Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan Antara Cone Penetration Test (CPTU) dengan Dynamic Penetration Test

1. Cone Penetration Test (CPTU)


Uji Cone Penetration Test (CPTU) adalah salah satu jenis uji in situ yang saat
ini cukup banyak digunakan di Indonesia dalam hal investigasi tanah. Uji CPTU
secara umum memiliki kemiripan dengan uji sondir mekanis. Namun, memiliki
perbedaan, dimana dilengkapi dengan instrument elektrik. Penambahan instrument ini
membuat pengujian tanah yang dilakukan dapat menunjukkan kondisi tanah yang
sebenarnya yang ada pada tanah. Kondisi mendekati sebenarnya yang dimaksud
adalah alat ini dapat membaca tahanan ujung (cone resistance), gesekan selimur (skin
friction), dan tekanan air pori (pore pressure). Tambahan berupa pembacana tekanan
air ini yang membuat hasil pembacaan tanah menjadi lebih kompleks sebab dapat
menghasilkan sebanyak 3 data dalam satu kali pengujian. Terdapat beberapa
keuntungan dari uji CPTU dibandingkan alat CPT biasa, yaitu:

a. Mampu mendapatkan nilai tahanan ujing (qT) yang terpisah langsung dengan
tekanan air pori
b. Dapat membedakan antara penetrasi drained, partially drained, dan penetrasi
kondisi undrained.
c. Memiliki kemampuan lebih baik dalam memprediksi jenis prilaku tanah serta
parameter kuat geser tanah
d. Mampu memprediksi derajat konsolidasi.

Hasil dari pengujian CPTU adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Pengujian CPTU sampai kedalaman 26 meter


Sumber: Geochem survey, 2021

Berdasarkan hasil pengujian disamping, perlu


dilakukan penentuan jenis tanah berdasarkan
angka hasil pengujian. Untuk menentukan jenis
tanah pada saat pengujian CPTu, digunakan
chart yang diusulkan Robertson et al, (1986)
yang menghubungkan antara Corrected Cone
Resistence (qt) terhadap FR serta qt terhadap
Bq.
Gambar 2. Chart Pore Prssure dan Friction Ratio
sumber: Robertson et al, (1986)
Nilai Bq adalah perbandingan antara tekanan air pori netto terhadap
tekanan ujung konus netto. Nilai ini diperoleh dari setiap penetrasi 1
cm hingga nilai OCR juga dapat diperoleh pada tiap kedalaman
penetrasi. Hal ini juga bisa menunjukkan tipe prilaku tanah.

2. Dynamic Cone Penetrometer Test


Adalah pengujian yang bertujuan untuk menentukan daya dukung tanah (CBR)
dalam keadaan asli di lapangan secara cepat, selain itu untuk mengidentifikasi
ketebalan lapisan tanah, kuat geser dari lapisan tanah, dan karakteristik material.
Pengujian DCP ini merupakan salah satu pengukuran besaran penetrasi dari alat
konus DCP ketika dilakukan penumbukan menggunakan penumbuk (hammer) seberat
8 kh pada tanah tidak terganggu atau tanah terkompaksi, atau keduanya. Besarnya
penetrasi yang terjadi dapat dikorelasikan dengan kuat geser lapangan dan juga dapat
digunakan untuk menentukan nilai CBR.
Dari data, didapat nilai DCP yang diambil adalah jumlah rata-rata dari penetrasi per
pukulan (mm/blow). Dari nilai DCP yang ada, dapat dicari nilai CBR yang ada.
Semakin kecil nilai penetrasi DCP (mm/blow), maka makin besar nilai CBR yang
tejadi, dan sebaliknya semakin besar nilai penetrasi DCP (mm/blow), maka makin
kecil nilai CBR yang terjadi. Nilai korelasi yang terjadi didapat dari beberapa
percobaan yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Sumber : Potential Application of Dynamic and


Static Cone Penetrometers in MDOT Pavement
Design and Construction, Jackson State
University, Jurnal September 2003

Persamaan diatas, dapat digunakan untuk


beberapa jenis tanah, diantaranya tanah
granular, cohesive, aggregate base course,
hingga piedmont residual soil. Untuk
beberapa jenis tanah, rumus yang
digunakan berbeda koefisien untuk
persamaan garisnya

Anda mungkin juga menyukai