Anda di halaman 1dari 14

ACARA II

PUMPING TEST METODE COOPER JACOB

I. TUJUAN
1. Menghitung dan meganalisis nilai Transmisivitas (T) pada sumur uji.
menggunakan metode Cooper Jacob.
2. Menghitung dan mengetahui nilai koefisien Storage (S).
3. Menganalisis perbandingan pumping test metode Cooper Jacob dan
Theis Recovery.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Tulis
2. Kalkulator Scientific
3. Kertas Semilog
4. Data Pumping Test
III. DASAR TEORI
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau
dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sedangkan menurut
Soemarto air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam
lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak jenuh terletak di atas
lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongganya berisi air dan udara.
Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah
permukaan yang biasa disebut air tanah. Air bawah bawah
tanah (underground water dan sub terranean water) adalah istilah lain yang
digunakan untuk air yang berada pada lajur jenuh, namun istilah yang lazim
digunakan adalah air tanah. 
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan
mulai jenuh. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water
table). Air yang tersimpan pada lajur jenuh disebut dengan air tanah, yang
kemudian bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan dan lapisan-lapisan
tanah yang ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau
terkumpul masuk ke kolam, danau, sungai, dan laut. Suatu formasi geologi
yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melalukan air tanah
dalam jumlah berarti ke sumur-sumur atau mata air – mata air disebut akuifer.
Lapisan pasir atau kerikil adalah salah satu formasi geologi yang dapat
bertindak sebagai akuifer. Wadah air tanah yang disebut akuifer tersebut
dialasi oleh lapisan lapisan batuan dengan daya meluluskan air yang rendah,
misalnya lempung, dikenal sebagai akuitard. Lapisan yang sama dapat juga
menutupi akuifer, yang menjadikan air tanah dalam akuifer tersebut di bawah
tekanan (confined aquifer). Di beberapa daerah yang sesuai, pengeboran yang
menyadap air tanah tertekan tersebut menjadikan air tanah muncul ke
permukaan tanpa membutuhkan pemompaan. Sementara akuifer tanpa lapisan
penutup di atasnya, air tanah di dalamnya tanpa tekanan (unconfined aquifer),
sama dengan tekanan udara luar.
Semua akuifer mempunyai dua sifat yang mendasar: kapasitas menyimpan
air tanah dan kapasitas mengalirkan air tanah. Namun demikaian sebagai hasil
dari keragaman geologinya, akuifer sangat beragam dalam sifat-sifat
hidroliknya (kelulusan dan simpanan) dan volume tandoannya (ketebalan dan
sebaran geografinya). Berdasarkan sifat-sifat tersebut akuifer dapat
mengandung air tanah dalam jumlah yang sangat besar dengan sebaran yang
luas hingga ribuan km2 atau sebaliknya. Sebaran akuifer serta pengaliran air
tanah tidak mengenal batas-batas kewenangan administratif pemerintahan.
Suatu wilayah yang dibatasi oleh batasan-batasan geologis yang mengandung
satu akuifer atau lebih dengan penyebaran luas, disebut cekungan air tanah.
Menurut Krussman dan Ridder bahwa macam-macam akifer yaitu akifer
bebas,akifer tertekan, akifer semi tertekan, akifer semi bebas. 
 Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table
(preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan
hidrostatik sama dengan atmosfer.
 Akifer Tertekan (Confined Aquifer)yaitu aquifer yang seluruh
jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas
maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari
pada tekanan atmosfer.
 Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)yaitu aquifer yang
seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi
lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
 Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)yaitu aquifer yang
bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan
bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada
lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan
demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan
aquifer semi tertekan.
IV. METODE DAN LANGKAH KERJA
1. Metode
Pumping test metode Jacob-Cooper. Pumping test ini dilakukan untuk
menguji kapasitas debit saat pemompaan dan untuk mengetahui seberapa
besar kurangnya air yang diambil. Pengujian ini dilakukan untuk
memperkirakan nilai transmisivity, storage coefficient, dan radius of
influence.
2. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Melakukan ploting sesuai data yang diberikan
3. Menentukan t0, dengan menyeret garis plotingan sampai
bertemu dengan garis t
4. Menentukan ∆S dengan menggunakan rumus ∆S = S2-S1
2,30 x Q
5. Menghitung nilai T menggunakan rumus T =
4π∆S
V. HASIL PRAKTIKUM

DATA KE – 1

Diketahui untuk data ke 1 mempunyai nilai Q = 1026,32 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 dan


nilai r = 57,98 m
Jawab : ∆ S = S2 – S1
= 0, 35 – 0, 27
= 0, 08
2,30 × Q
T =
4 π ×∆S
2,30× 1026,32
=
4 × 3,14 ×0 , 08
2360 ,536
=
1,0048
= 2371,866 m2/hari
2, 25 ×T × t 0
S =

2, 25 ×2371,866 × 0
=
57 , 98²
960,605
=
3361,680
= 0, 2857
DATA KE – 2

Diketahui untuk nilai Q = 106,32 m³/hari dan nilai r = 60 m


Jawab : ∆ S = S2 – S1
= 0, 60 – 0, 23
= 0, 37
2,30 × Q
T =
4 π ×∆S
2,30× 106,32
=
4 × 3,14 ×0 , 34
244 , 536
=
4 , 6472
= 52,620 m2/hari

2, 25 ×T × t 0
S =

2, 25 ×52 , 620 ×0 , 24
=
60²
28 , 4148
=
3600
= 0, 0078
VI. ANALISIS
Pumping test metode Cooper Jacob dengan metode Theis recovery
jauh berbeda. Namun dalam metode Cooper Jacob ini terdapat rumus untuk
mencari nilai S (koefisien storage). Selain itu, dalam metode Cooper Jacob
ini, setelah melakukan ploting pada kertas semilog dilanjut dengan mencari
nilai t0. Nilai t0 digunakan untuk mencari nilai S (koefisien storage). Metode
Tehis recovery dan Metode Cooper Jacob ini berfungsi untuk mengukur
debit sumber air pada sumur sehingga dapat diketahui apakah sumur itu
layak atau tidak digunakan sebagai sumber air. Namun penggunaan jumlah
sumur yang berbeda. Debit air yang keluar dipengaruhi oleh faktor, seperti
porositas batuan, jenis aquifer dan lainnya. Nilai T dari data 1 adalah
2.371,866 m2/hari
dan nilai S dari data 1 adalah 0,2857 m 3/hari. Sedangkan nilai T dari data 2
adalah 52,620 m2/hari dan nilai S dari data 2 adalah 0,0078 m3/hari. Dapat di
simpulkan bahwa kertas semilog data 1 jumlah air yang dapat dialirkan lebih
banyak dibandingkan dengan kertas semilog data 2.
Nilai S (Koefisien Storage) ini dipengaruhi oleh r (jarak sumur),
karena pada metode Cooper Jacob ini menggunakan dua sumur sebagai
percobaan untuk mendapatkan data yang kongkrit. Selain itu, nilai S ini
menunjukan tingakat kemurnian air. Sehingga dihasilkan nilai S data 1
sebesar 0,2857 m3/hari dan nilai S pada data 2 adalah 0,0078 m3/hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya tingkat kemurnian
yang dihasilkan antara sumur 1 dan sumur 2 lebih murni sumur 1. Kelebihan
dan kekurangan dari 2 metode ini ialah adalah metode Theise recovery
membutuhkan 1 sumur, sehingga data yang di dapatkan tidak begitu akurat.
Namun kelebihannya dapat menghemat waktu untuk tidak mencari 2 sumur.
Sedangkan metode Cooper Jacob membutuhkan 2 sumur agar lebih akurat
mendapatkan data, namun membutuhkan tenaga juga waktu yang lebih.

VII. KESIMPULAN
1. Nilai transmisivitas pada data 1 lebih tinggi dari data 2.
2. Tingkat kemurnian air pada data 1 lebih tinggi dibandingkan data 2.
3. Metode Cooper Jacob menggunakan 2 sumur sebagai perbandingan
dan untuk mencari nilai S.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.aqtesolv.com/pumping-tests/pump-tests.htm.
( Diakses pada tanggal 22 Oktober 2019 pukul 12.12 )
LAMPIRAN
(Tugas Mingguan)
TUGAS ACARA II

1. Jelaskan perbedaan dari metode Theis Recovery dan Cooper Jacob, termasuk
bagaimana kelebihan serta kelemahan dari dua metode tersebut !
2. Metode Pumping Test Cooper Jacob disebut menjadi metode yang lebih
konsisten, mengapa demikian ? Berikan pendapat anda terkait hal tersebut !
3. Jelaskan kriteria nilai Transmisivitas seperti apa, yang nantinya dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi !
4. Jelaskan jenis akuifer apa yang cocok untuk uji pemompaan dengan
menggunakan metode Cooper Jacob!
5. Berdasarkan ilmu yang telah anda dapat mengenai Pumping test metode theis
recovery ataupun metode Cooper Jacob, menurut anda bagaimana pengolahan
sumur yang baik agar tidak mengancam keberlangsungan air tanah di muka
bumi ?
JAWABAN :
1. Pumping test metode Cooper Jacob dapat digunakan untuk mencari nilai T
(Trasnmisivitas) dan S (Drawdown), sedangkan pumping test metode theis
recovery untuk mencari nilai T (Transmisivitas) saja. Kelebihan dari metode
Cooper Jacob yaitu dapat digunakan untuk mencari nilai trasmisivitas
sekaligus drawdown, akan tetapi kekurangan dari metode ini adalah tidak
memungkinkan jika dipergunakan untuk mendesain kedalaman drawdown
sesuai yang direncanakan. Metode Recovery adalah uji akuifer mengenai
diambilnya air (dipompa) sehingga air bertambah, metode ini dimulai dari
angka paling besar, sedangkan metode Cooper Jacob untuk uji sumur atau
akuifer (saat air berkurang), metode ini dimulai dari angka paling kecil.
Perbedaan lainnya dari metode Theis Recovery dan Cooper Jacob
adalah metode Theis Recvery hanya memerlukan satu sumur sedangkan
metode Cooper Jacob memerlukan dua sumur, dimana satu sumur
berfungsi sebagai sumur pompa dan sumur lainnya untuk observasi.
Perbedaan lainnya metode Theis Recovery mengharuskan menggunakan
baku sebagai alat bantu guna mendapatkan nilai data sumur, sementara
metode Cooper Jacob dapat dilakukan tanpa menggunakan bantuan kurva
baku. Dalam pelaksanaan metode Cooper Jacob yang dapat dilakukan
secara lansung dapat lebih akurat dan lebih konsisten dibandingkan
metode Theis Recovery.
2. Pumping test metode Coper Jacob bisa dikatakan menjadi metode yang
lebih konsisten, ini dikarenakan metode Cooper Jacob dapat digunakan
untuk mencari nilai T (Transmisivitas) dan S (Drawdown) maka dari itu
hasil yang didapatkan akan lebih akurat dari pada metode Theis Recovery
yang hanya dapat digunakan untuk mencari nilai T (Transmisivitas) saja.
3. Yang mana nilai transmisivitasnya cukup tinggi dan memiliki cadangan
yang cukup, karena pada dasarnya kebutuhan transmisivitas untuk irigasi
cukup besar dan harus konsisten.
4. Bisa dibilang Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) lebih cocok untuk
metode ini, karena metode Cooper Jacob digunakan untuk menguji
kapasitas debit saat pemompaan dan mengetahui seberapa besar
kurangnya air yang diambil, sedang akuifer tertekan yang letaknya di
bawah lapisan kedap air dan mempunyai tekanan lebih besar maka saat
proses pemompaan dengan metode Cooper Jacob akan didapatkan hasil
yang lebih akurat.
5. Dimana pemilihan area saat pembuatan sumur akan memiliki dampak
besar terhadap keberlangsungan air tanah di muka bumi, maka diperlukan
kecermatan saat pemilihan area dalam pembuatan sumur dimana ketika
sumur tersebut dibuat diarea dengan debit air yang besar maka
keberlangsungan air tanah disekitarnya tidak akan terancam untuk jangka
waktu yang cukup lama.

Anda mungkin juga menyukai