Anda di halaman 1dari 3

Gabriel Putra Pratama – 6122201003

Clubbing dapat menjadi sumber kehancuran bagi remaja.

Perkembangan zaman sangat menyentuh aspek kehidupan manusia, hal ini sangat
dirasakan bagi remaja. Sebab remajalah yang hidup di tengah-tengah perkembangan zaman
ini. salah satu yang dapat dirasakan sekarang ialah media-media online yang begitu canggih.
Menurut john w Santrock, 2003, hlm 17 dikatakan bahwa melalui media, remaja dihadapkan
pada gaya hidup yang kompleks. Oleh karena itu melalui perkembangan media online ini
orang-orang dapat mengetahui apa saja, belajar apa saja, dan meniru siapa saja. Hal ini sangat
membahayakan remaja, sebab usia-usia remaja ialah usia dimana remaja masih mencari jati
diri mereka. Sehingga apa saja yang dilihat termasuk hal yang negative dapat di tiru dan
menjadi sebuah gaya hidup. Salah satunya clubbing. clubbing ini secara langsung dapat
menjatuhkan remaja baik di masa kini maupun dimasa depan karena pada saat clubbing para
remaja akan disuguhkan oleh minuman keras, obat-obat terlarang dan seks bebas.

Dilansir dari detik news pada tanggal 20 September 2015 dituliskan bahwa para
konsumen dan penikmat clubbing bukan saja kaum eksekutif, melainkan para generasi muda.
Berita ini menjadi sebuah bukti nyata bahwa clubbing sangat diminati oleh kalangan remaja
di Indonesia. Berita yang dilangsir ini di terbitkan pada tahun 2015 yang dimana dapat
dianalisis bahwa pada tahun itu kemajuan-kemajuan aspek kehidupan manusia belum sepesat
seperti sekarang ini. sehingga dapat dilihat bahwa pada tahun 2022 ini kemajuan-kemajuan
sudah sangat pesat yang pastinya dunia malam juga ikut berkembang pesat peminatnya
termasuk para kalangan muda.

Dunia gemerlapan atau bahasa gaulnya clubbing tentu memungut biaya yang tidak
murah. Untuk masuk kedalam saja butuh ongkos yang cukup mahal, itupun belum termasuk
minuman-minuman yang tersedia di dalam klub. Mahasiswa mahasiswi tentunya merupakan
orang yang belum berpenghasilan yang notabene masih berpangku terhadap uang orang tua
mereka. Secara langsung kebiasaan ini mendidik seorang remaja menjadi pribadi yang suka
berfoya-foya , menghabiskan uang hanya untuk kesenangan pribadinya, dan memakai uang
untuk tujuan yang tidak jelas. Kebiasaan ngedugem ini memupuk sifat hedonis pada kalangan
kaum remaja Sehingga ketika mereka sudah dewasa nanti mereka mempunyai potensi terlilit
utang, selalu merasa kurang, dan sebuah penyesalan.
Clubbing tanpa adanya minuman keras terasa belum lengkap. Begitulah ungkapan
kebanyakan orang yang sering berpatisipasi aktif terhadap aktivitas malam ini. Bar, lounge,
atau café yang tersedia memanjakan para pengunjung dengan berbagai macam minuman
alkohol yang tentu saja minuman bermerek. Para remaja yang datang ke tempat seperti ini
justru ikut mengambil bagian dalam minum-minuman keras. Padahal minuman keras
memiliki banyak efek samping yang negative bagi system biologis manusia. Miras atau
minuman keras ini juga dapat membuat mabuk karena mengandung etanol yang dapat
membuat saraf di otak melambat. Ketika sudah mabuk orang tidak akan berpikiran jernih dan
dapat melakukan perbuatan-perbuatan jahat salah satunya seperti seks bebas. selain itu obat-
obatan terlarang terjual banyak di dalam klub, orang-orangpun dapat memakainya di dalam
secara sembunyi-sembunyi. Sehingga tidak dipungkiri bisa saja remaja ikut-ikutan karena
rasa ingin tahu dan pada akhirnya ketagihan. Remaja yang jatuh dalam masalah-masalah ini
akan mengalami sebuah kehancuran dalam hidupnya, entah itu kehancuran nama baik dia
atau keluarganya, bisa juga kehancuran masa depannya.

Perkembangan teknologi melahirkan begitu banyak penemuan-penemuan yang dapat


memudahkan aktivitas manusia , salah satunya media online. Media online memudahkan
manusia untuk berelasi dengan siapa saja, dan belajar apa saja. Sehingga dapat dilihat bahwa
remaja merupakan pribadi yang masih mencari jati diri. Media online memperkenalkan
kepada remaja budaya clubbing entah itu dari teman mereka, nonton di youtube, dsb. Hal
tersebut menjadi sumber kehancuran bagi diri remaja itu sendiri. Maka, orang tua harus dapat
melihat pergaulan dan memantau mereka dalam berjelajah di media online, serta pendidikan
karakter di rumah oleh orang tua maupun di sekolah oleh para guru haru diperhatikan lagi.
Daftar Pustaka :

Santrock, Jhon W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

https://news.detik.com/foto-news/d-3023589/beginilah-pesta-clubbing-para-abg.

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6231381/viral-remaja-party-adegan-tak-senonoh-
sosiolog-pengaruh-budaya-global
https://www.republika.co.id/berita/qzbnzn463/puluhan-remaja-terjaring-razia-narkoba-di-
klub-malam
https://belitung.tribunnews.com/2018/09/21/remaja-ini-trauma-dan-tak-akan-berkunjung-
lagi-usai-ke-klub-malam

Anda mungkin juga menyukai