“Evaluasi Perubahan Kadar Air, Kadar Abu, Dan Kadar Vitamin C Daun Kelor”
Oleh:
NIM : Q1A120081
KELAS : ITP-A
KELOMPOK : II ( DUA)
3. SUHFIANA
4. UKHWANUR AZIZAH
Rata-
Nama Kadar Air Standar
W1 W2 W3 Rata
Sampel (%) Deviasi (%)
(%)
18,405 20,456 18,8898 76,36
Kelor segar 17,835 19,805 18,2896
76,92 76,69 0,297
Ulangan 1.
W 2−W 3
Kadar air (%) = × 100 %
W 2−W 1
20,146−20,005
= ×100 %
20,146−18,025
0,141
= ×100 %
2,121
= 6,64%
Ulangan 2.
W 2−W 3
Kadar air (%) = × 100 %
W 2−W 1
20,048−18,530
= × 100 %
20,048−17,992
1,517
= ×100 %
2,056
= 73,79%
Ulangan 3.
W 2−W 3
Kadar air (%) = × 100 %
W 2−W 1
19,817−19,665
= × 100 %
19,817−17,862
0,151
= ×100 %
1,955
= 7,75%
6,64+73,79+7,75
=
3
= 29,393%
C. Pembahasan
Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga
sepanjang tahun dan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasl dari daerah tropis dan
subtropis diasia selatan. Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat
diindonesia. Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil. Pada sampel
kelor segar, daun kelor mengandung metabolit primer seperti protein lemak,
karbohidrat, berbagai mineral, vitamin dan asam amino sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai makanan alternatif pada kasus malnutrisi , selain itu daun kelor segar juga
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi dapat
menyebabkan bahan pangan mudah ditumbuhi kapang dan jamur (Yuliani et al,.2015).
Pada uji sampel daun kelor untuk pengujian kadar air, dari tabel diatas
menunjukkan bahwa kadar air dan kelor perlakuan kadar air tertinggi terdapat pada
daun kelor yang direbus selama 2 menit yaitu 86,1% hal ini dikaarenakan pada proses
perebusan air akan terserap kedalam bahan sehingga dapat meningkatkan kadar air
(Wibowo et al., 2017). Sedangkan perlakuan kelor yang dihasilkan terendah yaitu pada
kelor dengan perlakuan pengeringan dengan oven sebesar 8,73%. Hal ini dikarenakan
pada saat blansir, adanaya kontak langsumg dengan air panas maupun uap air sehingga
permeabilitas sel makin besar, akibatnya sel tidak dapat menahan air sehingga air akan
Perlakuan yang diberikan seperti blansir dan pengeringan menggunakan oven pada
suhu 600 c
Memberikan pengaruh besar pada daun kelor yang menyebbabkan kekurangan kadar
pengeringan, tetapi dapat menimbulkan rusakanya kandungan gizi bubuk daun kelor
yang dikeringkan. Proses pengeringan merupakan salah satu kegiatan paling penting
karena dapat mempngaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Tujuan utama pengeringan
yaitu untuk menguranngi kadar air bahan sehingga dapat menghambat pertumbuhan
Ulangan 1
W 4−W 1
Kadar abu (%) = ×100 %
W 2−W 1
16,262−16,061
= ×100 %
18,018−16,061
0,200
= ×100 %
1,957
= 10,24%
Ulangan 2
W 4−W 1
Kadar abu (%) = ×100 %
W 2−W 1
15,487−15,289
= × 100 %
17,212−15,289
0,197
= × 100 %
1,928
= 10,29%
6,64+73,79+7,75
=
3
= 29,393%
C. Pembahasan
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan makanan olahan. Berdasarkan tabel diatas kadar abu
perlakuan kelor yang diblansir lebih tinggi yaitu 11, 725 % hal ini dikarenakan
penurunan kadar air dapat mempengaruhi terhadap peningkatan nilai gizi termaksud
mineral. Kadar abu dari suhu bahan biasannya menunjukan kadar mineral kemurnian
(Susanto, 2016).
Berdasarkan pada data tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar abu
yaitu 2,388%, 10,26%, 11,72%, dan 1,415% nilai rata-rata kadar abu tertinggi
diperoleh dari daun kelor diblansir yaitu sebesar 11,72% , hal itu disebabkan karena
kadar air kelor yang diblansir sangat tinggi maka (Rauf et al., 2017) menyatakan bahwa
semakin tinggi kadar air maka bahan kering menurun, komponen lemak dan protein
meningkat sebagai bahan kering meningkat sehingga persentase kadar abu meningkat.
Kandungan abu pada kelor mengalami peningkatan dengan semakin menigkat jenis
sampel kelor yang digunakan. Hal ini sejalan dengan penelitian ( Asniar, 2019), yang
menyatakan semakin meningkat penambahan daun kelor maka semekin tinggi kadar
abu, dimana pada penelitian tersebut kadar abu tertinggi sebesar 1,88. Pengujian kadar
abu bertujuan memberikan gambaran kndungan mineral internal dan eksternal yang
berasal dari proses awal sampai terbentuk ekstrak, dipanaskaan dalm temperatur yang
sehingga meningkatkan unsur mineral dan organik saja. Menurut penelitian ini
(Manggara dan Shofi, 2018) diketahui bahwa daun kelor memiliki kandungan mineral
yang tinggi seperti kalium dan kalsium (Saddila et al., 2018) mengemukakan bahwa
sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri bahan organik daan air.
Sisanya terdiri dari unsur mineral yang juga dikenal sebagai zat organik atau kadar abu.
Sedangkan nilai rata-rata terendah kada abu diperoleh dari kelor yang direbus yaitu
sebesar 1,415%. Hal tersebut disebabkan karena kelebihan kadar air dalam kelor
direbus dimana kelebihan kadar air dapat menyebabkan kadar abu menjadi rendah.
4. Kadar Vitamin C Sampel
V iodin
Mol iodin Berat vit
yang Konsentrasi Rata- Standar
Nama Sampel yang C dalam
digunakan vit C (%) Rata (%) Deviasi (%)
bereaksi 20 mL
(L)
0,0121 0,0000605 0,0104 4,705
Kelor Segar 0,0108 0,000058 0,0093 4,623 4,6155 0,095
0,0107 0,0000535 0,0092 4,5158
Kelor 0,0128 0,000064 0,01101 5,48
dikeringkan 0,0136 0,000068 0,01170 5,76 5,435 0,350
(oven) 0,0121 0,0000605 0,01041 5,065
Kelor 0,0093 0,0000465 0,0080 3,88
diblansir dan 0,0099 0,0000495 0,0085 4,24 4,24 0,360
dikeringkan 0,0109 0,0000545 0,0093 4,6
0,008 0,00004 0,00689 3,265
Kelor rebus 0,0048 0,000024 0,00418 1,944 2,462 0,705
0,0061 0,0000305 0,00525 2,178
Ulangan 1
1. Tentukan mol iodin yang bereaksi:
mol iodin=Vol iodin yang digunakan ( L ) ×konsentrasi iodin
mol iodin=0,008 ( L ) ×0,005 mol / L
mol iodin=0,00004 mol
C. Pembahasan
Daun kelor mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Asam askorbat atau
lebih dikenal vitamin C adalah sebuah senyawa kimia yang memiliki rumus
molekul C6H6O6 vitamin C memiliki kelarutan air yang tinggi. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi ketika larut, vitamin mudah rusak oleh
proses oksidasi, terutama bila terkena air panas. Karena sangat mudah teroksidasi
oleh panas, cahaya dan logam, vitaminc adalah termasuk dalam kelompok anti
tertinggi yaitu terdapat pada kelor dengan perlakuan daun kelor yang dikeringkan
oven suhu 600 c selama 12 jam yaitu 4,593 hal itu disebabkan karena daun kelor
dikeringkan dioven memiliki larutan air yang tinggi sebab kandungan airnya
sedikit. Secara teori, kelor segar memiliki kadar vitamin C paling tinggi kelor
dengan perlakuan oven dikeringkan dengan suhu 600 c selama 12 jam sebab
semakin tinggi kelarutan air semakin sedikit kandungan airnya sehingga kadar
kandungan vitamin yang hilang tergantung dari cara pemanasan yang dilakukan,
selain pemanasan, vitamin C juga bisa rusak saat menggunkan peralatan besi atau
peyimpanan yang lama, perendaman dalam air, pemanasan jangka panjang dan
DAFTAR PUSTAKA
Aznury M, Maulidi MD, Yuliati S. 2021. Analisa Perubahan Waktu Terhadap
Kualitas Hasil Pengeringan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Menggunakan
Photovoltaic Tray Dryer. Journal of Science and Technology. 1 (2):175-
181.
Wibowo N.J, Amelia G.A.P, Indah M.Y. 2017. Karakteristik Mutu Kadar Air,
Kadar Abu dan Organoleptik Pada Penyedap Rasa Instan. Journal of
Agritech Science. 3(2): 60-77.