Anda di halaman 1dari 28

EDISI

2
BULETIN
TIGER
Facebook: @SumatranTigerID Twitter: @SumatranTigerID www.sumatrantiger.id

Media Informasi Proyek Sumatran Tiger

NASIONAL TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT


Indonesia Persiapkan STRAKOHAS 2018-2028 TN Kerinci Seblat Fasilitasi Pelatihan Komunikasi
TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER
Area Perlindungan Intensif Dukung Peningkatan Aceh: Provinsi dengan Konflik Harimau Terbanyak
Populasi Harimau
TAMAN NASIONAL BERBAK SEMBILANG
TN Berbak Sembilang Gelar Workshop Ekosistem
Lahan Basah

BULETIN TIGER 1 EDISI 2


PRoyek sumatran tiger
Transforming Effectiveness of Biodiversity Conservation in Priority
Sumatran Landscapes (Sumatran Tiger) adalah proyek kerjasama
antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan
United Nations Development Programme (UNDP) dengan hibah dari
Global Environment Facilities (GEF).

Proyek ini bertujuan meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati


di bentang alam prioritas Sumatera, menggunakan indikator pelestarian
dan pemulihan habitat harimau sebagai indikator kesuksesannya,
melalui adopsi praktik-praktik pengelolaan terbaik di wilayah konservasi
dan wilayah budidaya di sekitarnya.

Proyek ini berdurasi lima tahun (2016 - 2020) dan fokus pada empat
bentang alam yaitu Gunung Leuser, Kerinci Seblat, Berbak-Sembilang
dan Bukit Barisan Selatan.

Unit manajemen proyek


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Gd. Manggala Wanabakti,
Blok 1, Lt.15, Ruang B7 Jl. Gatot Subroto,
Senayan, Jakarta, 10270
Telp/ Fax. : +62 21 578 52990
Email : info@sumatrantiger.id
Facebook: @SumatranTigerID Twitter: @SumatranTigerID www.sumatrantiger.id

BULETIN TIGER 2 EDISI 2


NASIONAL

INDONESIA PERSIAPKAN
STRAKOHAS 2018-2028
Upaya konservasi harimau Patroli perlindungan kawasan hutan
sumatera telah mengalami banyak habitat harimau sumatera juga terus
kemajuan sejak dirumuskannya ditingkatkan yang menghasilkan
Strategi Rencana Aksi Konservasi total jarak patroli sebesar 12.038
Harimau Sumatera (STRAKOHAS) km, 810 jerat ditemukan dan 87
pada tahun 2007 yang melibatkan kasus konflik manusia dan harimau
berbagai pihak terkait. ditangani.
Dalam periode 2007-2017, berbagai Penghitungan estimasi populasi
macam aksi konservasi harimau harimau sumatera juga telah
telah dilakukan oleh berbagai dilakukan dengan permodelan
komponen baik oleh Pemerintah RI, Population Viability Analysis (PVA)
Pemerintah Daerah, LSM, Perguruan dan diperkirakan sebanyak 600-an
Tinggi, Swasta dan masyarakat. individu terdistribusi di 23 lanskap
di seluruh Sumatera baik itu
Upaya penegakan hukum dan
lanskap tipe kecil, sedang maupun
perlindungan spesies maupun
besar sehingga strategi konservasi
habitat menjadi sektor yang paling
harimau sumatera selanjutnya
penting untuk diperkuat dalam
dapat direncanakan dengan lebih
periode ini. Selama 3 tahun terakhir,
komprehensif.
sebanyak 48 orang telah dihukum
terkait dengan perdagangan
harimau sumatera.

BULETIN TIGER 3 EDISI 2


NASIONAL

Namun ancaman terhadap populasi dan lembaga-lembaga di bawahnya


harimau sumatera saat ini masih terus (Ditjen KSDAE, Balai Besar dan Balai
berlangsung baik oleh perburuan Taman Nasional, KPH, KPHL, KPHK),
maupun kehilangan habitat akibat Bappenas, LIPI, UNDP, PMU GEF-
konversi kawasan hutan menjadi UNDP Sumatran Tiger Project, LSM,
perkebunan, permukiman dan Universitas dan perusahaan swasta
kegiatan pembangunan lainnya, akan bertemu dalam Thematic
sehingga hal ini juga mengakibatkan Discussion Group (TGD) Penyusunan
terjadinya konflik manusia dengan Dokumen Strakohas 2018-2028, pada
harimau yang pada umumnya harimau tanggal 13-15 September 2017 di
menjadi korban dengan dibunuh atau Bogor.
dikeluarkan dari habitatnya.
Dari pertemuan tersebut diharapkan
Kondisi ini menjadi tantangan seiring muncul kesepakatan visi, misi, dan
dengan berakhirnya STRAKOHAS tujuan penyusunan SRAKOHAS 2018-
2007-2017 pada tahun ini. Untuk itu 2028; daftar usulan strategis dan aksi
perlu segera disusun STRAKOHAS konservasi STRAKOHAS 2018-2028;
baru (2018-2028) yang lebih baik draf dokumen STRAKOHAS 2018-2028
dan menjadi acuan dalam konservasi yang akan dibahas oleh tim penyusun.
harimau sumatera serta dilaksanakan
oleh berbagai pihak. Dokumen STRAKOHAS 2018-2028
diharapkan menjaga keberlanjutan
Guna membahas dan menyusun pelaksanaan STRAKOHAS 2007-2017.
rancangan dokumen STRAKOHAS @SumatranTigerID
2018-2028 tersebut sebanyak 61
lembaga yang terdiri dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan

BULETIN TIGER 4 EDISI 2


NASIONAL NASIONAL

DEGRADASI & KEHILANGAN HABITAT


PEMICU UTAMA ZOONOSIS

Degradasi dan hilangnya habitat satwa spesies yang mengalami fragmentasi


liar menjadi pemicu utama terjadinya habitat adalah harimau sumatera yang
zoonosis atau infeksi yang ditularkan saat ini tercatat berjumlah sekitar
di antara hewan (terutama vertebrata) 600 ekor di alam di 23 bentang alam
ke manusia atau sebaliknya. Hal ini sepanjang Sumatera.
disampaikan oleh Ibu Lulu’ Agustina, Dengan tersekatnya kelompok-
Kasubdit Keamanan Hayati, Focal Point kelompok populasi oleh keberadaan
One Health, Direktorat Konservasi manusia dan alih guna lahan untuk
Keanekaragaman Hayati, Kementerian pemukiman, maka tekanan / edge
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. effect yang dihadapi oleh populasi
“Tingkat ancaman zoonosis dari harimau ini semakin tinggi. Masyarakat
degradasi dan kehilangan habitat pada umumnya memelihara berbagai
mencapai 44,8%,” ujarnya dalam jenis ternak dan hewan kesayangan,
acara Lokakarya “Pemantauan sebagaian kelompok masyarakat juga
Penyakit Strategis Harimau Sumatera” masih aktif melakukan perburuan di
yang berlangsung hari ini, Rabu, 22 dalam kawasan dengan membawa
November di Sahira Hotel, di Bogor. anjing buru.
Menurut data Forum Harimau Kita, Jenis-jenis penyakit yang biasa
beberapa jenis spesies satwa liar di menjangkiti satwa maupun hewan
Indonesia saat ini memiliki populasi dapat mengalami perkembangan
yang kecil dan berada di beberapa blok dengan adanya kemampuan
hutan yang terfragmentasi. Salah satu beradaptasi terhadap kondisi

BULETIN TIGER 5 EDISI 2


NASIONAL
lingkungan dan adanya mutasi genetik. melakukan pengambilan sampel
secara sengaja maka perlu menangkap
drh. Munawar Kholis, Ketua Forum mempergunakan perangkap kandang
Harimau Kita, menyebutkan, salah satu yang tentu saja beresiko. Di lain pihak
jenis penyakit yang bisa menyebabkan sering terjadi konflik yang berujung
kematian pada individu harimau pada penangkapan harimau, namun
adalah Canine Distemper yang sampel tidak terambil secara tepat.
disebabkan oleh jenis virus RNA dari
family Paramyxoviridae. Penyakit yang Kondisi lapangan juga sering menemui
pada awalnya terdeteksi di Rusia ini situasi yang tidak ideal dalam hal
dimungkinkan menyebar di berbagai pengelolaan dan penyimpanan
kantung populasi harimau tersisa. sampel. Untuk itu diperlukan sebuah
Harimau yang paling berpotensi tim yang memiliki keahlian yang
terdampak adalah individu harimau diberikan mandat untuk melakukan
yang berada dalam kantung populasi koordinasi dan pengelolaan sampel
kecil dan dekat dengan pemukiman hingga bekerjasama dengan
manusia yang pada umumnya laboratorium yang dipercaya untuk
terdapat hewan felids maupun canids. secara kontinyu dan sistematis dalam
Selain penyakit ini, ada beberapa mendeteksi jenis-jenis penyakit
jenis penyakit lain yang juga perlu berbahaya bagi satwa liar dan penyakit
mendapatkan perhatian oleh para yang memiliki potensi saling menular
praktisi konservasi satwa liar dan antara satwa liar dan ternak yang
otoritas pengelola. dapat menimbulkan kerugian dari segi
ekologi.
Menurut drh. Kholis, saat ini masih
banyak kasus-kasus konflik dan Forum Harimau Kita merupakan
kematian harimau liar yang tidak perkumpulan yang memiliki visi dan
cukup mendapatkan penanganan, misi pelestarian Harimau Sumatera
untuk itu sangat diperlukan proses dan berkerjasama dengan berbagai
pengambilan, pengelolaan dan lembaga swadaya masyarakat dan
pemeriksaan sampel dikoordinir oleh pemerintah. Menanggapi kondisi yang
otoritas yang berwenang (Direktorat. terjadi dan kesimpulan diskusi-diskusi
KKH) untuk memastikan kasus kasus bersama para pakar ekologi, kesehatan
yang menunjukkan indikasi penyakit satwa liar dan pelaku konservasi di
berbahaya dapat ditangani secara lapangan yang memberikan gambaran
tepat. perlunya sebuah mekanisme yang
formal dalam mengelola informasi dan
Jenis-jenis satwa liar tertentu tidak sampel dari berbagai sumber untuk
selalu dengan mudah diambil dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
sampelnya untuk kebutuhan dalam mempelajari dan melakukan
pemeriksaan kesehatan. Harimau pendataan jenis-jenis penyakit satwa
salah satu contohnya, untuk dapat liar.

BULETIN TIGER 6 EDISI 2


NASIONAL
Salah satu strategi Forum Harimau Kita satwa liar. Menurut Ibu Lulu’ One
dalam mendukung konservasi Harimau Health adalah konsep penanganan
Sumatera adalah dengan memfasilitasi penyakit penanganan zoonosis dan
inisiatif-inisiatif pada tingkat nasional penyakit infeksi emerging (PIE) yang
yang memiliki nilai strategis. Inisiatif dilaksanakan secara terintegrasi,
ini diharapkan dapat bersinergi melalui pengembangan mekanisme
dengan program yang telah berjalan komunikasi, koordinasi serta
di Indonesia terkait pemantauan kolaborasi antar 3 kementerian, yaitu
penyakit berbahaya. Forum Harimau Kementerian Pertanian, Kementerian
Kita juga merupakan salah satu mitra Kesehatan dan Kementerian
Proyek Sumatran Tiger. Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
@SumatranTigerID
Pemerintah saat ini telah
mengembangkan konsep One-Health
untuk memantau penyakit-penyakit
dari hewan domestik maupun

HARIMAU TIDAK BOLEH PUNAH


DI SUMATERA
Perwakilan dari GEF, UNDP, WCS,
Proyek Sumatran Tiger me-
ZSL, FFI, staff PIU dan PMU Sumatran
nyelenggarakan evaluasi pelaksanaan
Tiger turut menghadiri acara yang
kegiatan proyek pada kuartal I dan
berlangsung selama 2 hari dari 10-11
kuartal II serta pembahasan rencana
Oktober 2017 di Medan, Sumatera
kegiatan tahun 2018.
Utara.
Direktur Konservasi Keanekaragaman
Bapak Rudijanta Tjahja Nugraha,
Hayati, Bapak Bambang Dahono Adji
National Project Manager Sumatran
yang juga menjabat National Project
Tiger, memaparkan pencapaian
Director Proyek Sumatran Tiger
proyek, dilanjutkan dengan paparan
membuka acara ini. “Harimau tidak
PIU (Project Implementation Unit) dan
boleh punah di Sumatera. Sinergi
mitra yaitu taman nasional dan NGOs,
dengan mitra proyek dan lembaga
di semua bentang alam yaitu Gunung
swadaya masyarakat membantu
Leuser, Bukit Barisan Selatan, Berbak-
kita mencapai target konservasi
Sembilang dan Kerinci Seblat.
keanekaragaman hayati,” ujar
Bambang.

BULETIN TIGER 7 EDISI 2


NASIONAL

“Taman Nasional Gunung Leuser para mitra bersinergi melaksanakan


memiliki banyak potensi, potensi patroli guna menekan ancaman di
plasma nutfah, micro hydro, taman nasional.
geothermal energy dan ekowisata, Dalam acara ini semua pemangku
namun perambahan, perburuan kepentingan berkomitmen
dan illegal logging, terus menjadi melaksanakan sinkronisasi dan sinergi
ancaman,” ujar Misran, Kepala Balai dalam mendukung aksi konservasi
Besar Taman Nasional Gunung Leuser. keanekaragaman hayati termasuk
BB TN Gunung Leuser bekerja sama aksi konservasi harimau sumatera.
dengan Proyek Sumatran Tiger dan @SumatranTigerID

Proyek Sumatran Tiger telah


menerbitkan infografis “Me-
ngenal Konflik Manusia dan
Harimau”. Bagi rekan-rekan
yang berminat, silahkan
unduh di Halaman Publikasi
di Situs Sumatran Tiger
dengan meng-klik judul
masing-masing infografis.

BULETIN TIGER 8 EDISI 2


NASIONAL

KUCING BESAR JADI TEMA


FESTIVAL FILM INTERNASIONAL

CITES dan Jackson Hole Wildlife World Wildlife Day yang akan akan
Film Festival pada Minggu, 24 digelar di markas besar Perserikatan
September 2017 mengumumkan Bangsa-Bangsa di New York.
dilaksanakannya festival film Pendaftaran bagi festival film ini
international yang mengangkat tema dimulai pada Oktober dan ditutup
kucing besar. Festival film ini guna pada tanggal 15 Desember 2017.
meningkatkan kesadaran mengenai Finalis akan diumumkan pada Januari
tantangan-tantangan penting dalam 2018. Nama para pemenang akan
konservasi spesies langka ini. diumumkan dalam acara tingkat
Festival film internasional mengenai tinggi PBB guna memperingati World
kucing besar ini adalah salah Wildlife Day tanggal 3 Maret 2018.
satu dari acara skala global guna Film yang menjadi pemenang dan
memperingati Hari Kehidupan Liar yang masuk tahap final akan diputar
Dunia atau World Wildlife Day yang di seluruh dunia.
diperingati setiat tanggal 3 Maret. Ada beberapa kategori yang
Pemenang dalam festival film ini akan bisa diikuti dalam festival film
diumumkan dalam acara peringatan

BULETIN TIGER 9 EDISI 2


internasional mengenai kucing Film yang diproduksi mulai 1 Januari
besar ini: 2010 boleh diikutsertakan. Untuk
• Masalah dan solusi keterangan lebih lanjut, silahkan
• Pahlawan konservasi kunjungi laman berikut: International
Film Festival for Big Cats 2018.
• Masyarakat dan kucing besar
@SumatranTigerID
• Sains dan konservasi
• Film pendek (di bawah 5 menit)
• Aspirasi masyarakat lokal

BULETIN TIGER 10 EDISI 2


BENTANG ALAM
BUKIT BARISAN SELATAN

Area perlindungan intensif


DUKUNG PENINGKATAN POPULASI
HARIMAU
Proyek Sumatran Tiger, Tim Taman yang tidak hanya dapat digunakan untuk
Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menangani aktivitas-aktivitas ilegal,
dan WCS-IP (Indonesia Program) bekerja tetapi juga sebuah sistem yang dapat
sama melaksanakan patroli SMART menyimpan informasi hasil kegiatan
dan pemasangan kamera perangkap patroli secara sistematis untuk kemudian
(camera trap) guna mengamankan digunakan dalam mengidentifikasi
area perlindungan intensif (intensive wilayah-wilayah yang rawan akan
protection zone) yang berperan penting kegiatan ilegal.
dalam peningkatan populasi harimau
sumatera di Taman Nasional Bukit Spatial Monitoring and Reporting Tool
Barisan Selatan. (SMART) adalah sistem yang didesain
untuk menfasilitasi transformasi data
Patroli pengawasan kawasan konservasi patroli ke dalam bentuk spasial yang
merupakan pendekatan utama dapat memberikan memberikan
untuk memastikan perlindungan informasi yang bermanfaat bagi
keanekaragaman hayati di dalam pengelola kawasan konservasi dalam
kawasan konservasi. perencanaan kegiatan pengamanan
Untuk memastikan efektivitas dari maupun penegakan hukum.
kegiatan patroli diperlukan sebuah sistem

BULETIN TIGER 11 EDISI 2


bukit barisan selatan
Proyek Sumatran Tiger mendukung WCS Hasil survei 2015 ini menjadi dasar untuk
dalam melaksanakan kegiatan patroli survei yang akan dilakukan pada 2018
berbasis SMART di Taman Nasional Bukit guna menilai apakah populasi harimau
Barisan Selatan (TNBBS), khususnya di mengalami peningkatan sejalan dengan
Area Perlindungan Intensif (Intensive semakin efektifnya pengamanan di
Protection Zones) yang mencakup 7 kawasan konservasi.
resor dari 17 resor yang ada di dalam Proyek Sumatran Tiger Tim mendukung
kawasan Taman Nasional Bukit Barisan 43 perjalanan (trips) patroli yang
Selatan. Hal ini sejalan dengan upaya dilaksanakan oleh TNBBS dan WCS-IP
meningkatkan efektivitas pengelolaan dengan menempuh jarak 1.472, 33 km
kawasan konservasi prioritas di Sumatra dan 229 hari patroli dalam periode Mei-
yang menjadi salah satu komponen September 2017.
utama proyek.
Tim patroli menemukan 25 pelaku
Area Perlindungan Intensif atau aktivitas illegal di wilayah ini dengan 17
Intensive Prodution Zones, diputuskan pelaku ditemukan di wilayah IPZ dan
melalui Keputusan Direktur Jenderal 8 pelaku ditemukan di wilayah non-
PHKA No SK.152/IV-Set/2015 Tahun IPZ. Tim juga menemukan 70 kasus
2015 tentang Kebijakan Pembangunan penggunaan kawasan hutan secara tidak
Area Perlindungan Intensif (Intensive syah di TN BBS dimana sebanyak 25
Protection Zone) sebagai upaya kasus berada di wilayah IPZ dan 45 kasus
peningkatan populasi badak sumatera. berada di kawasan Non-IPZ.
Pada perkembangannya penetapan IPZ Kasus pembalakan liar yang ditemukan
tidak hanya bermanfaat bagi spesies sebanyak 2 kasus (dua-duanya di wilayah
badak namun juga bagi spesies kunci lain Non-IPZ). Tim patroli menemukan 15
seperti harimau dan gajah sumatera. aktivitas perburuan (6 di IPZ dan 9 di
Dari hasil survei kamera perangkap yang non-IPS), 4 aktivitas pengambilan HHBK
dilaksanakan oleh tim WCS, tingkat (1 di IPZ dan 3 di Non-IPZ), 19 akses jalan
kepadatan populasi harimau meningkat (4 di IPZ dan 15 di Non-IPZ) serta 46 alat
dari 1,6 harimau/100 km2 pada 2002 & transportasi (27 di IPZ dan 19 di Non-
menjadi 2,8 harimau /100 km2 pada IPZ).
2015. Proporsi individu harimau jantan Tim patroli telah memberi tindakan
dan betina adalah 1:3. untuk aktivitas illegal tersebut termasuk
WCS dan TN BBS dalam periode 21 mendokumentasikan dan memusnahkan
Mei hingga 20 November 2015 telah jerat harimau dan satwa liar agar tidak
menyelesaikan survei populasi harimau bisa digunakan lagi. @SumatranTigerID
dan satwa mangsa dengan menggunakan
kamera pengintai. Sebanyak 65 grid
berhasil dipasangi kamera berhadapan
dengan dua grid tidak bisa diambil data
karena kamera hilang.

BULETIN TIGER 12 EDISI 2


bukit barisan selatan

KE WAY CANGUK
KAMI AKAN KEMBALI

UNDP Regional Office di Bangkok Agus Wahyudiono, Kepala Balai Besar


diwakili oleh Tashi Dorji, Regional TN BBS dan Ismanto, Kepala Bidang
Technical Advisor (RTA) UNDP bersama Teknik Konservasi Balai Besar TN BBS
dengan tim dari Proyek Sumatran sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen
Tiger, GEF, Biro Kerjasama Luar Negeri, Proyek Sumatran Tiger bersama staf
Direktorat Konservasi Sumber Daya dan mitra LSM menyambut tim dengan
Alam dan Ekosistem KLHK dan UNDP hangat dan berdiskusi membahas
Indonesia baru saja menyelesaikan upaya konservasi di Balai Besar TN
kunjungan ke bentang alam Bukit BBS.
Barisan Selatan, yang menjadi salah
Dalam diskusi tersebut Agus
satu lokasi Proyek Sumatran Tiger.
menyatakan, kerja sama dengan mitra
Kunjungan lapangan ini dilaksanakan taman nasional sangat penting karena
selama empat hari dari tanggal 20- tidak semua kegiatan di balai besar bisa
23 Oktober 2017. Pada hari pertama, dibiayai oleh Anggaran Pendapatan
Jum’at, 20 Oktober 2017, tim berangkat dan Belanja Negara (APBN). “Kerja
dari Jakarta menuju Lampung melalui sama yang baik dengan mitra-mitra
perjalanan udara dilanjutkan dengan taman nasional diperlukan untuk
perjalanan darat menuju Kota Agung, meningkatkan indikator kinerja tiga
Kabupaten Tanggamus, yang menjadi spesies kunci yaitu harimau sumatera,
lokasi Kantor Balai Besar Taman gajah dan badak,” tuturnya.
Nasional Bukit Barisan Selatan (TN
BBS).

BULETIN TIGER 13 EDISI 2


bukit barisan selatan
Selain bermitra dengan Balai Besar Selatan mendampingi kami sepanjang
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan perjalanan. Diperlukan waktu sekitar
(BB TN BBS), Proyek Sumatran dua jam bagi seluruh tim untuk
Tiger juga menggandeng Wildlife mencapai Pusat Penelitian Way
Conservation Society (WCS) di bentang Canguk.
alam ini. Tashi Dorji beserta tim
Pusat penelitian Way Canguk memiliki
berkesempatan mengunjungi kantor
empat bangunan utama yang
WCS setelah berdikusi dengan Balai
berfungsi sebagai tempat menginap,
Besar TN BBS.
perpustakaan, lokasi riset, sekaligus
WCS memiliki Wildlife Response Unit kantor. Satu bangunan lagi digunakan
(WRU) yang bertugas mengurangi untuk dapur dan tempat makan
konflik antara manusia dan harimau bersama. Kami tiba di lokasi di tengah
yang terjadi di desa-desa di sekitar hujan gerimis sekitar jam 12.00 siang.
taman nasional. WCS juga memiliki
Setelah istirahat dan makan siang,
tim patroli SMART yang bekerja sama
pada sore hari sekitar jam 15.00, Tashi
dengan balai melakukan pemantauan
Dorji bersama anggota tim kembali
dan pengawasan di wilayah TN
masuk hutan untuk melihat lokasi
BBS. Proyek Sumatran Tiger turut
pengamatan tumbuhan dan satwa liar
mendukung inisiatif-inisiatif tersebut.
bersama dengan tim WCS, polisi hutan
Dua diskusi dengan mitra menjadi dan tim BB TNBBS.
pembuka kegiatan kami di bentang
Sepanjang perjalanan, Tashi beserta
alam Bukit Barisan Selatan. Keesokan
tim sempat mengamati beberapa
harinya pada Sabtu pagi, 21
pohon raksasa dan jejak satwa liar
Oktober 2017, kami berkesempatan
seperti babi hutan, rusa, bertemu
mengunjungi Stasiun Penelitian Way
dengan owa dan siamang dan melihat
Canguk yang dikelola oleh WCS.
lokasi sarang burung rangkong yang
Stasiun penelitian ini terletak di Taman
terancam oleh perburuan liar. Tashi
Nasional Bukit Barisan Selatan bagian
juga sempat merasakan air tawar dari
selatan.
akar merah yang sering dikonsumsi
Perjalanan menuju Way Canguk harus oleh tim patroli hutan saat mereka
kami tempuh menyebrangi sungai kesulitan menemukan sumber air
besar dan beberapa sungai kecil, tawar yang bersih.
menerobos hutan belantara untuk
Tim WCS di Pusat Penelitian Way
mencapai pusat penelitian ini.
Canguk berhasil mengidentifikasi 348
Perjalanan menuju ke Way Canguk jenis pohon, 56 jenis mamalia (8 jenis
berjalan lancar. Sungai Pemerihan primata), 47 jenis katak, 7 jenis reptil
bisa kami sebrangi dengan berjalan dan 207 jenis burung yang menjadi
kaki. Tim WCS, polisi hutan, Balai bagian dari keanekaragaman hayati
Besar Taman Nasional Bukit Barisan wilayah ini.

BULETIN TIGER 14 EDISI 2


bukit barisan selatan

Setelah mengunjungi pusat Setelah berhasil menyebrang Sungai


pengamatan lapangan WCS, kami Pemerihan dengan selamat, kami
kemudian kembali ke Stasiun Penelitian kembali berjalan kaki menuju titik
Way Canguk untuk berdiskusi, berkumpul di Desa Pemerihan untuk
beristirahat dan bermalam. Hujan membersihkan diri. Baju, celana
deras menyirami bumi Way Canguk dan sepatu boots kami semuanya
Sabtu malam. Hujan terus mengguyur basah dan kotor penuh lumpur. Kami
hingga Minggu pagi hari. juga harus mengecek keberadaan
pacet, binatang pengisap darah, yang
Derasnya hujan membuat anggota
menempel di tubuh kami, walau
tim khawatir atas kondisi Sungai
jumlahnya tak lagi sebanyak saat kami
Pemerihan. Kekhawatiran ini terbukti
tiba di Stasiun Penelitian Way Canguk
karena air Sungai Pemerihan yang
sehari sebelumnya.
sebelumnya bisa kami lewati dengan
berjalan kaki, hari itu meluap Setelah membersihkan diri, Tashi dan
akibat hujan deras yang mengguyur seluruh anggota tim mengunjungi
sepanjang malam hingga pagi hari. Rhino Camp yang dikelola oleh
Yayasan Badak Indonesia dan Pekon
Namun kekhawatiran itu bisa teratasi
Margo Mulyo. Di Pekon atau Desa
oleh kesigapan tim WCS dan Balai Besar
Margo Mulyo ini, WCS bekerja sama
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
dengan Proyek Sumatran Tiger
yang sudah mempersiapkan fasilitas
mengembangkan kandang ternak anti
penyebrangan darurat menggunakan
harimau (tiger-proof enclosures/TPE)
ban dalam traktor dibantu dengan
guna mencegah terjadinya konflik
tali pengaman dan pelampung untuk
harimau dan satwa liar. Ternak adalah
semua anggota tim.
salah satu aset perekonomian utama
Menyebrang sungai di tengah arus yang dimiliki oleh penduduk.
yang deras menjadi pengalaman yang
Menurut Firdaus Rahman, Landscape
tidak terlupakan bagi seluruh anggota
Program Manager Bukit Barisan
tim. Proses penyebrangan ini kami
Selatan, WCS Indonesia Program, WCS
rekam dalam video yang akan kami
mencatat, dari awal tahun 2016 hingga
tayangkan di jaringan komunikasi
Sumatran Tiger.

BULETIN TIGER 15 EDISI 2


bukit barisan selatan
Oktober 2017, telah terjadi 46 kasus Proyek Sumatran Tiger hingga akhir
konflik manusia dan harimau (KMH) di masa proyek pada 2020, akan terus
desa-desa di sekitar Taman Nasional bekerja sama dengan para pemangku
Bukit Barisan Selatan. kepentingan untuk meningkatkan aksi
konservasi di Bukit Barisan Selatan.
Menurut Pak Sairin, penduduk desa
yang kandangnya menjadi lokasi Sinergi bersama WCS, Balai Besar
percontohan TPE, konflik satwa liar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,
tidak hanya terjadi dengan harimau, pemerintah pusat, pemerintah
namun juga dengan satwa-satwa liar daerah dan masyarakat diperlukan
lain, seperti beruang. “Beruang sering untuk menciptakan solusi konservasi
menyerang ternak kami, menghisap yang berkelanjutan. Bukti-bukti
darahnya hingga mati,” ujarnya. sinergi tersebut kami temukan dalam
Sehingga keberadaan TPE sangat kunjungan kami kali ini. Kunjungan
bermanfaat untuk mengurangi konflik yang sangat berkesan. Ke Way Canguk,
satwa liar. kami akan kembali. @SumatranTigerid
Manfaat lain diungkapkan oleh Ibu
Sugiati, istri Pak Sairin. Ketika satwa
liar gagal menyerang ternak di kandang
TPE yang sudah terlindungi, satwa liar
cenderung tidak kembali dan mencari
target di kandang lain yang belum
menerapkan sistem TPE. Efeknya, ia
dan anak-anak merasa lebih aman.
“Kami sekarang tidak lagi takut keluar
pada pagi dan malam hari untuk
berkebun, belajar dan beraktivitas,”
tuturnya.

BULETIN TIGER 16 EDISI 2


BENTANG ALAM
BERBAK SEMBILANG

TN BERBAK SEMBILANG GELAR WORKSHOP


EKOSISTEM LAHAN BASAH

Dalam rangka penyusunan Rencana Konservasi lahan basah (wetland) dan


Pengelolaan Jangka Panjang Kawasan species kunci yang merupakan nilai
Taman Nasional Berbak tahun 2018- penting yang menjadi mandat utama
2027, Balai Taman Nasional Berbak dan ditetapkanya kawasan TN Berbak
Sembilang melalui Proyek Sumatran menjadi Taman Nasional.
Tiger – GEF – UNDP melaksanakan Kegiatan ini dihadiri oleh stakeholder
Workshop Ekosistem Lahan Basah terkait dalam pengelolaan TN
Berbak dan Workshop Species Kunci Berbak (Bappeda Propinsi, Dinas
Berbak yang dilaksanakan pada tanggal Kehutanan Propinsi, BKSDA Jambi,
21-22 Nopember 2017 di Hotel Odua BTNBS, UPT Tahura Rangkayo Hitam,
Weston Jambi. Bappeda Muara Jambi, Bappeda
Kegiatan workshop ini ditujukan Tanjung Jabung Timur, ZSL, Gita
untuk mengeksplorasi data dan Buana, Wetland Internasional
informasi terkait kawasan TN Berbak Pinang Sebatang) kegiatan workshop
untuk merumuskan kembali nilai- tersebut melibatkan narasumber yang
nilai penting kawasan TN Berbak kompeten dalam bidang konservasi
dalam penyusunan RPJP TN Berbak lahan basah dan spesies flora-fauna
tahun 2018-2027 terutama terkait

BULETIN TIGER 17 EDISI 2


berbak sembilang
khususnya kawasan Berbak yaitu: dan spesies penting di TN Berbak
Direktorat KK Ditjen KSDAE, Direktorat kedepanya hingga terbentukanya
BPEE Ditjen KSDAE, Direktorat KKH satu Dokumen Rencana Pengelolaan
Ditjen KSDAE, Sdr. Yus Rusila Noor- Jangka Panjang (RPJP) sebagai
Wetland Internasional, Dr. Cherita pedoman dalam pengelolaan Kawasan
Yunnia – Tenaga Ahli Kemenko Maritim, TN Berbak.
Nursanti-Universitas Jambi, Dr. Dolly
Rencana Pengelolaan Jangka
Priyatna- member of Tapir Specialist
Panjang (RPJP) merupakan rencana
Group-IUCN SSC, Sdr. Yoan Dinata-ZSL,
pengelolaan yang disusun berdasarkan
Sdr. Iding Ahmad Haidir-Karya Siswa
hasil inventarisasi potensi kawasan
(S3) KemenLHK, Dr. Irawati-Peneliti
dan penataan kawasan dalam zona/
LIPI, Dr. Asmadi Saad-Tenaga Ahli
blok dengan memperhatikan fungsi
BRG, Nursanti, S.Hut, M.Si.-Pengajar
kawasan, aspirasi para pihak dan
Fakultas Kehutanan Universitas Jambi
rencana pembangunan daerah.
dan Sdr. Madari- Pelaku Sejarah TNB.
Rencana pengelolaan akan membantu
Proses diskusi workshop dipandu oleh
pengelola untuk memenuhi mandat
Kristiani Fajar Wianti-Pengajar Fakultas
pengelolaan khusus yang telah
Kehutanan UGM.
ditetapkan bagi suatu kawasan
Kegiatan workshop yang dilaksanakan konservasi. Mandat ini merupakan
selama dua hari ini dibuka secara alasan utama perlindungan kawasan
resmi oleh Kepala Balai TN Berbak dan (key feature versi IUCN atau
Sembilang Ir. Pratono Puroso, M.Sc Outstanding Universal Value versi
UNESCO) dan menjadi indikator
Pelaksanaan acara workshop ini
utama keberhasilan pengelolaan.
diharapkan dapat memberikan
@SumatranTigerID
rekomendasi untuk proyeksi
pengelolaan ekosistem lahan basah

BULETIN TIGER 18 EDISI 2


berbak sembilang

TIGER FASILITASI
PENILAIAN meTt TN BERBAK

Balai Taman Nasional Berbak dan METT oleh Bapak Rudijanta Nugraha
Sembilang bekerjasama dengan NPM Tiger Project GEF-UNDP dan Ibu
Zoological Society of London (ZSL) Dewi (Direktorat KK) sebagai Fasilitator
sebagai mitra kerja Balai Taman penilaian METT.
Nasional Berbak-Sembilang (BTNBS)
Sebelum penilaian dilakukan Kepala
melalui Project Tiger GEF–UNDP
Balai dan para fasilitator menekankan
menyelenggarakan penilaian METT
agar tidak terjebak dengan nilai yang
kawasan TN Berbak Tahun 2017 pada
ingin dicapai tetapi lebih kepada
tanggal 28-29 Agustus 2017 bertempat
proses penilaian dan mengidentifikasi
di Odua Weston Hotel Jambi.
ruang-ruang perbaikan pengelolaan.
Acara penilaian METT ini dihadiri oleh
Penilaian METT dilakukan dengan
stakholder terkait dalam pengeolaan
metode Focus Group Discussion (FGD)
kawasan TN Bebak (Bappeda Propinsi
dimana setiap peserta merupakan
Jambi, Dinas Kehutanan Propinsi
narasumber yang memilki argument,
Jambi, Universitas Jambi, BKSDA Jambi,
pengalaman dan pemahaman masing-
BPKH Wilayah XIII Pangkal Pinang, ZSL,
masing untuk menentukan nilai.
Wetland Internasional dan Gita Buana. @SumatranTigerID
Acara penilaian secara resmi dibuka
oleh Kepala Balai TNBS, dan dilanjutkan
dengan penyampaian materi terkait

BULETIN TIGER 19 EDISI 2


BENTANG ALAM
KERINCI SEBLAT

TN KERiNCI SEBLAT
FASILITASI PELATIHAN KOMUNIKASI

Proyek Sumatran Tiger menggelar (humas), komunitas pecinta lingkungan,


pelatihan komunikasi dan advokasi perwakilan Direktorat Konservasi
dengan tema “Mewujudkan Generasi Keanekaragaman Hayati (KKH) dan
Pelindung Harimau Sumatera” yang perwakilan Global Environment Facility
diselenggarakan pada hari Kamis, 5 (GEF).
Oktober 2017 di Hotel Kerinci, Sungai
Penuh, Provinsi Jambi, Sumatera. Dalam kesempatan pertama Dr. Wilson
Novarino, ahli harimau dari Universitas
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Andalas menyampaikan perkembangan
Taman Nasional Kerinci Seblat, Agusman, terbaru kondisi spesies harimau
S.P. M.Sc membuka acara pelatihan sumatera, populasinya, tantangan dalam
yang diikuti oleh 29 peserta ini. “Kami upaya konservasi harimau sumatera.
berterima kasih atas inisiatif Proyek
Sumatran Tiger melaksanakan pelatihan Secara khusus Dr. Wilson juga mengupas
komunikasi dan advokasi ini. Taman manfaat pelestarian populasi harimau
Nasional sangat memerlukan bantuan sumatera dalam menjaga keseimbangan
para mitra untuk menggaungkan ekosistem. Menurut Dr. Wilson harimau
pentingnya konservasi harimau memiliki peran ekologis dan sosial.
sumatera,” ujarnya. “Ketika harimau musnah, akan musnah
pula kebanggan dan kebudayaannya,”
Acara pelatihan ini melibatkan ujarnya.
wartawan, staf humas masyarakat

BULETIN TIGER 20 EDISI 2


kerinci seblat
Sebagai predator utama, menurut Dr. meluncurkan kampanye sosial media
Wilson, harimau menjaga keseimbangan dengan tagar #WeAreTigers – Kami
keanekaragaman hayati dengan adalah Generasi Pelindung Harimau
mengontrol populasi satwa yang dengan melibatkan semua peserta.
menjadi mangsanya seperti babi hutan.
Jika tidak terkontrol, populasi babi hutan Semua peserta pelatihan adalah
berpotensi merusak ekosistem dalam champion yang ke depannya
hutan terutama saat mereka membuat berkomitmen membantu kampanye
sarang. “Harga kulit harimau tidak dan aksi konservasi harimau sumatera,
sebanding dengan nilai kerugian akibat habitatnya dan pelestarian ekosistem di
kerusakan lingkungan dan bencana, saat Sumatera.
populasi harimau berkurang,” tuturnya. Kampanye ini sekaligus menjadi awal
Setelah peserta mendapatkan informasi terbentuknya forum komunikasi harimau
terbaru mengenai harimau sumatera, sumatera di Kerinci Seblat yang bertujuan
Hizbullah Arief, Communication and untuk mendekatkan jaringan komunikasi
Reporting Specialist dari Project resmi pemerintah dan taman nasional
Management Unit (PMU) Sumatran dengan awak media dan komunitas,
Tiger, Jakarta, memaparkan strategi untuk mendukung upaya penegakan
komunikasi dan advokasi pelestarian hukum, penciptaan kesadaran di
harimau sumatera . masyarakat akan pentingnya konservasi
harimau sumatera.
Menurut Arief, semua pihak
bisa saling berbagi peran dalam Dalam acara ini setiap peserta
mengkomunikasikan dan menggaungkan mendapatkan PIN khusus #WeAreTigers
isu konservasi harimau sumatera. Arief sebagai bukti mereka menjadi bagian
kemudian memaparkan 10 strategi guna dari jaringan Generasi Pelindung
menciptakan berita yang positif yang Harimau Sumatera.
memberikan solusi dan inspirasi kepada Acara ini kemudian ditutup dengan
masyarakat. foto bersama para champion yang
Peran masing-masing pihak ini dijabarkan bertekad untuk menerapkan hasil
dalam pelatihan advokasi yang pelatihan komunikasi dan advokasi
bertujuan mengubah sikap dan perilaku dalam mendukung aksi dan kampanye
masyarakat agar mendukung upaya konservasi harimau Sumatera.
konservasi harimau sumatera, spesies Acara pelatihan ini selanjutnya juga akan
yang menjadi sImbol keseimbangan dan dilaksanakan di 3 bentang alam lain
kesehatan ekosistem di pulau Sumatera. yang menjadi lokasi Proyek Sumatran
Kampanye #WeAreTigers Tiger yaitu di Gunung Leuser, Berbak
Selain pelatihan komunikasi dan Sembilang dan Bukit Barisan Selatan.
advokasi, Proyek Sumatran Tiger juga @SumatranTigerID

BULETIN TIGER 21 EDISI 2


kerinci seblat

BTNKS UNDANG “STAKEHOLDERS”


SINKRONISASI RENCANA KERJA 2018

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Pertemuan ini berlangsung selama


Seblat duduk bersama dengan para 2 hari yaitu tanggal 8-9 November
pemangku kepentingan (stakeholders) 2017, di Kota Sungai Penuh. Agenda
guna membahas sinkronisasi rencana hari pertama adalah pemaparan
kerja di 2018. program kerja tahun 2018 dari
semua peserta undangan, sedangkan
Stakeholders dimaksud dalam hal agenda hari kedua adalah sinkronisasi
ini adalah: pemerintahan daerah rencana kerja tersebut. Sumber dana
yang dihadiri oleh BPDAS HL Agam operasional kegiatan ini adalah Hibah
Kuantan; Perusahaan-perusahaan, Luar Negeri Proyek Transforming
yaitu PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) di Effectiveness of Biodiversity
Bungo, PT. Supreme Energy Muara Conservation in Sumatera Priority
Labuh, PT. Tirta Sakti (PDAM) di Landscapes (proyek Sumatran Tiger).
Kerinci dan PT. Pertamina Geothermal
Energy di Lempur; akademisi/ahli dari Sinkronisasi Rencana Kerja Tahun 2018
Universitas Andalas; proyek-proyek antara BBTNKS dengan stakeholders
konservasi di Kawasan TNKS, yaitu yang beraktivitas di dalam dan di
Sumatran Tiger dan FP II (KfW); LSM sekitar kawasan TNKS memberikan
FFI; LSM ICS di Solok Selatan; serta manfaat tersendiri bagi pengelola
LSM Lingkar Institut di Bengkulu. kawasan TNKS.

BULETIN TIGER 22 EDISI 2


kerinci seblat
Bagian penting yang menjadi Pertemuan ini juga memberikan
tujuan pertemuan ini adalah untuk manfaat tersendiri bagi stakeholders
menghindari tumpang tindih program yang diundang, sekaligus membuka
yang dapat mengakibatkan tidak wawasan terhadap upaya-upaya
efektifan. Program kerja yang dimiliki konservasi apa saja yang dapat
stakeholders BBTNKS diharapkan akan diprogramkan di dalam dan di sekitar
semakin menguatkan pengelolaan kawasan TNKS.
kawasan taman nasional. Hasil
sinkronisasi rencana kerja tahun 2018 Dalam hal ini TNKS berharap untuk
akan digunakan sebagai bahan/materi kedepannya akan semakin banyak
dalam pembuatan Dokumen Rencana mitra yang membuat program-
Kerja Tahun 2018 BBTNKS. program konservasi yang dilaksanakan
khususnya di sekitar kawasan TNKS,
Pelestarian kawasan konservasi semata-mata bagi pelestarian
merupakan tanggung jawab seluruh kawasan Taman Nasional Kerinci
pihak, baik pengelola maupun Seblat dan keanekaragaman hayati di
para pihak yang menggunakan jasa dalamnya. @SumatranTigerID
lingkungan dari kawasan konservasi
tersebut.

PROYEK DUKUNG PATROLI RIMBA


BERBASIS SMART DI TNKS
Kawasan TNKS dengan luasan sumber daya alam di Taman Nasional
1,389 juta ha terletak di 4 provinsi Kerinci Seblat, proyek Sumatran Tiger
berpotensi menghadapi tekanan mendukung pelaksanaan patroli rimba
(gangguan) berupa pengambilan pada tanggal 29 September, di Seksi
dan perburuan tumbuhan dan PTN Wilayah IV Sangir, Kabupaten
satwa liar, penebangan, pembukaan Solok Selatan, Provinsi Sumatera
lahan dan pertambangan. Selain itu, Barat.
pemantauan keanekaragaman hayati
dan fitur alam di dalam kawasan Balai Besar TNKS (BBTNKS) melibatkan
TNKS juga perlu dilakukan secara masyarakat melalui pengangkatan
berkelanjutan. anggota masyarakat di sekitar
kawasan TNKS sebagai Masyarakat
Guna menekan ancaman dan Mitra Polhut (MMP). Langkah ini
melakukan pemantauan potensi menjadi alternatif bagi pengelola

BULETIN TIGER 23 EDISI 2


kerinci seblat

(BBTNKS) untuk memaksimalkan SMART (Spatial Monitoring and


pengamanan kawasan. Reporting Tool) merupakan
sistem pengelolaan data kegiatan
Patroli rimba ini dilakukan oleh lapangan yang bermanfaat untuk
anggota Polisi Kehutanan di Seksi mengukur serta meningkatkan
Pengelolaan TN Wilayah IV Sangir, kinerja pengelolaan dalam mencapai
MMP Resor Sungai Lambai dan tujuan-tujuan pengelolaan. Patroli
MMP Resor Batang Suliti. Patroli ini rimba di Seksi PTN Wilayah IV Sangir
targetnya dilaksanakan hingga ke zona dilaksanakan menggunakan sistem
inti kawasan TNKS. Petugas/tim akan SMART untuk perekaman dan
menggunakan sistem camp berpindah pengolahan data/informasi dari hasil
dari satu titik ke titik lainnya di dalam patroli. @SumatranTigerID
hutan dan keluar di lokasi yang
berbeda untuk memperluas wilayah
patroli.

BULETIN TIGER 24 EDISI 2


BENTANG ALAM
gunung leuser

Aceh: PROVINSI DENGAN


KONFLIK HARIMAU TERBANYAK

Setelah membahas jenis konflik antara tahun 2001-2016. Kasus


manusia dan harimau, buku “Spatio harimau memangsa ternak (livestock
– Temporal Patterns of Human Tiger depredations) menempati jumlah
Conflicts in Sumatra 2001 – 2016”, terbanyak di Aceh dengan 122 insiden.
juga memaparkan jumlah konflik
manusia dan harimau per provinsi di Provinsi Bengkulu menempati posisi
Sumatera. kedua konflik manusia dan harimau
terbanyak dengan 216 insiden. Kasus
Dari data yang dipaparkan dalam harimau menyerang manusia yang
tabel terlihat, Provinsi Aceh mencatat menyebabkan manusia terluka atau
jumlah konflik manusia dan harimau terbunuh paling banyak terjadi di
terbanyak dibanding provinsi-provinsi Provinsi Riau dengan 75 kasus antara
lain di Sumatera. tahun 2001 – 2016.
Dari keempat jenis konflik yang Insiden harimau menyerang satwa
sudah dijabarkan, total jumlah (livestock depredations) paling banyak
konflik manusia dan harimau yang terjadi di Provinsi Aceh dengan jumlah
terjadi di Aceh mencapai 230 insiden insiden sebanyak 122 kasus.

BULETIN TIGER 25 EDISI 2


GUNUNG LEUSER
Sementara insiden penampakan Gunung Leuser (BBTNGL) bersama
harimau di pemukiman penduduk atau institusi Kepolisian Daerah (POLDA)
sekitarnya (stray tiger) paling banyak Aceh. Pihak pendukung lainnya adalah
terjadi di Lampung dengan jumlah dari Balai Konervasi Sumber Daya Alam
insiden sebanyak 88 kasus. Provinsi (BKSDA) Aceh dan Balai Pengamanan
Jambi dan Bengkulu menempati posisi dan Penegakan Hukum LHK serta
kedua dengan 86 insiden. institusi lokal Dinas Lingkungan Hidup
& Kehutanan Aceh.
Wilayah dengan jumlah harimau
terbunuh atau tertangkap terbanyak Koordinasi ini menghasilkan
terjadi di Provinsi Bengkulu dengan kesepakatan untuk menindaklanjuti
30 insiden diikuti oleh Provinsi Jambi rencana penyusunan dokumen
dengan 23 insiden. Konflik di Provinsi rencana kerja tahunan bagian dari
Sumatera Utara tampak minimal tidak turunan dari MoU antara Balai Besar
mencerminkan kondisi sesungguhnya. Taman Nasional Gunung Leuser
Hal ini dipicu oleh sulitnya penulis (BBTNGL) dengan pihak Kepolisian
untuk memeroleh data yang valid dari Daerah (POLDA) Aceh terkait dengan
wilayah ini. pendampingan dari RC peran-peran yang dapat dilakukan
Sumatran Tiger Project -Bentang Alam oleh pihak kepolisian sesuai dengan
Leuser (4 orang). aturan perundang-undangan baru
untuk lingkup Kementerian LHK.
Kegiatan koordinasi ini melibatkan @SumatranTigerID
institusi Balai Besar Taman Nasional

Project Implementation Unit


Sumatran Tiger di Taman
Nasional Gunung Leuser
menyelenggarakan pelatihan
indentifikasi individu harimau &
analisis data kamera perangkap
(camera trap) mulai 21-23
November di Brastagi, dengan
peserta dari Balai KSDA Aceh,
Balai Besar KSDA Sumut, Balai
TNBG, WCS & BBTNGL. Total
peserta pelatihan 15 orang.

BULETIN TIGER 26 EDISI 2


gunung leuser

BULETIN TIGER 27 EDISI 2


BULETIN TIGER 28 EDISI 2

Anda mungkin juga menyukai