Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK PPKN

-----------

-----------------------

---------

Anggota : Fahmi Rizki Nur Setia

Muhammad Ilham

Khavyan Ardianova

Muhammad Adi Makayasa

Tugas : Membahas konflik keberagaman dalam bangsa

 KONFLIK SAMPIT
Konflik Sampit atau Perang Sampit atau Tragedi Sampit[6] adalah sebuah peristiwa Kerusuhan
antar-etnis yang terjadi di pulau Kalimantan pada tahun 2001.[7] bermula sejak 18 Februari
2001, Konflik ini berlangsung sepanjang tahun tersebut. Konflik ini pecah di kota Sampit,
Kalimantan Tengah sebelum pada akhirnya meluas ke seluruh provinsi di Kalimantan, termasuk
ibu kota Palangka Raya.
Konflik ini terjadi karena kecemburuan sosial atas kedatangan transmigran dari Madura.Konflik
ini memakan korban sebanyak 500 jiwa
 KONFLIK POSO
Kerusuhan Poso atau konflik komunal Poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang
terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Peristiwa ini awalnya bermula dari
bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa
agama. Beberapa faktor berkontribusi terhadap pecahnya kekerasan, termasuk persaingan
ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas beragama Kristen dengan para pendatang
seperti pedagang-pedagang Bugis dan transmigran dari Jawa yang memeluk Islam,
ketidakstabilan politik dan ekonomi menyusul jatuhnya Orde Baru, persaingan antarpejabat
pemerintah daerah mengenai posisi birokrasi, dan pembagian kekuasaan tingkat kabupaten
antara pihak Kristen dan Islam yang tidak seimbang. Situasi dan kondisi yang tidak stabil,
dikombinasikan dengan penegakan hukum yang lemah, menciptakan lingkungan yang
menjanjikan untuk terjadinya kekerasan.Korban mencapai 577 orang tewas.
 KONFLIK TIONGHOA DAN JAWA
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi di Indonesia
pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah
lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana
empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta pelantikan B. J.
Habibie.Korban yang tecatat mencapai 152 orang.
 KONFLIK SUKU JAWA DAN SUKU ACEH
Suku Jawa di Aceh adalah suku Jawa yang tinggal di provinsi Aceh, orang Jawa juga menyebut
orang Jawa di Aceh dengan Jawa Sabrang Lor (Jawa sebrang utara) diambil dari julukan Pati
Unus atau Pangeran Sabrang Lor karena meninggal saat bertempur bersama pasukan
Kesultanan Aceh melawan Portugis di Malaka, sebutan yang serupa juga dilabelkan kepada suku
Jawa di Sumatra Utara dengan Jawa Deli. Sebagian dari mereka telah bercampur dengan suku
asli yang ada di Aceh baik dari garis nenek, kakek, bapak, atau dari garis keturunan ibu. Sebagian
lagi masih memiliki keturunan asli. Dari segi bahasa, bahasa Jawa masih dianggap salah satu
dialek dari bahasa Jawa ngoko yang telah bercampur dengan bahasa-bahasa setempat sehingga
tidak sama persis dengan bahasa Jawa ngoko di Jawa, walaupun keduanya masih bisa saling
memahami. Tidak seperti masyarakat Jawa pada umumnya suku Jawa di Aceh sudah tidak
mengenal tingkatan bahasa (undhak-unduk basa), tetapi terdapat perbedaan pada intonasi
suaranya.Terjadi pada tahun 1977,1989,1998.
 KONFLIK LAMPUNG DAN BALI
Konflik yang melibatkan suku dari Lampung dan Bali terjadi pada tanggal 27 hingga 29 Oktober
2012 berlokasi di Lampung Selatan. Akar masalah konflik adalah perilaku etnik Bali dalam
berbaur dengan masyarakat Lampung yang dianggap tidak sesuai etika, bahkan menyinggung
perasaan.Korban mencapai 3 Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai