Anda di halaman 1dari 1

Upaya penguatan pendidikan karakter juga sudah lama dilakukan Pemerintah, antara lain

melalui pelaksanaan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Nasional 2010 yang kemudian
dilanjutkan pada tahun 2016 dengan program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Hal ini
sejalan dengan visi Nawakita melalui salah satu Gerakan Revolusi Mental yang dicanangkan oleh
Presiden Joko Widodo. pengembangan fungsional, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
karakter. Sebagai kelanjutan dari kebijakan tersebut, pemerintah merumuskan lima nilai inti
karakter yg saling terkait sebagai suatu jaringan nilai dan harus dikembangkan sebagai prioritas
gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Lima nilai inti karakter suatu bangsa adalah; (1)
religius, (2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, dan (5) kejujuran. Penguatan
pembangunan karakter dapat diartikan sebagai gerakan mewujudkan

Sebuah revolusi mental sekaligus bagian tak terpisahkan dari Nawacita. Gerakan PPK
(Penguatan Pendidikan Karakter) menghadirkan pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam
atau inti dari pendidikan nasional, sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan
pendidikan dasar dan menengah. Selain itu, gerakan PPC harus mengintegrasikan,
memperdalam, memperluas dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan
pembangunan karakter yang telah dilakukan selama ini. Dalam konteks ini, integrasi dapat
berupa kegiatan terpadu yang berlangsung di dalam kelas, di luar kelas, dan di luar sekolah
(komunitas/komunitas); Integrasi ekstrakurikuler, kegiatan ekstrakurikuler; pelibatan anak
sekolah, keluarga dan masyarakat secara simultan; Pendalaman dan perluasan dapat berarti
penguatan dan penggiatan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa,
memperluas dan memamerkan kegiatan pembelajaran, serta menata kembali waktu belajar
siswa di dalam dan di luar sekolah; maka kebijakan tersebut dapat menyesuaikan tugas pokok
guru, administrasi sekolah dan kegiatan komite sekolah dengan kebutuhan PPK (Penguatan
Pendidikan Karakter). (Atika et al., 2019) Adapun langkah-langkahnya pembentukan karakter
sebagai berikut: fase yang pertamana yaitu tanaman. Tahapan penanaman menyajikan contoh
konkret tentang kebaikan dan kejahatan. Penting untuk menjelaskan konsekuensi positif dan
negatif. Dalam proses ini diperlukan kontrol terhadap orang tua, guru dan masyarakat yang
melakukan kesalahan agar dapat diperbaiki dengan cara yang baik. fase pertumbuhan Hasil “fase
tanam” selalu diingat, dibimbing dan dipantau. Jangan memberikan teguran atau hinaan, agar
tumbuh subur di hatimu. Tahapan yang kedua perkembangan. Tahapan perkembangan melalui
tindakan nyata. Memberi kepercayaan melalui diskusi, bermain peran, simulasi dan lain-lain.
Bermain peran memudahkan anak menginternalisasikan karakter sesuai dengan
kemampuannya. Fase berikutnya yaitu fase pemantapan, anak diberi kesempatan untuk
mengekspresikan diri melalui kegiatan nyata bersama teman dan masyarakat. Anak itu didorong
ke partisipasi aktif, bertanggung jawab dalam sikap, tindakan dan ucapan. (Priyambodo, 2017)

Pengaruh Pendidikan Karakter Pada Prestasi Siswa

Pelajaran kedisiplinan bagi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang menghasilkan siswa yang disiplin.
Hasil deskriptif menunjukkan kedisiplinan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang; 1) 34 siswa
(44,74%) memiliki nilai mata pelajaran sangat tinggi, 2) 31 siswa (40,79%) memiliki nilai mata
pelajaran tinggi, 3) 6 (7,89%) siswa memiliki nilai mata pelajaran sedang, 4) jumlahnya sama karena 5
: (6,58%) memiliki rating karakter yang rendah. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lawang memiliki sifat disiplin dan kriteria nilai sangat
tinggi. Hasil regresi menunjukkan sifat kedisiplinan siswa IPS kelas XI. Kelas SMA Negeri 1 Lawang
dengan signifikansi 0,014. Artinya kedisiplinan siswa berpengaruh terhadap kinerja siswa. Jen Tu'un
(2004: 15) mengatakan bahwa disiplin siswa di sekolah merupakan faktor dominan yang
mempengaruhi prestasi siswa. Siswa yang disiplin selalu

Anda mungkin juga menyukai