Anda di halaman 1dari 19

TAR 406

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

HOTEL BINTANG TIGA

NAMA : SHARON JULYA


NPM : 2014420046

DOSEN PENANGGUNGJAWAB:
DR. RAHADIAN P.H.

KOORDINATOR STUDIO:
ANASTASIA MAURINA, ST., MT

ASISTEN DOSEN:
DIMAS HARTAWAN, ST., MT

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
Akreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No.78/D/O/1997
dan BAN Perguruan Tinggi No : 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014

BANDUNG
2017
1. HOTELEE CIHAMPELAS

Hotelee Cihampelas merupakan hotel yang berbasis business and travel,


terutama bisnis. Pemilihan jenis hotel yang berfokus pada bisnis dikarenakan lokasi
Cihampelas sebagai sentra bisnis yang terus berkembang dan hidup bukan hanya
mengutamakan wisatawan semata meskipun merupakan daerah dengan tingkat
wisatawan yang cukup tinggi, serta di masa yang akan datang direncanakan sebagai
bagian dari kawasan yang dikembangkan oleh pemerintah menjadi salah satu kawasan
bisnis padat. Kawasan yang memiliki banyak kegiatan ekonomi serta didukung
meningkatnya fasilitas kota membuat pengunjung berdatangan dan terus melakukan
aktivitas di daerah Cihampelas.
Hotelee Cihampelas merupakan nama yang berasal dari kata Hotel, Lee, dan
Cihampelas. Hotel yang menjadi fungsi utama berhubungan dengan kata ‘Lee’ yang
dalam bahasa inggris berarti tanah teduh dan menjadi salah satu kata yang mewakili
dengan lingkungan dan sejarah sekitar Cihampelas, sedangkan Cihampelas sendiri
merupakan lokasi dimana hotel ditempatkan.

2. KONSEP DESAIN
Lokasi dan Aktivitas

Lahan bertempat di Jalan Cihampelas yang merupakan sentra belanja dan bisnis
yang cukup aktif di Bandung , hal ini tentunya mempengaruhi jenis hotel, pengunjung,
serta konsentrasi desain yang berbeda. Lokasi yang ramai, penuh dengan aktivitas
ekonomi didukung sosial yang tinggi menciptakan pergerakan manusia sangat tinggi.
Keberadaan Teras Cihampelas sebagai jalur pedestrian berupa skywalk menambah
jumlah pengunjung yang sebagian besar berjalan kaki sehingga penting menciptakan
ruang yang ramah terhadap lingkungan sekitar tidak hanya pengunjung utama hotel
karena berpotensi menghidupkan suasana serta potensi ekonomi bagi hotel diluar


kegiatan hotel yang privat. Aktivitas di lingkungan Cihampelas :
Berdagang
 Berbelanja
 Berjalan
 Kuliner
 Duduk santai
 Naik-turun angkutan kota
 Parkir wisatawan
 Menginap (beberapa hotel Cihampelas)
 Mall (Ciwalk)
 Menikmati suasana kota
 Sekadar lewat

Sejarah
Sejarah menjadi factor yang kuat dalam menentukan desain dan responnya
karena menjadi dasar serta pertimbangan yang menyangkut banyak aspek bukan sekadar
bersifat ‘historical’ atau cerita belaka tetapi juga menjadi kilas balik perkembangan
sebuah kawasan dan menentukan arah perkembangannya.

 Business Histories
Bandung utara sejak dahulu kala merupakan salah satu kawasan yang memicu
perekonomian kota Bandung, kopi dan the yang merupakan komoditas utama
mernjadikan Bandung memiliki ciri khas yaitu perdagangan hasil bumi tersebut, adanya
latar belakang ini juga menjadi salah satu alasan pemilihan hotel bisnis. Karena hotel
bisnis, maka fasilitas yang berhubungan dengan M.I.C.E serta penunjang bisnis lainnya
diusahakan tersedia dalam failitas hotel.

 Kawasan Konservasi
Kawasan Cihampelas yang pada sisi Timur dilintasi Sungai Cikapundung memiliki
hubungan yang erat, pada masa Belanda, kawasan ini menjadi salah satu daerah yang
dilindungi dan dikonservasi dengan pohon pinus karena adanya kerusakan pada daerah
aliran sungai sehingga dilakukan penanaman di sepanjang sungai sampai ke daerah
utarea yang lebih jauh.Inspirasi bentuk dasar massa:

 Jubileeum Park
Jalan Pelesiran yang menjadi salah satu jalan yang melingkupi tapak merupakan yang
menghubungkan Cihampelas dengan lingkungan yang sekarang menjadi Kebun
Binatang Bandung dan menjadi jalan yang cukup banyak dikenal dan dilalui orang pada
masanya, pada kawasan ini terdapat Jubileeum Park yaitu taman yang diberikan Ratu
Belanda sebagai hari peringatan dan merupakan taman hutan lindung. Hal ini
mempengaruhi pemikiran bahwa pentingnya mempertahankan keberadaan lahan alami
dan membentuk suasana dinamis seperti pada alam.

 Simplicity
Konsep kesederhanaan menjadi poin penting dalam desain karena identitas kawasan
yang sangat beragam dan menjadi chaos memunculkan kesan saling menonjol antar
segala aspek, perlunya kesederhanaan sebagai titik temu dalam hiruk pikuk dibutuhkan
untuk menjadi tempat ‘singgah’ dan ‘menenangkan’ . Kesederhanaan yang dimaksud
bukan semata-mata soal bentuk, akan tetapi dalam aspek ruang dan kesan ruang pada
kegiatan manusianya.

3. PERENCANAAN DESAIN

 Tata letak dan massa bangunan


Massa bangunan menempati tapak yang berbentuk memanjang dan mengecil pada
salah satu sisi. Mengatur tinggi rendahnya kompocici bangunan serta tata lletak
kemiringan terhadap permukiman atau runag public menjadi poa tata massa dan ruang
yang menciptakan hubungan terhadap respon eksisting

Publik dan ruang


wisata/bisnis Permukiman

 Zonasi
Ruang dengan sifatnya yang tertentu disesuai kan dengan fungsi di luar
bangunannya dengan sifat yang sama sehingga terjadi kesinambungan
 Sirkulasi
Jalur-jalur sirkulasi yang ada tetap mengarah pada pedestrian oriented sehingga jalur
manusia tidak kalah penting karena banyaknya pengunjung yang berjalan kaki, juga
menjadi kesempatan membuka kepentingan bisnis/retail
-Kendaraan engunjung masuk melalui Jalan Cihampelas dan keluar melalui Jalan
Pelesiran
-Kendaaraan servis melalui jalan Cihampelas masuk dan keluar di sisi Jalan Pelesiran
-Pedestrian Pengunjung dapat diakses melalui kedua jalan
-Pedestrian servis ada di daerah Jalan Pelesiran

 Lansekap
Tata lahan yang berkontur dan luas memungkinkan terciptanya lahan sebagai ‘node’
perjalan kaki sehingga pedestrian dibuat menarik dengan kedinamisan bentuk yang
merupakan pengulangan bentuk massa publik sehingga tetap berpola dan dilengkappi
elemen air atau vegetasi . Pentingnya pedestrian bagi para staff juga menjadi elemen
yang diperhatikan.
Adanya platform dari basement 1 dimanfaatkan sbagai peninggian lantai dan
perkerasan yang difungsikan untuk space pedagang kaki lima sebagai respon relokasi
tempat mereka sebelum dibangunnya hotel, menunjang karyawan, ruang sewa dan
menghasilkan bagi hotel.

 Penghawaan
Penghawaan pada bangunan diharapkan dapat seefisien mungkin, meminimalisasi
penggunaan penghawaan buatan. Hal ini direspon dengan slidding windows pada setiap
glass wall sehingga penghawaan maksimal secara alami dapat langsung dioperasikan
baik oleh pengunjung atau pengguna lain
-adanya system celah antara lantai dasar dan b1 sehingga penghawaan udara baik
-adanya system crossing ventilation pada koridor dengan slidding window dan
dinding kaca yang saling overlapping
Slidding window

Overlapping
glass
 Pencahayaan
Sama halnya dengan penghawaan, pemanfaatan cahaya alami sangat penting untuk
efisiensi energi dan suasana ruang, glass wall menjadi pilihan dalam memaksimalkan
cahaya , memberi kesan transparan sehingga terjadi interaksi luar dalam, dan membuat
beberapa aktivitas semi-outdoor.
Dalam menangani tingginya radiasi , glass wall pada bagian tower di selubungi lagi
oleh secondary skin berupa wood plastic composite yang di susun berulang dan
memiliki tampilan garis-garis vertical yang rapat dan renggang membentuk kesan
bidang yang sederhana tapi bernuasa kayu.

Pada sisi yang mengarah matahari barat, kerapatan fasad dipertingi, sementara pada
matahari pagi garis-garis berjauhan
Lebih rapat

Renggang –
matahari pagi

 Material dan warna


Penggunaan material dengan warna-warna kayu , tanah, batu dan warna netral
dipilih sebagai implementasi konsep sederhana dan alami. Memberi kesan hangat sereta
dingin dalam alam
 Utilitas
Penggunaaan cahaya dan udara alami maksimal dapat mengurangi konsumsi energi
listrik.Pemakaian system ac VRV HRHW menjadi salah satu system efisiensi yang
didapat meskipun merupakan pengkondisian buatan, pengudaraan sekaligus
menyediakan air panas dalam system mengurangi banyak ruang terpisah dan banyak
energy listrik
 Struktur
Penggunaan system rigid frame dengan material utama berupa beton menjadi
pilihan dikarenakan cara yang relatif mudah yang biasa diaplikasikan masyarakat.
Bentuk struktur utama berupa kolom bulat merespon bentuk massa dan ruang yang
dibutuhkan, juga dengan adanya kolom bulat dengan tulangan spiral dirasa memiliki
kekuatan lebih tingggi terhadap gempa.

Pada bentang ruang yang jauh, penggunaan beton prategang diaplikasikan untuk
mengefisiensi tinggi ruang serta kekuatan

4. DAFTAR RUANG

 Ruang Staff /Administrasi


 Ruang BOH
 Ruang Kamar

Standar = 42kamar
Family = 4 kamar
Deluxe18 kamar
Suite = 6 kamar
Total kamar 70

 Ruang Umum
6. PERHITUNGAN

6.1 Struktur

Beban = 1500kg/m2

Kolom 1 (pertengahan antara podium dan tower)


F = ((9,51m + 8,95m):2 x 8,78x 5lantai ) + (9,51 x 3,10 x 6) 1500kg/m2: 75 kg/m2
=11.641,66 m2
Dimensi kolom = √ 11.641,66: 3,14 = 60,89

Kolom 2 (kolom tengah tower)


F = 8,4m x 7,2m x 1500kg/m2 x (12-1) : 75 kg/m2
=13.305 m2
Dimensi kolom = √ 13.305: 3,14 = 65,695

Kolom 1 & 2 = 66cm

Kolom 3 (tepi luar)


F = 8,4m x 4,2m x 1500kg/m2 x (12-1) : 50 kg/m2
=7.761,6 m2
Dimensi kolom = √ 7.761,6: 3,14 = 49,7 ͠ 50

Pile cap
daya dukung tanah 8 m = 0,8

0,8 > P:F


F > 8,4 x7,2x 1500x 11 : 0,8
F > 1.247.400
S = 1,116 = 1,2 m

Balok utama
1/12 x 8,4 m = 30x70cm

Balok anak
1/15 x 8,4 m = 28x56cm

Balok prategang
1/20x 12m = 30x60cm

6.2 Utilitas
 Air Bersih
Air bersih didapat melalui jaringan pdam. Air kemudian ditampung di bak reservoir
bawah, kemudian dipompa naik ke atas tower menuju reservoir atas. Setelah itu air
bersih disalurkan melalui shaft yang mensuplai ke tiap dua unit kamar, serta area
podium.
Perhitungan Air Bersih
Sistem : pipa ganda, tangki atas dan tangki bawah
Jumlah penghuni (N) = -+250 orang

Dari tabel pemakaian air untuk bangunan dengan fungsi hotel diperoleh (qd) = 300 lt /
orang / hari, dengan waktu pemakaian (T) = 10 jam / hari.

Qd = qd . N
= 300 . 250= 75000 l / hr = 75 m3 / hr
Qh = Qd / T
= 75 / 10 = 7,5 m3 / jam

Pada pemakaian jam puncak dan konstanta C1 = 2


Qh-max = C1 x Qh = 2 x 7,5 = 15 m3 / jam
Pemakaian air pada menit puncak dan konstanta C2 = 4
Qm-max = C2 x (7,5 / 60)
= 4 x (7,5/ 60) = 4 . 0,5 = 0,5 m3 / menit

Perhitungan kapasitas alat :


Kebutuhan jam puncak = Qh-max = 15 m3 / jam = 15000 / 60 = 250 lt / menit
Kebutuhan puncak = Qm-max = 0,5 m3 / menit =500 l / menit

Kapasitas pompa pengisi = Qpu = Qh-max; Tp = 30 menit, Tpu = 10 menit

Volume tangki atas (VE) = (Qm-max – Qh-max) Tp + Qh-max . Tpu


= ( 500 – 250 ) 30 + 250 x 10
= 7500 + 2500
= 10000 lt
= 10 m3

Kapasitas tangki bawah :


Qd = 75 m3 / hari ; Qh = 7,5 m3 / jam
Kapasitas pipa dinas (Qs) = 2/3 x Qh = 2/3 x 7,5 m = 5 m3 / jam
Dari tabel pemakaian air untuk bangunan hotel waktu pemakaian (T) / hari rata-rata 10
jam
Volume tangki bawah (VR) = Qd – (Qs x T)
= 75 – (5 x 10)
= 25 m3

 Listrik
a. Distribusi Listrik
Didapat melalui gardu pln yang berada di depan perempatan tapak. Kemudian
disalurkan menuju PUTM (panel utama tegangan menengah), trafo untuk
menurunkan tegangan, kemudian ke PUTR (panel utama tegangan rendah).
Terdapat genset sebagai sumber energy listrik cadangan yang berfungsi untuk mem
back up kebutuhan listrik pada hotel. Dari PUTR kemudian dipecah ke tiap lantai
menuju SDP (Secondary Distribution Panel) hingga sampai ke perangkat elektrikal.

b. Penangkal petir
Penangkal petir diletakkan pada bagian tertinggi pada bangunan, dalam hal ini
yakni sirkulasi vertical hotel. Petir yang menyambar tiang tersebut disalurkan
melalui down conductor yang kemudian disalurkan langsung ke tanah (grounding)
Penangkal petir yang digunakan adalah jenis elektrostatis, dengan radius 60m.
(Untuk jangkauan 25m, 60m, 125m)

 AC
Penggunaan system VRV IV HRHW dengan keunggulan menghasilkan sistem
air panas. Maksimal 1 outdorr unit melayani 64 indoor unit, efisiensi penggunaan
energi dalam satu system.
 Elevator
Elevator yang digunakan adalah Otis roomless dengan kapasitas 13 orang dan
berjumlah 2 unit untuk pengunjung umum, 1 unit untuk servis

Anda mungkin juga menyukai