Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KOMPREHENSIF SITUASI KESEHATAN REPRODUKSI

BERDASARKAN INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI


DI PROVINSI JAMBI DAN DIBANDINGKAN DENGAN PROVINSI BALI

OLEH :
FRENSI ARYNANTI TANGKI’
K011201202
KELAS A
MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI

DEPARTEMEN EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
A. LATAR BELAKANG
Menjaga kesehatan organ reproduksi merupakan hal yang penting karena terkait
dengan bagaimana kita menjamin keberlangsungan hidup manusia dari generasi ke
generasi sehingga generasi berikutnya bisa lebih berkualitas dibanding dengan generasi
pada saat ini. Kesehatan reproduksi telah dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. UU tersebut menyatakan bahwa kesehatan reproduksi
merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Kesehatan reproduksi secara umum
tidak hanya terkait dengan aspek fisik saja, tapi menyangkut aspek psikologis, mental,
dan sosial. Saat kita membahas kesehatan reproduksi, tidak hanya dari sisi laki-laki atau
perempuan saja, tapi dari keduanya juga penting. Dengan memahami kesehatan
reproduksi dengan baik, kita bisa menghindari penyakit yang bisa ditimbulkan, seperti
infeksi menular seksual dan bisa mencegah terjadinya infertilitas. Namun jika kita tidak
memahami dan mempraktikkan dengan baik, kita akan terbawa ke pergaulan bebas,
seks pra-nikah, dan melakukan tindakan ekstrem misalnya melakukan aborsi yang
justru bisa membahayakan kesehatan. Remaja juga perlu mengetahui informasi dan
pengetahuan organ reproduksi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan misalnya
kehamilan yang tidak dihendaki, infeksi menular seksual dan sebagainya.
Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut
masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja
ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja
laki-laki. Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi
remaja. Sehat yang dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari
cacat saja, tetapi juga sehat baik fisik, mental maupun sosial. Usia remaja adalah masa
transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik dengan ciri
khas yang unik. Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang
kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi.
Ukuran atau indikator kesehatan reproduksi sangat berguna dan dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas kesehatan di suatu wilayah. Adapun beberapa
indikator kesehatan reproduksi itu sendiri adalah total fertility rate, maternal mortality
rate, antenatal care, cakupan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan,
pelaksanaan PONEK, neonatal mortality rate, BBLR, anemia pada ibu hamil, dan
persalinan yang di bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.

B. INDIKATOR KESEHATAN REPRODUKSI DI PROVINSI JAMBI DAN


PROVINSI BALI
1. Total Fertility Rate
Total Fertility Rate (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan
oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya. TFR digunakan sebagai
indikator untuk membandingkan keberhasilan antar wilayah dalam melaksanakan
pembangunan sosial ekonomi, menunjukkan tingkat keberhasilan program KB,
membantu para perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-rata
usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
pelayanan ibu hamil dan perawatan anak, serta mengembangkan program
penurunan tingkat kelahiran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada
tahun 2017, Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Jambi yaitu 2,3 sedangkan di
Provinsi Bali adalah 2,1.

2. Maternal Mortality Ratio


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah
jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran, persalinan, dan pasca persalinan per
100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu, atau angka pengukuran risiko kematian
wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah kematian
wanita dalam masa kehamilan, persalinan, dan dalam masa 42 hari (6 minggu)
setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat
melekatnya janin, oleh sebab apapun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau pengelolaannya, bukan akibat kecelakaan. AKI dapat digunakan
dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi
status kesehatan umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan
melahirkan.
Hasil laporan dari Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat
terdapat jumlah kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi tahun
2020 adalah 62 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 64.365. Jika diproyeksikan
angka kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2020 adalah 96 per 100.000 kelahiran
hidup. Adapun MMR yang ada di Provinsi Bali adalah sebesar 83,8 per 100.000
kelahiran hidup.

3. Antenatal Care Coverage


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
yang berkompeten selama masa kehamilan, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal kepada ibu hamil. Tenaga kesehatan tersebut antara lain dokter
spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Pelayanan kesehatan antenatal
yang sesuai standar meliputi timbang berat badan, pengukuran tinggi badan,
tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri
menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status
imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan,
pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium
(rutin dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling) termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca
persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan
serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi
pelayanan antenatal adalah 4 kali selama masa kehamilan, dengan ketentuan
pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada triwulan pertama,
1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga. Standar untuk pelayanan
kesehatan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu
hamil, berupa deteksi dini faktor risiko dan penanganan komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi jumlah
ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal yang pertama kali oleh tenaga
kesehatan (untuk menghitung indikator K1) atau ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar (untuk menghitung indikator
K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1 tahun. Pada
tahun 2020, hasil pencapaian indikator pelayanan K4 di Provinsi Jambi sebesar
92,68% dan di Provinsi Bali sebesar 95%.
4. Births Attended By Skilled Health Personel
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian bayi
yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas kesehatan. Pertolongan persalinan
adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala
IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui indikator persentase
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF).
Tahun 2020 sebanyak 63.242 (95,66%) ibu hamil di Provinsi Jambi telah
menjalani persalinan dengan ditolong tenaga kesehatan sedangkan di Provinsi Bali
terdapat 98,6% ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong tenaga
kesehatan.

5. Ketersediaan Comprehensive Essential Obstetric Care – PONEK


Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan maternal dan perinatal serta
menurunkan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di rumah sakit, maka
perlu adanya faktor penunjang dan pendukung baik sarana, prasarana, dan sumber
daya manusia dalam pelaksanaan PONEK 24 jam di rumah sakit. Sehubungan
dengan hal tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Jambi pada tahun 2020 telah
melaksanakan pemantauan pelayanan PONEK melalui sistem laporan pelayanan
maternal dan perinatal di rumah sakit PONEK wilayah Provinsi Jambi dan Provinsi
Bali. Adapun rumah sakit yang sudah melaksanakan program PONEK di Provinsi
Jambi sebanyak 40 Rumah Sakit sedangkan di Provinsi Bali sebanyak 21 Rumah
Sakit.

6. Neonatal Mortality Rate


Angka Kematian Neonatal (Kematian Bayi Baru Lahir/Neo Natal Death Rate)
adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Berdasarkan data dari Seksi Kesga dan
Gizi Masyarakat Bidang Kesmas Dinkes Provinsi Jambi, 2020, didapatkan angka
kematian neonatal adalah 4,86 per 1000 kelahiran. Dan berdasarkan Seksi Kesga
dan Gizi Masyarakat Bidang Kesmas Dinkes Provinsi Bali, 2020, didapatkan angka
kematian neonatal adalah 3,5 per 1000 kelahiran.
7. Prevalence Of Low Birth Weight
Berat badan lahir bayi menjadi indikator yang penting pada kesehatan bayi dan
sebagai faktor determinan kelangsungan hidup serta faktor untuk pertumbuhan
bayi, baik fisik maupun mental di masa yang akan datang. Salah satu target
Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mengurangi angka kematian
neonatal belum tercapai. BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi baru
lahir. Di negara berkembang, sebagian besar bayi yang dilahirkan dengan BBLR
yaitu 96,5%, khususnya di daerah yang populasinya rentan. BBLR atau Berat Badan
Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat dibawah 2500 gram.
Berdasarkan data yang bersumber dari Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesmas,
Tahun 2020, di Provinsi Jambi jumlah BBLR yang terjadi pada Provinsi Jambi
adalah 1057 atau 1,81%. Adapun berdasarkan Seksi Kesga dan Gizi Bidang Kesmas
Tahun 2020, di Provinsi Bali, kejadian BBLR terjadi sebanyak 1941 atau 2,9%.

8. Prevalence Of Anemia In Women Or Pregnancy


Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya didalam rahim). Kehamilan pada
manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan dihitung dari awal periode mentruasi
terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang
perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik, karena kehamilan
mengandung kehidupan ibu dan janin (Walyani, 2015). Anemia merupakan kondisi
dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa
hemoglobin (Hb) sehingga darah tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III, sedangkan pada
trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr% (Astuti & Ertiana, 2018).
Hasil data Dinkes (2018) di Indonesia sebesar 48,9% ibu hamil yang mengalami
anemia. Angka prevalensi anemia pada kehamilan di Kota Jambi sebanyak 1421
orang. Wilayah puskesmas paling banyak terdapat ibu hamil yang mengalami
anemia yaitu pada Puskesmas Putri Ayu sebanyak 18%, sedangkan angka anemia
di wilayah puskesmas paling rendah yaitu di Puskesmas Kebun Handil dan
Puskesmas Pall V masing-masing dengan angka 0,4% . Sedangkan di Provinsi Bali,
kejadian anemia pada ibu hamil di tahun 2020 adalah sebanyak 5.305 ibu atau
sekitar 7,4% ibu.

9. Delivery At Health Facility


Indikator kinerja kesehatan masyarakat salah satunya adalah persentase
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF). Persentase persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan menggambarkan indikator pelayanan kesehatan terhadap
pelayanan persalinan yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator PF
menjadi penting karena penyebab kematian ibu di Indonesia sebagian besar
disebabkan oleh karena perdarahan dan infeksi pada saat persalinan. Menurunkan
angka kematian ibu merupakan bagian dari kesepakatan global terhadap
pembangunan kesehatan berkelanjutan (SDGs).
Sejak tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan ditolong
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 menetapkan persalinan di
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya kesehatan ibu
menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Pada tahun 2020 di
Provinsi Jambi, cakupan persalinan yang dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan
adalah sebesar 86,53% sedangkan di Provinsi Bali sebesar 98,6%.

C. PEMBAHASAN
1. Total Fertility Rate
Provinsi Jambi : 2,3
Provinsi Bali : 2,1
Total Fertility Rate atau Angka Kesuburan adalah jumlah anak rata-rata yang
akan dilahirkan oleh seorang perempuan selama masa reproduksinya. TFR berguna
sebagai indikator untuk membandingkan keberhasilan antar wilayah dalam
melaksanakan pembangunan sosial ekonomi, menunjukkan tingkat keberhasilan
program KB, membantu para perencana program pembangunan untuk
meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan
yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak, serta
mengembangkan program penurunan tingkat kelahiran. Diketahuinya TFR untuk
suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan untuk
meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan
yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak, serta untuk
mengembangkan program penurunan tingkat kelahiran.
Berdasarkan data diatas, menandakan bahwa di Provinsi Jambi wanita (usia 15-
49 tahun) secara rata-rata mempunyai 2-3 anak selama masa usia suburnya dan di
Provinsi Bali yaitu 2,1. Dalam hal ini, TFR sebesar 2,1 merupakan angka standar
capaian ideal bagi seluruh negara yang disebut juga dengan istilah penduduk
tumbuh seimbang. TFR yang berada di bawah angka 2,1 maka penduduk cenderung
akan mengalami penurunan jumlah, namun jika TFR lebih dari 2,1 maka akan
terjadi pertumbuhan penduduk. Adapun di Provinsi Jambi penyebab utama TFR
masih tinggi adalah karena rendahnya usia kawin pertama yaitu 19 tahun dan
minimnya pemahaman masyarakat, terutama kelas bawah tentang program KB.
Oleh karena itu, Provinsi Jambi harus menurunkan angka TFR-nya melalui program
Keluarga Berencana atau KB sehingga dapat mencapai standar yang ideal.

2. Maternal Mortality Rate


Provinsi Jambi : 96 per 100.000 KH
Provinsi Bali : 83,8 per 100.000 KH
Maternal Mortality Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu adalah banyaknya
kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup. Yang dimaksud dengan Kematian Ibu adalah kematian
perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi
bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. Informasi mengenai
tingginya MMR akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan
kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang
aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah
kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam
menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka
Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
Pada tahun 2020, MMR di Provinsi Jambi adalah 96 per 100.000 kelahiran
hidup sedangkan di Provinsi Bali adalah 83,8 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini
berarti masih tingginya AKI di kedua provinsi tersebut. Selama tujuh tahun terakhir,
konversi AKI mengalami kenaikan dan penurunan, walaupun angka kematian ini
jauh di bawah angka nasional yaitu 305/100.000 KH berdasarkan hasil SUPAS
2015, jumlah kematian ini tetap harus mendapat perhatian. Penyebab AKI masih
tinggi adalah karena ada beberapa faktor seperti pendarahan, hipertensi, penyakit
jantung, penyakit kencing manis (metabolik) dan lain sebagainya. Untuk itu, saat
ini pemerintah maupun masyarakat harus berkolaborasi dan meningkatkan upaya
untuk menekan tingginya angka tersebut. Salah satunya dengan memberi sosilisasi
kepada remaja secara khusus remaja perempuan terkait kesehatan reproduksi dan
usia yang tepat untuk menikah.

3. Antenatal Care Coverage


Provinsi Jambi : 92,68 %
Provinsi Bali : 95%
Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara meningkatkan
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang disediakan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu, dibutuhkan partisipasi serta
kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan ANC merupakan pemeriksaan
kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu
hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan
alat reproduksi dengan wajar.
Pada tahun 2020, cakupan ANC di Provinsi Jambi sudah mencapai 92,68%
yang berarti telah mencapai target yang ditetapkan di Provinsi Jambi yaitu sebesar
78%. Sedangkan di Provinsi Bali cakupan ANCnya yaitu 95%. Hal ini menandakan
bahwa cakupan antenatal care pada kedua provinsi tersebut sudah mencapai target
di tahun 2021 yaitu 89%.
4. Births Attended By Skilled Health Personel
Provinsi Jambi : 95,66 %
Provinsi Bali : 98,6 %
Pada tahun 2020, persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan di Provinsi Jambi
mencapai 95,66% sementara target provinsi 96%, yang berarti bahwan Provinsi
Jambi tahun 2020 telah memenuhi target yang telah ditetapkan. Begitupun di
Provinsi Bali telah mencapai 98,6% pada tahun 2020 yang berarti bahwa persalinan
yang ditolong tenaga kesehatan seluruhnya dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan.

5. Ketersediaan Comprehensive Essential Obstetric Care – PONEK


Provinsi Jambi : 40 RS
Provinsi Bali : 21 RS
Di tahun 2020, terdapat 40 Rumah Sakit di Provinsi Jambi yang melaksanakan
PONEK.Terkait kegiatan program PONEK di Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
pada tahun 2020 ini, tidak ada kegiatan karena adanya recofusing dana sehingga
kegiatan yang diusulkan tidak dapat dilaksanakan. Namun pemantauan pelaksanaan
program PONEK di rumah sakit tetap terpantau melalui telepon penanggung jawab
PONEK, sedangkan rumah sakit merealisasi anggaran dana kegiatan program
PONEK yang sudah diusulkan baik sumber dana DAK, APBD maupun swadana
rumah sakit. Untuk itu, salah satu terobosan yang perlu dilakukan adalah
diharapkan dukungan manajemen Rumah Sakit dan Sumber Daya Manusia yang
kompeten untuk melaksanakan program tersebut. Sedangkan di Provinsi Bali,
terdapat 21 RS yang melaksanakan PONEK. Provinsi Bali tahun 2020, tidak
dilaksanakan tenaga PONEK bagi rumah sakit karena terkendala Pandemi.

6. Neonatal Mortality Rate


Provinsi Jambi : 4,86 per 1000 kelahiran
Provinsi Bali : 3,5 per 1000 kelahiran
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat jumlah kematian neonatal (0-28 hari)
harus menjadi perhatian, karena pada masa ini memberikan kontribusi kematian
yang sangat tinggi terhadap kematian bayi. Hal ini menandakan bahwa jumlah
kematian neonatal (0-28 hari) harus menjadi perhatian, karena pada masa ini
memberikan kontribusi kematian yang sangat tinggi terhadap kematian bayi.
Tantangan ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk
hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang
mampu melindungi bayi dari infeksi. Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun,
penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare. Ini
berkaitan erat dengan perilaku hidup sehat ibu dan juga kondisi lingkungan
setempat.

7. Prevalence Of Low Birth Weight


Provinsi Jambi : 1,81 %
Provinsi Bali : 2,9 %
Berdasarkan data di atas, Provinsi Jambi telah mengalami penurunan dari tahun
2018 yaitu dari 2,6% menjadi 1,81%. Selain itu pada tahun 2018, Provinsi Jambi
termasuk kedalam provinsi dengan angka BBLR terendah di Indonesia. Oleh karena
itu, kejadian BBLR di Provinsi Jambi sudah membaik namun tentu ditingkatkan
lagi terkait kesehatan dan kecukupan gizi ibu selama masa kehamilan untuk
mencegah BBLR. Adapun di Provinsi Bali, prevalensi BBLR-nya meningkat dari
tahun 2019 yaitu dari 2,7% menjadi 2,9% pada tahun 2020.
Faktor yang mempengaruhi berat bayi saat lahir dapat berupa faktor maternal,
faktor lingkungan, dan faktor janin. Faktor yang berasal dari maternal dapat berupa
kadar Hemoglobin (Hb), kenaikan berat badan saat hamil, dan usia ibu. Kadar Hb
ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil yang anemia
bukan hanya membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan serta membahayakan jiwa janin. Hal ini disebabkan karena
kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada
fungsi plasenta terhadap janin. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko
mendapatkan BBLR. Olehnya itu, diperlukan upaya preventif yang harus dilakukan
untuk menurunkan kejadian BBLR melalui pelayanan kesehatan ibu hamil dengan
pemenuhan kunjungan mulai dari trimester I hingga trimester III.

8. Prevalence Of Anemia In Women Or Pregnancy


Provinsi Jambi : 1421 ibu
Provinsi Bali : 5.305 ibu
Berdasarkan data di atas, maka menandakan bahwa masih tingginya jumlah ibu
hamil yang mengalami anemia. Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat
besi pada ibu hamil pemerintah sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program
pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan
mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan
0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Untuk itu,
setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet
setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan.

9. Delivery At Health Facility


Pada tahun 2020, prevalensi persalinan ibu hamil yang dibawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan di Provinsi Jambi adalah 86,63% sedangkan di provinsi Bali
adalah 98,6%. Target prevalensi persalinan ibu hamil yang dibawa ke fasyankes di
Provinsi Jambi adalah 89%, namun yang terlaksana hanya 86,63%. Hal ini
menandakan bahwa masih terdapat beberapa ibu hamil yang belum mengetahui
bahaya persalinan jika dilakukan dirumah ataupun dengan bantuan dukun. Untuk
itu, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan kepada para ibu hamil tentang
pentingnya persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Adapun untuk
Provinsi Bali telah terlaksana sebanyak 98,6%. Data tersebut membuktikan bahwa
hampir semua persalinan telah dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan pemabahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masih
terdapat beberapa indikator kesehatan reproduksi di Provinsi Jambi maupun di Provinsi
Bali yang belum mencapai target seperti Total Fertility Rate (TFR) di Provinsi Jambi,
Neonatal Mortality Rate di kedua Provinsi, kejadian BBLR di Provinsi Bali, anemia
pada ibu hamil di kedua Provinsi, dan persalinan di fasyankes di Provinsi Jambi. Oleh
karena itu, diperlukan kolaborasi antar semua pihak yang terkait untuk membantu
menurunkan kasus-kasus kesehatan reproduksi yang masih tinggi untuk Indonesia yang
sehat dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2020


Rencana Kerja Tahun 2022 Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Laporan Kinerja Program (LAKIP) Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi Tahun 2021
Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2020
Susiana,S. 2019. Peran Program Keluarga Harapan Dalam Penurunan Angka Kematian Ibu di
Provinsi Jambi dan Provinsi Kalimantan Selatan. Aspirasi ; Jurnal Masalah-Masalah
Sosial, 10 (1). Hal. 19-31.
Irawan R. dan Rini Mustikasari Kurnia Pratama. 2021. Karakteristik Ibu Hamil dengan
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. Artikel
Penelitian, 11 (4). Hal. 194-200.
https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1399/sdgs_3/1
https://www.unicef.org/indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2019-
05/Jambi_ProvincialBrief.pdf
https://bali.tribunnews.com/2019/10/23/angka-kelahiran-total-di-bali-23-per-tahun-laju-
pertumbuhan-penduduk-lebih-tinggi-dari-nasional
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiao
ciG48X7AhUI03MBHeZkA98QFnoECA4QAw&url=https%3A%2F%2Fsiaksara.dis
pendukcapil.surakarta.go.id%2Fkematian.html&usg=AOvVaw05tcfMBJnXhHEpScR
ljVnw
https://www.ugm.ac.id/id/berita/22168-tetap-sehat-dengan-menjaga-kesehatan-organ-
reproduksi
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwi-
wtO1-
cb7AhW3ALcAHeE_ATcQFnoECAoQAw&url=http%3A%2F%2Frepository.poltek
kes-denpasar.ac.id%2F7487%2F2%2FBAB%2520I.pdf&usg=AOvVaw1ig_-
CN5KHDt6MZiHggeab
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/KESGA.pdf

Anda mungkin juga menyukai