Anda di halaman 1dari 5

ROLE PLAY

KONFLIK KESALAHAN TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN

TOKOH :

Nunik Rofifatul : ibu pasien

Lailatus Erikatus : Adik pasien

Diba Berliana : Perawat diba

Nurul Fitriani : Perawat Erika

Victoria Krisopras : Kepala Ruangan

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MAHARANI

MALANG

2019
Suatu malam di ruang Melati kelas utama RSU Maharani, dirawatlah pasien stroke
bernama Nurul, Nurul dirawat sudah 4 hari di rumah sakit tersebut, kebetulan malam itu yang
berjaga adalah perawat Diba, yang baru bekerja 1 bulan di rumah sakit tersebut karena baru lulus
dari jenjang pendidikanya. Hari sudah malam, perawat diba di minta oleh keluarga Nurul untuk
membenarkan infus yang macet, dan disana hanya di tunggu oleh ibu pasien yang berusia karena
belum waktunya jam jenguk dan anggota keluarga yang lain belum datang.

Perawat diba : “(mengetuk pintu) permisi, selamat malam?”

ibu pasien : “iya, selamat malam mbak”

Perawat diba : “dengan mbak nurul ya ibu?”

ibu pasien: “iya mbak, ini lo mbak infus anak saya itu macet, terus tanganya juga bengkak
mbak”

Perawat diba : “baik ibuk, saya lepas dulu ya infusnya? Dan saya pindah di tangan yang
satu agar tidak bengkak semakin besar”.

ibu pasien: “ iya mbak, di pindah saja”.

Setelah mendapat persetujuan dari keluarga klien, akhirnya perawat sari mengganti infus pasien
ke tangan satunya, karena kesulitan memasang abokat, perawat sari tidak memperhatikan
adanya udara dalam slang infus klien.

Perawat diba : “(mulai mencari pembuluh darah pasien sambil bersiap menusukan abokat)
sebentar ya mbak, saya masukan jarumnya”.

Pasien : “(mengedipkan mata tanda setuju).

Perawat diba : “sebentar ya mbak, sedikit lagi selesai (sudah memasukan abokat dan
menyambungkan infus set dengan abokat)”.
ibu pasien: “ loh mbak, itu ada udaranya lo mbak di dalam selang? Katanya berbahaya mbak?
Apa tidak apa- apa itu tadi mbak?”

Perawat diba : “iya to bu? (merasa bingung),, tidak apa- apalah bu, hanya 3 centi saja,,
tidak masalah”.

ibu pasien: “nanti jika ada apa- apa bagaimana mbak?”

Perawat diba : “ tidak- tidak bu, tenang saja (bersikap rada cuek karena keluarga klien
bertanya terus menerus)”

ibu pasien: “ ya sudah mbak kalo tidak apa-apa, nanti kalau terjadi sesuatu saya akan memanggil
mbak lagi”

Perawat diba : “ baik ibu, saya permisi dahulu (keluar dari ruang tersbut)”.

Ketika sudah tiba jam jenguknya, datanglah adik pasien yang kebetulan seorang dokter umum di
rumah sakit berbeda, dan ibu pasien menceritakan apa yang terjadi selama dia menemani pasien.
Dan saat itu juga pasien mengalami syok anafilaksis.

Adik pasien : “(melakukan tindakan dan menyuruh istri pasien untuk memanggil perawat)
kak tolong cepat panggilkan perawat yang bertugas malam ini, jika perlu semua perawat yang
ada di ners station”.

ibu pasien: “ baik sebentar (berlari menuju ners station). Mbak, mas, suami saya syok (
memanggil perawat jaga dengan panik).

Perawat Erika : “ iya ibu, ada apa? Jangan panik ibuk, mohon bicara plan- pelan”.

ibu pasien: “(panik) itu mas, suami saya syok mas,, nadinya sulit teraba ..ini bagaimana mbak
nafasnya juga tersengal- sengal”

Perawat Erika : “ baik ibuk, saya akan kesana, sebelumnya saya telfon dokter dulu
(membangunkan perawat sari yang tertidur dan bergegas menelepon dokter)”.

Perawat diba : “ ada apa mbak( kaget)”.


Perawat jamal : “ saya telepone dokter dulu, kamu segera ke ruang mbak nurul di ruang
utama, istrinya melaporkan tadi katanya pasien syok”.

Perawat diba : “baik (segera pergi tanpa berfikir panjang)”.

Sesampainya di kamar nurul, perawat sari merasa kebingungan dengan kondisi nurul dan berfikir
apa yang salah dengan tindakanya. Sebelum perawat sari menyadari kesalahanya, adik pasien
meminta perawat diba untuk menghubungi dokter.

Adik pasien : “mbak, cepet mbak panggilkan dokter spesialis kakak saya, bila tidak segera
di tangani nanti kakak saya semakin parah”.

Perawat diba : “iya mbak, tadi sudah di telfonkan oleh perawat jamal”.

Adik pasien : “ini perlu tindakan cepat lo mbak, kakak saya sudah syok seperti itu”

Perawat diba : “iya mbak, mohon maaf, tapi ini perawat jamal sedang memanggil dokter”.

Karena keadaan malam hari dan dokter yang bertugas sulit di hubungi, maka pasien nurul
akhirnya meninggal dunia. Dan terjadilah konflik yang lebih besar antara perawat diba dan
keluarga pasien nurul.

ibu pasien: “(panik) dik, periksa nadi nurul dik,,, nadi nurul sudah sulit diraba”

Adik pasien : “(memeriksa nadi dan tanda- tanda vtal pasien nurul) ya allahhh mbak nurul”.

ibu pasien : “ada apa dik? Ada apa dengan mbak nurul?”

Adik pasien : “ kakak,, mbak nurul meninggal maa(menangis). Cepat panggilkan dokter (
menyuruh perawat diba).

Perawat diba : “ (masih dengan kondisi panik dan bingung) iy,, iya mbak (bergegas pergi)”.

Perawat sari pergi ke nurse station untuk menelephone dokter pasien nurul, namun tetap tidak
dapat di hubungi. Hingga jenazah nurul telah di siapkan untuk di pulangkan pagi harinya, dokter
pasien nurul belum dapat dihubungi. Dan gugatan untuk perawat sari dari keluarga pasienpun
terjadi pada hari itu juga. Dan keluarga pasien nurul datang ke ners station ruang melati.

Adik pasien : “ (setelah datang ke ruang direktur rumah sakit untuk melaporkan tindakan
perawat diba yang di anggap malpraktek, ) saya tadi sudah melaporkan tindakan malpraktik dari
salah satu perawat ruang ini ke direktur rumah sakit ini, jika hal ni tidak segera di atasi saya akan
melaporkan ke jalur hukum (marah)”

Kepala ruang: “mohon maaf mbak, silahkan duduk dahulu, dan mari kita bicarakan baik- baik
mengenai masalah yangterjadi dengan salah satu anggota saya (menenangkan)”

Adik pasien : “(duduk dengan kasar) begini buk, saya tidak terima dengan tindakan yang
dilakukan oleh anggota ibuk, saya menganggap tindakan anggota anda adalah mal praktek,
karena kakak saya sudah memperingatkan bahwa ada udara di dalam selang infus kakak saya,
tapi perawat itu mengatakan tidak apa- apa,, dan sekarang kakak saya meninggal,, saya meminta
keadilan bu”.

Kepala ruang: “(menenangkan) baik mbak, saya sudah memberi teguran kepada anggota saya,
dan dari pihak rumah sakit juga sudah melakukan tindakan disiplin untuk perawat yang
melakukan kesalahan”.

Adik pasien: “tapi saya menginginkan jalur hukum bu, ini sudah termasuk tindakan mal praktik”.

Kepala ruang: “ (menenangkan) sebagai kepala ruang, saya pribadi memohon maaf sebesar-
besarnya kepada keluarga mbak atas kesalahan yang di lakukakn oleh anggota saya, dan untuk
jalur hukum yang mbak inginkan akan lebih baik jika mbak berbicara sendiri dengan perawat
sari yang malam itu bertugas, yangsaat ini sedang berada di ruang direktur”.

Adik klien : “(masih marah) baik bu, terimakasih”.

Dan akhirnya konflikpun berlanjut ke jalur hukum dan operawat sari mendapat tindakan disiplin
dari rumah sakit dengan pemecatan.

Anda mungkin juga menyukai