Anda di halaman 1dari 12

PEMBUBARAN HTI OLEH PRESIDEN JOKO WIDODO

PEMBATASAN
HAM DI
INDONESIA
Livia Nathania Federick - 6052101185
Mutia Auliya Qurrotalaaeni - 6052101488
Silvianus Musmuliadi Mongko - 6052101404
Salmaa Amira - 6052101113
Tyas Beyadistya - 2017200035
DESKRIPSI KASUS & MASALAHNYA

Pada tahun 2017, Pemerintahan Presiden Joko Widodo melakukan pembubaran


dan penghentian kegiatan terhadap organisasi masyarakat (Ormas) Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI).
penghujung tahun 2020, Pemerintah memastikan kegiatan yang dilaksanakan
ormas HTI terindikasi kuat telah bertentangan dengan tujuan, azas dan ciri yang
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pandangan HTI tidak sesuai dengan NKRI yang berdasarkan Pancasila.
Ideologi transnasionalisme HTI lebih merepresentasikan pergerakan
“sentrifugalisme” Islam, dimana visi politiknya adalah menyatukan identitas-
identitas Islam nasional dan lokal yang berserak di seluruh dunia di bawah
otoritas tunggal Khilafah Islamiyah.
DESKRIPSI KASUS & MASALAHNYA

HTI dirancang sebagai organisasi politik, namun ia tidak mendaftarkan diri secara
formal sebagai parpol yang ikut dalam pemilu. Dalam kata, partai ini tidak mengikuti
jejak partai lain yang berdasarkan Islam untuk ikut andil dalam pemilu dan kemudian
dapat menjadi anggota legislatif.
Aktivitas HTI dikatakan pemerintah nyata-nyata telah menimbulkan benturan di
masyarakat yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta
membahayakan keutuhan NKRI.
HTI terbukti telah menyebarkan paham kekhilafahan di Indonesia yang bertentangan
dengan Pancasila, Undang-Undang berlaku pada pasal 59 ayat 4 huruf C Perpu Ormas.
Selain itu juga, HTI dianggap telah melanggar pasal 21 huruf B Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2013 kegiatan yang dilakukan oleh HTI tersebut tidak sesuai dengan
aturan yang ada untuk persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI.
FENOMENA/PERISTIWA

DAN KETERKAITAN DENGAN PENGELOMPOKKAN HAM

HTI merupakan Ormas yang bernuansa ajaran agama, maka ia


memperjuangkan HAM terkait:

Pasal 28E UUD NRI 1945 Bab XA Hak Asasi Manusia:


(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
FENOMENA/PERISTIWA

DAN KETERKAITAN DENGAN PENGELOMPOKKAN HAM

HTI terindikasi melawan ideologi negara Pancasila karena


melakukan dakwah politik yaitu (ingin menggantikan ideologi
negara Pancasila -> Negara Khilafah) yang bertentangan dengan
konstitusi negara.
Dalam menegakkan hak organisasi, HTI bertentangan dengan
Pasal 28J UUD NRI 1945 Bab XA Hak Asasi Manusia tentang
kewajiban untuk menghargai HAM sesama dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BENTUK PEMBATASAN

Menerbitkan PERPPU Nomor 2 Tahun


2017 tentang Ormas yang memberi
kewenangan kepada Kemenkumham
untuk membekukan Ormas yang
membahayakan keselamatan negara
tanpa melalui keputusan pengadilan
ANALISIS
Sirakusa no 64: Dalam keadaan darurat publik
aturan hukum tetap berlaku. Derogasi
(pembatasan) adalah hak perogatif yang
berwenang dan terbatas untuk merespon secara
memadai suatu ancaman terhadap kehidupan
bangsa. Negara yang merendahkan akan
memiliki beban membenarkan tindakannya
menurut hukum.

ANALISIS
PASAL 4 AYAT 1 UU NOMOR 12 APAKAH PERATURAN
TAHUN 2005 TENTANG PEMBATASAN ITU
KOVENAN HAK SIPIL DAN
PASAL 73 UU HAM POLITIK PERLU ATAU TIDAK
Dalam keadaan darurat yang mengancam UNTUK KASUS YG
kehidupan negara dan keberadaannya yang telah KITA ANGKAT?
Sebagai acuan Pemerintah diumumkan secara resmi, Negara-negara Pihak
pada Kovenan ini dapat mengambil langkah Pembatasan Hak HTI itu
mengeluarkan pembatasan langkah yang mengurangi kewajiban-kewajiban
sangat perlu, karena :
(degorasi) terhadap HTI mereka berdasarkan Kovenan ini, sejauh yang
benar-benar dibutuhkan dalam situasi tersebut, - HTI membahayakan
dengan cara mengeluarkan asalkan langkah termaksud tidak bertentangan
dengan kewajiban-kewajiban mereka lainnya
keselamatan NKRI
PERPPU dan SK yang diatur oleh hukum internasional dan tidak - Menciptakan benturan
Kemenkuham. mengandung diskriminasi yang semata-mata
sosial, politik dan budaya
berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa atau asal-usul sosial.
DASAR HUKUM
PEMBUBARAN HTI
HTI dianggap telah melanggar pasal 21 huruf b
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
HTI dianggap telah melanggar Pasal 21 huruf f
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
HTI dianggap telah melanggar larangan dalam Pasal
59 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2013
HTI dianggap telah melanggar ketentuan Pasal 59
ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013
HTI dianggap telah melanggar Pasal 67 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999
REKOMENDASI
HTI bisa
Mendorong peran lembaga Pembatasan HAM oleh
ditransformasi
keagamaan untuk negara mesti selaras dan
menjadi Partai
berperan aktif mendukung tetap mengacu pada aturan
Politik nasional-
cita-cita dan tujuan Perundang-Undangan dan
agamais tanpa
nasional bangsa hukum tidak tertulis
harus melawan
konstitusi
Negara mesti aktif untuk terus (mendirikan Negara Memperketat pengawasan
melibatkan banyak pihak untuk Khilafah) sehingga implementasi hak-hak berorganisasi
memberikan literasi kebangsaan bisa terlibat dalam dan hak beragama khususnya di
kepada kelompok atau ormas politik kekuasaan dunia kampus agar tidak terseret oleh
yang menyimpang dari nilai-nilai paham-paham yang bertentangan
Pancasila termasuk HTI dengan nilai Pancasila
REKOMENDASI
Sudah sesuai dengann Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku baik secara nasional
maupun hukum internasional

Kebebasan dan hak berkumpul HTI itu secara


fundamental bertentangan dengan konstitusi Negara
Pancasila karena ingin menggantikan ideologi Negara
Pancasila dengan ideologi Negara Khilafah

Doktrin HTI itu menimbulkan konflik sosial, politik dan


kebudayaan karena banyak kelompok sosial yang
tidak menerima ideologi Khilafah menjadi dasar
negara Republik Indonesia
SEKIAN &
TERIMAKASIH
Semoga Bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai