakan contoh pembelajaran bahasa Inggris kepada
siswa kelas IX di SMP N 1 Kota Bukittinggi. Berdasarkan data, jumlah siswa
kelas IX SMP N 1 Kota Bukittinggi berjumlah sebanyak 209 (Dua Ratus
Sembilan) orang siswa yang terbagi kepada sebanyak 9 (sembilan) lokal
termasuk di dalamnya lokal Akselerasi. Maka terhadap siswa kelas IX SMP N
1 Kota Bukittinggi dilakukan pengamatan mengenai pembelajaran Bahasa
Inggris.
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1 Kota Bukittinggi selain harus
sesuai dan sejalan dengan Visi dan Misi SMP N 1 Kota Bukittinggi.
Disamping itu pembelajaran Bahasa Inggris pada SMP N 1 Kota Bukittinggi
juga lebih tingginya lagi harus menjalankan garis-garis ketentuan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum pendidikan tahun 2013. Menurut ketentuan,
dalam kurikulum 2013, komponen kurikulum bahasa Inggris sekurangnya
memuat rumusan mengenai hakikat bahasa sebagai berikut :
a. Fungsionalis: Bahasa adalah alat komunikasi di antara guru, peserta didik,
dan masyarakat yang beragam tergantung pada siapa yang berkomunikasi,
pada situasi seperti apa komunikasi akan terjadi, dan apa yang
dikomunikasikan. Tujuan komunikasi dalam pandangan ini adalah
membangun hubungan sosial (interpersonal) dan mengembangkan
wawasan melalui pertukaran informasi di antara pihak yang terlibat dalam
komunikasi (transaksional) yang disampaikan melalui baik media lisan
maupun tulisan.

13
b. Kemampuan mengomunikasikan apa yang dirasakan, diketahui, dan
dilihat/diamati di antara pihak yang terlibat dalam komunikasi harus
didasarkan pada nilai-nilai sosial-kultural interlocutor (yang terlibat dalam
komunikasi) agar apa yang dikomunikasikannya berterima.
c. Kegiatan berkomunikasi yang sifatnya dialogis yang dilandasi nilai-nilai
tersebut diharapkan dapat membentuk pribadi peserta didik yang santun,
toleran, saling menghargai, dan bekerjasama, percaya diri, kreatif, dan
kritis serta tekun melalui bentuk dan kegiatan komunikasi baik melalui
medium lisan maupun tulisan. Ini diwujudkan melalui perpaduan tujuan
dalam berkomunikasi, yakni interpersonal, transaksional, dan
presentasional.
d. Dalam pandangan funsionalis (sistemik-fungsionalis) kegiatan komunikasi
tertata melalui keterpaduan antara aturan kebahasaan (pemilihan, kata,
frase, kalimat/ujaran yang terangkai secara kohesif dan koheren) dengan
aturan sosialkultural penggunaan bahasa yang diwujudkan dalam berbagai
jenis wacana lisan dan tulis yang dibutuhkan pengguna bahasa untuk
berbagai tujuan dan kebutuhan komunikasinya dalam situasi dan lingkup
komunikasi tertentu (keseharian, pendidikan, pekerjaan, dan akademis).
Aturan sosial-kultural dalam penggunaan bahasa antara lain mencakup
etika dalam berkomunikasi yang diwarnai oleh nilai-nilai silang budaya.
Secara konkrit, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1
Kota Bukittinggi mengacu dan melaksanakan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dimana dalam
RPP tersebut disebutkan bahwa kegiatan pembelajaran meliputi :
a. Kegiatan Pembuka
Kegiatan pembuka meliputi :
1) Guru menyiapkan kesiapan siswa untuk mulai belajar.
2) Menstimulasi siswa terkait dengan topik yang akan di bahas pada
pertemuan ini dengan menunjukan gambar terkait topik.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.
4) Menyampaikan sistem penilaian pada pertemuan ini.

14
b. Kegiatan Peserta Didik (Kegiatan Inti)
Kegiatan peserta didik meliputi :
1) Menyimak penjelasan guru dan gambar gambar terkait label dari
produk obat, makanan dan minuman.
2) Berdiskusi dengan teman kelompok dengan bimbingan guru terkait
informasi label pada LKPD Teks 1 dan 2 yang telah diterima, dan
melengkapi tabel dengan menganalisis informasi yang diperoleh secara
bertanggung jawab
3) Berdiskusi dengan guru mengenai tabel yang telah diisi.
4) Menyampaikan hasil kerja di depan kelas secara berkelompok yang
beranggotakan 4 orang.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi kegiatan :
1) Menyimpulkan tentang tujuan, target, manfaat dan isi label.
2) Melakukan refleksi tentang proses belajar pada pertemuan itu.
Didalam pembelajaran bahasa Inggris SMP N 1 Kota Bukittinggi,
semua kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan didasari oleh teks
lisan maupun tulisan. Hal tersebut didasari pada teori bahwa Teks
mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengajaran bahasa Inggris
di sekolah. Dengan mempelajari berbagai bentuk teks baik lisan maupun
lisan diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa secara fungsional dan
secara bertahap dapat menulis secara sederhana berbagai jenis teks. Pada
kurikulum 2013 menekankan pada demensi pedagogik modern dalam
pembelajaran yaitu, menggunakan pendekatan ilmiah (scientific
approach). Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana yang dimaksud meliputi ; mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jaringan untuk semua mata pelajaran.13
Tahapan belajar bahasa Inggris pada kelas IX berdasarkan buku
pegangan guru Bahasa Inggris / Think Globally Act Locally tahun 2015
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga

13
Ibid.

15
telah berusaha diterapkan oleh guru pengampu mata pelajara Bahasa
Inggris pada Kelas IX SMP N 1 Kota Bukittinggi, dimana menurut buku
tersebut, tahapan belajar bahasa Inggris harus meliputi :
a. Mengamati
Tahapan mengamati merupakan upaya peserta didik mengenal teks
yang akan dipelajari (interpersonal, transaksional, teks fungsional
khusus, maupun teks fungsional) dengan melibatkan penggunaan lebih
dari satu indra. Untuk dapat mengenal teks dengan baik, peserta didik
perlu mengamati banyak teks contoh, secara aktif, dalam kegiatan yang
bervariasi, yaitu melihat, mendengar, dan membaca, atau menonton
beberapa contoh teks dalam bentuk bacaan, video, atau rekaman suara.
Yang diamati adalah “materi” yang terdiri dari fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan. Untuk melakukan kegiatan pengamatan
yang baik guru perlu menyiapkan panduan pengamatan berupa format
tugas, yang meminta peserta didik menyebutkan (1) fungsi sosial teks,
(2) struktur teks, (3) unsur kebahasaan yang menonjol, (4) sikap dalam
menggunakan teks
b. Menanya
Tahapan menanya merupakan upaya peserta didik mengonstruksi
pengetahuan tentang fungsi sosial, unsur kebahasaan, dan struktur teks
melalui diskusi terbimbing. Kebiasaan menanya akan meningkatkan
rasa ingin tahu dan berpikir kritis, yang sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil pengamatan yang baik. Pada saat yang sama peserta
didik juga berkesempatan untuk membiasakan diri bertanya dalam
bahasa Inggris secara wajar dan bermakna.
c. Mengumpulkan Informasi
Tahapan mengumpulkan informasi merupakan upaya peserta didik
mencoba atau mengeksplorasi untuk menginternalisasi pengetahuan
dan keterampilan yang baru saja diamati, dalam bentuk kegiatan
memahami dan mengungkapkan setiap makna dalam teks yang sedang
dipelajari secara urut dan runtut, dengan menggunakan unsur

16
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Kegiatan ini adalah
kegiatan belajar mandiri yang dikerjakan secara kolaboratif dalam
kelompok di bawah bimbingan guru. Kegiatan ini mutlak memerlukan
keaktifan peserta didik berusaha untuk berinteraksi dalam bahasa
Inggris dengan guru dan temannya, di dalam dan di luar kelas.
d. Mengasosiasi
Tahapan mengasosiasi atau menalar merupakan upaya peserta didik
mengembangkan kemampuan mengelompokkan dan membandingkan
beragam ide dan peristiwa untuk dapat menarik benang merah dan
menyimpannya dalam memori. Pengalaman tersebut kemudian
berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
tersedia dalam memori jangka panjang. Pada tahap ini peserta didik
dibimbing untuk mengelompokkan dan membandingkan teks
berdasarkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan. Peserta
didik diberi kesempatan untuk mengaitkan informasi tentang teks yang
sedang dipelajari dengan teks sejenis dengan bentuk berbeda yang
ditemukan di sumber lain, untuk tujuan pengayaan dan pendalaman.
e. Mengkomunikasikan
Tahapan mengomunikasikan merupakan upaya peserta didik
mengembangkan kemampuan menyajikan atau mempresentasikan
semua pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikuasai dan yang
belum, baik secara lisan maupun secara tertulis. Pada kegiatan ini
peserta didik tidak hanya menerapkan pengetahuan dan keterampilan
mengomunikasikan ide, gagasan, pendapat dalam bahasa Inggris
secara wajar, tetapi juga membicarakan permasalahan dan keberhasilan
yang telah dialami selama proses pembelajaran. Kegiatan ini akan
menggambarkan secara utuh kemampuan peserta didik dalam
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Walaupun pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris pada kelas IX
SMP N 1 Kota Bukittinggi telah melaksanakan garis-garis ketentuan
berdasarkan Kurikulum 2013, Visi dan Misi SMP N 1 Kota Bukittinggi,

17
RPP Bahasa Inggris yang telah disusun dan berdasarkan arahan dari buku
pegangan Guru pelajaran Bahasa Inggris, namun masih terdapat beberapa
permasalahan yaitu diantaranya :
a. Peserta didik tidak mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik
lisan dan tulisan;
b. Peserta didik kurang penguasaan kosakata bahasa Inggris;
c. Peserta didik tidak suka untuk belajar bahasa Inggris;
d. Peserta didik tidak mampu membangun kalimat bahasa inggris dengan
baik dan benar secara struktur kalimat;
e. Peserta didik kurang mampu dalam mengidentifikasi informasi dari
sebuah teks yang dibaca.
Permasalahan tersebut harus dipecahkan agar pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum Pendidikan Tahun
2013 di SMP Negeri 1 Bukittinggi dapat mencapai hasil yang memuaskan.
Maka dalam hal ini, guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris
berusaha meningkatkan keaktifan guru untuk menciptakan dan
menumbuhkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar sesuai dengan
rencana yang telah disusun dalam perencanaan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada kelas IX SMP
Negeri 1 Bukittinggi, ada beberapa hal yang diperhatikan oleh guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris diantaranya adalah memulai
pengajaran dan mengelola kelas.
a. Memulai pembelajaran
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX SMP Negeri 1
Bukittinggi telah berusaha melaksanakan bermacam-macam usaha
dalam membuka pelajaran khususnya pembelajaran bahasa Inggris.
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX SMP Negeri 1
Bukittinggi menyuruh peserta didik untuk menyimpulkan pelajaran
dan menyuruh membaca ke depan kelas dan sebagainya. Setelah itu
guru baru menghubungkan pelajaran yang berlalu dengan pelajaran
selanjutnya.

18
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX SMP Negeri 1
Bukittinggi dalam memulai pelajaran sering memulai dengan
menanyakan tugas hapalan rumus tenses. Disisi lain Guru pengampu
mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX SMP Negeri 1 Bukittinggi juga
lebih memfokuskan bagaimana siswa bisa bekerja sendiri dan mengerti
apa yang diajarkan. Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris
kelas IX SMP Negeri 1 Bukittinggi juga menanyakan tugas atau
hapalan juga merupakan pilihan utama yang mereka gunakan dalam
mengajar.
b. Mengelola kelas
Pengelolaan kelas dalam pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan
oleh Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX SMP
Negeri 1 Bukittinggi dilakukan dengan cara melakukan diskusi-diskusi
kelompok. Memberikan tugas tugas latihan yang ada dalam LKS
tersebut dan memberikan tugas berupa Pekerjaan Rumah (PR) kepada
siswa. Pengajaran tidak selalu dilakukan dengan cara monoton.
Penggunaan berbagai media dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh
dengan pelajaran bahasa Inggris.
c. Menentukan Metode Pembelajaran
Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan Rencana Pelaksananaan
Pembelajaran adalah menentukan metode yang dipakai seperti
ceramah, kerja kelompok, diskusi, latihan-latihan dan game atau
permainan. Siswa juga diarahkan untuk bisa bekerja sendiri dan
mengerti apa yang diajarkan. Karena dalam bahasa Inggris yang
penting adalah praktek, kadangkala metode yang digunakan tergantung
situasi. Kalau saat materi listening guru ajak mereka ke labor, speaking
guru mengerahkan siswa bercerita, writing guru mengarahkan siswa
untuk menulis. Bisa juga mereka diajak bermain-main. Tergantung apa
yang menjadi tujuan pembelajaran kita. Dalam menerangkan maka
guru akan menarasikan pelajaran terlebih dahulu, jadi guru pada sesi

19
ini banyak menggunakan metode ceramah. Guru tidak langsung
menyuruh siswa untuk praktek writing.
d. Media yang digunakan
Untuk membantu dan memudahkan siswa memahami materi ajar, guru
berusaha menggunakan media/alat bantu pengajaran seperti: audio
visual, alat peraga, dan sebagainya dengan tujuan untuk lebih
memfungsikan alat indra siswa serta lebih terarah dan terpusatnya
perhatian siswa kepada materi pelajaran yang disampaikan guru. Hal
tersebut akan lebih efektif apabila ditunjang dengan menggunakan
media/alat bantu pengajaran.
Terkait dengan Konsep “merdeka belajar” yang digaungkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Maka Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa Inggris pada Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi
diusahakan agar bisa menerapkan konsep tersebut walaupun dalam tataran
yang belum terstruktur dan menjadi konsep sampingan mengingat bahwa
konsep “merdeka belajar” yang akan dijadikan sebagai kurikulum tersebut
baru diterapkan pada Kelas VII di SMP Negeri 1 Bukittinggi, jadi konsep
merdeka belajar tidak diterapkan pada Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi
yang masih mengacu pada kurikulum pendidikan tahun 2013. Namun
semangat “Merdeka Belajar” tetap dilaksanakan oleh pengampu mata pelajara
Bahasa Inggris Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi.
Merdeka belajar dihubungkan dengan peran dari guru selain berposisi
sebagai pendidik dan pengajar, akan tetapi lebih jauh dari hal tersebut, guru
diharapkan bisa mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik. Merdeka belajar mendukung banyak inovasi dalam dunia pendidikan,
terutama kemajuan berbagai lembaga pendidikan seperti madrasah, dengan
membentuk pula kompetensi guru. Guru penggerak yang merdeka dalam
mengajar tahu akan kebutuhan murid-muridnya sesuai lingkungan dan budaya
siswa tersebut. Jadi seorang guru tidak harus terpaku pada konsep yang ada.
Konsep yang ada hanya menjadi panduan untuk kemudian dikembangkan agar

20
lebih fleksibel dan dapat diterima oleh perserta didik yang berasal dari
beragam latar belakang.
Mengingat Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat dan budaya,
tata Krama dan etika pada suatu daerah tentunya berbeda. Justru perbedaan
yang ada membuat kita saling kenal mengenal, dan menjadi bangsa makmur
dengan menghargai perbedaan yang ada, gotong royong yang sudah menjadi
warisan terpuji leluhur secara turun-temurun. Pendidikan memiliki tujuan
untuk mencetak generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang berbudi.
Tidak hanya itu, pendidikan juga mendorong perubahan menuju hal yang lebih
baik dari generasi ke generasi. Melalui pendidikan, diharapkan dapat
melahirkan hal-hal yang inovatif, kreatif serta mencetak generasi yang mampu
membawa perubahan.
Maka konsep “merdeka belajar” diterjemahkan oleh guru pengampu
mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi
dengan cara :
1. Lebih Mengembangkan Kreatifitas dan Inovasi Mengajar
Maka pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP
Negeri 1 Bukittinggi berusaha untuk mengeluarkan semua potensi diri
dalam melakukan pengajaran. Segala metode sebenarnya yang sudah
dipelajari selama masa pendidikan PAI seharusnya diterapkan dalam
PBM. Namun, umum diketahui bahwa guru dalam aktifitas mengajarnya
cenderung untuk hanya menuntaskan kerja “mengajar” dengan ukuran
penguasaan materi pelajaran, namun tidak mengarahkan untuk membentuk
karakter dan sikap dari perserta didik. Disamping menerapkan segala ilmu
tersebut, maka seharusnya pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di
Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi berusaha melebihi dirinya dari
hanya sekedar metode pengajaran yang monoton. pengampu mata
pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi
berusaha untuk mengeksplor kemampuannya dalam bentuk kreatifitas dan
inovasi dalam proses pengajaran Bahasa Inggris.

21
Oleh karena itu, pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas
IX di SMP Negeri 1 Bukittinggi dituntut dalam proses pengajaran untuk
mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam pengajarannya. Seperti
misal, mengadakan pengajaran dengan tadabur alam, hingga peserta didik
tidak jenuh dengan suasana lokal. Dengan kondisi peserta didik yang
“fresh” dan menyenangkan, maka diharapkan akan mudah menangkap dan
menerima pengajaran agama islam.
Pengembangan kreatifitas dan inovasi mengajar tersebut bisa juga
diarahkan untuk guru bisa mempergunakan berbagai media dalam proses
pengajarannya. Pengenalan terhadap potensi anak didik juga diperlukan,
karena sudah banyak diketahui bahwa ada peserta didik yang tertarik
dengan visual, ada yang tertarik dengan audio, ada yang tertarik dengan
kinetestik, ada yang tertarik dengan analitik dan sebagainya. Dengan
demikian terpaku pada pengajaran secara audio dan visual, maka membuat
peserta didik yang tidak mempunyai kecenderungan cerdas dalam
kinetestik, analitik dan sebagainya tidak dapat maksimal dalam menerima
materi pengajaran Bahasa Inggris.
2. Berorientasi pada pembentukan karakter dan Sikap peserta didik
Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas IX di SMP
Negeri 1 Bukittinggi berusaha untuk membentuk karakter dan sikap
peserta didik. Permasalahan motivasi yang kurang dari siswa harus
dipecahkan dengan memberikan pandagan-pandangan yang membuat
siswa jadi lebih bersemangat dalam belajar. Maka dengan demikian
diharapkan terciptaknya karakter dan sikap peserta didik yang
bersemangat hingga segala kendala sebagaimana yang disebutkan seperti
Peserta didik tidak mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik
lisan dan tulisan; Peserta didik kurang penguasaan kosakata bahasa
Inggris; Peserta didik tidak suka untuk belajar bahasa Inggris; Peserta
didik tidak mampu membangun kalimat bahasa inggris dengan baik dan
benar secara struktur kalimat; Peserta didik kurang mampu dalam

22
mengidentifikasi informasi dari sebuah teks yang dibaca dapat
terpecahkan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di SMP N 1 Kota Bukittinggi
mengacu dan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Dimana dalam RPP tersebut disebutkan
bahwa kegiatan pembelajaran meliputi Kegiatan Pembuka berupa Guru
menyiapkan kesiapan siswa untuk mulai belajar, Menstimulasi siswa terkait
dengan topik yang akan di bahas, Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
Menyampaikan sistem penilaian. Sedangkan Kegiatan Peserta Didik meliputi
kegiatan Menyimak penjelasan guru dan gambar gambar terkait pelajaran dan
Berdiskusi dengan teman kelompok dengan bimbingan guru dan melengkapi
tabel, Berdiskusi dengan guru, Menyampaikan hasil kerja di depan kelas
secara berkelompok. Sedangkan Kegiatan Penutup meliputi Menyimpulkan
dan melakukan refleksi mengenai objek pelajaran.
Permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran bahasa inggris
adalah Peserta didik kurang penguasaan kosakata bahasa Inggris; Peserta didik
tidak suka untuk belajar bahasa Inggris; Peserta didik tidak mampu
membangun kalimat bahasa inggris dengan baik dan benar secara struktur
kalimat; Peserta didik kurang mampu dalam mengidentifikasi informasi dari
sebuah teks yang dibaca dapat terpecahkan dan kurangnnya penggunaan
pembelajaran. Maka sebagai pemecahan permasalahan maka guru akan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan menggunakan lebih maksimal
beberapa media pembelajaran hingga pembelajaran bahasa inggris tidak
monoton dan membuat siswa menjadi bersemangat.

B. Saran
Disarankan agar siswa dapat mengerti dan memahami manfaat dari
kemampuan berbahasa Inggris, dunia kerja membutuhkan kemampuan
berbahasa Inggris tersebut. Sementara itu bagi siswa yang berminat untuk

24
kuliah keluar negeri maka penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting.
Sementara itu kepada beberapa pihak seperti orang tua diharapkan dapat
mendukung agar motivasi siswa meningkat hingga mau belajar bahasa inggris
dengan demikian maka upaya dari Guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Inggris dapat terbantu.

25
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Ahdar Djamaluddin dan Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran, 4 Pilar


Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Parepare : CV. Kaaffah Learning
Center.
Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembagan Kurikulum. Jakarta: Rineka
Cipta.
M. Fadlillah. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
M. Saekhan Muchith. (2008). Pembelajaran Kontekstual. Semarang : RaSAIL
Media Group.
Syaeful Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar dan Fakto-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Wina Sanjaya. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). cet. 1.
Jakarta: Kencana.
B. Jurnal dan Makalah

Byslina Maduwu. (2016). “Pentingnya Pembelajran BahasaInggris di


Sekolah”. Jurnal Warta. Edisi : 50 Oktober. ISSN : 1829-7463.
Erna Kusumaningrum. (2020). “Pentingnya Belajar dan Pembelajaran Bahasa
Inggris”. Makalah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP
Universitas Negeri Makassar.
Lelly Puji Lestari. (2013). “Pembelajaran Bahasa Inggris SMP/MTs erbasis
Text dan Pendekatan Scientific Dalam Kurikulum 2013”. Paper
Seminar Nasional Kajian Bahasa dan Pengajarannya (KBSP). hlm. 453.
Muh. Sain hanafy. (2014). Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera
Pendidikan. Vol. . 17 No. 1 Juni.
C. PeraturanPerundang-Undangan

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Cet. 1; Jakarta: BP
Panca Usaha.

26
BIODATA

1. Nama Sekolah : SMP N 1 BUKITTINGGI


2. Nama Guru : MAILINDAWATI, S.Pd
3. NIP : 196305231990032008
4. Tempat/Tgl.Lahir : Bukittinggi, 23 Mei 1963
5. Jabatan/Golongan : Pembina TK I/ IV.b
6. Alamat sekolah
 Jalan : Jendral Sudirman No.1
 Kabupaten/Kota : Bukittinggi
 Provinsi : Sumatera Barat
 Telp/Fax : (0752) 21010

7. Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Inggris


8. SK Pengangkatan
a. Sebagai CPNS
 Pejabat yang mengangkat : Mendikbud RI
 Nomor SK : 899/IV.E/Kwpk-1990
 Tanggal SK : 30 April 1990
b. Pangkat Terakhir :
 Pejabat yang mengangkat : Gubernur SUMBAR
 Nomor SK : 823.4/291/BKD-2020
 Tanggal SK : 17 Januari 2020

9. Alamat Rumah
 Jalan : Kompleks Puskesmas No 62
Tigo Baleh
 Kabupaten/Kota : Bukittinggi
 Provinsi : Sumatera Barat
 Telp/Fax : 081364988943
 E-mail : mailindawati63@gmail.com

27

Anda mungkin juga menyukai