Anda di halaman 1dari 2

Nama : Evelyna Putri

Kelas : X.1
Teks Anekdot
Berapa Duit sih?
Pada suatu hari, disebuah Puskesmas, ada dua orang suster yang terlihat sedang berjaga dibalik
tempat administrasi. Suster Febi sedang asyik menunggu pasien datang, sedangkan suster Lia sedang
asyik dengan handphone dan makanannya. Datanglah seorang pasien yang terlihat sedikit kotor
dengan pakaian yang kurang enak dilihat, dia datang bersama ibu-nya. Pasien itu bernama Neneng,
dan ibu-nya bernama Ijah. Merekapun segera datang ketempat administrasi untuk melakukan
pendaftaran. Tak lama setelah itu, datang seorang pasien yang berdadan layaknya orang kaya, dia
bernama Atunt.

Ibu Ijah hendak berbicara, tetapi suster Febi segera memotongnya. Setelah itu suster Febi
mengalihkan pandangannya pada Ibu Atunt sambil berkata “Ada yang bisa saya bantu?” Awalnya si
kaya merasa heran, karena didepannya sudah ada yang mengantri terlebih dahulu. Tapi kemudian
dia tersenyum tipis, lalu segera merespon sang suster “Saya?”

Ibu Atunt segera mengisi formulir pendaftaran, sedangkan Ibu Ijah menunggu Ibu Atunt selesai
dengan perasaan kecewa. Setelah selesai, Ibu Atunt menyerahkan formulir itu, dan suster Febi
segera berkata pada temannya “Sus… sus… suster!” Suster Lia menengok sebentar, lalu dia kembali
memainkan handphone-nya dan berdiri. Setelah suster Lia melihat pakaian yang dikenakan Ibu
Atunt, dia segera menyimpan handphone-nya, lalu dengan ramah mengantarkan Ibu Atunt ke ruang
pemeriksaan. Selagi Ibu Atunt diperiksa, Ibu Ijah malah disuruh untuk menunggu. Ibu Ijah dan
anaknya pun terpaksa menunggu.

Saat suster Lia mengantarkan Ibu Atunt ke ruang pemeriksaan, ternyata Dokter belum datang.
Suster Lia pun dengan ramah meminta maaf karena membuat Ibu Atunt kembali menunggu. Diapun
segera keluar dari ruangan untuk memanggil Dr. Coki

Dr. Coki pun datang dan segera bertanya “Apa keluhan Ibu?”. Ibu Atunt menjawab “Saya sering
merasa pusing, mual, dan jantung saya berdetak dengan kencang.” Dokter pun kembali menjawab
“Oh begitu… ini resepnya Bu, langsung berikan saja pada suster yang ada disana.” Setelah itu, Ibu
Atunt pun keluar tanpa diperiksa dengan benar.

Ibu Atunt segera menyerahkan resep itu pada suster Lia. Lalu, Ibu Atunt disuruh menunggu
sebentar. Sementara itu, Ibu Ijah kembali ke tempat administrasi untuk menanyakan kapan giliran
anaknya. Karena, sejak tadi gilirannya tak kunjung datang. Saat itu, suster malah menanyakan
tentang kelengkapan surat-surat yang dibawa Ibu Ijah, dan juga tetang kartu BEPEJEJES. Ibu Ijah
merasa bingung, lalu kembali ketempat duduknya untuk mengambil sesuatu.

Ibu Atunt dipanggil suster untuk menebus obatnya. Sang susterpun memberikan obat itu, yang
ternyata bukan obat pusing melainkan obat panas dingin. Tetapi, Ibu Atunt tidak mengetahuinya.
Saat Ibu Atunt membuka tasnya untuk membayar obat, Ibu Atunt panik. Karena ternyata, tasnya itu
kosong.

Ibu Ijah kembali ketempat administrasi. Kemudian ia melemparkan isi tas kucelnya, yang berisi
banyak uang. Semua orang yang ada disana –termasuk Dokter-, kaget melihatnya.
Neneng mengambil uang yang tersebar di atas meja, lalu berkata “Berapa duit sih?!” Semua orang
semakin ternganga melihatnya. Ibu Ijah dan Neneng pun mengangkat dagunya dengan sombong.
Kemudian Ibu Atunt dengan wajah cerianya segera mengambil uang yang ada di atas meja.

Anda mungkin juga menyukai