Anda di halaman 1dari 4

RESUME JURNAL

Sri Rezky / 90500120082


Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2021
Menurut1 mengatakan bahwa Ekonomi Islam maupun konvensional banyak yang
menyetujui bahwa upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap dalam tingkat moderat,
kebijakan pemerintah (kebijakan fiskal) maupun otoritas moneter (kebijakan moneter)
merupakan bagian dan upaya menekan inflasi. MA. Mannan yang berpendapat bahwa prinsip
Islam tentang kebijakan fiskal dan anggaran belanja bertujuan untuk mengembangkan suatu
masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai
material dan spritual pada tingkat yang sama.

Yang dimaksud nilai material adalah nilai yang berguna bagi jasmani manusia. Contoh,
makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal atau lebih dikenal dengan sandang, pangan, papan.
Yang dimaksud nilai spritual adalah nilai yang berguna bagi rohani manusia. Nilai spritual dibagi
lagi menjadi religi (agama), nilai estetika (keindahan, seni), nilai etika (moral) dan nilai logika
(kebenaran). Dengan demikian Chapra dan Mannan menghendaki kebijakan fiskal dalam rangka
menekan inflasi tidak hanya meletakkan orientasi material akan tetapi perlu meletakkan nilai-
nilai spritual. Oleh karen itu kebijakan zakat sangat berbeda dengan kebijakan perpajakan. Hal
ini denagan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus dan defisit muslim
atau bahkan menjadikan kelompok yang defisit (mustahik) menjadi surplus (muzakki).

Mencermat uraian diatas dan kembali kepada pendapat Chapra bahwa Chapra
menghendaki kebijakan fiskal sebagai upaya menekan inflasi atau stabilitas harga berorientasi
material dan spritual secara seimbang dan utuh. Selain itu agar zakat dan wakaf diperhitungkan
sebagai bagian dari kebijakan fiskal. Menurut Umer Chapra strategi untuk menekan inflasi yaitu:
Pertama, perbaikan moral (yang dikejar bukan hanya dimensi material tapi juga dimensi
spritual). Kedua, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata. Ketiga, penghapusan riba.
1
Samsul, Najamuddin Mara Hamid, Hotman Guba Nasution yang berjudul Sistem Pengendalian Inflasi dalam
Sistem Ekonomi Islam, Al-Azhar Journal of Islamic Economics Volume 1 Nomor 1, Januari 2019, Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Al-Azhar Gowa
Menurut2 dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
variabel CAR, NPF, FDR, BOPO, DPK, PMD, PMB, BI Rate, dan inflasi memiliki pengaruh
yang berbeda-beda terhadap tingkat profitabilitas. Dalam jangka pendek, variabel internal bank
syariah yang mempengaruhi profitabilitas adalah NPF, FDR, BOPO, DPK, dan PMB. Dalam
jangka panjang, CAR dan PMB memiliki pengaruh yang positif, sedangkan BOPO dan BI Rate
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Sementara itu, NPF, FDR, DPK, PMD dan inflasi
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Manajemen bank syariah perlu mempertahankan
prinsip kehati-harian dalam mengelola pembiayaan agar mengurangi risiko pembiayaan. Sikap
manajemen bank lebih memprioritaskan pembiayaan murabahah merupakan konswensi dari
usaha untuk dapat menghasilkan laba secara maksimal. Disamping itu, kebijakan ini merupakan
upaya untuk menghindari risiko ketidakpastian pada pembiayaan mudharabah. Selain itu, usaha
manajemen bank dalam meningkatkan efisiensi dengan memaksimal nilai tambah dari
pengeluaran bank untuk memaksimal pendapatan perlu dipertahankan. Sikap manajemen bank
untuk menjadikan tingkat bunga sebagai acuan dalam menentukan margin dan nisbah bagi hasil
perlu dikurangi agar terjebak pada sistem ribawi. Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan
antara lain;

pertama, jumlah observasi sebanyak 67 bulan relatif kurang untuk mendapatkan hasil
olah data yang komprehensif. Oleh karena itu direkomendasikan untuk menambah data observasi
atau mengunakan data panel dari setiap 14 bank syariah dari tahun 2015 sampai 2020. Kedua,
jumlah variabel eksternal atau makro perlu ditambah untuk mendapatkan informasi yang lebih
berimbang antara variabel internal dan eksternal yang mempengaruhi profitabilitas.
Direkomendasikan variabel pertumbuhan ekonomi atau GDP, nilai tukar atau investasi bisa
dimasukkan sebagai variabel makro ekonomi. Ketiga, variabel yang digunakan kebanyakan
mengunakan variabel kuantitatif sehingga penelitian ini belum dapat mencerna kebijakan dibalik
munculnya data tersebut secara utuh. Seharusnya data kualitatif perlu dipertimbangkan sebagai
bagian penting dalam model penelitian profitabilitas berikutnya.

Menurut Putri Sugesti & Luqman Hakim yang berjudul Peran Religiusitas Dalam
Memoderasi Disposable Income Dan Pengetahuan Perbankan Syariah Terhadap Minat

2
Fitri Kurnia Dewi, Heri Sudarsono yang berjudul Analisis Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia: Pendekatan
Autoregressive Distributed Lag (ARDL), Al-Mashrafiyah Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Perbankan Syariah,
Volume 5, Nomor 1, April (2021), h. 59-74.
Menabung di Bank Syariah, Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangan dan Perbankan
Syariah, Volume 5, Nomor 1, April (2021), h. 47-58. Dapat disimpulkan bahwa Disposable
Income memiliki pengaruh terhadap minat menabung, terdapat pengaruh Pengetahuan perbankan
Syariah terhadap minat menabung, Religiusitas sebagai variabel moderating tidak dapat
memoderasi disposable income terhadap minat menabung, dan Religiusitas dapat memoderasi
pengetahuan perbankan syariah terhadap minat menabung mahasiswa di bank syariah.

Menurut St Hafsah Umar & Suharlina yang berjudul Strategi Manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah Pada Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Syariah, Al-Mashrafiyah:
Jurnal Ekonomi, Keuangan Dan Perbankan Syariah, Volume 4 , Nomor 2 , Oktober (2020),
H.82-96. Manajemen risiko dalam pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah Mandiri adalah
suatu upaya untuk meminimalisir risiko yang terjadi, baik pada tahapan pra akad dan pasca akad
baik berupa risiko dalam pembiayaan, risiko pasar dan risiko operasional. Strategi manajemen
risiko dilakukan oleh pihak manajemen meliputi pra akad dilakukan dengan mematuhi SOP yang
ditetapkan internal bank, melakukan identifikasi dalam hal ini seleksi calon nasabah, melakukan
analisa pengukuran terhadap kondisi dan keuangan nasabah menggunakan analisis 5C,
pemantauan mitigasi risiko pasca akad dilakukan dengan monitoring dengan menggunakan
sistem baku dengan teknologi komputer program sigma dan pengendalian risiko melalui
pengelolaan manajemen risiko meliputi masalah user, sistem dan waktu. Berdasarkan
kesimpulan yang telah di jelaskan sebaiknya Bank Syariah Mandiri Makassar lebih
memperkenalkan kepada masyarakat tentang kemudahan dalam produk pembiayaan murabahah
Griya BSM tersebut. Meningkatkan atau menambah SDM agar di setiap bidang pekerjaan ada
masing-masing karyawan yang mengerjakan pembiayaan KPR Syariah. Peningkatan etos kerja
karyawan melalui kegiatan pembinaan kepada karyawan tentang peningkatan pelayanan kepada
nasabah. Diharapkan ketelitian dalam melakukan monitoring pembiayaan murabahah KPR
Syariah agar tidak mennganggu perputaran uang bank

Anda mungkin juga menyukai