Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Dan Program Studi Fisika Fakultas Sains Dan Teknik
Oleh
DESNA NATUMNEA
1806060086
Mengetahui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Frederika Rambu Ngana, S.Si., M.Eng.PhD Albert Zicko Johanes, S.Si., M.Sc
Menyetujui
Koordinator Prodi Fisika
Fakultas Sains Dan Teknik
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Telah diterima oleh panitia ujian sarjana Fakultas Sains dan Teknik UNDANA Program
Studi Fisika dalam ujian sarjana yang diselenggarakan pada:
Hari/ Tanggal :
Media :
Dinyatakan :
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,dan tidak pernah
didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul di hati
manusia: Semua yang di sediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi dia.
1 Korintus 2:3
Kuatatkan dan teguhkanlah hatimu,janganlah takut dan
janganlah gemetar karna mereka,sebab
TUHAN ,Allahmu,Dialah yang berjalan menyertai engkau; ia
tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan
engkau.
Ulangan 31: 6
Dengan kerendahan hati dan penuh ucapan syukur, Skripsi ini saya persembahkan
kepada:
1. Allah Tritunggal Maha Kudus Sang Pemilik Hidup dan Sumber Segala
Hikmatku.
Natumnea.
3. Yang tersayang kaka Orin Sovialista Natumnea S.Pd dan adik Trivena Regina
Natumnea.
Takoy.
iv
6. Sahabat-sahabatku Elti Yolitma Masus,Yakobet Haileke, Bernadetha Vionisya
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga dengan segala kemampuan yang ada akhirnya penulisan hasil
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Berpedoman pada hak dan kewajiban
dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagai salah satu syarat
akademis untuk mengakhiri studi di Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknik
dengan judul:
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, banyak hambatan yang
dialami. Namun atas Doa dan dukungan, kerja keras, serta masukan dari berbagai pihak,
sehingga semua hambatan dapat dilewati dengan baik. Penulis mengucapkan limpah
pembimbing I, Bapak Albert Zicko Johanes, S.Si., M.Sc selaku pembimbing II dan
Bapak Hadi Imam Sutaji, S.Si.,M.Si Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
bantuan, arahan, petunjuk serta saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga
vi
1. Dekan Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana Bapak Prof.
2. Bapak Andreas Ch. Louk, S.Si., M.Sc selaku koordinator program studi Fisika
dan dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama masa
perkuliahan.
3. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Sains Dan Teknik yang telah
4. Kepala Dinas PTSP Provinsi dan Kabupaten yang telah memberikan izin
5. Kepala Dinas PU dan Kepala Bidang Jaringan Jalan yang telah memberi izin
6. Camat Amarasi Barat yang telah memberi izin untuk melangsungkan penelitian
7. Kepala Puskesmas Baun Bapak Melton Pairikas S.ST, M.Kes yang telah
8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yacobis Natumnea dan Ibu Isterina Amtiran-
9. Kaka tersayang Orin Sovialista Natumnea S.Pd dan Adik tersayang Trivena
10. Keluarga besar Natumnea, Amtiran, Takoy dan Passu yang telah memberikan
vii
11. Saudara-saudari Rhandy Ronal Teuf, Bernike Takoy, Merlin Biaf, Sintia
JHN dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis selama
penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun
Desna Natumnea.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii
PENGESAHAN PENGUJI..............................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xiii
ABSTRAK.....................................................................................................................xiv
ABSTRACT....................................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
2.2. Pemetaan...........................................................................................................11
ix
2.6. Tutupan Lahan..................................................................................................28
BAB V PENUTUP.........................................................................................................50
5.1. Kesimpulan...........................................................................................................50
5.2. Saran.....................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................51
LAMPIRAN 1.................................................................................................................54
LAMPIRAN 2.................................................................................................................80
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor penginderaan
jauh..................................................................................................................................23
Gambara 4.2 Diagram jumlah penerima vaksin covid-19 di Puskesmas Baun Kecamatan
Amarasi Barat..................................................................................................................47
xi
Gambar 4.4 Peta google map dan Geo tracker waktu perjalanan dari suatu lokasi
Gambar 4.5 Peta waktu tempuh dari suatu lokasi pemukiman ke Puskesmas Baun.......49
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data kasus Covid-19 yang terpapar dan yang meninggal pada bulan april tahun
2022..............................................................................................................................................3
Tabel 4.1 Jumlah Penerima Vaksin Covid-19 di Puskesmas Baun Kecamatan Amarasi
Barat............................................................................................................................................46
Tabel 4.2 Jumlah presentasi yang mengambil bagian dalam vaksin Covid-19 di Kecamatan
xiii
PEMETAAN WAKTU TEMPUH PENERIMA VAKSIN COVID-19 KE
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan waktu tempuh penerima vaksin Covid-19 ke
penginderaan jauh. Data penginderaan jauh digunakan untuk memetakan waktu tempuh
Kelurahan Teunbaun merupakan studi kasus pada penelitian ini. Penelitian ini
menggunakan data cira satelit Landsat 8, data Digital Elevasi Model (DEM) untuk
daerah aliran sungai (DAS) dan data jaringan jalan untuk layer tutupan lahan. Tool
travel time calculaition di Saga GIS digunakan untuk menghitung waktu tempuh
berdasarkan kecepatan perjalanan melalui setiap pixel tutupan lahan. Hasil pemetaan
Puskesmas Baun ≥ 1 jam. Dimana penerima vaksin Covid-19 terendah berada di desa
Tunbaun dengan waktu tempuh ≥ 2 jam ke Puskesmas Baun. Pemetaan waktu tempuh
ke lokasi Puskesmas Baun ini dapat digunakan oleh pemerintah daerah Kabupaten
xiv
TRAVEL TIME MODEL FOR COVID-19 VACCINE RECIPIENTS TO
ABSTRACT
This study aims to model the travel time of Covid-19 vaccine recipientes to the
Puskesmas Baun as the vaccine center in Amarasi Barat District, Kupang Regency, with
remote sensing. The Puskesmas Baun, located in Teunbaun Village, is the location in
the case study. This study uses Landsat 8 satellite imagery data, Digital Elevation
Model (DEM) data for watershedes (DAS), and road network data for the land cover
layer. The travel time calculation tool in Saga GIS calculates travel time based on travel
speed through each land cover pixel. The resultes of the travel time mapping showed
that the recipientes of the Covid-19 vaccine in 6 villages reached the Puskesmas Baun ≥
1 hour. Where the lowest Covid_19 vaccine are in the village of Tunbaun, with a travel
time of ≥ 2 hours to the Puskesmas Baun, this travel time model to the location of the
Puskesmas Baun can be used by the Kupang district government to improve access to
the location of the Puskesmas Baun in areas with difficult geogrphical conditions.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
(PUSKESMAS) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tolak ukur
dari pembangunan kesehatan, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu
mengutamakan upaya promotif dan preventif. Dalam sistem Kesehatan Nasional (SKN),
masyarakat untuk berobat, karena letak dari puskesmas itu rata – rata tersebar di setiap
Sakit penyebabnya yaitu jarak yang di tempuh, Puskesmas letaknya lebih dekat dari
pada Rumah Sakit akan tetapi apabila peralatan atau fasilitas tidak memungkinkan
xvi
untuk seorang pasien maka pasien tersebut terpaksa harus pergi ke rumah sakit. Waktu
tempuh merupakan suatu aspek yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam
dibutuhkan untuk menempuh suatu daerah tujuan. Salah satu daerah tujuan yang sangat
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.36 Tahunn 2009
Bab 1 Pasal 1 tetntang Kesehatan). Penginderaan jauh merupakan salah satu cara untuk
memperoleh informasi tetntang objek daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data
yang diperoleh dengan alat tanpa objek langsung. Dimana pengindraan jauh ini telah
digunakan untuk memetakan berbagai persoalan diantara tutupan lahan, gempa bumi,
dengan menggunakan citra pengindraan jauh. Misalkan Rambu Ngana (2021) mengenai
pemodelan waktu tempuh untuk mitigasi bencana COVID-19 di wilayah dengan kondisi
geografis yang sulit menunjukan bahwa sebagian besar wilayah di Kabupaten Kupang
menjangkau RSU Naibonat sebagai rumah sakit rujukan Covid ≥ 2,5 jam perjalanan..
Baru – baru ini, virus corona muncul dan di kenal sebagai COVID-19 memicu
wabah di cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai Negara sehingga WHO
mendeklarasikannya sebagai pandemi global. Nama Corona di ambil dari bahasa latin
yang berarti mahkota, sebab bentuk Virus corona memiliki paku yang menonjol
xvii
Menurut WHO, Covid_19 Menyebar dari orang ke orang melalui droplet atau
tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau mukut
yang menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan nafas. Jumlah kasus
Tabel 1.1 Data kasus Covid-19 yang terpapar dan yang meninggal pada bulan april tahun 2022
vaksin. Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
untuk mencegah atau memperbaiki dampak akibat infeksi patogen pada massa depan).
Dengan hasil, toksitas abnormal dan sterilitas batch tersebut memenuhi syarat mutu dan
aman digunakan.
orang. Samapai tanggal 20 april 2022, jumlah penerima vaksin ke 1 adalah 156.182.585
xviii
Lokasi pemberian vaksin di wilayah Nusa Tenggara Timur dilakukan oleh
Puskesmas. Oleh karena itu, pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui hubungan
waktu tempuh ke Puskesmas tempat pelayanan vaksin dari lokasi penduduk dengan
protokol kesehatan dan sementara ini pihak Puskesmas Baun sedang melakukan
Kabupaten Kupang adalah kabupaten yang terletak di dekat ibu kota Provinsi Nusa
Tengara Timur, Kota Kupang di Pulau Timor. Ibu Kota Kabupaten Kupang adalah
Oelamasi yang berada di Kecamatan Kupang Timur. Kabupaten Kupang terdiri dari 24
kecamatan yang berada di dua pulau besar yaitu Pulau Timor dan Pulau Semau. Hasil
berada pada peringkat ke 370 dari 440 Kabupaten di Indonesia dan salah satu daerah
2011).
mengatakan bahwa sangatlah penting bagi seluruh masyarakat untuk mengikuti Vaksin
COVID_19. Baru 10.089 jiwa penduduk Kecamatan Amarasi Barat mengambil bagian
dalam kegiatan vaksin pertama (April 2022), dan sebanyak 8.074 jiwa penduduk
Kecamatan Amarasi Barat yang sudah mengikuti Vaksin ke-2 (April 2022) persyaratan
xix
usia penerima vaksin yang di tentukan oleh Puskesmas Baun yaitu umur 12
tahun( remaja) samapai umur 60 tahun (lansia). Usia 12-17 tahun menggunakan obat
Sinovac dan usia 17-60 tahun menggunakan obat AstraZeneca. Jumlah penduduk yang
belum mengikuti vakin pertama sebanyak 6.240 jiwa, dan penduduk yang belum
(April 2022)
Akibat banyaknya masyarakat yang belum mengikuti vaksin karena jarak yang
begitu jauh dan keadaan jalan yang tidak memungkinkan sehingga sangatlah sulit bagi
para lansia untuk mengambil bagian dalam vaksinasi, selain salah satu faktor lain yaitu
Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 16.329 jiwa dan masih banyak penduduk
yang belum mengikuti vaksin maka pihak Puskesmas Amarasi Barat harus bekerja keras
agar semua masyarakat dapat menerima vaksin. Jarak dan waktu tempuh sangat
berpengaruh pada penyelengaraan vaksin ini. Kebanyakan lansia dan orang dewasa
yang belum mengikuti vaksin COVID-19, di akibatkan karena waktu tempuh yang lama
akibat banyak jalan yang masih rusak, sebagian besar penduduk menempuh perjalanan
xx
Berdasarkan permasalahan tersebuat, maka peneliti akan melakukan penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang di kaji adalah:
b. Berapa lama waktu tempuh dari suatu lokasi ke Puskesmas Baun Kecamatan
Amarasi Barat?
a. Penelitian ini menggunakan data penginderaan jauh yaitu citra Landsat 8 dan DEM
(Klasifikasi Terbimbing).
xxi
b. Membuat pemetaan waktu tempuh vaksin covid-19 ke Puskesmas Baun dari 7 desa
penginderaan jauh.
xxii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kabupaten Kupang adalah Kabupaten yang terletak di dekat ibu kota Provinsi Nusa
Tengara Timur, kota kupang di Pulau Timor. Ibu Kota Kabupaten Kupang adalah
oelamasi yang berada di kecamatan Kupang Timur. Kabupaten kupang terdiri dari 24
kecamatan yang berada di dua pulau besar yaitu Pulau Timor dan Pulau Semau.
Kabupaten kupang terdiri dari 17 kelurahan dan 160 desa, luas Kabupaten Kupang
posisi Kabupaten Kupang berada pada peringkat ke 370 dari 440 Kabupaten di
Indonesia dan salah satu daerah bermasalah Kesehatan (DBK) di antara 154 kabupaten
Yang menjadi obyek survei dalam pemetaan ini adalah di Kecamatan Amarasi Barat
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kupang.
Sumber : https://tanahair.indonesia.co.id.
xxiii
Amarasi Barat merupakan salah satu bagian dari kabupaten kupang tepatnya di
Provinsi NTT. Kecamatan Amarasi Barat dari bagian utara berbatasan dengan
Kecamatan Taibenu, dari bagian Selatan berbatasan denganlaut timor, sebelah barat
Kecamatan Amarasi Dan Amarasi Selatan. Untuk wilayah yang dikaji meliputi Desa
Erbaun, Desa Merbaun, Desa Nekbaun, Desa Niukbaun, Desa Soba, Desa Toobaun,
Desa Tunbaun dan kelurahan Teunbaun. Jumlah penduduk di Kecamatan Amarasi Barat
xxiv
Kecamatan Amarasi Barat merupakan salah satu daerah yang jumlah
Amarasi Barat hanya memiliki satu fasilitas Kesehatan saja yaitu Puskesmas Baun.
Wilayah kerja puskesmas baun ini terdiri atas 7 desa dan 1 kelurahan yang sangat luas
Dengan luas daerah yang berbeda-beda setiap daerah memiliki kendala masing-
masing. Misalnya fasilitas jalan yang masih kurang baik dan fasilitas kendaraan yang
Letak Puskesmas Baun berada di Kelurahan Teunbaun dengan luas daerah 14,55 km 2
dan Puskesmas Baun terletak pada titik koordinat -10.296502,123.721415. Salah satu
kendala lansia untuk mengikuti kegiatan vaksin yaitu jarak dan waktu. Contohnya
xxv
kegiatan vaksin di Puskesmas Baun yang terletak di Kelurah Teunbaun, jarak yang
harus di lewati sekitar 7- 8 km 2, dengan jarak yang cukup jauh dan kondisi jalan yang
kurang baik (rusak), dan juga kondisi lansia yang kekebalan tubuhnya lemah maka
kegiatan vaksin akan terhambat, sehingga kebanyakan para lansia jarang ada yang
2.2. Pemetaan.
Pemetaan adalah proses atau cara pembuatan peta. Menurut (KBBI), Peta
kenampakan abstrak, yang dipilih dari perumakaan bumi, atau yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasan dan umumnya di gambarkan pada
Letak merupakan lokasi suatu tempat yang akan di teliti. Dalam hal survei dan
pemetaan ini adalah waktu tempuh puskesmas. Untuk mengetahui tempat dan waktu
tersebeut dilakukan survei lapangan berupa mencari titik koordinat geografi dengan
terhadap jarak dan waktu menuju faslitas pelayanan. Jarak dalam arti aksebilitas dapat
berarti pula kemudahan waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan. Penggunaan layanan
cenderung memilih layanan yang dekat, dengan waktu tempuh perjalanan yang singkat.
akan lebih cepat didapatkan. Jangkauan terpengaruh juga dari ketersediaan transportasi
xxvi
pengguna menuju area pelayanan. Kemudahan menuju sarana tersebut dapat
membantu menempuh jarak yang jauh dan menunjukkan aksesibilitas lokasi sarana.
aksesibilitas.
Pemetaan Waktu Tempuh Merupakan Pembuatan suatu peta yang bertujuan untuk
membuat pemetaan ke suatu lokasi dengan memanfaatkan data Landsat 8, DEM untuk
data ketinggian, Peta jaringan jalan di kabupaten, data GPS dari titik lokasi Seperti
lokasi PUSKESMAS, lokasi sungai, lokasi tutupan lahan, Seperti lokasi tanah kosong,
permukiman ,hutan, sawah, air laut atau padang Rumput. Pada penelitian tentang waktu
tempuh aplikasi yang digunakan adalah SAGA GIS. Menurut (Tamin, 2008), Waktu
tempuh adalah waktu total yang dibutuhkan dalam perjalanan, sudah termasuk berhenti
dan tundaan, dari satu tempat ke tempat lain yang melalui rute tertentu. Definisi lain
juga menyebutkan bahwa waktu tempuh (Trevel Time, TT) dapat didefinisikan sebagai
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu jarak tertentu dan akan mempunyai
hubungan terkait dengan kecepatan rata-rata yang digunkan untuk menempuh jarak
Peta waktu tempuh dibuat dengan menggunakan peta tutupan lahan sebagai dasar
dalam proses perhitungan waktu tempuh. Peta tutupan lahan dibuat untuk menampilkan
xxvii
tiap bentuk features di permukaan bumi. Waktu tempuh mencapai lokasi Puskesmas
setiap melewati tiap bentuk features di permukaan bumi seperti lokasi permukiman,
tanah kosong, sawah, hutan dan sungai. Kecepatan melalui tiap bentuk permukaan bumi
dihitung berdasarkan data citra satelit. Pada citra satelit, Setiap Pixsel memiliki
kecepatan perjalannan ( Travel Speed) yang berbeda untuk tiap jenis tutupan lahan,
sehingga nilai kecepatan perjalanan yang di peroleh setiap pixel digunakan dalam
Secara sederhana struktur dalam bahan komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data
A. Data Vektor.
Model data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik, garis atau kurva dan poligon beserta atribut-
atributnya.
garis, area ( daerah yang dibatasi oleh garis yang awal dan akhir pada titik yang sama),
titik dan nodes ( merupakan titik perpotongan antara dua garis). Data bentuk-bentuk
dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh
sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di dalam model data spasial vektor, garis-
garis atau kurva (busur atau arces) merupakan sekumpulan titik terurut yang
dihubungkan poligon akan terbentuk penuh jika titik awal dan titik akhir poligon
xxviii
memiliki nilai koordinat yang sama dengan titik awal. Sedangkan bentuk poligon
disimpan sebagai suatu kumpulan list yang saling terkait secara dinamis dengan
menggunakan pointer/titik. Data vektor memiliki beberapa tipe fitur, yaitu : point, line
dan poligon. Contoh lokasi kabupaten , lokasi sampling, lokasi gempa, lokasi tanah
longsor dll.
B. Data Raster.
Data Raster adalah data yang di hasilkan dari sistem penginderaan jauh. Objek di
permukaan bumi di sajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen(data
Sumber : https://images.app.goo.gl/xxruG71HpajaehAA8.
Model data raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel- piksel yang membentuk grid Tingkat
ketelitian data raster sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya terhadap
objek di permukaan bumi. Entity spasial raster di simpan di dalam layers yang secara
fungsionalitas di relasikan dengan unsur-unsur petanya. Satuan elemen data raster biasa
xxix
disebut dengan pixel, elemen tersebut merupakn extrasi dari suatu citra yang di simpan
sebagai digital number (DN). Pada data raster, matriks atau array diurutkan menurut
di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil ukuran
permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, maka semakin tinggi resolusinya.
1. Penjelasan dari peta analog yaitu suatu peta yang berbentuk dalam cetakan. Peta
refrensi yang spasial, contohnya yaitu memiliki koordinat, memilki skala, memilki
arah dll.
2. Data penginderaan jauh merupakan salah satu sumber data yang sangat penting
untuk SIG karna keberadaannya dengan cara berkala dan terdiri dari data tertentu.
Dengan adanya satelit di ruang angakas, data tersebut juga bisa di representasikan
dengan menggunakan format data raster. Contoh dari datanya yaitu citra satelit dan
lain sebagainya.
Optimasi adalah proses pencarian satu atau lebih penyelesaian yang berhubungan
dengan nilai-nilai dari satu atau lebih objektif pada suatu masalah sehingga diperoleh
suatu nilai optimal. Optimasi dalam jalur terpendek dapat didasarkan pada jarak tempuh
terdekat menuju suatu fasilitas maupun berdasarkan waktu tercepat untuk mencapainya.
xxx
Hasil dari penyelesaian masalah rute terpendek dapat di sebut sebagai rute optimal. Rute
optimal adalah rute yang memiliki waktu tempuh dan jarak yang minimum.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam memilih rute perjalanan Rafii (2017)
antara lain:
A. Waktu Tempuh.
Menurut Tamin (2008) .Waktu Tempuh adalah waktu total yang dibutuhkan dalam
perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain yang melalui rute tertentu. Menurut
4. Aktifitas tataguna lahan sepanjang koridor jalan yang banyak memanfaatkan badan
jalan dan adanya jalan-jalan akses ke jalan utama, sehingga dapat menghambat
perjalanan.
Waktu perjalanan atau waktu tempuh didefinisikan sebagai total atau keseluruhan
waktu yang dibutuhkan oleh suatu kendaraan untuk menempuh suatu rute perjalanan
dari daerah asal menuju daerah tujuan. Untuk mengetahui waktu yang di perlukan untuk
ini menghasilkan data berupa waktu yang dibutuhkan untuk menjalani suatu ruas jalan
kecepatan kendaraan.
xxxi
Waktu tempuh pada keseluruhan permukaan raster dihitung sebagai akumulasi biaya
(cost) perpindahan diatas permukaan raster disebut accumulated cost surface. Dimana
biaya pergerakan untuk waktu tempuh ditentukan oleh kecepatan pergerakan melalui
permukaan raster yang berbeda-beda. Misalkan objek perpindahan dari titik A dengan
pixel Value 0 sebagai titik awal perpindahan, menuju titik B. Maka total waktu tempuh
menuju titik B dari titik A dihitung menjadi 8,4862 Seconds. Nilai ini di peroleh dengan
tipe tutupan lahan. Tutupan lahan dapat berupa lokasi fasilitas kesehatan, jalan, elevasi,
xxxii
Gambar 2.4 Raster Tutupan Lahan.
accumulated untuk pixel tutupan lahan. Waktu tempuh per pixel dari data raster di
hitung dengan rumus: (Rambu Ngana dan Eka Karyawati, 2021) adalah:
Keterangan :
1 km : 1000 meter.
xxxiii
Formulasi dari rumus diatas adalah Formulasi yang digunakan pada saat pembuatan
peta dimana angka 30 yang terdapat dalam rumus merupakan ukuran Pixel atau resolusi
peta yang akan di hasilkan pada penelitian. Dimana resolusi peta adalah 30x30 Meter.
Sedangkan 3600 merupakan angka pasti 1 jam yang di alihkan dalam sekon atau detik.
B. Kecepatan.
Kecepatan adalah jarak yang dapat di tempuh suatu kendaraan pada suatu ruas jalan
per satuan waktu. Satuan umum yang di gunakan di Negara Indonesia adalah km/jam.
Kecepatan waktu tempuh adalah rata-rata ruang dari kendaraan ringan sepanjang
segmen jalan. Kecepatan rata-rata (km/jam) dihitung sebagai panjang jalan dibagi waktu
C. Kemacetan.
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang
ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas
ruas jalan tersebut mendekati 0 km/jam atau bahkan menjadi 0 km/jam sehingga
D. Kerapatan.
Menurut Lillesand dan Kiefer (2015) Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan
seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek di permukaan bumi dengan
menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya.
xxxiv
Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh sutanto at al yaitu
dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi. Berdasarkan pendapat diatas, maka
pengindraan jauh dapat diartikan sebagai proses untuk mendaptkan sebuah informasi
mengenai bentuk serta objek yang ada dipermukaan bumi dengan menggunakan sensor,
(Sumber : https://images.app.goo.gl/p68qXo4jgWg3dmRT7).
xxxv
1. Sumber Tenaga.
Dalam proses penginderaan jauh sumber tenaga merupakan komponen yang wajib
2. Atmosfer.
mencapai permukaan bumi. Hal tersebut bisa terjadi karna di atmosfer ada gas-gas dan
permukaan bumi. Bagian dari gelombang elektromagnetik yang bisa menembus lapisan
atmosfer disebut sebagai jendela atmosfer. Jendela atmosfer inilah yang digunakan
bumiterjadi dalam empat bentuk yaitu penerusan, pantulan, scattering, dan penyerapan.
Interaksi tenaga dengan objek inilah yang kemudian di rekam oleh sensor. Bentuk-
bentuk interaksi tenaga dengan objek dipengaruhi oleh beberapa faktor, anatara lain
xxxvi
tingkat kekasaraan permukaan objek, jenis material, kelembaban objek, dan waktu.
4. Sensor.
dipancarkan oleh objek dipermukaan bumi. Sensor dapat dikelompokaan menjadi dua
jenis yaitu sensor pasif dan sensor aktif. Secara umum proses dan elemen yang terkait di
a. Proses perolehan data berupa sumber energi, perolehan energi melalui atmosfer,
interaksi objek dengan sensor, wahana (baik berupa pesawat Terbang atau
batas tertentu untuk memisahkan objek pada citra dengan mengunakan alat
Menurut syah (2010) penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, akan tetapi
matahari. Sensor yang memanfaatkan energi dari pantulan cahaya matahari atau energi
bumi dinamakan sensor pasif, sedangkan yang memanfaatkan energi dari sensor itu
xxxvii
Gambar 2.6 Energi yang dipantulkan dan dipancarkan oleh sensor pengindran jauh.
Penginderaan jauh sebagai ilmu, teknologi dan seni untuk mendeteksi dan mengukur
objek atau fenomena dibumi tanpa meyentuh objek itu sendiri memerlukan kamera
untuk menangkap pantulan sinar dari objek tersebut. Untuk itu digunakan kamera yang
terpasang pada wahana ruang angkasa yang diluncurkan ke angakasa luar dan sering
disebut sebagai satelit. Kamera yang dipasang pada satelit berfungsi sebagai indra
penglihatan yang melakukan perekaman terhadap permukaan bumi pada saat satelit
GEM adalah suatu bentuk dari energi yang hanya dapat diamati melaui
interaksinnya dengan suatu objek. Wujud dari energi ini dikenal sebagai sinar tampak,
sinar x, inframerah dan gelombang mikro. GEM merupakan bagian dari spektrum yang
kontinyu.
xxxviii
Gambar 2.7 Radiasi Gelombang Elektromagnetik.
Sumber : http://images.app.goo.gl/izQbKjb3wPajkNaV6
2.4. Landsat 8.
Data Landsat merupakan data citra satelit yang dihasilkan oleh satelit Landsat, yaitu
salah satu satelit sumber daya alam yang dikembangkan oleh NASA dan Departemen
Dalam Negeri Amerika Serikat. Landsat 8 atau Landsat Data Continuity Mission
(LDCM), mulai menyediakaan produk citra open access sejak tanggal 30 Mei 2013.
Administration (NASA) dan U.S Geological Survey (USGS). NASA lalu menyerahkan
satelit LDCM kepada USGS sebagai pengolah data terhitung 30 mei tersebut.
Pengolahan arsip data citra masih ditangani oleh Eart Resources Observation and
Science (EROS) Center . Landsat 8 hanya memerlukan waktu 99 menit untuk mengorbit
bumi dan melakukan liputan pada area yang sama setiap 16 hari sekali. Resolusi
1. EarthExplorer: https://earthexplorer.usgs.gov.
xxxix
Secara umum, Landsat 8 memiliki berat 2.071 kg, dengan tinggi 3 meter dan diameter
2.4 meter. Landsat 8 mengorbit 705 km diatas permukaan bumi, dengan resolusi
temporal 16 hari. Landsat 8 memiliki dua sensor, yaitu: Onboard Operation Land
Imager (OLI) Dan Thermal Infrared Sensor (TIRS). Sensor TIRS menggunakan
tersebut, 9 band (1-9) berada pada OLI dan 2 lainnya (band 10 dan 11) pada TIRS.
Tabel 2.4 menyajikan band dan panjang gelombang pada Landsat 8 (Loyd, 2013).
4 0,630-0,680 Merah 30 m
0,845-0,885 inframerah
5 30 m
dekat Analisis vegetasi
6 1.560-1.660 SWIR 1 30 m
7 2.100-2.300 SWIR 2 30 m
Resolusi lebih
8 0.500-0.680 Pankromatik 15 m
bagus
xl
9 1.360-1.390 Cirus 30 m Analisis Awan
Pemetaan suhu
11 11.5-12.5 Termal 100 m
bumi
Sensor OLI di Landsat 8 menyediakan 12 –bit citra satelit dan merekam objek dengan
metode push-broom. Jumlah bit ini meningkat signifikan dari Landsat5 dan 7 yang
hanya 8-bit, rentang nilai kecerahan dari 0 - 55.000 menjadi0 – 4097 di Landsat 8.
Namun, nilai bit direpresentasikan menjadi 16-bit pada citra yang diunduh melalui situs
USGS, atau dengan rentang nilai piksel 0 – 55.000. Peningkatan jumlah bit ini
Kelebihan data Landsat 8 adalah adanya kanal Near Infra Red (NIR-Kanal 5)
sehingga dengan menggunakan kombinasi RGB yang tepat akan menunjukkan lokasi/
pemetaan waktu tempuh ke puskesmas. Pada data Landsat generasi sebelumnya, tingkat
keabuan (Digital Number-DN) berkisar pada 0-256 sedangkan pada data cita Landsat 8
memiliki tingkat keabuan 0-4096. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan
sensitifitas yang semula tiap piksel memiliki kuantifikasi 8 bit sekarang telah meningkat
xli
2.5. DEM (Digital Elevation Model).
bumi secara digital. Menurut Nurmalasari (2014) DEM adalah suatu citra yang
merupakan hasil dari proses penginderaan jauh oleh SRTM (Shuttle Radar Topography
Mission) yang dibedakan menjadi dua, yaitu Digital Terrain Model (DTM) dan Digital
Surface Model (DSM). Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan
bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur dan acak. Sedangkan dilihat
dari teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran secara langsung
pada objek (terestris), pengukuran pada model objek (fotogrametris) dan dari sumber
data peta analog (digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris,
Fotogrametris dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat
dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk
model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang mencakup wilayah
yang sama. DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu terrain. Suatu
DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik - titik secara digital, yang
mewakili bentuk topografi suatu terrain (Dipokusumo at al, 1983). Digital Elevation
Model (DEM) adalah representasi statistik permukaan tanah yang kontinyu dari titik -
titik yang diketahui koordinat X, Y dan Z-nya pada suatu sistem koordinat tertentu.
Aronoff (1989) mendefinisikan DTM/DEM adalah suatu set pengukuran ketinggian dari
titik - titik yang tersebar di permukaan tanah. Digunakan untuk analisa topografi daerah
tersebut.
xlii
DEM terbentuk dari titik - titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z).
Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi bidang - bidang yang
terhubung satu sama lain dimana bidang - bidang tersebut terbentuk oleh titik - titik
pembentuk DEM. Titik - titik tersebut dapat berupa titik sample permukaan tanah atau
titik hasil interpolasi atau ekstrapolasi titik - titik sample. Titik - titik sample merupakan
titik - titik yang didapat dari hasil sampling permukaan bumi, yaitu pekerjaan
pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik - titik yang dianggap dapat mewakili
relief permukaan tanah. Data sampling titik - titik tersebut kemudian diolah hingga
Perubahan Tutupan lahan adalah bergesernya jenis tutupan lahan dari jenis satu ke
jenis lainnya yang kemudian diikuti dengan bertambah atau berkurangnya tipe
penggunaan lahan dari waktu ke waktu atau berubahnnya fungsi lahan dari waktu yang
berbeda. Tutupan lahan adalah kenampakan material fisik di permukaan bumi yang
menghubungkan antara proses alam dan proses sosial yang terjadi di permukaan bumi
kenampakan fisik dari suatu wilayah permukaan bumi. Peta dapt disusun dari proses
Data perubahan tutupan lahan yang terjadi di suatu wilayah pada umumnya sangat
bervariasi dan jumlahnya cukup banyak. Contoh variasi pada perubahan tutupan lahan
antara lain yaitu; semak menjadi sawah, sawah menjadi pemukiman, sawah menjadi
xliii
jalan dan perubahan-perubahan tutupan lahan lainnya. Menurut Muiz (2009) Perubahan
penggunaan lahan itu sendiri diartikan sebagai suatu proses perubahan dari penggunaan
lahan sebelumnya kepenggunaan lain yang dapat bersifat permanen maupun sementara
dan merupakan konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan telah terjadi
baik itu untuk tujuan komersial maupun untuk tujuan industri. Berdasarkan hasil
penelitian (Putri, 2016), yang dilakukan pada Desember 2006 terjadi banjir bandang di
Kecamatan terkena dampak langsung dari peristiwa tersebut, salah satunya adalah
Kecamatan Besitang. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 perubahan lahan hutan yang
terjadi cukup besar. Sehingga banjir bandang yang terjadi pada tahun 2006 tersebut
selain karena curah hujan yang tinggi juga disebabkan karena besarnya kerusakan hutan
yang terjadi di hulu DAS Besitang, pembalakan liar dan alih fungsi hutan yang terjadi
kelas yang serupa. Kelas-kelas ini biasanya didasarkan pada jenis lingkungan tutupan
perubahan lingkungan seperti pemetaan daerah yang terbakar. Terdapat dua pendekatan
xliv
2.7.1. Supervised Classification ( Terbimbing).
citra menjadi beberapa kelas tertentu dengan berdasarkan pada statistik sampel piksel
(training) atau region of interrest ditentukan oleh pengguna sebagai piksel acuan yang
piksel yang memiliki rerata keter pisahan yang baik antar tiap kelasnya yang
ditunjukkan oleh nilai indeks separabilitas (separability index) . Sampel piksel dapat
bersumber dari pengetahuan interpreter terhadap kondisi lokal atau data hasil kerja
suatu nilai piksel terhadap kelas tertentu dalam sampel piksel. Apabila nilai probabilitas
nilai piksel berada di bawah nilai threshold yang ditentukan maka piksel tersebut tidak
terkelaskan. Lain halnya apabila dalam klasifikasi tidak memasukkan nilai threshold
maka semua piksel dapat terkelaskan sesuai sampel piksel yang ada.
piksel pada citra menjadi beberapa kelas hanya berdasarkan pada perhitungan statistik
tertentu tanpa menentukan sampel piksel (training) yang digunakan oleh komputer
membandingkan citra hasil koreksi untuk menghasilkan klasifikasi yang lebih sedikit
hasil. Pada proses interpretasi ulang ini dibantu secara visual menggunakan citra
komposit warna atau data hasil kerja lapangan sebagai dasar penggabungan kelas.
xlv
Algoritma yang disarankan digunakan dalam klasifikasi tidak terbimbing adalah
piksel berdasarkan nilai rata-rata (means) menjadi klaster-klaster tertentu, piksel yang
tidak terkelaskan dalam nilai rata-rata tertentu akan dikelaskan kembali secara iterative
xlvi
BAB III
METODE PENELITIAN
mengambil data titik koordinat tutupan lahan dengan mengambil data Di kawasan
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Kamera, aplikasi GPS
( Geo Tracker), dan software pengolah citra (QGIS 3.26.1 dan SAGA GIS 8.10).
1. Data Landsat 8.
6. Data GPS dari lokasi tutupan lahan seperti permukiman, tanah kosong, sawah,
xlvii
3.3. Prosedur Penelitian
o Mendownload peta administrasi berupa file shp dan Digital Elevation Model
o Mendapatkan data jaringan jalan dari kantor Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten
xlviii
Gambar 3.1 Lokasi Puskesmas Baun
terlebih dahulu dilakukan pembuatan peta tutupan lahan untuk daerah peneltian
dan hasilnya diproses menjadi peta waktu tempuh. Ada beberapa tahap
A. Survei Lapangan
Tahap awal untuk membuat peta waktu tempuh adalah melakukan survey
kelas lokasi tutupan lahan yang ada di lokasi penelitian,titik koordinat tersebut
xlix
Tabel 3. 1 Survei Lapangan.
l
Jalan 10°16’15”S 123°44’54.5”E 181 10,6 Sepeda Motor Desa
Status Toobaun
Peta vegetasi dibuat dengan melakukan klasifikasi terhadap data citra yang
8 band 1 sampai band 7 yang di rekam pada tanggal 09 juni 2022 dengan
seperti berikut:
o Data titik koordinat yang sudah disimpan dalam bentuk shape file
li
o Membuat komoposit band untuk membantu pada saat melakukan
training area dengan komposit band 432 (natural color) dan 543
geoprocesing > visualization > grid > RGB composite. Dapat dilihat
komposit yang digunakan, proses komposit bertujuan untuk mempertajam warna citra
stelit untuk mendapatkan gambar visual yang lebih baik sehingga dapat dilakukan
klasifikasi terhadap citra tersebut, dari hasil citra kita dapat membedakan kenampakan
objek yang ada di atas pemukaan bumi yang ditandai dengan perbedaan warna antara
tiap objek. Pemilihan komposit tidak sembarang dilakukan karana tiap komposit
memiliki aplikasi yang berbeda-beda sehingga komposit citra harus disesuaikan dengan
Pada proses klasifikasi ini menggunakan dua komposit citra yaitu natural color
composit (band 432) dan color infrared (band 543) ke dua komposit ini lebih baik untuk
lii
proses klasifikasi karna untuk pembuatan peta tutupan lahan diperlukan band – band
yang memiliki karakteristik atau fungsi yang baik dalam memperlihatkan objek tutupan
lahan. Untuk natural color composite menampilkan warna alami dan bisa digunakan
dalam bidang pertanian dan untuk color infrared lebih mempertegas warna vegetasi
sehingga color infrared juga lebih baik digunakan dalam studi vegetasi. Kenampakan
suatu objek berbeda-beda untuk setiap komposit, dapat ditandai dengan perbedaan
warna antara satu objek pada komposit yang satu dengan komposit yang lain. Perbedaan
disebabkan oleh penggunaan band untuk tiap-tiap komposit, karna tiap-tiap band pada
citra Landsat memiliki karakteristik atau fungsi yang berbeda-beda sehingga pada saat
di lakukan komposit warna yang dihasilkan berbeda tergantung pada band yang
digunakan.
koordinat lapangan dengan bantuan titik koordinat tutupan lahan hasil survei
lapangan. Traning area dibuat sesuai dengan kelas tutupan lahan yang akan
diklasifikasi yaitu, tubuh air ( sungai dan danau), hutan, sawah, kebun,
liii
PETA VEGETASI KECAMATAN AMARASI BARAT
Hasilnya berupa peta vegetasi dalam bentuk raster yang terbagi menjadi 7
liv
Padang Rumput, daerah terbanyak adalah hutan dan daerah yang sedikit
Peta tutupan lahan dibuat dengan menggunakan tool Land Cover scenario
offset dimana tiga peta digabungkan menjadi satu peta tutupan lahan yaitu
lv
o Peta jaringan jalan yang sudah diklasifikasikan gambar 3.6
o Membuat peta tutupan lahan dengan tool land cover scenario offset
pada Saga GIS dengan input peta vegetasi, peta DEM dan peta
jaringan jalan.
lvi
Histogram peta tutupan lahan (gambar 3.8) menjukan wilayah hutan paling luas.
lvii
Tabel 3.2 merupakan file input dalam pembuatan peta waktu tempuh.
validasi hasil peta waktu tempuh. Validasi dilakukan dengan menggunakan peta
rute google map ( gambar peta Googel Map) dari lokasi Pemukiman ke lokasi
Puskesmas Baun. Dari hasil validasi dapat diketahui bahwa waktu tempuh yang
diperoleh di peta waktu tempuh raster hampir sama dengan hasil peta vektor di
google Map untuk rute jalan , namun peta waktu tempuh lebih akurat dengan
lviii
Data Tutupan lahan
Data Jaringan Jalan
Selesai
lix
BAB IV
Pembuatan waktu tempuh adalah proses terakhir dari penelitian ini. Dimana setelah
semua data peta yang digunakan sebagai input telah di peroleh. Data yang digunakan
dalam pembuatan peta waktu tempuh adalah peta tutupan lahan, lokasi Puskesmas Baun,
tabel LC Speed yang merupakan tabel waktu tempuh untuk setiap tipe tutupan lahan dan
tabel TT Zone yang merupakan tabel zona waktu tempuh. Waktu tempuh dari setiap tipe
waktu tempuh dengan menggunakan tool travel time calculation pada Saga GIS dan
60
Hasil pemetaan waktu tempuh ke lokasi Puskesmas Baun (gambar 4.1), menunjukan Desa
Tunbaun merupakan daerah yang paling lama untuk menjangkau Puskesmas Baun dengan
waktu ≥ 2 jam perjalanan untuk menempuh Lokasi Puskesmas Baun. Diakibatkan karna
Desa Tunbaun yang berada di Kecamatan Amarasi Barat fasilitas jalannya masih sangat
rusak dan fasilitas kendaraan yang masih sangat terbatas sehingga sangat mempengaruhi
waktu tempuh, salah satu faktor juga adalah beberapa ternak seperti Sapi diikat di ruas
maupun jalan yang kurang baik maka banyak masyarakat yang belum mengambil bagian
Tabel 4.1 Jumlah penerima vaksin Covid -19 di Puskesmas Baun Kecamatan Amarasi Barat
Pada tabel 4.1 , dapat di lihat perbandingan jumlah penduduk yang mengambil bagian
dalam pelayanan vaksin Covid-19 di Puskesmas Baun. Angka penerima Vaksin Covid-19
terendah terdapat pada desa Tunbaun yaitu Dengan jumlah penerima vaksin Covid-19
pertama sebanyak 854 jiwa sedangan penerima vaksin Covid-19 ke 2 sebanyak 632 jiwa.
61
Tabel 4.2 Nilai Persentasi yang mengambil bagian dalam vaksin Covid-19 di Kecamatan Amarasi Barat
Kabupaten Kupang.
3000
2000
1000
Jumlah Penduduk (orang)
0 Penerima Vaksin ke 1
N N A N N N N N Penerima Vaksin ke 2
BAU BAU SOB BAU BAU BAU BAU BAU Penerima Vaksin ke 3
ER ER A K K N O N
M SA DES NIU NE A TU TO TEU
SA A SA
DE SA DE
S
DE
S N
DE DE DE A HA
R
ELU
K
Gambar 4.2 Diagram jumlah penerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Baun Kecamatan Amarasi Barat.
Gambar 4.3 Diagram presentase penerima vaksin Covid-19 di Puskesmas Baun Kecamatan Amarasi Barat.
62
Tabel 4.3 Dominan waktu tempuh ke Puskesmas Baun.
gambar 4.1 bisa dilihat daerah terlama untuk menempuh tempat pelayanan Vaksin berada di
Desa Tunbaun, pada tabel 4.2 menunjukan presentasi terendah terdapat di Desa Tunbaun.
perjalannan yang didapatkan dari hasil pemetaan dan data dari google map yang diukur
Gambar 4.4 Peta google map dan geo tracer waktu perjalanan dari suatu lokasi pemukiman di Niukbaun ke
63
Gambar 4.2 Peta waktu tempuh dari suatu lokasi pemukiman
ke Puskesmas Baun.
Berdasarkan perbandingan kedua hasil waktu perjalanan menujukan bahwa pada Google Map
(gambar 4.3), waktu tempuh dari sebuah lokasi pemukiman yang dijadikan sebagai satu titik
sample ke Puskesmas Baun di Kecamatan Amarasi Barat mencapai 9 menit waktu perjalanan,
sedangkan hasil pemetaan (gambara4.4) menunjukan waktu tempuh dari lokasi titik
pemukiman ke lokasi puskesmas baun berada pada zona 0-30 menit waktu perjalanan. Pada
pengukuran lapangan yang dilakukan oleh peneliti dari titik lokasi pemukiman ke lokasi
Puskesmas Baun tempat pemeberian Vaksin Covid-19 maenujukau 9 menit 55 detik waktu
perjalanan dimana kecepatan pada tiap pelaku perjalanan bisa menujukan hasil yang berbeda.
64
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
lokasi vaksin dengan presentasi penerima vaksin. Semakin lama waktu tempuhnya
5.2. Saran
Penelitian ini hanya memetakan waktu tempuh pada musim kemarau, Perlu dilakukan
pemetaan waktu tempuh pada musim hujan. Dimana cuaca akan mepengaruhi waktu tempuh
65
DAFTAR PUSTAKA
Data Penduduk Kecamatan Amarasi Barat dan data peta Kecamatan Amarasi Barat , 20
April 2022.
Data Puskesmas Baun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang. Tahun 2021, Kegiatan
Vaksin Covid bulan Januari-April. ( Tanggal 20 April 2022).
Diponegoro. Sutanto, 1994. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press. Trisakti, Bambang. 2005.
http://images.app.goo.gl/p68qXo4jqWg3dMRT7/18-02-2021
https://images.app.goo.gl/xXruG71HPajaehAA8/18-02-2021
https://www.google.com/search?
q=data+vaksin+indonesia&oq=data+vaksin+&aqs=chrome/20-02-2021
Lillesand. T., and kiefer, R. W.,dan chipman, J.(2015). Remote sensing and image
interpretation, john Willey and sons, new york.
66
Muiz, A. (2009). Analisis perubahanpenggunaan lahan di kabupatensukabumi.
Ngana, Frederika Rambu. “ emodelan Waktu Tempuh Untuk Mitigasi Bencana Covid-19 di
wilayah dengan kondisi geografis yang sulit.” Seminar Nasional Ilmu Fisika dan
Terapannya. Vol. 1. No. 1. 2021.
Nurmalasari, A. (2014). Analisis Penggunaan Lahan Bagian Hulu Sungai Ciliwung dalam
mengurangi Volume Banjir Jakarta Dengan Integrasi Citra Satelit Dem
Srtm.Geological Enginneering E-journal (6),15.
Orthorektifikasi Data Citra Resolusi Tinggi (ASTER dan SPOT) Menggunakan ASTER DEM.
Surabaya : Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV.
Putri, A. (2016). Analisis Perubahan Tutupan Lahan Di Daerah Aliran Sungai Besitang,
Kabupaten Langkat Sumatra Utara.
Suryaningsih, I.G.A. 2010, Kajian Ekonomi Relokasi jalan dan jembatan pada ruas jalan
tabanan Antosari, tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
67
Susanto (2013). Metode Penelitian Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas
Geografi (BPFG).
Syah, A.F. (2010). Penginderaan jauh dan aplikasinya di wilayah pesisir dan lautan. Jurnal
kelautan: Indonesia journal of marince science and technology, 3(1), 18-28
Tamin, O.Z, 2008, Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, Penerbit ITB,
Bandung.
W.S, B. (2013). Perubahan Penutupan Lahan Hutan Di Cagar Alam dolok Sibuabuali.
Tahun 2016 dengan 2013
68
LAMPIRAN 1.
69
2. Membuka data Landsat band 1- band 7 lalu konversi ke UTM south.
70
71
72
4. Membuat RGB composit yaitu natural color dan color infrared.
Visualitation> grid >RGB composit.
73
5. Membuat Training Sites Atau Traiining Sampel Untuk Membuat Peta Tutupan Lahan.
- Open Data Titik Di Lapangan Di Atas Band Komposituntuk Mengambil Training
Sites.
- Shape > Contruction > Create Shapen New Layer.
74
75
6. Membuat Klasifikasi Supervised.
76
- Imagery > classification > Supervised for grids.
77
7. Memotong data DEM.
- Open data DEM SRTM yang sudah didownload.
78
- Shape > shape grid tools > spatial extent > clip grid with polygon.
79
80
Membuat Peta DAS.
81
82
83
84
85
86
87
88
8. Mebuat klasifikasi data jalan.
89
9. Membuat peta land cover.
- Grid > analysis > travel time analysis > land cover scenario offset.
90
91
10. Menyimpan data tabel LC – SPEED .
Tabel LC Speed disesuaikan dengan data yang diambil saat penelitian.
92
11. Menyimpan data tabel Travel Time Zone.
93
94
LAMPIRAN 2.
95
Hutan Bambu Desa Toobaun Kebun Lontar Desa Erbaun
96
Padang Rumput Desa Soba Tanah Kosong Desa Tunbaun
97
Tanah Kosong Desa Erbaun Kebun Pisang Kelurahan Teunbaun
98
LAMPIRAN 3.
SURAT IZIN PENELITIAN DAN SURAT SELESAI PENELITIAN
99
100
101
102
103
104