Anda di halaman 1dari 21

Strategic Planning

Memahami Eksistensi
Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae)

AZIZUL RAHMAN
210120210524
Strategic Planning
Process
Cutlip, center, and Broom (2006)
Defining The Problem
Di Indonesia terdapat tiga subspesies harimau dari sembilan subspesies yang ada
di dunia yaitu Harimau Bali (Panthera tigris balica), Harimau Jawa (Panthera tigris
sondaica) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Namun sayangnya
Harimau Bali (Panthera Tigris Balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
telah terlebih dahulu mengalami kepunahan pada tahun 1940 an dan pada tahun
1980an (Ganesa, 2012) .
Sejak tahun 1996 The International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resources/The World Conservation Union (IUCN) mengkategorikan Harimau
Sumatera sebagai satwa kritis terancam punah (Critically Endangered) dan
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
(CITES) juga mengkategorikan satwa liar Harimau Sumatera masuk ke dalam status
appendix I yang melarang adanya perburuan dan perdagangan satwa (IUCN, 2016).
Sepanjang tahun 2001-2016 tercatat sebanyak 1065 kasus konflik antara manusia dan Harimau
Sumatera yang terjadi di seluruh wilayah pulau Sumatera, dimana 184 kasus merupakan kasus
Harimau Sumatera menyerang manusia hingga terluka bahkan terbunuh dan 130 kasus merupakan
kasus harimau mati karena dijerat, terkena racun, tembakan senapan dan alat-alat lainnya,
berdasarkan data yang dikutip dari buku “Spatio – Temporal Patterns of Human Tiger Conflicts in
Sumatra 2001 – 2016”

Konflik Manusia dan hariamau

1065
Pulau Sumatera

600
HARIMAU SUMATERA

Sepertiga berada di provinsi Riau


Konflik Manusia dan
Harimau Provinsi Riau
2018 - 2022

2019 2020

2018
22 22 2021
2022
14
12 10
Adanya okupansi lahan terhadap kantong-kantong harimau Sumatera membuat
satwa endemik itu hampir seluruhnya berada di luar kawasan konservasi.
Harimau-harimau itu mendiami kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang
kini banyak telah terdegradasi menjadi perkebunan sawit. itu menjadi salah satu
faktor penyebab terjadinya konflik harimau Sumatera dengan manusia.
Data Global Forest Watch menunjukkan penurunan luas lahan tutupan pohon
atau deforestasi di Indonesia mencapai 26,8 juta hektar sepanjang 2001-2019.
Deforestasi tersebut paling banyak terjadi di hutan dan lahan Sumatera dan
Kalimantan.
Riau memiliki luas deforestasi paling besar pada jangka waktu tersebut, yakni 3,81
juta hektar. Lalu, disusul tiga provinsi di Kalimantan di kisaran 3,3-3,4 juta hektar.
Selanjutnya, Sumatera Utara dengan 2,75 juta hektar, Jambi 1,59 juta hektar, dan
Sumatera Utara 1,33 juta hektar.
Perburuan Liar
Perburuan terhadap hariamau sumatera itu sendiri

atau hewan yang menjadi
makanan bagi hariamu sumatera seperti rusa, babi dan sejenisnya

Pemasangan Jerat
Pada 2017-2019 Forum HarimauKita mengadakan aksi sapu jerat ditemukan 3.285 jerat

Perdagangan
Permintaan akan organ dan bagian tubuh harimau di perdagangan satwa liar sangat tinggi. Semua
bagian tubuh harimau laku di pasar. mulai kumis, gigi, taring, kulit, daging, tulang, semua bisa
dimanfaatkan dengan pasar yang berbeda-beda. Ada yang dijadikan pengobatan, alasan mistis, kulit
harimau dijadikan karpet, barang fashion dll
Problem Statment :
1. Kesadaran masyarakat terkait eksistensi Harimau Sumatera masing kurang
2. Masyarakat lebih mengenal harimau sebagai hewan yang mengancam namun tidak
melihat sisi harimau sebagai hewan yang terancam
Planning and Programming
Target

Demografis

Psikografis

Siswa- Siswi SMA Pengguna aktif media sosial


Primer 15 hingga 20 tahun Pernah mendengar, melihat, atau mengalami

Laki-Laki dan
Perempuan konflik dengan harimau
sumatera
Bertempat tinggal Dumai
dan Indragiri Hilir
Masyarakat Umum Pengguna aktif media sosial
20 hingga 50 tahun Pernah mendengar, melihat, atau mengalami
Sekunder

Laki-Laki dan
Perempuan konflik dengan harimau
sumatera
Bertempat tinggal Dumai Berkegiatan di area perkebunan kelapa
dan Indragiri Hilir sawit maupun HTI (Hutan Tanaman Industri)
*Dumai dan Indrgili Hilir berdasarkan pemetaan konflik
Planning and Programming
Program Goal meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan
(Eksistensi) serta kondisi harimau sumateri
Key Message

"Protect Our Tiger For Our Future"

Objectives
1. Masyarakat mampu memahami harimau sumatera sebagai hewan terancam punah
2. Masyarakat mampu memahami peran dan fungsi harimau sumatera didalam ekosistem
3. individu dapat berbagi informasi terkait eksistensi harimau sumatera
Communication Strategies

Awarness Action Sharing


Taking actions and communicating
Penyebaran asesment mengukur kondisi masyarakat dan tingkat kognisi
masyarakat terhadap eksistensi harimau sumatera serta memahami demografi
masyarakat
Media relation bekerjasama dengan media lokal untuk membuat konten edukatif
terkait eksistensi harimau sumatera, konten akan mengutamakan pendekatan
kebudayaan daerah
Sosial Media Activation pengguaan media sosial sebagai media informasi dan
edukasi dengan menyesuaikan konten dengan karakter platform yang digunakan.
Event kegiatan school visit bekerja sama dengan BKSDA Riau dan FGD bersama
masyarakat sekitar
Community relation membentuk kader kader yang mewakili masyarakat yang
natinya berguna untuk melakukan mitigasi awal jika terjadi konflik manusia dan
harimau serta sebagai perantara penyampaan informasi dan edukasi
Taking actions and communicating
Penyebaran Asesment mengukur kondisi masyarakat dan tingkat kognisi masyarakat
terhadap eksistensi harimau sumatera serta memahami demografi masyarakat.
Tahapan Pelaksanaan
1. Pembentukan dan penyusunan instrumen pengukuran (kuesioner)
2. Mencari serta memilih enumerator warga lokal untuk membantu penyebaran
kuesioner
3. Pengolahan data statistik menjadi data derkriptif dan mengambil kesimpulan data
4. penyusunan program dengan mempertimbangkan
a. Komunikator yang sesuai
b. Media/ cara penyampaian yang sesuai
C. Bentuk pesan ( Berupa Teks,Bahan Presentasi,Video Animasi, Dokumenter dll)
Output : Data statistik dan deskriptif masyarakat
Waktu Pelaksanaan: Minggu pertama
Taking actions and communicating
Media Relation bekerjasama dengan media lokal untuk membuat konten edukatif
terkait eksistensi harimau sumatera, konten akan mengutamakan pendekatan
kebudayaan daerah.
Tahapan Pelaksanaan
1. Melakukan FGD dengan Media Lokal dengan pemaparan hasil asessment lapangan
(Televisi dan Surat Kabar)
2. MoU dengan media lokal dalam pembuatan dan publikasi konten
3. FGD penyusunan konsep konten dengan pendekatan budaya lokal
(Folklore,Bahasa,dll)
4. Produksi Konten dan Publikasi
Output : Konten edukasi terkait eksitensi harimau berupa audio visual maupun
infografis dan teks
Waktu Pelaksanaan: Minggu kedua dan ketiga
Taking actions and communicating
Sosial Media Activation pengguaan media
sosial sebagai media informasi dan edukasi Senin Selasa Rabu
dengan menyesuaikan konten dengan karakter
VIDEO DOKUMENTASI
platform yang digunakan TAHUKAH KHUSUS
Waktu Pelaksanaan : Minggu Kedua,Ketiga EDUKASI BERSAMA
KAMU? "SIBELANG"
Keempat YAYASAN
ASARI

Kamis Jumat Sabtu Minggu


QUIS TRIVIA VIDEO
VIDEO TAHUKAH EDUKASI
C W E U Q X L B O P U L

"DATUK" KAMU?
A H O R S E R E V T X I

"SIBELANG"
X I J R A D B E A R P O

R A F T C B M N S Z A N

2022
Taking actions and communicating
Event melakukan school visit bersama BKSDA Riau dimana setiap pertemuan
digunakan untuk memberikan edukasi serta diskusi interaktif (SMA) dan melakukan
FGD dengan masyarakat sekitar
Tahapan Pelaksanaan
.1.Menyebarkan undangan kesekolah-sekolah/Warga dan Tokoh Masyarakat
2. mengunjungi sekolah tujuan sesuai dengan kesediaan sekolah
3. memberikan edukasi dan diskusi interaktif kepada siswa-siswi
4. Melakukan pertemuan ditempat yang sudah ditentukan
5. Berdikusi 2 arah mengenai eksistensi harimau dan mewujudkan hidup berdampingan
Output : catatan hasil pretest dan postest setelah diskusi dan catatan hasil diskusi
Waktu Pelaksanaan: Minggu kedua, Ketiga dan Keempat
Taking actions and communicating
Community Relation membentuk kader kader yang mewakili masyarakat yang natinya
berguna untuk melakukan mitigasi awal jika terjadi konflik manusia dan harimau serta
sebagai perantara penyampaan informasi dan edukasi (Tiger Ranger Unit)
Tahapan Pelaksanaan
1.Melakukan open recruitment disetiap sekolah sekolah yang dikunjungi
2. Melakukan pelatihan terhadap calon calon TIRU
3. Mensosialisasikan peran dan fungsi TIRU dimasyarakat
Output : Terbentuknya TIRU
Waktu Pelaksanaan: Minggu Ketiga dan Keempat

T I R U
Rancangan Anggaran Biaya
ASESSMENT COMMUNITY RELATION

ITEM HARGA ITEM HARGA


Transpotasi 450000 Pelatihan 1500000
Konsumsi 500000 Konsumsi 500000
Enumerator 1500000 Pengadaan Atribut 1500000
TOTAL 2.450.000 TOTAL 3.500.000

MEDIA RELATION EVENT


ITEM HARGA ITEM HARGA
Production 5000000 Konsumsi 1000000
Talent 1000000 Sewa Tempat 3000000
Konsumsi 800000 TOTAL 4.000.000
TOTAL 6.800.000
Evaluation

Survey Masyarakat melakukan pretest dan post test untuk melihat keefektifan program
apakah memeiliki efek terhadap masyarakat
Mengukur Indikator capaian yang ditetapkan apakah tercapai atau tidak dan
menganalisis masing masing indikator tersebut
Thank You
Sumber Referensi
Forum Harimau Kita
BKSDA Provinsi Riau
Cutlip, M.Scott, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations. Jakarta:
Kencana,Edisi ke-9, 2006

Anda mungkin juga menyukai