Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Keperawatan Kritis (Manajemen Stres)

Hari /Tanggal : Selasa / 24 Januari 2023

Waktu : 12.00 – 12.30 WITA

Tempat / Media : Zoom

Penyuluh : Achmad Rizky Zulfitrah Leasa

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga dapat mengerti


tentang Manajemen Stres

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang Keperawatan Kritis (Manajemen Stres)
diharapkan keluarga mampu :

1. Menyebutkan pengertian Konsep Keperawatan Kritis.


2. Menyebutkan Prinsip Keperawatan Kritis.
3. Menyebutkan apa pengertian stres dan kecemasan.

4. Menyebutkan pengaruh kecemasan terhadap pasien.

5. Menyebutkan manajemen stress.

C. Sasaran
Pasien dan Keluarga
D. Materi
Terlampir
E. Metode
Ceramah
F. Media
Power Point
G. KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan Menjawab salam


mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri Mendengarkan

Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan


penyuluhan

Menyebutkan materi yang Memperhatikan


akan diberikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

Menyebutkan pengertian Memperhatikan


Konsep Keperawatan Kritis.

Menyebutkan Prinsip Memperhatikan


Keperawatan Kritis.

Menyebutkan apa Memperhatikan


pengertian stres dan
kecemasan
Memperhatikan
Menyebutkan pengaruh
kecemasan terhadap
pasien

Menyebutkan manajemen
stres Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan

3. 10 menit Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan


tentang materi yang telah
diberikan

4. 2 menit Terminasi :

Mengucapkan terima kasih Mendengarkan


atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

H. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi proses
 Diharapkan peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatans elesai
2. Evaluasi hasil
Peserta mengerti tentang Keperawatan Kritis (Manajemen Stres)
MATERI

A. KONSEP KEPERAWATAN KRITIS

Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang


keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah
yang mengancam kehidupan.
Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis atau
pasien yang tidak stabil. Untuk pasien yang kritis, pernyataan penting yang
harus dipahami perawatnialah “waktu adalah vital”.
Sedangkan istilah kritis memiliki arti yang luas penilaian dan evaluasi
secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka
mencari penyelesaian/jalan keluar.

B. PRINSIP KEPERAWATAN KRITIS

Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat


yang dapat menyebabkan kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di
rumah sakit terdiri dari: Unit Gawat Darurat (IGD) dimana pasien diatasi
untuk pertama kali, Unit Perawatan Intensive (ICU) adalah bagian untuk
mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian
pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut
Unit Perawatan Intensive Koroner / Intensive Care Coronary Unit (ICCU).

UGD, ICU, maupaun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana
perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan
kematian.

C. DEFINISI STRES DAN KECEMASAN

Stress dapat didefinisikan sebagai semua jenis perubahan yang


menyebabkan fisik, emosi atau tekanan psikologis. Stres adalah respons mental
seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Stres adalah
segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang
mengganggu kita (Hawari 2010) . Sedangkan kecemasan adalah
gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan
dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu
tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2004).
D. PENGARUH KECEMASAN TERHADAP PASIEN
Keluarga pasien yang dirawat di ICU dapat mengalami kecemasan.
Kecemasan ini bisa berasal dari ketakutan akan pasien berisiko tinggi
meninggal, hubungan kekerabatan klien, kondisi medis klien (semakin buruk
kondisi pasien semakin cemas), kepuasan keluarga terhadap perawatan, dan
factor lingkungan dimana keluarga pasien tidak dapat menemani pasien
sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan pasien (Gail & Stuart, 2006).
Saat keluarga pasien mengalami kecemasan, maka akan timbul suatu gejala-
gejala :
a. Gejala fisiologik
Denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat
dingin),pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air
kecil, sulit tidur,gangguan lambung, dst.
b. Gejala psikologik.
Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil
keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan dsb.
c. Tingkah laku
Berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki,
ticks,Gemetaran, berubah nafsu makan (bertambah atau berkurang).
E. MANAJEMEN STRES
Kecemasan pada keluarga pasien secara tidak langsung mempengaruhi
pasien yang dirawat di ICU, salah satunya penundaan pengambilan keputusan
akibat kecemasan yang tinggi mengakibatkan (Davidson dkk, 2007) dukungan
yang kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga memberikan
perubahan positif bagi keluarga pasien (Bailey dkk, 2009), dan untuk
menurunkan kecemasan, manajemen mengendalikan stres yang dijelaskan
dalam Smeltzer & Bare (2001) ada lima :
a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan.
Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri,
seseorang dan keluarga harus tetap optimis dalam menatap masa depan
dan meneruskan kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah
kedalam hidup yang sehat.
b. Menggunakan dukungan social.
Keluarga dan masyarakat sangat mempengaruhi kondisi seseorang
sehingga dukungan sosial sangat penting dalam menjalani suatu strategi
manajemen stres yang baik. Dengan adanya dukungan maka motivasi diri
terhadap seorang penderita untuk selalu bahagia akan bisa tercapai.
c. Menggunakan sumber spiritual.
Keyakinan terhadap segala suatu yang diyakini bias mengurangi tingkat
stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat spiritual
misalnya saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun kegiatan
lain yang bisa merelaksasikan pikiran.
d. Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan.
Dalam kondisi tertentu seseorang akan mudah marah dan terbawa emosi
sehingga dalam hal ini sangat penting dalam mengendalikan emosi
maupun perasaan.
e. Mencoba menerima kenyataan yang ada
Meskipun dalam kondisi sakit tetapi tidak akan menghalangi seserang
untuk melanjutkan hidupnya, penerimaan kondisi diri terhadap penyakit
harus dilakukan secara sadar dan menerima kenyataan yang ada.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak dibandingkan
dengan masyarakat luas (Notosoedirjo & Latipun, 2005). Ikatan kekeluargaan
yang kuat sangat membantu ketika menghadapi masalah, karena keluarga adalah
orang yang paling dekat hubunganya (Friedman, 2003). Orang yang hidup
dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada
mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan
interpersonal diantara mereka baik.

Anda mungkin juga menyukai