Anda di halaman 1dari 5

Petunjuk :

1. Tugas dikumpulkan melalui slot pengumpulan tugas yang tersedia dalam E-Learning
UniversitasSubang
2. Pengerjaan tugas paling lambat sampai pukul 18.00 WIB.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar !

1. Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam kelompok Mata Kuliah Pembentukan


Kepribadian.
Pertanyaan :
a. Sebutkan dan jelaskan beberapa landasan Pendidikan
Kewarganegaraan diberikan di PerguruanTinggi !
b. Setelah saudara mempelajari pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
dari para ahli.Bagaimana kesimpulan saudara ?
c. Jelaskan menurut pendapat saudara bahwa Pancasila sebagai nilai
dasar PendidikanKewarganegaraan !
2. Identitas nasional merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (politic unity).
Dalam konteks pergaulan dan hubungan antarbangsa di dunia, bangsa Indonesia tidak dapat
menghindar dari pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan.
Pertanyaan :
a. Jelaskan makna semboyan globalisasi bila dicermati secara kebangsaan Indonesia !
b. Jelaskan keterkaitan identitas nasional dengan pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan
bangsa Indonesia !
c. Jelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh
negatif globalisasi di berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia !
3. Dengan memiliki status sebagai warga negara, maka orang memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara.
Pertanyaan :
a. Jelaskan pengertian kewarganegaraan dalam arti yuridis, sosiologis, formal dan material !
b. Jelaskan beberapa dasar atau asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang ! Bandingkan
dengan asas-asas kewarganegaraan yang dianut dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan !
c. Jelaskan hak dan kewajiban warga negara terhadap negara serta hak dan kewajiban negara terhadap
warga negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 !
d. Analisis oleh saudara apakah hak-hak warga negara sudah dipenuhi oleh negara ? Jelaskan disertai
dengan contohnya !

JAWABAN
. a. Tujuan pendidikan Pancasila dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan
salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini
berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal tersebut
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan
Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah
pendidikan ideologi di Indonesia.Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan
paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara
Indonesia Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu landasan pendidikan Pancasila.
Terdapat empat landasan pendidikan Pancasila yaitu landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan
landasan filosofis. Berikut penjelasannya

•Landasan Historis
Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan Pancasila,
baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan
evaluasinya.Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki tujuan yang dipakai sebagai
dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.Fakta
historis tersebut membentang mulai dari kehidupan prasejarah, sejarah Indonesia lama, masa kejayaan nasional,
perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan, proklamasi kemerdekaan, hingga perjuangan
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

•Landasan Kultural
Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan atas nilai-nilai yang diagungkan, dan
karenanya disepakati dalam kehidupan nasional. Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa,
sehingga harus diwariskan ke generasi penerus.Secara kultural unsur-unsur Pancasila terdapat pada adat istiadat,
tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan Indonesia secara umum. Pendidikan
Pancasila memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang telah dan terus disepakati tersebu

•Landasan ideal
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya Kewarganegaraan
adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga
menjiwai konsep ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: Pancasila
sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga
hal itu dapat dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan.

•Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat Pancasila untuk mengembangkan Pendidikan
Pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila yang
merupakan filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa
dari perundang- undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuan pendidikan Pancasila
menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen
Dikti. No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi
di kehidupan bermasyarakat setiap hari Yakni tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa (keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan dengan selalu mendahulukan
kepentingan umum. Tujuan pendidikan Pancasila menjadi sebuah sarana dalam mengerti,Memahami, serta
mendalami makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari dalam bermasyarakat amat penting.

b. Pendidikan Kewarganegaraan adalah studi tentang kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi
warga negara yang baik, warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia.

c. Sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Pancasila mampu membentuk
karakter bangsa pada siswa.

2. (a)Apa makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah menggambarkan kondisi Indonesia yang memiliki banyak
perbedaan tetapi bangsa ini tetap akan menjadi satu bangsa yang kuat dalam persatuan dan kesatuan.Sedangkan,
dalam jurnal berjudul Bhinneka Tunggal Ika: Dalam Perspektif Filsafat Analitik karya Rizal Mustansyir, apa
makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika menegaskan keanekaragaman di berbagai aspek kehidupanlah yang
menjadikan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang satu dan utuh.Menurut Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, apa makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagai berikut ini:
 Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia
 Penyemangat Membangun Indonesia Lebih Maju
 Benteng Persatuan Bangsa dan Negara Indonesia di Era Globalisasi
(b) Keterkaitan globalisasi dengan identitas nasional ialah intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi.Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu
negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan
yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait
dengan masalah narkotika, pencurian uang atau disebut dengan money laundering, peredaran dokumen
keimigrasian palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran
narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi
penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan menganggu terhadap ketahanan nasional
disegala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.
(c )Upaya:
1. Mencintai produk dalam negeri adalah sikap yang bisa di kembang kan untuk menghindari gaya hidup ala
barat yang berlebihan
2. Me nyaring budaya asing untuk menghadapi globalisasi dan kemajemukan budaya, semua orang harus bisa
menyaring kebudayaan asing sesuai kebudayaan lokal.
3. Memahami nilai kebangsaan dan pancasila, cinta akan nilai nilai pancasila membantu kita untuk tetap
menghormati budaya indonesia,Messi sudah banyak budaya asing yang masuk dalam kehidupan sehari hari
4. Meningkatkan daya potensi nasional Dengan sumber daya alam dan manusia yang berlimpah, sudah
seharusnya Indonesia menjadi negara yang mampu memenuhi segala kebutuhannya secara mandiri.
5. Memanfaatkan forum kerja sama Internasional Bertujuan memperdalam kerja sama yang saling
menguntungkan, mendorong proses globalisasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama ekonomi.

3.(a)•Menurut Rosmawati dan Hasanal Mulkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020), secara yuridis,
kewarganegaraan diartikan sebagai ikatan hukum yang terjalin secara legal atau resmi, antara penduduk suatu
negara (warga negara) dengan negaranya. Hubungan secara yuridis ini bersifat mengikat dan dapat menimbulkan
sejumlah akibat hukum tertentu. Kewarganegaraan secara yuridis juga bisa dimaknai warga negara berada di
bawah kekuasaan suatu negara. Mau tidak mau, warga negara harus patuh terhadap hukum yang berlaku.
Dikutip dari buku Ilmu Kewarganegaraan (Civics) (2020) karya Titik Susiatik, hal terpenting dalam pengertian
kewarganegaraan secara yuridis ialah terjalinnya ikatan hukum, yang ditandai dengan adanya ketegasan dari
individu untuk menjadi bagian atau penduduk suatu negara. Ikatan hukum dalam ranah kewarganegaraan secara
yuridis dapat berbentuk akta kelahiran, surat pernyataan, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK),
bukti kewarganegaraan, dan lain sebagainya.
•Dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (2019) karya Winarno, secara sosiologis,
kewarganegaraan merupakan ikatan emosional yang terjalin antara warga negara dengan negaranya. Ikatan
emosional tersebut berupa ikatan perasaan, keturunan, ikatan nasib, sejarah dan tanah air. Ikatan yang terjalin ini
tidak bersifat legal, resmi atau disahkan di mata hukum. Karena ikatan emosional ini hanya bisa terjadi dan
didapat dari penghayatan orang yang bersangkutan (warga negara terhadap negaranya).
Ikatan emosional tersebut tumbuh dari lingkungan masyarakat dan kebudayaan tempat tinggalnya. Seseorang
dapat dikatakan memiliki kewarganegaraan secara sosiologis, jika memiliki penghayatan budaya, tingkah laku,
dan cara hidupnya seperti warga negara dari negara tersebut. Apabila dilihat dari segi ikatan emosionalnya,
seseorang dapat dikatakan memiliki kewarganegaraan secara sosiologis. Namun, tidak berlaku untuk
kewarganegaraan secara yuridis, karena syarat yang diperlukan bukanlah ikatan emosional, melainkan
pengesahan dokumen resmi terkait kewarganegaraan. Sebaliknya, seseorang dapat memiliki kewarganegaraan
secara yuridis, tetapi tidak secara sosiologis. Karena orang tersebut kurang menghayati hidupnya sebagai warga
negara, serta tidak memiliki ikatan emosional dengan negaranya.
•Kewarganegaraan dalam arti formal adalah tempat kewarganegaraan itu dalam sistematika hukum, masalah
kewarganegaraan berada pada hukum publik. •kewarganegaraan dalam arti materil ialah akibat hukum dari
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara

(b). Setiap warga negara akan mendapatkan status kewarganegaraan berdasarkan asas yang dianut oleh negara
yang bersangkutan. Kewarganegaraan dapat diperoleh baik berdasarkan kelahiran maupun perkawinan.
Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, warga negara adalah
warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Di Indonesia, warga negara terdiri dari orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Jenis-jenis Asas Kewarganegaraan
Secara umum, asas kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yakni berdasarkan kelahiran dan
perkawinan. Berdasarkan kelahiran asas kewarganegaraan terdiri dari ius sanguinis dan ius soli. Sedangkan
berdasarkan perkawinan, asas kewarganegaraan terdiri dari asas persamaan hukum dan persamaan derajat.

jenis-jenis asas kewarganegaraan seseorang:


A. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Kelahiran
1. Asas Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis bisa disebut juga dengan asas hubungan darah atau keturunan. Asas ini menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan kewarganegaraan orangtuanya. Contohnya seorang anak lahir di negara
X yang menganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tuanya merupakan warga negara Y yang menganut asas
lain, maka anak tersebut menjadi warga negara Y. Contoh negara yang menganut asas ius sanguinis adalah RRC.
2. Asas Ius Soli
Asas ius soli atau disebut juga asas tempat atau daerah kelahiran adalah asas yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan tempat atau daerah orang tersebut dilahirkan.Contohnya apabila seorang anak lahir di
negara X, maka secara otomatis menjadi warga negara X walaupun orang tuanya merupakan warga negara Y.
Beberapa negara yang menganut asas ius soli antara lain Amerika Serikat, Kanada, Kamboja, Pakistan, dan
Brazil.

b. Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan


1. Asas Persamaan Hukum
Asas persamaan hukum adalah asas yang memandang bahwa suami istri merupakan keluarga yang saling terikat
satu sama lain, sehingga diusahakan status kewarganegaraan keduanya sama.
2. Asas Persamaan Derajat
Asas persamaan derajat adalah asas yang memandang bahwa perkawinan tidak menjadikan ketundukan salah
satu pihak terhadap hukum yang lain. Artinya, baik suami maupun istri diberikan kebebasan untuk menentukan
status kewarganegaraan mereka masing-masing.
Di Indonesia, asas kewarganegaraan telah diatur dalam Undang-undang. Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun
2006, asas kewarganegaraan Indonesia terdiri dari ius sanguinis, ius soli, tunggal, dan ganda terbatas. Berikut
penjelasannya:
1. Asas Ius Sanguinis
Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2. Asas Ius Soli
Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang ini.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Perbedaan asas yang digunakan dalam menentukan kewarganegaraan memungkin seseorang memili i
kewarganegaraan ganda (bipatride) atau bahkan tidak memiliki kewarganegaraan (apatride).
(C.) Menurut Prof. Dr. Notonagoro
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh
pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya..Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk
mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih
banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki
pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak
ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial
yang berkepanjangan.
(d) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1). –
Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
Contohnya :
HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada umumnya
berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam
pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak Warga Negara Indonesia :
– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang”
– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
– Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbuda
k

Anda mungkin juga menyukai