Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 1 April 2020 Halaman 15-22

EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN


Research & Learning inEducation
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Optimisme Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Yang Sedang


Mengerjakan Tugas Akhir

Gabriella Khriste Dea Valentsia1, Sutarto Wijono2


Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah, Indonesia 1,2
e-mail : gabriellakdv@gmail.com1 , wijonosutarto@gmail.com2

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara optimisme dan problem focused
coping. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Satya Wacana yang melakukan tugas akhir mereka dengan total 134 siswa menggunakan teknik sampling
insidental. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala optimisme
menggunakan skala adaptasi oleh Adilia (2010) yang disusun mengacu pada aspek optimisme dari teori
Seligman (2001) yaitu aspek permanen, pervasiveness, dan aspek personalisasi untuk mengukur tingkat
optimisme pada siswa yang saat ini melakukan tugas akhir dan skala masalah yang berfokus pada coping
menggunakan WCQ (Ways of Coping Questionnaire) yang dimiliki oleh Folkman dan Lazarus, 1988 untuk
mengukur bagaimana siswa menangani atau mengatasi masalah yang menjadi sumber stres ketika
menyelesaikan proyek akhir dengan mencari berbagai informasi. Analis data menggunakan uji korelasi
Product Moment dan Pearson, dengan hasil r = 0,647; p <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara optimisme dan problem focused coping pada siswa yang mengerjakan
tugas akhir.
Kata Kunci: Optimisme, problem focused coping

Abstract
This study aims to determine is there a relationship or not between optimism and problem focused
coping. This research conducted on 2016 by Satya Wacana Christian University Faculty of
Psychology students who did their final project with total 134 students using incidental sampling
technique. Data collection methods used in this study use an optimism scale using an adaptation
scale by Adilia (2010) which prepared referring to aspects of optimism from Seligman's theory
(2001) namely the aspects of permanence, pervasiveness, and personalization aspects to measure the
level of optimism in students who are currently do the final project and scale the problem focused
coping using WCQ (Ways of Coping Questionnaire) owned by Folkman and Lazarus, 1988 to
measure how students deal with or overcome problems that are sources of stress when completing
the final project by finding various information. Data analysts used Product Moment and Pearson
correlation tests, with results r = 0.647; p <0.05, so it can be concluded that there is a significant
positive relationship between optimism and problem focused coping on students who are working on
the final project..

Keywords: optimism, problem focused coping

@Edukasi: Jurnal Ilmu Pendidikan 2020


Corresponding author :
Address : ISSN 2656-8063 (Media Cetak)
Email : ISSN 2656-8071 (Media Online)
Phone :

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
16 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

PENDAHULUAN dengan mood mereka saja tanpa memerlukan


Sebagian besar mahasiswa dukungan dari siapapun. Pernyataan tersebut di
memiliki keinginan untuk menyelesaikan tugas dukung oleh Lazarus dan Folkman (1989)
akhir kuliahnya dengan menggunakan banyak mengatakan bahwa metode coping dibagi menjadi
cara, diantaranya dengan menggali informasi dua model, yaitu coping yang berfokus pada
sebanyak mungkin mulai dari pergi ke permasalahan (problem focused coping) yang
perpustakaan, warung internet dan membeli ditujukan pada penyelesaian masalah atau
berbagai macam buku dan lain sebagainya. Namun melakukan sesuatu untuk mengubah sumber
tetap saja ada kendala yang dirasakan oleh setiap tekanan dan coping yang berfokus pada emosi
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Hal (emotion focused coping), ditujukan untuk
ini justru menjadi beban tersendiri, dimana tidak mengurangi atau mengelola tekanan emosional
sedikit dari mahasiswa yang seringkali merasa yang terkait dengan situasi. Tetapi penulis
kesulitan dalam mencari informasi yang mendapati bahwa cara yang sering kali dilakukan
diperlukan untuk kebutuhan tugas akhirnya hingga oleh mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
pada akhirnya mereka mengalami perasaan mereka adalah problem focused coping.
gelisah, tidak nyaman, bahkan tertekan sampai
Problem focused coping memberikan
akhirnya mereka mengalami stress. Menurut
dampak positif bagi mahasiswa, dimana
Brecht (dalam Azmi, 2016) stress adalah gangguan
mahasiswa mampu untuk menghilangkan masalah
pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
yang menjadi pemicu stress. Hal ini di dukung
perubahan dan tuntutan kehidupan, yang
oleh penelitian yang telah di lakukan oleh Herman
dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun
dan Tetrick, 2009 (dalam I Gde, 2018) yang
penampilan individu didalam lingkungan tersebut.
mengatakan bahwa problem focused coping dapat
Dalam menyelesaikan stress tersebut, setiap
ditujukan untuk mengurangi efek dari stressor
mahasiswa memiliki strategi penyelesaian yang
yang disebabkan oleh reaksi emosional. Dari hasil
berbeda-beda untuk mengatasi stres yang dialami
temuan tersebut menunjukkan bahwa dampak
dalam menyelesaikannya, yaitu melalui strategi
tersebut dapat membantu mahasiswa dalam untuk
emotion focused coping dan problem focused
menyekesaikan sumber masalah, melakukan
coping.
eksplorasi, berfokus pada sumber masalah,
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari memberikan bentuk pertolongan yang nyata,
hasil observasi dan wawancara dengan 5 melakukan perencanaan untuk menyelesaikan
mahasiswa yang telah penulis lakukan pada hari masalah, membangun relasi, bahkan mengatur dan
Kamis, 16 Mei 2019. Dari hasil observasi dan mengubah situasi.
wawancara penulis menemukan adanya fenomena
Oleh karena itu penelitian tentang
sebagai berikut: dari 5 mahasiswa ada 3 yang
optimisme dan problem focused coping ini penting
seringkali merasa tertekan dalam mempersiapkan
untuk dilakukan. Hasil riset yang menyatakan hal
tugas akhirnya yang akhirnya mereka mencari
tersebut ditemukan Sarafino (1998) yang
dukungan berupa informasi atau dukungan sosial,
mengatakan bahwa problem focused coping
sementara beberapa diantaranya sering kali merasa
merupakan salah satu usaha yang berfungsi untuk
bahwa dukungan sosial bukanlah jalan keluar
mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh stress
untuk permasalahan yang mereka hadapi dan
atau mengembangkan kemampuan untuk
mereka cenderung mengerjakan tugas akhir sesuai

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
17 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

menghadapi stress. Kemudian Lazarus dan optimis untuk meningkatkan problem focused
Folkman (1989) juga mendukung hasil temuan coping mereka.
diatas yang mengatakan bahwa problem focused
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
coping ditujukan untuk menyelesaikan masalah
untuk meneliti tentang hubungan antara optimisme
atau melakukan sesuatu untuk mengubah sumber
dan problem focused coping pada mahasiswa yang
stres.
sedang mengerjakan tugas akhir.
Penulis menganggap bahwa sebagian
besar mahasiswa di Fakultas Psikologi cenderung METODE PENELITIAN
berfikir positif dalam kehidupannya, yakin dengan
keputusan yang diambil, bahkan memiliki Jenis penelitian yang digunakan adalah
kepercayaan diri. Seorang mahasiswa yang penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.
memiliki kepercayaan diri yang besar, bisa Dimana variabel bebas pada penelitian ini adalah
dikatakan juga bahwa mahasiswa tersebut optimisme dan variabel terikatnya adalah problem
mempunyai optimisme yang tinggi. Salah satu focused coping.
masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa
Populasi dalam penelitian ini adalah
pada akhir periode studi adalah ketika mereka
mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2016 yang
diperhadapkan dengan penyusunan tugas akhir dan
sedang mengerjakan tugas akhir dengan jumlah
hal tersebut sering kali membuat mahasiswa
populasi 202 orang. Teknik yang digunakan dalam
mengeluh dan merasa pesimis dengan proses
perhitungan sampel penelitian didasarkan pada
tersebut. Namun, untuk mahasiswa yang optimis
teknik non probability sampling, yaitu dimana
tidak mudah untuk menyerah dalam menghadapi
tidak semua unit populasi memiliki kesempatan
kegagalan-kegagalan yang mengarah pada stress,
yang sama untuk menjadi anggota sampel dan
melainkan tetap berusaha mencari solusi untuk
dangan menggunakan teknik incidental sampling
masalah tugas akhir yang dihadapi. Seligman
yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
(Lestari, 2002), menyatakan bahwa optimisme
dimana siapa saja yang secara kebetulan bertemu
merupakan keyakinan individu dalam menanggapi
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bahwa peristiwa buruk atau kegagalan hanya
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
bersifat sementara, tidak mempengaruhi semua
cocok sebagai sumber data. Atas dasar teknik
aktivitas dan tidak mutlak disebabkan diri sendiri
incidental sampling, penulis juga menggunakan
tetapi bisa situasi, nasib atau orang lain. Sementara
rumus Slovin dalam mengambil sampel sehingga
Scheier dan Carver (1985) mendefinisikan
didapatkan sebanyak 134 mahasiswa.
optimisme sebagai harapan umum untuk hasil
positif daripada negatif.” Reina (Raditya, 2009), Dalam mengumpulkan data penelitian,
mengatakan bahwa orang yang optimis lebih peneliti menggunakan 2 variabel psikologis yaitu
mampu mengatasi stress daripada orang yang optimisme dan problem focused coping. Variabel
pesimis. Dengan demikian, jika seorang optimisme dalam penelitian ini diukur dengan
mahasiswa yang memiliki sikap optimis yang skala adaptasi oleh Adilia (2010) yang disusun
rendah maka problem focused coping pun akan mengacu pada aspek-aspek optimisme dari teori
rendah. Dengan kata lain jika seseorang Seligman (2001) yakni aspek permanence,
mahasiswa mempunyai kemauan agar tugas pervasiveness, dan aspek personalization. Dan
akhirnya cepat selesai, maka mereka bersikap untuk mengukur variabel problem focused coping

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
18 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

dengan menggunakan WCQ (Ways of Coping Pada tabel 1 kategorisasi skor variabel
Questionnaire) milik Folkman & Lazarus, 1988. optimisme dari sebanyak 134 subjek
Variabel problem focused coping dalam penelitian menunjukan tingkat penyebaran kategori dari
ini diukur dengan menggunakan skala Likert yang
sangat rendah hingga sangat tinggi, dapat
megacu pada aspek-aspek Folkman dan Lazarus
dilihat bahwa pada kategori “Sangat Rendah”
(1988) yang meliputi seeking social support,
didapati persentase sebesar 29,1%, pada
confrontive coping, planful problem solving.
kategori “Rendah” didapati persentase 61,9%,
Variabel problem focused coping dalam pada kategori “Sedang” didapati persentase
penelitian ini berumlah 30 aitem yang masing- 9%, kemudian pada kategori “Tinggi” didapati
masing terdapat 15 aitem favorable dan 15 aitem
persentase 0%, dan pada kategori “Sangat
unfavorable. diukur dengan menggunakan skala
Tinggi” juga didapati persentase 0%.
Likert dimodifikasi menjadi empat pilihan respon,
Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat
yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
bahwa mean atau rata-rata sebesar 52,46 yang
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Berdasarkan
uji reliabilitas, nilai yang di dapat adalah 0,813 ada pada kategori ”Rendah”. Berdasarkan

dengan menggunakan deskriminasi aitem 0,3. seleksi aitem dari uji reliabilitas terdapat 28
Variabel optimisme dalam penelitian ini berjumlah aitem yang dinyatakan lolos atau baik dan 2
30 aitem yang masing-masing terdapat 15 aitem aitem yang gugur dari jumlah keseluruhan
favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala Likert sebanyak 30 aitem dengan koefisien
dimodifikasi menjadi empat pilihan respon, yaitu cronbach’s alpha sebesar 0,905. Berdasarkan
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), data di atas didapat bahwa tingkat optimisme
dan sangat tidak sesuai (STS). Berdasarkan uji
pada sebanyak 134 mahasiswa yang sedang
reliabilitas, nilai yang di dapat adalah 0,905
mengerjakan tugas akhir berada pada tingkat
dengan deskriminasi aitem 0,3.
rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Tabel 2 Kategori Variabel Problem


Hasil Pembahasan dapat dijabarkan Focused Coping
No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean
sebagai berikut: 1. 14 ≤ X Sangat 12 8,9%
< 22,4 Rendah
2. 22,4 ≥ Rendah 77 57,5% 27,05
Tabel 1 Kategorisasi Variabel
X<
Optimisme 30,8
No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean 3. 30,8 ≥ Sedang 44 32,84%
1. 28 ≤ X Sangat 39 29,1% X<
< 44,8 Rendah 39,2
2. 44,8 ≥ Rendah 83 61,9% 52,46 4. 39,2 ≥ Tinggi 1 0,74%
X< X<
61,6 47,6
3. 61,6 ≥ Sedang 12 9% 5. 47,6 ≥ Sangat 0 0%
X< X ≤ 56 Tinggi
78,4 Jumlah 134 100%
4. 78,4 ≥ Tinggi 0 0%
X<
95,2 Pada tabel 2. kategorisasi skor variabel
5. 95,2 ≥ Sangat 0 0%
problem focused coping dari sebanyak 134
X≤ Tinggi
112 subjek menunjukan tingkat penyebaran
Jumlah 134 100%
kategori dari sangat rendah hingga sangat

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
19 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

tinggi, dapat dilihat bahwa pada kategori variabel optimisme berdistribusi normal
“Sangat Rendah” didapati persentase sebesar dengan problem focused coping berdistribusi
8,9%, pada kategori “Rendah” didapati normal
persentase 57,5%, pada kategori “Sedang” Berdasarkan uji linearitas
didapati persentase 32,84%, kemudian pada menggunakan Anova, diperoleh nilai deviation
kategori “Tinggi” didapati persentase 0,74%, from linearity sebesar 0.862 dengan sig.=
dan pada kategori “Sangat Tinggi” didapati 0.682 (p>0.05) yang menunjukkan ada
persentase 0%. Berdasarkan tabel diatas juga hubungan linear antara variabel optimisme
dapat dilihat bahwa mean atau rata sebesar dengan problem focused coping.
27,05 yang ada pada kategori “Rendah”.
Berdasarkan seleksi aitem dari uji reliabilitas Tabel. 4 uji linearitas
terdapat 14 aitem yang dinyatakan lolos atau ANOVA Table
baik dan 16 aitem yang gugur dari jumlah Sum df Mean F Sig.
of Square
keseluruhan sebanyak 30 aitem dengan Squa
res
koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,813. (Combi 1646
35 47.035 3.458 .000
ned) .209
Berdasarkan data di atas didapat bahwa tingkat
Linearit 1247 1247.51 91.72
Betwee 1 .000
problem focused coping pada sebanyak 134 y .517 7 1
n
PFC Groups Deviatio
mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas * n from 398.
34 11.726 .862 .682
OPT Linearit 693
akhir berada pada tingkat rendah. IMIS y
1332
Within Groups 98 13.601
.925
Tabel 3. Normalitas skala Optimisme dan
2979
Problem Focused Coping Total 133
.134
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
OPTI PFC
MIS
N 134 134
Mean 49.84 28.55
Normal
Std. Berdasarkan uji asumsi yang telah
Parametersa,b 8.956 4.733
Deviation
Absolute .067 .090 dilakukan, diketahui terdapat data yang
Most Extreme
Positive .053 .044 berdistribusi normal dan variabel penelitian
Differences
Negative -.067 -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .776 1.041 linear. Sehingga uji korelasi dilakukan dengan
Asymp. Sig. (2-tailed) .583 .229
menggunakan statiskit non-parametrik. Uji
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. korelasi yang digunakan dalam penelitian ini
Uji normalitas menggunakan uji
adalah korelasi Product Moment & Pearson.
Kolmogrov-Smirnov yang menunjukkan
variabel optimisme memiliki nilai K-S-Z
sebesar 0.776 dengan signifikansi 0.583
(p>0.05). Pada variabel problem focused
coping memiliki nilai K-S-Z sebesar 1.041
dengan signifikansi sebesar 0.229 (p>0.05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
20 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

Tabel 5. Korelasi antara Optimisme dan coping. Hasil penelitian tersebut didukung
Problem Focused Coping
pula oleh analisis deskriptif pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 yang menunjukkan bahwa optimisme
Correlations
dan problem focused coping pada mahasiswa
OPTIMIS PFC
yang sedang mengerjakan tugas akhir berada
**
Pearson Correlation 1 .647 pada kategori rendah. Ada beberapa alasan
OPTIMIS Sig. (1-tailed) .000 yang menyebabkan ada hubungan positif
N 134 134 significan antara optimisme dengan problem
Pearson Correlation .647** 1 focused coping. Pertama, sebagian besar
PFC Sig. (1-tailed) .000 mahasiswa mampu menyelesaikan masalah

N 134 134 yang dihadapi dalam penyelesaian tugas akhir


**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). dengan baik, dimana dalam hal ini mahasiswa
Dengan menggunakan uji korelasi memiliki optimisme dalam menyelesaikan
Product Moment & Pearson diperoleh masalah yang menjadi pemicu stres dengan
koefisien korelasi antara optimisme dengan mencari berbagai informasi dengan
problem focused coping sebesar r= 0.647 menerapkan problem focused coping.
dengan sig. 0.000 (p<0.05). Yang berarti ada Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang
hubungan positif antara variabel optimisme dilakukan oleh Listiana (2009) menyatakan
dengan problem focused coping pada bahwa ada hubungan signifikan dan positif
mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas antara optimisme dan problem focused coping.
akhir. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi
optimisme pada mahasiswa yang mengerjakan
Dalam penelitian ini penulis
tugas akhir, maka semakin tinggi juga problem
merumuskan hipotesis penelitian sebagai
focused coping.
berikut terdapat hubungan positif dan
signifikan antara optimisme dengan problem Kedua, sebagian besar mahasiswa
focused coping. Hasil penelitian yang diolah memiliki sikap optimis yang membawa kearah
melalui uji korelasi product moment & kebaikan karena adanya keinginan pada diri
pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) = mahasiswa untuk menjadi lebih produktif
0.647; p < 0.05 yang berarti ada hubungan dalam mengerjakan tugas akhir sehingga
positif dan signifikan antara optimisme dengan mereka dapat menerapkan problem focused
problem focused coping pada mahasiswa yang coping, untuk mencapai keberhasilan dalam
sedang mengerjakan tugas akhir. Hal ini penyelesaian tugas akhir. Dalam hal lain,
berarti semakin tinggi optimisme maka Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang
problem focused coping akan semakin telah dilakukan oleh Azmi (2016) mengatakan
meningkat, begitu pula sebaliknya. Dengan bahwa ada hubungan antara optimisme dan
kata lain, variabel optimisme memiliki peran problem focused coping, hal tersebut dapat
terhadap munculnya variabel problem focused dilihat ketika mahasiswa menghadapi suatu

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
21 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

masalah tinggi, maka problem focused coping peristiwa buruk atau kegagalan hanya bersifat
yang dimunculkan akan cenderung baik. sementara, sehingga mahasiswa dapat
menerapkan problem focused coping dengan
Selain itu, sumbangan efektif
baik. Kemudian yang kedua yaitu aspek
optimisme terhadap problem focused coping
pervasiveness yang menunjukkan adanya
sebesar 41.9% sedangkan sisanya dipengarui
hubungan signifikan dan positif dengan r =
oleh faktor lain, seperti tidak adanya bantuan
0.617; p<0,05 yang artinya pervasiveness
atau dukungan dari orang terdekat menjadikan
memberikan keyakinan pada mahasiswa
mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tugas
bahwa kegagalan dapat diatasi melalui
akhirnya sebesar 58.1%.Hal ini disebabkan
penerapan problem focused coping.
karena pada sebagian mahasiswa Fakultas
Selanjutnya pada aspek yang ketiga yaitu
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
personalization juga menunjukkan hubungan
yang sedang mengerjakan tugas akhir merasa
signifikan dan positif dengan r = 0.591;
bahwa adanya optimisme yang tinggi dapat
p<0.05 maka ketika sebagian mahasiswa
mengurangi permasalahan yang dapat
menganggap bahwa mereka memiliki
menghambat penyelesaian tugas akhir dalam
personalization, maka dia cenderung dapat
hal ini problem focused coping. Sementara
menyelesaikan masalahnya dengan problem
pada sebagian mahasiswa lainnya, tinggi atau
focused coping.
rendahnya optimisme yang mereka miliki
tidak berpengaruh pada problem focused
coping. SIMPULAN

Penulis juga mencoba untuk Berdasarkan hasil penelitian ini

menganalisis kembali bahwa masing-masing terdapat hubungan positif antara optimisme

aspek dari optimisme memiliki korelasi yang dengan problem focused coping, yang berarti

signifikan dan positif dengan problem focused semakin tinggi optimisme maka semakin

coing. Dimana dalam aspek pertama dalam tinggi juga problem focused coping problem

variabel optimisme yaitu permanence yang focused coping yang dimiliki mahasiswa,

ditunjukkan dengan r = 0.548; p<0.05. Yang sebaliknya semakin rendah optimisme maka

artinya, semakin tinggi keyakinan mahasiswa semakin rendah juga problem focused coping

bahwa masalah yang dihadapi hanya bersifat yang dimiliki mahasiswa.

sementara maka semakin tinggi juga problem


focused coping. Dengan kata lain bahwa DAFTAR PUSTAKA

permanence memberikan peran bagi


mahasiswa untuk meningkatkan problem Achroza, F. H. (2013). Hubungan antara
komunikasi interpersonal dosen
focused coping. Hal ini didukung oleh oleh pembimbing mahasiswa dan problem
penelitian Seligman (Lestari, 2002) yang focused coping dengan stress dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa FKIP
menyatakan bahwa permanence merupakan bimbingan dan konseling Universitas
keyakinan individu dalam menanggapi bahwa

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
22 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono

Muria Kudus. Skripsi, Kudus: Fakultas Nurdin, A.A., Ahmad, & Zainudin, K., (2016).
Psikologi Universitas Muara Kudus. Psychological Well-Being Ditinjau Dari
Coping Strategy Mahasiswa Salah
Adilia, M. D. (2010). Hubungan self esteem Jurusan, 1–11.
dengan optimisme meriah kesuksesan
karier pada mahasiswa fakultas psikologi Saidah, N. A., (2016). Hubungan Optimisme
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, Dengan Produktivitas Kerja Pada
Universitas Islam Negeri, Jakarta. Karyawan Tata Usaha. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah, Malang.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Saleh Baqutayan, S. M. (2015). Stress and
coping mechanisms: A historical
Atmawijaya, I. G. A. R. (2018). Pengaruh overview. Mediterranean Journal of
Strategi Coping Terhadap Stress Pada Social Sciences, 6(2S1), 479–488.
Perempuan Bali Yang Menjalani Triple
Roles Di Instansi Militer Denpasar. Sarafino. 1998. Health PSYCHOLOGY
Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Biopsychology Interaction. Third Edition.
Universitas Sanata Yogyakarta. John Willey and Sans. New York.

Azmi, S. F. (2016). Hubungan Antara Seligman, M. (2006). Learned optimism: How


Optimisme Dengan Kemampuan Problem to change your mind and your life. New
Focused Coping Pada Mahasiswa Yang York: Vintage books.
Bekerja Part Time. Skripsi, Malang:
Fakultas Psikologi Universitas Semaraputri, S. A. K. T., & Rustika, I. M.
Muhammadiyah Malang. (2018). Peran Problem Focused Coping
Dan Konsep Diri Terhadap Penyesuaian
Barlow, P. J. (2003). The measurement of Diri Pada Remaja Akhir Yang Menjadi
optimism and hope in relation to college Pengurus Organisasi Kemahasiswaan Di
student retention and academic success. Fakultas Kedokteran Universitas
Dissertation Abstracts International: Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 5(1),
Section B: The Sciences and Engineering, 35–47.
63(8–B), 3969.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kadili, N. D. (2018). Kecerdasan Emosional Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta:
dan Problem Focused Coping Pada Bandung.
Mahasiswa Yang Sedang Menyusun
Skripsi. Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Kholifah, N., Indawati. (2017). Hubungan


antara optimisme dengan problem
focused coping, 4(1), 19–25.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress,


appraisal, and coping. New York:
Springer

Listiana, W. (2008). Hubungan antara


optimisme dan problem focused coping
pada mahasiswa (Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta).

Ningrum, D. A. (2011). Hubungan antara


optimisme dan coping stres pada
mahasiswa UEU yang sedang menyusun
skripsi. Jurnal Psikologi, 9(1), 7.

Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071

Anda mungkin juga menyukai