Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara optimisme dan problem focused
coping. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Satya Wacana yang melakukan tugas akhir mereka dengan total 134 siswa menggunakan teknik sampling
insidental. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala optimisme
menggunakan skala adaptasi oleh Adilia (2010) yang disusun mengacu pada aspek optimisme dari teori
Seligman (2001) yaitu aspek permanen, pervasiveness, dan aspek personalisasi untuk mengukur tingkat
optimisme pada siswa yang saat ini melakukan tugas akhir dan skala masalah yang berfokus pada coping
menggunakan WCQ (Ways of Coping Questionnaire) yang dimiliki oleh Folkman dan Lazarus, 1988 untuk
mengukur bagaimana siswa menangani atau mengatasi masalah yang menjadi sumber stres ketika
menyelesaikan proyek akhir dengan mencari berbagai informasi. Analis data menggunakan uji korelasi
Product Moment dan Pearson, dengan hasil r = 0,647; p <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan positif yang signifikan antara optimisme dan problem focused coping pada siswa yang mengerjakan
tugas akhir.
Kata Kunci: Optimisme, problem focused coping
Abstract
This study aims to determine is there a relationship or not between optimism and problem focused
coping. This research conducted on 2016 by Satya Wacana Christian University Faculty of
Psychology students who did their final project with total 134 students using incidental sampling
technique. Data collection methods used in this study use an optimism scale using an adaptation
scale by Adilia (2010) which prepared referring to aspects of optimism from Seligman's theory
(2001) namely the aspects of permanence, pervasiveness, and personalization aspects to measure the
level of optimism in students who are currently do the final project and scale the problem focused
coping using WCQ (Ways of Coping Questionnaire) owned by Folkman and Lazarus, 1988 to
measure how students deal with or overcome problems that are sources of stress when completing
the final project by finding various information. Data analysts used Product Moment and Pearson
correlation tests, with results r = 0.647; p <0.05, so it can be concluded that there is a significant
positive relationship between optimism and problem focused coping on students who are working on
the final project..
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
16 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
17 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
menghadapi stress. Kemudian Lazarus dan optimis untuk meningkatkan problem focused
Folkman (1989) juga mendukung hasil temuan coping mereka.
diatas yang mengatakan bahwa problem focused
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
coping ditujukan untuk menyelesaikan masalah
untuk meneliti tentang hubungan antara optimisme
atau melakukan sesuatu untuk mengubah sumber
dan problem focused coping pada mahasiswa yang
stres.
sedang mengerjakan tugas akhir.
Penulis menganggap bahwa sebagian
besar mahasiswa di Fakultas Psikologi cenderung METODE PENELITIAN
berfikir positif dalam kehidupannya, yakin dengan
keputusan yang diambil, bahkan memiliki Jenis penelitian yang digunakan adalah
kepercayaan diri. Seorang mahasiswa yang penelitian kuantitatif dengan metode korelasional.
memiliki kepercayaan diri yang besar, bisa Dimana variabel bebas pada penelitian ini adalah
dikatakan juga bahwa mahasiswa tersebut optimisme dan variabel terikatnya adalah problem
mempunyai optimisme yang tinggi. Salah satu focused coping.
masalah yang sering dihadapi oleh mahasiswa
Populasi dalam penelitian ini adalah
pada akhir periode studi adalah ketika mereka
mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2016 yang
diperhadapkan dengan penyusunan tugas akhir dan
sedang mengerjakan tugas akhir dengan jumlah
hal tersebut sering kali membuat mahasiswa
populasi 202 orang. Teknik yang digunakan dalam
mengeluh dan merasa pesimis dengan proses
perhitungan sampel penelitian didasarkan pada
tersebut. Namun, untuk mahasiswa yang optimis
teknik non probability sampling, yaitu dimana
tidak mudah untuk menyerah dalam menghadapi
tidak semua unit populasi memiliki kesempatan
kegagalan-kegagalan yang mengarah pada stress,
yang sama untuk menjadi anggota sampel dan
melainkan tetap berusaha mencari solusi untuk
dangan menggunakan teknik incidental sampling
masalah tugas akhir yang dihadapi. Seligman
yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
(Lestari, 2002), menyatakan bahwa optimisme
dimana siapa saja yang secara kebetulan bertemu
merupakan keyakinan individu dalam menanggapi
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bahwa peristiwa buruk atau kegagalan hanya
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
bersifat sementara, tidak mempengaruhi semua
cocok sebagai sumber data. Atas dasar teknik
aktivitas dan tidak mutlak disebabkan diri sendiri
incidental sampling, penulis juga menggunakan
tetapi bisa situasi, nasib atau orang lain. Sementara
rumus Slovin dalam mengambil sampel sehingga
Scheier dan Carver (1985) mendefinisikan
didapatkan sebanyak 134 mahasiswa.
optimisme sebagai harapan umum untuk hasil
positif daripada negatif.” Reina (Raditya, 2009), Dalam mengumpulkan data penelitian,
mengatakan bahwa orang yang optimis lebih peneliti menggunakan 2 variabel psikologis yaitu
mampu mengatasi stress daripada orang yang optimisme dan problem focused coping. Variabel
pesimis. Dengan demikian, jika seorang optimisme dalam penelitian ini diukur dengan
mahasiswa yang memiliki sikap optimis yang skala adaptasi oleh Adilia (2010) yang disusun
rendah maka problem focused coping pun akan mengacu pada aspek-aspek optimisme dari teori
rendah. Dengan kata lain jika seseorang Seligman (2001) yakni aspek permanence,
mahasiswa mempunyai kemauan agar tugas pervasiveness, dan aspek personalization. Dan
akhirnya cepat selesai, maka mereka bersikap untuk mengukur variabel problem focused coping
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
18 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
dengan menggunakan WCQ (Ways of Coping Pada tabel 1 kategorisasi skor variabel
Questionnaire) milik Folkman & Lazarus, 1988. optimisme dari sebanyak 134 subjek
Variabel problem focused coping dalam penelitian menunjukan tingkat penyebaran kategori dari
ini diukur dengan menggunakan skala Likert yang
sangat rendah hingga sangat tinggi, dapat
megacu pada aspek-aspek Folkman dan Lazarus
dilihat bahwa pada kategori “Sangat Rendah”
(1988) yang meliputi seeking social support,
didapati persentase sebesar 29,1%, pada
confrontive coping, planful problem solving.
kategori “Rendah” didapati persentase 61,9%,
Variabel problem focused coping dalam pada kategori “Sedang” didapati persentase
penelitian ini berumlah 30 aitem yang masing- 9%, kemudian pada kategori “Tinggi” didapati
masing terdapat 15 aitem favorable dan 15 aitem
persentase 0%, dan pada kategori “Sangat
unfavorable. diukur dengan menggunakan skala
Tinggi” juga didapati persentase 0%.
Likert dimodifikasi menjadi empat pilihan respon,
Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat
yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
bahwa mean atau rata-rata sebesar 52,46 yang
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Berdasarkan
uji reliabilitas, nilai yang di dapat adalah 0,813 ada pada kategori ”Rendah”. Berdasarkan
dengan menggunakan deskriminasi aitem 0,3. seleksi aitem dari uji reliabilitas terdapat 28
Variabel optimisme dalam penelitian ini berjumlah aitem yang dinyatakan lolos atau baik dan 2
30 aitem yang masing-masing terdapat 15 aitem aitem yang gugur dari jumlah keseluruhan
favorable dan 15 aitem unfavorable. Skala Likert sebanyak 30 aitem dengan koefisien
dimodifikasi menjadi empat pilihan respon, yaitu cronbach’s alpha sebesar 0,905. Berdasarkan
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), data di atas didapat bahwa tingkat optimisme
dan sangat tidak sesuai (STS). Berdasarkan uji
pada sebanyak 134 mahasiswa yang sedang
reliabilitas, nilai yang di dapat adalah 0,905
mengerjakan tugas akhir berada pada tingkat
dengan deskriminasi aitem 0,3.
rendah.
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
19 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
tinggi, dapat dilihat bahwa pada kategori variabel optimisme berdistribusi normal
“Sangat Rendah” didapati persentase sebesar dengan problem focused coping berdistribusi
8,9%, pada kategori “Rendah” didapati normal
persentase 57,5%, pada kategori “Sedang” Berdasarkan uji linearitas
didapati persentase 32,84%, kemudian pada menggunakan Anova, diperoleh nilai deviation
kategori “Tinggi” didapati persentase 0,74%, from linearity sebesar 0.862 dengan sig.=
dan pada kategori “Sangat Tinggi” didapati 0.682 (p>0.05) yang menunjukkan ada
persentase 0%. Berdasarkan tabel diatas juga hubungan linear antara variabel optimisme
dapat dilihat bahwa mean atau rata sebesar dengan problem focused coping.
27,05 yang ada pada kategori “Rendah”.
Berdasarkan seleksi aitem dari uji reliabilitas Tabel. 4 uji linearitas
terdapat 14 aitem yang dinyatakan lolos atau ANOVA Table
baik dan 16 aitem yang gugur dari jumlah Sum df Mean F Sig.
of Square
keseluruhan sebanyak 30 aitem dengan Squa
res
koefisien cronbach’s alpha sebesar 0,813. (Combi 1646
35 47.035 3.458 .000
ned) .209
Berdasarkan data di atas didapat bahwa tingkat
Linearit 1247 1247.51 91.72
Betwee 1 .000
problem focused coping pada sebanyak 134 y .517 7 1
n
PFC Groups Deviatio
mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas * n from 398.
34 11.726 .862 .682
OPT Linearit 693
akhir berada pada tingkat rendah. IMIS y
1332
Within Groups 98 13.601
.925
Tabel 3. Normalitas skala Optimisme dan
2979
Problem Focused Coping Total 133
.134
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
OPTI PFC
MIS
N 134 134
Mean 49.84 28.55
Normal
Std. Berdasarkan uji asumsi yang telah
Parametersa,b 8.956 4.733
Deviation
Absolute .067 .090 dilakukan, diketahui terdapat data yang
Most Extreme
Positive .053 .044 berdistribusi normal dan variabel penelitian
Differences
Negative -.067 -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .776 1.041 linear. Sehingga uji korelasi dilakukan dengan
Asymp. Sig. (2-tailed) .583 .229
menggunakan statiskit non-parametrik. Uji
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. korelasi yang digunakan dalam penelitian ini
Uji normalitas menggunakan uji
adalah korelasi Product Moment & Pearson.
Kolmogrov-Smirnov yang menunjukkan
variabel optimisme memiliki nilai K-S-Z
sebesar 0.776 dengan signifikansi 0.583
(p>0.05). Pada variabel problem focused
coping memiliki nilai K-S-Z sebesar 1.041
dengan signifikansi sebesar 0.229 (p>0.05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
20 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
Tabel 5. Korelasi antara Optimisme dan coping. Hasil penelitian tersebut didukung
Problem Focused Coping
pula oleh analisis deskriptif pada tabel 1.1 dan
tabel 1.2 yang menunjukkan bahwa optimisme
Correlations
dan problem focused coping pada mahasiswa
OPTIMIS PFC
yang sedang mengerjakan tugas akhir berada
**
Pearson Correlation 1 .647 pada kategori rendah. Ada beberapa alasan
OPTIMIS Sig. (1-tailed) .000 yang menyebabkan ada hubungan positif
N 134 134 significan antara optimisme dengan problem
Pearson Correlation .647** 1 focused coping. Pertama, sebagian besar
PFC Sig. (1-tailed) .000 mahasiswa mampu menyelesaikan masalah
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
21 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
masalah tinggi, maka problem focused coping peristiwa buruk atau kegagalan hanya bersifat
yang dimunculkan akan cenderung baik. sementara, sehingga mahasiswa dapat
menerapkan problem focused coping dengan
Selain itu, sumbangan efektif
baik. Kemudian yang kedua yaitu aspek
optimisme terhadap problem focused coping
pervasiveness yang menunjukkan adanya
sebesar 41.9% sedangkan sisanya dipengarui
hubungan signifikan dan positif dengan r =
oleh faktor lain, seperti tidak adanya bantuan
0.617; p<0,05 yang artinya pervasiveness
atau dukungan dari orang terdekat menjadikan
memberikan keyakinan pada mahasiswa
mahasiswa tidak dapat menyelesaikan tugas
bahwa kegagalan dapat diatasi melalui
akhirnya sebesar 58.1%.Hal ini disebabkan
penerapan problem focused coping.
karena pada sebagian mahasiswa Fakultas
Selanjutnya pada aspek yang ketiga yaitu
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana
personalization juga menunjukkan hubungan
yang sedang mengerjakan tugas akhir merasa
signifikan dan positif dengan r = 0.591;
bahwa adanya optimisme yang tinggi dapat
p<0.05 maka ketika sebagian mahasiswa
mengurangi permasalahan yang dapat
menganggap bahwa mereka memiliki
menghambat penyelesaian tugas akhir dalam
personalization, maka dia cenderung dapat
hal ini problem focused coping. Sementara
menyelesaikan masalahnya dengan problem
pada sebagian mahasiswa lainnya, tinggi atau
focused coping.
rendahnya optimisme yang mereka miliki
tidak berpengaruh pada problem focused
coping. SIMPULAN
aspek dari optimisme memiliki korelasi yang dengan problem focused coping, yang berarti
signifikan dan positif dengan problem focused semakin tinggi optimisme maka semakin
coing. Dimana dalam aspek pertama dalam tinggi juga problem focused coping problem
variabel optimisme yaitu permanence yang focused coping yang dimiliki mahasiswa,
ditunjukkan dengan r = 0.548; p<0.05. Yang sebaliknya semakin rendah optimisme maka
artinya, semakin tinggi keyakinan mahasiswa semakin rendah juga problem focused coping
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071
22 Optimisme dengan Problem Focused Coping pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir – Gabriella
Khriste Dea Valentsia, Sutarto Wijono
Muria Kudus. Skripsi, Kudus: Fakultas Nurdin, A.A., Ahmad, & Zainudin, K., (2016).
Psikologi Universitas Muara Kudus. Psychological Well-Being Ditinjau Dari
Coping Strategy Mahasiswa Salah
Adilia, M. D. (2010). Hubungan self esteem Jurusan, 1–11.
dengan optimisme meriah kesuksesan
karier pada mahasiswa fakultas psikologi Saidah, N. A., (2016). Hubungan Optimisme
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi, Dengan Produktivitas Kerja Pada
Universitas Islam Negeri, Jakarta. Karyawan Tata Usaha. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah, Malang.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Saleh Baqutayan, S. M. (2015). Stress and
coping mechanisms: A historical
Atmawijaya, I. G. A. R. (2018). Pengaruh overview. Mediterranean Journal of
Strategi Coping Terhadap Stress Pada Social Sciences, 6(2S1), 479–488.
Perempuan Bali Yang Menjalani Triple
Roles Di Instansi Militer Denpasar. Sarafino. 1998. Health PSYCHOLOGY
Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Psikologi Biopsychology Interaction. Third Edition.
Universitas Sanata Yogyakarta. John Willey and Sans. New York.
Edukasi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1 April 2020 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071