DOSEN PENANGGUNGJAWAB:
DR. RAHADIAN P.H.
KOORDINATOR STUDIO:
ANASTASIA MAURINA, ST., MT
ASISTEN DOSEN:
DIMAS HARTAWAN, ST., MT
BANDUNG
2017
1. HOTELEE CIHAMPELAS
2. KONSEP DESAIN
Lokasi dan Aktivitas
Lahan bertempat di Jalan Cihampelas yang merupakan sentra belanja dan bisnis
yang cukup aktif di Bandung , hal ini tentunya mempengaruhi jenis hotel, pengunjung,
serta konsentrasi desain yang berbeda. Lokasi yang ramai, penuh dengan aktivitas
ekonomi didukung sosial yang tinggi menciptakan pergerakan manusia sangat tinggi.
Keberadaan Teras Cihampelas sebagai jalur pedestrian berupa skywalk menambah
jumlah pengunjung yang sebagian besar berjalan kaki sehingga penting menciptakan
ruang yang ramah terhadap lingkungan sekitar tidak hanya pengunjung utama hotel
karena berpotensi menghidupkan suasana serta potensi ekonomi bagi hotel diluar
kegiatan hotel yang privat. Aktivitas di lingkungan Cihampelas :
Berdagang
Berbelanja
Berjalan
Kuliner
Duduk santai
Naik-turun angkutan kota
Parkir wisatawan
Menginap (beberapa hotel Cihampelas)
Mall (Ciwalk)
Menikmati suasana kota
Sekadar lewat
Sejarah
Sejarah menjadi factor yang kuat dalam menentukan desain dan responnya
karena menjadi dasar serta pertimbangan yang menyangkut banyak aspek bukan sekadar
bersifat ‘historical’ atau cerita belaka tetapi juga menjadi kilas balik perkembangan
sebuah kawasan dan menentukan arah perkembangannya.
Business Histories
Bandung utara sejak dahulu kala merupakan salah satu kawasan yang memicu
perekonomian kota Bandung, kopi dan the yang merupakan komoditas utama
mernjadikan Bandung memiliki ciri khas yaitu perdagangan hasil bumi tersebut, adanya
latar belakang ini juga menjadi salah satu alasan pemilihan hotel bisnis. Karena hotel
bisnis, maka fasilitas yang berhubungan dengan M.I.C.E serta penunjang bisnis lainnya
diusahakan tersedia dalam failitas hotel.
Kawasan Konservasi
Kawasan Cihampelas yang pada sisi Timur dilintasi Sungai Cikapundung memiliki
hubungan yang erat, pada masa Belanda, kawasan ini menjadi salah satu daerah yang
dilindungi dan dikonservasi dengan pohon pinus karena adanya kerusakan pada daerah
aliran sungai sehingga dilakukan penanaman di sepanjang sungai sampai ke daerah
utarea yang lebih jauh.Inspirasi bentuk dasar massa:
Jubileeum Park
Jalan Pelesiran yang menjadi salah satu jalan yang melingkupi tapak merupakan yang
menghubungkan Cihampelas dengan lingkungan yang sekarang menjadi Kebun
Binatang Bandung dan menjadi jalan yang cukup banyak dikenal dan dilalui orang pada
masanya, pada kawasan ini terdapat Jubileeum Park yaitu taman yang diberikan Ratu
Belanda sebagai hari peringatan dan merupakan taman hutan lindung. Hal ini
mempengaruhi pemikiran bahwa pentingnya mempertahankan keberadaan lahan alami
dan membentuk suasana dinamis seperti pada alam.
Simplicity
Konsep kesederhanaan menjadi poin penting dalam desain karena identitas kawasan
yang sangat beragam dan menjadi chaos memunculkan kesan saling menonjol antar
segala aspek, perlunya kesederhanaan sebagai titik temu dalam hiruk pikuk dibutuhkan
untuk menjadi tempat ‘singgah’ dan ‘menenangkan’ . Kesederhanaan yang dimaksud
bukan semata-mata soal bentuk, akan tetapi dalam aspek ruang dan kesan ruang pada
kegiatan manusianya.
3. PERENCANAAN DESAIN
Zonasi
Ruang dengan sifatnya yang tertentu disesuai kan dengan fungsi di luar
bangunannya dengan sifat yang sama sehingga terjadi kesinambungan
Sirkulasi
Jalur-jalur sirkulasi yang ada tetap mengarah pada pedestrian oriented sehingga jalur
manusia tidak kalah penting karena banyaknya pengunjung yang berjalan kaki, juga
menjadi kesempatan membuka kepentingan bisnis/retail
-Kendaraan engunjung masuk melalui Jalan Cihampelas dan keluar melalui Jalan
Pelesiran
-Kendaaraan servis melalui jalan Cihampelas masuk dan keluar di sisi Jalan Pelesiran
-Pedestrian Pengunjung dapat diakses melalui kedua jalan
-Pedestrian servis ada di daerah Jalan Pelesiran
Lansekap
Tata lahan yang berkontur dan luas memungkinkan terciptanya lahan sebagai ‘node’
perjalan kaki sehingga pedestrian dibuat menarik dengan kedinamisan bentuk yang
merupakan pengulangan bentuk massa publik sehingga tetap berpola dan dilengkappi
elemen air atau vegetasi . Pentingnya pedestrian bagi para staff juga menjadi elemen
yang diperhatikan.
Adanya platform dari basement 1 dimanfaatkan sbagai peninggian lantai dan
perkerasan yang difungsikan untuk space pedagang kaki lima sebagai respon relokasi
tempat mereka sebelum dibangunnya hotel, menunjang karyawan, ruang sewa dan
menghasilkan bagi hotel.
Penghawaan
Penghawaan pada bangunan diharapkan dapat seefisien mungkin, meminimalisasi
penggunaan penghawaan buatan. Hal ini direspon dengan slidding windows pada setiap
glass wall sehingga penghawaan maksimal secara alami dapat langsung dioperasikan
baik oleh pengunjung atau pengguna lain
-adanya system celah antara lantai dasar dan b1 sehingga penghawaan udara baik
-adanya system crossing ventilation pada koridor dengan slidding window dan
dinding kaca yang saling overlapping
Slidding window
Overlapping
glass
Pencahayaan
Sama halnya dengan penghawaan, pemanfaatan cahaya alami sangat penting untuk
efisiensi energi dan suasana ruang, glass wall menjadi pilihan dalam memaksimalkan
cahaya , memberi kesan transparan sehingga terjadi interaksi luar dalam, dan membuat
beberapa aktivitas semi-outdoor.
Dalam menangani tingginya radiasi , glass wall pada bagian tower di selubungi lagi
oleh secondary skin berupa wood plastic composite yang di susun berulang dan
memiliki tampilan garis-garis vertical yang rapat dan renggang membentuk kesan
bidang yang sederhana tapi bernuasa kayu.
Pada sisi yang mengarah matahari barat, kerapatan fasad dipertingi, sementara pada
matahari pagi garis-garis berjauhan
Lebih rapat
Renggang –
matahari pagi
Pada bentang ruang yang jauh, penggunaan beton prategang diaplikasikan untuk
mengefisiensi tinggi ruang serta kekuatan
4. DAFTAR RUANG
Standar = 42kamar
Family = 4 kamar
Deluxe18 kamar
Suite = 6 kamar
Total kamar 70
Ruang Umum
6. PERHITUNGAN
6.1 Struktur
Beban = 1500kg/m2
Pile cap
daya dukung tanah 8 m = 0,8
Balok utama
1/12 x 8,4 m = 30x70cm
Balok anak
1/15 x 8,4 m = 28x56cm
Balok prategang
1/20x 12m = 30x60cm
6.2 Utilitas
Air Bersih
Air bersih didapat melalui jaringan pdam. Air kemudian ditampung di bak reservoir
bawah, kemudian dipompa naik ke atas tower menuju reservoir atas. Setelah itu air
bersih disalurkan melalui shaft yang mensuplai ke tiap dua unit kamar, serta area
podium.
Perhitungan Air Bersih
Sistem : pipa ganda, tangki atas dan tangki bawah
Jumlah penghuni (N) = -+250 orang
Dari tabel pemakaian air untuk bangunan dengan fungsi hotel diperoleh (qd) = 300 lt /
orang / hari, dengan waktu pemakaian (T) = 10 jam / hari.
Qd = qd . N
= 300 . 250= 75000 l / hr = 75 m3 / hr
Qh = Qd / T
= 75 / 10 = 7,5 m3 / jam
Listrik
a. Distribusi Listrik
Didapat melalui gardu pln yang berada di depan perempatan tapak. Kemudian
disalurkan menuju PUTM (panel utama tegangan menengah), trafo untuk
menurunkan tegangan, kemudian ke PUTR (panel utama tegangan rendah).
Terdapat genset sebagai sumber energy listrik cadangan yang berfungsi untuk mem
back up kebutuhan listrik pada hotel. Dari PUTR kemudian dipecah ke tiap lantai
menuju SDP (Secondary Distribution Panel) hingga sampai ke perangkat elektrikal.
b. Penangkal petir
Penangkal petir diletakkan pada bagian tertinggi pada bangunan, dalam hal ini
yakni sirkulasi vertical hotel. Petir yang menyambar tiang tersebut disalurkan
melalui down conductor yang kemudian disalurkan langsung ke tanah (grounding)
Penangkal petir yang digunakan adalah jenis elektrostatis, dengan radius 60m.
(Untuk jangkauan 25m, 60m, 125m)
AC
Penggunaan system VRV IV HRHW dengan keunggulan menghasilkan sistem
air panas. Maksimal 1 outdorr unit melayani 64 indoor unit, efisiensi penggunaan
energi dalam satu system.
Elevator
Elevator yang digunakan adalah Otis roomless dengan kapasitas 13 orang dan
berjumlah 2 unit untuk pengunjung umum, 1 unit untuk servis