1. Tugas dikumpulkan melalui slot pengumpulan tugas yang tersedia dalam E-Learning
UniversitasSubang
2. Pengerjaan tugas paling lambat sampai pukul 18.00 WIB.
JAWABAN
. a. Tujuan pendidikan Pancasila dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan
salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini
berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal tersebut
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan
Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah
pendidikan ideologi di Indonesia.Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan
paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara
Indonesia Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu landasan pendidikan Pancasila.
Terdapat empat landasan pendidikan Pancasila yaitu landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan
landasan filosofis. Berikut penjelasannya
•Landasan Historis
Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan Pancasila,
baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan
evaluasinya.Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang dipakai sebagai
dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.Fakta
historis tersebut membentang mulai dari kehidupan prasejarah, sejarah Indonesia lama, masa kejayaan nasional,
perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga perjuangan
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
•Landasan Kultural
Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas nilai-nilai yang diagungkan, dan
karenanya disepakati dalam kehidupan nasional. Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa,
sehingga harus diwariskan ke generasi penerus.Secara kultural unsur-unsur Pancasila terdapat pada adat istiadat,
tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan Indonesia secara umum. Pendidikan
Pancasila memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang telah dan terus disepakati tersebu
•Landasan ideal
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya Kewarganegaraan
adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga
menjiwai konsep ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: Pancasila
sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga
hal itu dapat dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan.
•Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk mengembangkan Pendidikan
Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila yang
merupakan filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa
dari perundang- undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan pendidikan Pancasila
menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen
Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi
di kehidupan bermasyarakat setiap hari Yakni tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa (keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan
kepentingan umum. Tujuan pendidikan Pancasila menjadi sebuah sarana dalam mengerti,Memahami, serta
mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat amat penting.
b. Pendidikan Kewarganegaraan adalah studi tentang kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi
warga negara yang baik, warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia.
c. Sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Pancasila mampu membentuk
karakter bangsa pada siswa.
2. (a)Apa makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah menggambarkan kondisi Indonesia yang memiliki banyak
perbedaan tetapi bangsa ini tetap akan menjadi satu bangsa yang kuat dalam persatuan dan kesatuan.Sedangkan,
dalam jurnal berjudul Bhinneka Tunggal Ika: Dalam Perspektif Filsafat Analitik karya Rizal Mustansyir, apa
makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika menegaskan keanekaragaman di berbagai aspek kehidupanlah yang
menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan utuh.Menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, apa makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai berikut ini:
Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia
Penyemangat Membangun Indonesia Lebih Maju
Benteng Persatuan Bangsa dan Negara Indonesia di Era Globalisasi
(b) Keterkaitan globalisasi dengan identitas nasional ialah intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi.Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu
negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait
dengan masalah narkotika, pencurian uang atau disebut dengan money laundering, peredaran dokumen
keimigrasian palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran
narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi
penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan menganggu terhadap ketahanan nasional
disegala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.
(c )Upaya:
1. Mencintai produk dalam negeri adalah sikap yang bisa di kembang kan untuk menghindari gaya hidup ala
barat yang berlebihan
2. Me nyaring budaya asing untuk menghadapi globalisasi dan kemajemukan budaya, semua orang harus bisa
menyaring kebudayaan asing sesuai kebudayaan lokal.
3. Memahami nilai kebangsaan dan pancasila, cinta akan nilai nilai pancasila membantu kita untuk tetap
menghormati budaya indonesia,Messi sudah banyak budaya asing yang masuk dalam kehidupan sehari hari
4. Meningkatkan daya potensi nasional Dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, sudah
seharusnya Indonesia menjadi negara yang mampu memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri.
5. Memanfaatkan forum kerja sama Internasional Bertujuan memperdalam kerja sama yang saling
menguntungkan, mendorong proses globalisasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi.
3.(a)•Menurut Rosmawati dan Hasanal Mulkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020), secara yuridis,
kewarganegaraan diartikan sebagai ikatan hukum yang terjalin secara legal atau resmi, antara penduduk suatu
negara (warga negara) dengan negaranya. Hubungan secara yuridis ini bersifat mengikat dan dapat menimbulkan
sejumlah akibat hukum tertentu. Kewarganegaraan secara yuridis juga bisa dimaknai warga negara berada di
bawah kekuasaan suatu negara. Mau tidak mau, warga negara harus patuh terhadap hukum yang berlaku.
Dikutip dari buku Ilmu Kewarganegaraan (Civics) (2020) karya Titik Susiatik, hal terpenting dalam pengertian
kewarganegaraan secara yuridis ialah terjalinnya ikatan hukum, yang ditandai dengan adanya ketegasan dari
individu untuk menjadi bagian atau penduduk suatu negara. Ikatan hukum dalam ranah kewarganegaraan secara
yuridis dapat berbentuk akta kelahiran, surat pernyataan, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK),
bukti kewarganegaraan, dan lain sebagainya.
•Dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (2019) karya Winarno, secara sosiologis,
kewarganegaraan merupakan ikatan emosional yang terjalin antara warga negara dengan negaranya. Ikatan
emosional tersebut berupa ikatan perasaan, keturunan, ikatan nasib, sejarah dan tanah air. Ikatan yang terjalin ini
tidak bersifat legal, resmi atau disahkan di mata hukum. Karena ikatan emosional ini hanya bisa terjadi dan
didapat dari penghayatan orang yang bersangkutan (warga negara terhadap negaranya).
Ikatan emosional tersebut tumbuh dari lingkungan masyarakat dan kebudayaan tempat tinggalnya. Seseorang
dapat dikatakan memiliki kewarganegaraan secara sosiologis, jika memiliki penghayatan budaya, tingkah laku,
dan cara hidupnya seperti warga negara dari negara tersebut. Apabila dilihat dari segi ikatan emosionalnya,
seseorang dapat dikatakan memiliki kewarganegaraan secara sosiologis. Namun, tidak berlaku untuk
kewarganegaraan secara yuridis, karena syarat yang diperlukan bukanlah ikatan emosional, melainkan
pengesahan dokumen resmi terkait kewarganegaraan. Sebaliknya, seseorang dapat memiliki kewarganegaraan
secara yuridis, tetapi tidak secara sosiologis. Karena orang tersebut kurang menghayati hidupnya sebagai warga
negara, serta tidak memiliki ikatan emosional dengan negaranya.
•Kewarganegaraan dalam arti formal adalah tempat kewarganegaraan itu dalam sistematika hukum, masalah
kewarganegaraan berada pada hukum publik. •kewarganegaraan dalam arti materil ialah akibat hukum dari
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara
(b). Setiap warga negara akan mendapatkan status kewarganegaraan berdasarkan asas yang dianut oleh negara
yang bersangkutan. Kewarganegaraan dapat diperoleh baik berdasarkan kelahiran maupun perkawinan.
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, warga negara adalah
warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Di Indonesia, warga negara terdiri dari orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Jenis-jenis Asas Kewarganegaraan
Secara umum, asas kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yakni berdasarkan kelahiran dan
perkawinan. Berdasarkan kelahiran asas kewarganegaraan terdiri dari ius sanguinis dan ius soli. Sedangkan
berdasarkan perkawinan, asas kewarganegaraan terdiri dari asas persamaan hukum dan persamaan derajat.