Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN HARIAN

Nama Pasien : ............................. L/P Nama Perawat : Abet Handyan Skep.Ns


Umur : ............................. Th/bln Ponkesdes : Bilangan
Alamat : ............................. Alamat : Desa Bilangan
No Reg : .............................

NO TGL/JAM SUBYEK OBYEK ASSESMENT PLANING


PARAF
1 2 3 4 5 6

62
ASUHAN KEPERAWATAN HARIAN

Nama Pasien : ............................. L/P Nama Perawat : Abet Handyan Skep.Ns


Umur : ............................. Th/bln Ponkesdes : Bilangan
Alamat : ............................. Alamat : Desa Bilangan
No Reg : .............................

NO TGL/JAM SUBYEK OBYEK ASSESMENT PLANING


PARAF
1 2 3 4 5 6

63
ASUHAN KEPERAWATAN HARIAN

Nama Pasien : ............................. L/P Nama Perawat : Abet Handyan Skep.Ns


Umur : ............................. Th/bln Ponkesdes : Bilangan
Alamat : ............................. Alamat : Desa Bilangan
No Reg : .............................

NO TGL/JAM SUBYEK OBYEK ASSESMENT PLANING


PARAF
1 2 3 4 5 6

64
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

1. MENCUCI TANGAN BERSIH


A. Persiapan
1. Persiapan alat:
Sabun/ruangan yang aman
2. Persiapan tempat :
Ruangan yang aman dan nyaman
B. Pelaksanaan
     1. Lipat lengan baju dan lepaskan perhiasan dan jam tangan
     2. Berdiri di depan bak cuci, tangan dan seragam tidak menyentuh bak cuci
     3. Hidupkan keran
     4. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, tangan dan lengan bawah lebih
rendah daripada siku selama mencuci
     5. Oleskan sabun biasa/anti septik pada tangan dan buat berbusa
     6. Gosok selama 10-15 detik, jalin jari-jari dan godok telapak dan punggung tangan
dengan  gerakan memutar
     7. Bilas tangan dan pergelangan tangan secara menyeluruh, tangan di atas dan siku di
bawah
     8. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari sampai turun ke pergelangan tangan
dan lengan bawah
     9. Letakkan handuk handuk dalam wadah yang telah di sediakan
     10. Hentikan aliran air
C. Evaluasi
     1. Pertahankan tagan tetap bersih
     2. Mengembalikan alat

65
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

2. MENGUKUR TINGGI BADAN


A. Persiapan
1. Persiapan alat:
Pita ukur, lembar catatan dan alat tulis
2. Persiapan pasien:
Lepaskan sandal atau sepatu klien
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Persiapan tempat:
Ruangan yang aman dan nyaman
B. Pelaksaan
1. Pasien berdiri tegak dan menghadap ke perawat
2. Mengukur tinggi badan
3. Membaca hasil pemeriksaan

      C. Evaluasi
1. Mencatat hasil
2. Mengembalikan alat

66
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

3. MENGUKUR BERAT BADAN

A. Persiapan
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien:
Lepaskan sandal atau sepatu klien
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Persiapan tempat
Ruangan yang aman dan nyaman

B. Alat dan Bahan

          1. Timbangan badan

          2. Alat tulis

C. Langkah-langkah Cara Kerja

          1. Letakkan timbangan badan pada tempat yang datar dan rata

          2.  Pastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dan atur penunjuk pada titik nol

          3.  Cuci tangan

          4.  Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan

          5.  Meminta pasien melepaskan alas kaki, penutup kepala dan meletakkan barang
bawaan yang berat

          6.  Meminta pasien naik keatas timbangan dengan posisi berdiri tegak berhadapan
dengan  pemeriksa

          7.  Perhatikan jarum penunjuk berhenti, dari arah depan tegak lurus dengan angka

          8.  Informasikan hasil pengukuran pada pasien

          9.  Catat

         10. Cuci tangan


11. Mengembalikan alat

67
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

4. MENGUKUR SUHU

    Pemeriksaan terhadap suhu badan di oral, axilla dan rektal dengan menggunakan alat
Thermometer.

1. Tujuan Tindakan

             Pengaturan suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

2. Alat dan Bahan

1. Termometer

2. 3 buah botol :

Botol 1 berisi larutan sabun

Botol 2 berisi larutan desinfektan

Botol 3 berisi air bersih

3. Bengkok

4. Kertas / tissue

5. Vaselin

6. Buku catatan suhu

7. Sarung tangan

PEMERIKSAAN SUHU ORAL

1. Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien

5. Tentukan letak bagian bawah lidah

6. Turunkan suhu termometer dibawah antara 340C – 350C.

7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi

8. Anjurkan mulut ditutup selama 3 – 5 menit

68
9. Angkat termometer dan baca hasilnya

10. Catat hasil

11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

PEMERIKSAAN SUHU AKSILA

1. Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien

5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissue

6. Turunkan suhu termometer dibawah antara 340C – 350C.

7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien dengan posisi fleksi diatas
dada (mendekap dada)

8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

9. Catat hasil

10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

PEMERIKSAAN SUHU REKTAL

1. Jelaskan prosedur kepada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi pasien dengan posisi miring

5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)


69
6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline

7. Turunkan suhu termometer dibawah antara 340C – 350C.

8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal
dengan perlahan-lahan, jangan sampai berubah posisi dan ukur suhu

9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

10. Catat hasil

11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

70
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

5. MENGUKUR NADI

               Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Pada umumnya ada 10 tempat untuk merasakan denyut
nadi yaitu frontalis, temporalis, karotid, apikal(apeks cordis), brankialis, femoralis,
radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior.

Persiapan Alat :

1. Jam tangan

2. Hanscoen & APD

3. Buku catatan

4. Alat tulis

Tujuan

Mengukur nadi Pasien

Persiapan Pasien, Perawat Dan Lingkungan :

1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama, jabatan atau peran, dan jelaskan apa
yang          akan anda lakukan.

2. Pastikan identitas klien

3. Jelaskan prosedur dan alasannya dilakukan tindakan tersebutSiapkan peralatan

4. Cuci tangan sebelum kontak dengan klien baru, kenakan APD

5. Berikan privasi untuk klien, atau posisikan dan tutup klien sesuai kebutuhan.

6. Bila klien baru beraktivitas, tunggu 5-10 menit untuk memeriksa denyut nadi.

Prosedur

a. Pemeriksaan frekuensi denyut arteri radialis

14. Minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah

15. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.

71
16. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan

17. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur

18. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,

b. Pemeriksaan Frekuensi Denyut Arteri Brachialis

1. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas

2. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.

3. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada
fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)

4. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur

5. Hitung jumlah denyut selama satu menit

c. Pemeriksaan Frekwensi Denyut Arteri Karotis

1. Minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas

2. Pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha

3. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis

4. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan
yang akan diperiksa

5. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari
rangsangan sinus karotid

6. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot


sternokleidomastoideus bagian medial

7. Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan napas

1. Bila denyut teratur, hitung selama 30 detik lalu hasilnya dikalikan 2, bila denyut
tidak teratur hitung 1 menit penuh.

2. Khusus pada anak-anak penghitungan dilakukan selama satu menit

Setelah Prosedur :

72
1.      Ucapkan terima kasih kepada klien

2.      Segera laporkan adanya temuan abnormal

3.      Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya

4.      Buka APD dan cuci tangan

5.      Dokumentasikan hasil prosedur.

73
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

6. MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Puskesmas SOP/PROTAP

…………........ MELAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Prosedur Tetap
Kunjungan Rumah

Pengertian Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan tensimeter untuk
mengidentifikasi ukuran tekanan darah pasien.

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pengukuran tekanan darah

Kebijakan Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.

Prosedur Persiapan alat :

1. Tensimeter lengkap

2. Stetoskop

3. Buku catatan

4. Alat tulis

Prosedur :

1. Memberi tahu pasien

2. Lengan baju dibuka atau digulung.

3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya


berada di sisi luar tangan.

4. Pompa tensimeter dipasang.

5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada


daerah tersebut.

6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya


balon dipompa samapi denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa didalam pipa gelas naik.

7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya


air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir.

8. Hasil dicatat.

74
Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes

75
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

7. Tindakan I N J E K S I

    Pengertian

    Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot Sebagai acuan tindakan suntikan
kedalam     otot

    Kebijakan

    Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

A. INDIKASI :

1.       Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.

2.       Atas perintah dokter.

B. PERSIAPAN :

1.       Disp. Spuit

2.       Kapas alcohol

3.       Bengkok

4.       Aquabidest steril

5.       Gergaji ampul

6.       Tempat sampah/bengkok

7.       Obat yang dibutuhkan

8.       bak instrumen

C. PELAKSANAAN :

1.       Inform concern

2.       Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan,  isi spuit sesuai dengan kebutuhan

3.       Cocockan nama obat dan nama pasien.

4.       Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.

5.       Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.

76
6.       Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.

7.       Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.

8.       Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.

9.       Obat disemprotkan perlahan-lahan

10.   Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.

11.   Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.

12.   Pasien dirapikan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

8. PEMBERIAN OBAT ORAL

A.  Tahap Persiapan 

1. Persiapan Alat

          Meja baki berisi :

1. Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya

1. Gelas obat

2. Sendok

3. Gelas ukuran (jika diperlukan)

4. Air minum pada tempatnya

5. Lap makan atau tissue

6. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)

7. Spuit steril

8. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan

9. Kalau perlu kartu obat berisi

1. Nama pasien

2. Nomor tempat tidur

3. Dosis obat

77
4. Jadwal pemberian obat

        2. Persiapan Klien

1. Memperkenalkan diri

2. Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan dan waktu
pemberian obat

3. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar

3.  Persiapan Lingkungan

·           Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien

·           Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja

B.  Tahap Pelaksanaan

1. Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)

2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)

 3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.

      4. Ambil obat sesuai yang diperlukan

     5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan
dosis  yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat

1. Tablet atau kapsul

a)  Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat.

b)  Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan
dosis yang diperlukan.

c)  Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan      martil dan  lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek      dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat,
karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi               daya
kerjanya.

1. Obat dalam bentuk cair

a)  Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan,
buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.

78
b)  Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari
kontaminasi pada  tutup botol bagian dalam.

c)  Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan
tuangkan      obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat
tumpahan cairan  obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.

d)  Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala.

e)   Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas
tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang
mengering pada  tutup  botol.

f)   Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan
spuit steril  untuk mengambilnya dari botol.

6. Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak,
misal biskuit.

7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah ditelan
minta klien membuka mulutnya.

8.  Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman

9.  Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya

10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk
pemberian obat selanjutnya.

C. Tahap Akhir

        1. Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan.

 2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.

 3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat

 4. Cuci tangan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR


79
9.  MELAKUKAN PERAWATAN LUKA

Tata cara perawatan luka yang dilakukan pada pasien yang berada dirumah.

Pengertian

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan perawatan luka di rumah.

Kebijakan Perawatan luka dilakukan oleh petugas yang terampil dan kompeten.

Prosedur Persiapan alat :

1. Alat Steri

1. Bak instrument

2. Pinset anatomis

3. Pinset chirurgis

4. Gunting jaringan

5. Arteri klem

6. Kassa dan depress dalam tromol

7. Handschone/gloves sterile

8. Kom kecil/sedang

9. Pembalut sesuai kebutuhan

10. Kasa

11. Kasa gulung

12. Betadine sol

13. Cairan pencuci luka dan disinfektan

14. Alcohol 70%

15. Non steril

1. Gunting verban

2. Neerbeken / bengkok

3. Plester (adhesive) atau hepafix micropone

4. Tas plastic kotoran / tempat sampah

80
5. Alat tulis

6. Family Folder

Prosedur :

7. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien + inform


concern.

8. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka.

9. Membantu mengatur posisi klie agar cairan irigasi dapat mengalir dari
ujung ataske ujung bawah luka.

10. Membuka dan menempatkan tas plastic kotoran didekat area kerja

11. Mencuci tangan dengan sabun

12. Bila plester kotor, kenakan sarung tangan non steril untuk
melepaskannya.

13. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada


luka, basahi dengan NS / RL steril sampai balutan dapat dilepas dengan
mudah.

14. Membuang pembalut lama / kotor ke dalam tas plastic, kemudian


lepaskan gloves (bagian luar berada di dalam) dan buang ke dalam tas
plastic.

15. Mengkaji jumlah, jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka.

16. Mengenakan handshone steril.

17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan
bersih.

18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4 – 5 cm dari


tepi luka.

19. Menutup luka dengan pembalut.

20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kasa disesuaikan dengan


kebutuhan) dan rekatkan dengan plester (adhesive dan hepafix/micrope
untuk memfiksasi.

21. Meletakkan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan
desinfektan.

22. Melepaskan gloves dengan bagian luar, kemudian buang ke dalam tas
plastic

81
23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien

24. Mencuci tangan.

25. Mengecek pembalut dan area luka.

26. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

82
10. PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN KEPADA INDIVIDU/KELUARGA

Tata cara penyuluhan secaa individu / keluarga tentang hal – hal yang
berhubungan dengan penyakitnya agar pasien dapat mengerti tentang
Pengertian penyakitnya.

Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penyuluhan kesehatan secara individu/


keluarga.

Kebijakan 1. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang kompeten.

2. Menggunakan bahasa yang sederhana, sopan dan mudah dipahami olehn


masyarakat

Prosedur 1. Membuat SAP.

2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan dan waktu yang dibutuhkan.

3. Menggali pemahaman pasien dan keluarga tentang materi yan akan


disampaikan

4. Menjelaskan tentang materi penyuluhan kepada pasien dan keluarganya.

5. Menggunakan cara diskusi dan atau demonstrasi.

6. Menggunakan alat bantu bila diperlukan.

7. Mengadakan evaluasi.

8. Memberikan umpan balik.

9. Menyusun perencanaan lanjutan.

10. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan kesehatan yang telah


dilakukan

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

83
11. PEMERIKSAAN PENDERITA DBD DI PONKESDES

Pengertian Tata cara memeriksa pasien penderita DBD di Ponkesdes.

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan DBD.

Kebijakan Sebagai acuan untuk pemeriksaan DBD.

Prosedur Prosedur :

1. Merujuk pasien ke Rumah Sakit / Puskesmas perawatan terdekat.

2. Lapor ke Puskesmas, agar segera dilakukan peyelidikan Epidemiologi.

3. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas Ponkesdes,


petugas Puskesmas dibantu oleh masyarakat untuk mengetahui luasnya
penyebaran penyakit dan langkah – langkah untuk membatasi
penyebaran penyakit.

4. Kegiatan penyelidikan epidemiologi adalah pencarian (kuran glebih 20


rumah sekitar penderita tersangka/ penderita DBD yang lain dan
pemeriksaan jentik di radius 100 meter dari rumah penderita.

5. Hasil penyelidikan epidemiologi DBD

6. Bila ditemukan tersangka / penderita DBD lainnya atau ditemukan 3 atau


lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentik.

7. Dilakukan pengasapan insektisida 2 siklus interval 1 minggu disertai


penyuluhan di rumah tersangka penderita dan sekitarnya dalam radius
200 m dan sekolah yang bersangkutan bila penderita tersangka adalah
anak sekolah.

8. Bila tidak ditemukan keadaan seperti diatas, dilakukan penyuluhan dan


PSN DBD di RW atau dusun yang bersangkutan.

Unit terkait Rawat jalan, Pustu/Ponkesdes

84

Anda mungkin juga menyukai