Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF) PADA An. S


DI RUANG PERAWATAN ANAK RS HERMINA BANYUMANIK

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Ujian PD II Kualifikasi Anak


Pembimbing : Eka Endah, Amk

Disusun Oleh :
Ns.Wulandari, S. Kep
019200403

RUMAH SAKIT HERMINA BANYUMANIK


SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Anak Pada An. S dengan Dengue Haemorragic Fever”. Laporan kasus ini disusun untuk
memenuhi tugas sebagai salah satu syarat ujian PD 2.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat selesai tanpa kerja keras, semangat dan
do’a dari berbagai pihak. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Turyati, AMK selaku kepala ruang Rawat Inap Anak RS Hermina Banyumanik.
2. Eka Endah, AMK selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Seluruh staf karyawan RS Hermina Banyumanik atas segala bantuan yang telah diberikan.
4. An. S selaku pasien dalam laporan kasus ini dan keluarga yang turut sedia membantu.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan laporan
kasus ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini banyak kekurangan dan
keterbatasan, sehingga diharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini, agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan berguna bagi semua pihak.

Semarang, 30 Juni 2020

Wulandari

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. I


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... II
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II Konsep Dasar Teori
A. Definisi ..................................................................................................................... 4
B. Etiologi ..................................................................................................................... 4
C. Klasifikasi.................................................................................................................. 5
D. Patofisiologi ............................................................................................................. 5
E. Pathway .................................................................................................................... 7
F. Manifestasi Klinis ..................................................................................................... 7
G. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 9
H. Penatalaksanaan Medis............................................................................................ 10
I. Pencegahan ............................................................................................................. 12
J. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian Fokus ............................................................................................. 13
2. Diagnosa Keperawatan .................................................................................... 17
3. Intervensi Keperawatan ....................................................................................17
4. Implementasi ................................................................................................... 20
5. Evaluasi ........................................................................................................... 20
BAB III Laporan Kasus
A. Pengkajian Awal ..................................................................................................... 22
B. Diagnosa dan Perencanaan Asuhan Keperawatan .................................................. 36
C. Tindakan dan Evaluasi Asuhan Keperawatan ........................................................ 38
BAB IV Pembahasan ............................................................................................................ 49
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 54
B. Saran ....................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam, masyarakat Indonesia
juga harus mewaspadai bahaya dari penyakit dengue herroragic fever atau sering
kita sebut dengan demam berdarah dengue.
Dalam laporan yang diterima oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi
mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi, angka kasus
pasien DBD di Indonesia masih terus bertambah. Data sebaran kasus Demam
Berdarah Dengue ( DBD) di Indonesia sudah mencapai 49.931 kasus. Data
tersebut merupakan angka akumulasi dari kasus yang terjadi sejak Januari hingga
30 April 2020 dari seluruh wilayah d Indonesia.Pada periode yang sama, tercatat
310 kasus kematian. Salah satu kasus tertinggi terjadi di Jawa Tengah dengan
kasus kematian sebanyak 39 kasus. (Kompas, 2020)
Dikutip dalam penelitian Rima (2017) dengue hemoeehagic fever merupakan
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, dimana virus ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Achmadi (2011) dalam
penelitian Rima (2017) memaparkan penyakit karena infeksi virus dengue ini
merupakan penyakit yang dapat melemahkan daya tahan tubuh dalam waktu yang
relatif singkat. (Rima Budi, 2017)
Infeksi virus dengue pada manusia terutama terjadi pada anak, mengakibatkan
suatu spectrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit ringan (mild
undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue hemorrhagic fever (DHF)
dan dengue shock syindrome (DSS). Kasus DHF dan DSS merupakan kasus
dengan mortalitas tinggi di sebabkan renjatan dan perdarahan hebat. Gambaran
manifestasi klinis yang bervariasi ini dapat di samakan dengan sebuah gunung es.
DHF dan DSS sebagai kasus - kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan
puncak gunung es yang kelihatan di atas permukaan laut, sedangkan kasus - kasus
dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection) merupakan dasar

1
gunung es. Di perkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di Rumah
sakit, telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue infection.
Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF
meliputi usaha promotif yaitu dengan penerapan 3M plus. Preventif dilakukan
dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan dan upaya kuratif dilakukan dengan
cara pemberian obat sesuai indikasi yang dianjurkan dokter. Perawat memiliki
peran dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan dengue
hemorragic fever secaraoptimal, profesional dan komprehensif, sedangkan pada
aspek rehabilitatif, perawat berperan dalam memulihkan kondisi pasien dan
menganjurkan pada orang tua atau wali pasien untuk kontrol sesuai jadwal yang
dianjurkan.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka asuhan keperawatan dalam
penanggulangan penyakit dengue hemorragic fever (DHF) sangat penting,
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus tentang “Asuhan Keperawatan
pada pasien An. S dengan dengue hemorragic fever (DHF) di Ruang Perawatan
Anak RS Hermina Banyumanik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada An. S dengan penyakit
dengue hemorragic fever (DHF) di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Hermina
Banyumanik Semarang ?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkam setelah seminar ini perawat dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapatkan secara nyata dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
dengan dengue hemorragic fever dan mampu melaksanakan asuhan
keperawatan secara komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual
pada An. S melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien An. S dengan dengue
hemorragic fever (DHF).

2
b. Mampu melakukan intervensi pada pasien An. S dengan dengue
hemorragic fever (DHF).
c. Mampu menentukan diagnosa pada pasien An. S dengan dengue
hemorragic fever (DHF).
d. Mampu melakukan implementasi pada pasien An. S dengan dengue
hemorragic fever (DHF).
e. Mampu melakukan evaluasi pada pasien An. S dengan dengue hemorragic
fever (DHF).
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
pada pasien An. S dengan dengue hemorragic fever (DHF).

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR DHF


1. DEFINISI
Sutanto (2015) dalam penelitian Rima menjelaskan bahwa demam
berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus berbahaya karena dapat menyebabkan penderita
meninggal dalam waktu yang sangat singkat. Gejala klinis DBD berupa
demam tinggi yang berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. Tanda dan
gejala perdarahan yang biasanya didahului dengan terlihatnya tanda khas
berupa bintik-bintik merah (petechia) pada badan penderita bahkan penderita
dapat mengalami syok dan meninggal. (Rimaruliani, 2018)
Kemenkes RI (2015) dalam penelitian Rima Budi memaparkan
bawasannya Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan
famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
(Rima Budi, 2017)

2. ETIOLOGI
Menurut Chakraborty (2008) dalam penelitian Rima terdapat 3 faktor
yang dapat menyebabkan penyakit DBD, diantaranya yaitu faktor manusia,
virus, dan vektor perantara (nyamuk). Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut dapat
mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia (positif terinfeksi virus dengue). Nyamuk mampu
menularkan virus dengue setelah 8 sampai 12 hari virus berkembang biak
dalam kelenjar ludah yang dikenal sebagai extrinsic incubation period,
kemudian nyamuk yang sudah terinfeksi virus dengue bisa menularkan ke
manusia lain yang bukan bersifat viremik. Virus dengue memerlukan waktu

4
masa inkubasi 3-14 hari dalam tubuh manusia yang biasa disebut intrinsic
incubation period sebelum menimbulkan penyakit. (Rimaruliani, 2018)
Kemenkes RI (2015) dalam penelitian Ulis menjelaskan bahwa,
Demam Berdarah Dengue merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh
virus DEN-1,DEN-2,DEN-3 atau DEN-4 yang masuk ke peredaran darah
melalui gigitan vektor nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti
atau Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari
penderta DBD lainnya. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan
dapat menyerang seluruh kelompok usia. Penyakit ini berkaitan dengan
kondisi lingkungan dan perilaku masyaraka. (Ulis, 2018)

3. KLASIFIKASI
Klasifikasi derajat DBD menurut WHO 2011 dalam Rimaruliani (2018)
DD/DBD DERAJAT GEJALA
DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala,
nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia
DBD I Gejala diatas ditambah uji torniquet positif
DBD II Gejala diatas ditambah Perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi. tanda
kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut,
terkadang nadi menurun (< 20 mmhg) atau hipotensi
disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi
gelisah
DBD IV Syok berat disertai tekanan darah dan nadi tidak
teraba dan tekanan darah tidak dapat di ukur

4. PATOFISIOLOGI
Sukandar dkk (2011) dalam penelitian Rimaruliani 2018, telah
membagi secara singkat tentang patogenesis demam berdarah dalam 3 fase
sebagai berikut:
a. Fase febris (demam)
Pada fase ini, pasien mengalami demam tinggi secara tiba-tiba selama 2-
7 hari, muka merah (facial flushing), nyeri/linu (generalized body ache),

5
nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthalgia), sakit kepala, eritema pada
kulit, anoreksia, mual dan muntah.
b. Fase kritis
Pasien dalam tahap ini mempunyai resiko tertinggi terhadap tanda dan
gejala akibat kebocoran plasma yang biasanya berlangsung selama 24-48
jam, beberapa indikator penurunan suhu (menjadi 37,5 - 38ºC atau
kurang), peningkatan hematokrit (> 20% dari baseline), trombositopenia
(< 100.000/mm3), hipokalsemia, hipoalbuminemia, efusi pleura tampak
pada sinar x, dan asites. Monitoring yang dilakukan untuk pasien dengan
kebocoran plasma mencakup seluruh parameter hemodinamik yang
berkaitan dengan kompensasi syok. Syok dapat terjadi pada pasien yang
kehilangan banyak cairan dan dikategorikan sebagai SSD (Syndrome
Syok Dengue).
c. Fase reabsorbsi (pemulihan)
Tahap ini dimulai jika pasien dapat bertahan dari fase kritis. Pada fase
ini kebocoran plasma berhenti dan cairan dari ruang intravaskular
diserap kembali, tanda vital kembali normal, hematokrit normal dan
pasein membaik.

Gambar 4. Patogenesis penyakit demam berdarah (Sudjana, 2010 dalam Rimaruliani 2018)

6
5. PATHWAY

Gambar pathway Dengue Fever Haemorragic (Amrizal, 2018)

6. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya pada pasien yang terkena penyakit DBD akan timbul tanda
dan gejala yang sangat bervariasi dari ringan pada DD hingga berat pada
DBD. Tanto (2014) dalam penelitian Farhanudika menjelaskan bahwa gejala
yang timbul pada pasien DBD antara lain :

7
a. Demam yang muncul mendadak, tinggi selama 2- 7 hari kemudian turun
secara lisis disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri
pada punggung, tulang, persendian dan kepala.
b. Perdarahan
Penurunan jumlah trombosit (trombositopenia) <100.000/mm3 dan
koagulopati, trombositopenia, dihubungkan dengan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit. Paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah satu
bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, melena atau hematemesis dan perdarahan dibawah
kulit, dan ptechie yaitu suatu kondisi keluarnya sel darah merah ke kulit
dan selaput lendir. Pembuluh darah yang rusak akan menyebabkan darah
menyusup ke dalam jaringan sekitrnya, kemudian menimbulkan warna
memerah pada kulit yang terkena. Bintik-bintik kemerhan dapat berubah
menjadi kecoklatan dalam beberapa hari.
c. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemakan yang berhubungan dengan
nekrosis karena perdarahan yang terjadi pada lobus hati dan selsel
kapiler. Terkadang tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan
lebih banyak karena adanya reaksi atau kompleks virus antibody.
d. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang
menurun ( menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun
(tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan
kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
e. Konsentrasi (kadar Ht >20% dan normal)

Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF,


gambaran lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF
adalah :
a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu
menelan dan komplikasi hingga Efusi pleura. Efusi pleura ini karena
adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstranvasasi aliran
intravaskuler sel hal tersebut dapat membuktikan dengan adanya cairan

8
dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak
nafas.
b. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan
(anoreksia), diare, konslipasi.
c. Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri uluhati,
pegal-pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan
(flushing) pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrinasi dan 
fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola
mata terasa pegal. (Farhandika, 2019)

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan penunjang pasien DHF akan dijumpai :
a. Pemeriksaan Laboratoruim
 Trombosit menurun
Limpa bekerja untuk melawan infeksi dan menyaring bahan yang tidak
diinginkan dari darah. Limpa yang membesar (yang dapat disebabkan
oleh sejumlah kelainan) mungkin terlalu banyak mengandung
trombosit hingga menyebabkan penurunan jumlah trombosit yang
beredar.Umumnya jumlah trombosit dalam darah adalah sekitar
150.000 hingga 400.000 trombosit per mikrometer (mcL). Akan tetapi,
rentang jumlah trombosit normal pada setiap orang bisa berbeda.
 HB meningkat 20
Pada bayi baru lahir, tingkat hemoglobin normal sekitar 17-22
gram/dL. Kemudian turun pada saat bayi berusia 1 bulan yaitu 11-15
gram/dL. Tingkat hemoglobin anak-anak secara umum yaitu sekitar 11-
13 gram/dL.
 HT meningkat 20%
Normalnya anak-anak adalah 33-38%. Kadar hematokrit tinggi dapat
menunjukan : dehidrasi, demam berdarah akibat kebocoran plasma.
 Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Leokosit normal neonatus adalah 9000 – 30.000 sel/mm. Leukosit
normal bayi sampai balita adalah 5700-18000 sel/mm. Leukosit normal

9
pada anak 10 tahun adalah 4500-13500/mm. Leukosit normal pada
orang deawasa adalah 4500-10.000 sel/mm.
 Protein darah rendah
Kadar albumin normalnya antara 3,5 hingga 5,9 g/dL. Dikatakan
hipoalbuminemia bila kadar albumin dibawah 3,5 g/dL.
 Ureum PH bisa meningkat
 NA dan CL rendah
b. Pemeriksaan Radiologi
Foto thorak: 50% ditemukan efusi fleura, efusi pleura dapat terjadi karena
adanya rembesen plasma.
c. Urine: albuminuria ringan
d. Pemeriksan serologi : dilakukan pengukuran titer antibody pasien dengan
cara haemaglutination inhibition tes (HI test)/ dengan uji pengikatan
komplemen (complemen fixation test/ CFT) diambil darah vena 2-5 ml
e. USG : hematomegali-splenomegali

8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk DBD sebagai berikut :
Penatalaksanaan Medis
a. Tirah baring
b. Makanan lunak, dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula, sari buah,syrup) atau air
tawar yang ditambah garam.
c. Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres.
d. Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak
<1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB
( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
Sedangkan pada pasien tanda renjatan dilakukan :
a.       Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan
teratasi.

10
b.      Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan
pernapasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari
pertama selanjutnya tiap 24 jam
c.       Pada pasien DSS diberikan cairan intravena yang diberikan
dengan diguyur, seperti NaCl, ringer laktat, yang dipertahankan
selama 12-24 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak nampak
perbaikan dapat diberikan plasma sejumlah 15-29 ml/kg BB dan
dipertahankan selama 12-24 jam. Setelah renjatan teratasi bila
kadar Hb dan Ht mengalami penurunan maka diberi transfusi
darah.
Keperawatan
a. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
1) Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
2) Observasi intik output
3) Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi
tanda vital tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam
beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
4) Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital,
pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi
lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit
perut, beri infus.
5) Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler,
beri o2 pengawasan tanda– tanda vital tiap 15 menit, pasang
cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan
thrombocyt.
b. Resiko Perdarahan
1) Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan
melena
2) Catat banyak, warna dari perdarahan
3) Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro
Intestinal
c. Peningkatan suhu tubuh
1) Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodic
2) Beri minum banyak

11
3) Berikan kompres

9. PENCEGAHAN
Upaya pencegahan harus dilakukan dengan cara yang terbaik, murah,
mudah dan dapat pula dilakukan oleh masyarakat umum. Upaya pencegahan
tersebut meliputi :
Pencegahan dengan prinsip 3 M :
 Menguras: tempat penyimpanan air seperti bak mandi, sekurang-
kurangnya seminggu sekali.
 Menutup: tempat penyimpanan air agar nyamuk tidak masuk dan
berkembang.
 Mengubur: barang-barang bekas, seperti kaleng bekas yang dapat
menampung air hujan, agartiak menjadi tempat perkembang biakan
nyamuk.
Lipatlah pakaian / kain yang tergantung agar nyamuk tidak himggap.
Untuk tempat-tempat air yang sulit untuk dikuras, taaburkan bubuk abate
kedalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Ulangi 2-3 bulan sekali.
Memberantas nyamuk Aedes aegepti, dengan cara: penyemprotan
dengan bahan kimia, pengasapan dengan bahan insektisida (fogging).
Memberantas jentik nyamuk dengan menggunakan serbuk abate, dengan
cara :
 Untuk 10 liter air, cukup dengan 1 gram serbuk abate.
 Bila memerlukan abate kurang dari 10 gram caranya: ambil 1 sdm
abate dan tuangkan pada selembar kertas, lalu bagilah abate menjadi
2,3 atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan
 Setelah dibubuhkan abate, selama 3 bulan bubuk abate tersebut
mampu membunuh jentik nyamuk, hendaknya jangan menyikat
dinding penampungan air selama 3 bulan setelah dibubuhi abate,
dan air yang dibubuhi abate selama takarannya benar tetap aman
digunkaan.

12
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DENGUE HEMORRAGIC
FEVER

I. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal yang di lakukan perawat untuk
mendapatkan data yang di butuhkan sebelum melakukan asuhan
keperawatan. Pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat di lakukan
dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun
tahap-tahapnya meliputi:
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien
 Kaji riwayat keperawatan
 Kaji adanya peningkatan suhu tubuh , tanda-tanda pendarahan,
mual,muntah,tidak nafsu makan,nyeri ulu hati,nyeri otot dan sendi,
tanda-tanda syok(denyut nadi cepat dan lemah , hipotensi, kulit dingin
dan lembab terutama pada ekstrimitasi, sianosis, gelisah, penurunan
kesadaran).
1. Identifikasi Pasien (nama pasien, usia, jenis kelamin, agama, alamat,
nama orang tua, pendidikan pasien dan pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua)
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah
sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, anak
anak semakin lemah. Kadang – kadang disertai dengan keluhan
batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia, diare atau
konstipasi, sakit kepala, nyeri oto dan persendian, nyeri ulu hati
dan pergerakkan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit.

13
c) Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada hubungannya antara penyakit yang pernah diderita
dahulu dengan penyakit DHF yang dialami sekarang. Namun pada
DHF, anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan
tipe virus yang lain.
d) Riwayat Pengobatan
Perawat perlu mengklarifikasi pengobatan masa lalu dan riwayat
alergi,catat adanya efek samping yang ada di masalalu. 
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF didalam keluarga yang lain (yang
tinggal didalam satu rumah atau beda rumah dengan jarak rumah
yang berdekatan) sangat menentukan karena ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
f) Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DBD dapat bervariasi. Semua
anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila
terdapat beberapa faktor predisposisinya. Anak yang menderita
DBD sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsumakan
menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan dapat mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
g) Kondisi lingkungan :
DHF ditularkan oleh 2 jenis nyamuk, yaitu 2 nyamuk aedes:
 Aedes aigepty: Merupakan nyamuk yang hidup di daerah
tropis terutama hidup dan berkembang biak di dalam rumah,
yaitu pada tempat penampungan air bersih, seperti kaleng
bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang
diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan. Dengan jarak
terbang nyamuk + 100 meter.
 Aedes albapictus.
h) Pola kebiasaan
 Nutrisi dan metabolisme
Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang.
 Eliminasi alvi (buang air besar)

14
Anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara pada DHF
grade IV bisa terjadi melena.
 Eliminasi urin (bang air kecil)
Pada anak DHF akan mengalami urine output sedikit. Pada
DHFgrade IV sering terjadi hematuria.
 Tidur dan istirahat
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam
10.00-12.00 dan sore hari pada jam 16.00-18.00. Anak biasanya
sering tidur pada siang hari dan pada sore hari ,tidak memakai
kelambu dan tidak memakai lotion anti nyamuk.
 Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk memebersihkan tempat
sarang nyamuk aedes aegypti, dan tidak adanya keluarga
melakukan 3m plus yaitu menutup, mengubur, menguras dan
menebar bubuk abate.
3. Pemerikasaan Fisik
a) Keadaan umum
 Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma
(tergantung dari derajat penyakit DHF)
 TTV : Tekanan nadi lemah dan kecil (grade III), nadi tidak
teraba (grade IV), tekanan darah menurun (sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang), suhu tinggi (diatas
37,5 C)
b) Kepala
 Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi
epistaksis.
 Mata : Pergerakan bola mata normal, konjungtiva serta kornea
normal atau anemis, sclera tidak icterik, pupil isokor, fungsi
penglihatan baik. 
 Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada
grade II, III, IV.
 Telinga : Terjadi perdarahan telinga (pada grade II , III, IV)

15
 Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibir
tampak  kering & kadang-kadang lidah tampak kotor dan
adanya hiperemia pada tenggorokan.
c) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak
mengalami pembesaran
d) Dada/Thorax
I : bentuk simetris, pernafasan dangkal (terkadang tampak sesak).
P : biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
P: bunyi redup lantaran adanya cairan yang tertimbun di paru
(efusi fleura).
A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada
grade III, dan IV.
e) Sistem Kardiovaskuler : Frekuensi denyut nadi irama teratur dan
kuat, tidak odem, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak
terdapat kelainan pada bunyi jantung, nyeri dada tidak ada. 
f) Sistem Pencernaan : Pada penderita DHF biasanya akan
mengalami nyeri tekan pada abdomen, asites,  penurunan nafsu
makan karena terjadi iritasi mukosa yang mempunyai mekanisme
menekan nafsu makan dengan menekan pusat pengatur rasa
kenyang dan rasa lapar dihipotalamus. 
Pemeriksaan fisik pada abdomen :
I : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
P : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
P : Terdengar redup
A : Adannya penurunan bising usus
g) Sistem Perkemihan : Warna urine kuning jernih, tidak keruh
dengan volume BAK 1000cc/hari. 
h) Sistem Musculoskleletal : Biasanya di temukan nyeri sendi.
i) Sistem Integumen : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis,
dan  hyperemia serta hematoma.
j) Sistem Endoktrin : Tidak ada pemeriksaan yang berkaitaan dengan
system endokrin.
k) Sistem Reproduksi (genetalia) : Tidak ada pemeriksaan yang
berkaitaan dengan sistem genetalia, biasannya tidak ada masalah.

16
l) Sistem Imun : Pada penderita ini system imun menurun
diakibatkan inveksi virus dengue. 

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
b) Nyeri akut berhubungan dengan efek sekunder
hepatomegali/splenomegali
c) Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh
d) Resiko syok ( hypovolemik ) berhubungan dengan perdarahan
yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
e) Resiko Perdarahan berhubungan dengan koagulasi intravaskular
(rombositopenia).

III. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Hipertermia b/d proses Tujuan : Temperature regulation
infeksi virus Setelah dilakukan
(pengaturan suhu)
DS : tindakan keperawatan
1. Observasi tanda-tanda
- Pasien/OT selama 3x24 jam pasien
vital
mengatakan badan menunjukkan 2. Berikan banyak minum
demam temperatur dalam batas
3. Lakukan kompres hangat
DO : normal 4. Atur suhu ruangan
- KU sakit sedang Kriteria hasil :5. Berikan pakaian yang tipis
- Kesadaran CM a. Suhu tubuh normal
dan menyerap keringat
- Vital sign : 36,5 – 37,5 oC
6. Berikan penkes kepada
Suhu ...C b. Tanda-tanda vital
pasien/keluarga tentang
Nadi ...x/menit dalam batas normal
manfaat cairan sesuai
RR ...x/menit kebutuhan
- Akral hangat 7. Libatkan keluarga dalam
memberikan cairan per
oral
8. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian cairan
parenteral, obat antipiretik
peroral dan supp,
antibiotik sesuai indikasi
2. Nyeri akut b/d efek Tujuan : 1. Lakukan pengkajian nyeri
sekunder Setelah dilakukan secara komprehensif
hepatomegali tindakan keperawatan termasuk lokasi,
/splenomegali selama 3x24 jam pasien karakteristik, frekuensi,

17
DS : menunjukkan tingkat kualitas dan faktor
- Pasien/OT kenyamanan meningkat presipitasi
mengatakan nyeri Kriteria hasil : 2. Observasi tanda-tanda
abdomen a. Tanda vital normal vital
DO : Nadi ...x/menit 3. Observasi reaksi
- Keadaan umum RR ...x/menit nonverbal dan
- Vital sign : Suhu ...C ketidaknyamanan
Suhu ...C TD ... mmHg 4. Anjurkan dan ajarkan
Nadi ...x/menit b. Level nyeri pasien teknik non
RR ...x/menit berkurang (1-2) farmakologis (relaksasi
TD ...mmHg sampai dengan dan distraksi) saat nyeri
- Tampak tegang hilang muncul
dan meringis c. Ekspresi wajah 5. Berikan penkes kepada
- Nyeri tekan d. Pasien menyatakan keluarga tentang
abdomen kenyamanan fisik pentingnya relaksasi
- Skala nyeri :... dan biologis distraksi untuk
- Pembesaran hepar (rileks) mengurangi nyeri
e. Nyeri tekan hilang 6. Libatkan keluarga dalam
teknik relaksasi dan
distraksi untuk
mengalihkan rasa nyeri
7. Kolaborasi dengan DPJP
untuk pemberian analgetik
- Berikan terapi analgetik
- Berikan terapi antasida
- Berikan terapi
antikolinergik
.3 Kurang volume cairan Tujuan : 1. Kaji adanya peningkatan
berhubungan dengan Setelah dilakukan suhu tubuh, mual dan
peningkatan tindakan keperawatan muntah
permeabilitas kapiler, selama 3x24 jam 2. Kaji tanda-tanda
DS : kebutuhan cairan tubuh dehidrasi :
- Pasien/orang tua pasien terpenuhi - Turgor kulit kering,
mengatakan demam Kriteria hasil : ubun-ubun cekung,
naik turun a. Tanda vital dlaam mata cekung, BB
- Pasien/orang tua batas normal menurun, denyut nadi
mengatakan minum b. Kesadaran cepat, membran
sulit/sedikit komposmentis mukosa kering, urine
- Pasien mengatakan c. Mukosa bibir sedikit
lemas lembab 3. Ukur tanda vital
DO : d. Turgor kulit elastis 4. Pantau intake output dan
- Keadaan umum e. Mata tidak cekung catat perubahan
- Kesadaran pengeluaran urin
- Vital sign : 5. Anjurkan pasien untuk
Suhu ...C banyak minum
Nadi ...x/menit 6. Libatkan keluarga dalam
RR ...x/menit pencatatan intake dan
TD ...mmHg output
- Mukosa bibir 7. Berikan penkes mengenai
kering pentingnya pemberian

18
- Turgor kulit kering cairan
- Mata cekung 8. Kolaborasi :
- Pemberian cairan
intravena
- Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium :
AGD,BUN, creatinin
dan elektrolit
4. Resiko Syok Tujuan : 1. Observasi adanya tanda-
hipovolemik Setelah dilakukan tanda syok
berhubungan dengan tindakan selama 3x24 2. Monitor balance cairan
ouput yang berlebih, jam syok hipovolemik 3. Monitor tanda-tanda vital
perdarahan dan tidak terjadi 4. Beri O2 sesuai kebutuhan
perforasi Kriteria Hasil : 5. Libatkan pasien ata orang
DS: - Keadaan umum baik tua dalam pemberian
- Pasien atau orang - Kesadaran cairan
tua mengatakan composmentis 6. Beri penkes tentang
minum sedikit dan - Vital sign: manfaat cairan bagi tubuh
sulit. Suhu....C 7. Pantau nilai laboratorium
- Pasien atau orang Nadi.....x/menit 8. Kolaborasi pemberian
tua mengatakan ada RR .....x/menit cairan koloid dan
muntah, muntah TD...mmHg pemeriksaan AGD dan
cair lebih dari 5x - Tanda-tanda elektrolit
DO: dehidrasi tidak ada
- Keadaan umum.. - Akral hangat
- Tanda-tanda vital: - Sianosis tidak ada
Suhu....C - Hasil darah rutin
Nadi...x/menit normal:...
RR....x/menit - Hasil elektrolit
TD.....mmHg normal:....
- Akral...
- Mata cekung
- Turgor kulit...
- NCH, Retraksi
- Hasil Lab Darah
rutin..
- Hasil Elektrolit....
5. Resiko Perdarahan b/d Tujuan : 1. Monitoring tanda-tanda
koagulasi Setelah dilakukan perdarahan
intravaskular tindakan selama 3x24 2. Observasi nilai Ht dan Hb
(Trombositopenia) jam resiko perdarahan sebelum dan sesudah
DS : tidak terjadi. perdarahan
- Pasien/Orang tua Kriteria Hasil : 3. Monitoring status cairan
mengatakan pipis - Tidak ada hematuria yang meliputi input dan
anaknya terdapat dan hematemesis output
darah - Tidak ada 4. Berikan cairan intra vena
- Pasien/Orang tua perdarahan 5. Anjurkan bed rest selama
mengatakan adanya pervagina perdarahan aktif
mimisan - Tidak ada distensi 6. Anjurkan pasien untuk

19
- Pasien/orangtua abdominal meningkatkan intake
mengatakan adanya - Hemoglobin dan cairan yang adekuat
muntah darah hematrokrit dalam 7. Libatkan keluarga dalam
- Pasien/orangtua batas normal pendampingan pemberian
mengatakan adanya - Plasma, PT,PTT, dan pendatatan intaje
keluar darah dalam batas normal. output pasien
pada..... 8. Kolaborasi pemberian
DO : tranfusi darah sesuai advis
- Keadaan umum.... dokter
- Adanya perdarahan
aktif :
Mimisan
Hematuri
Hematemesis
- Hasil Lab Rutin....

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan tindakan keperawatan dan
juga diartikan dengan memberikan asuhan keperawatan secara nyata dan
langsung. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan demam
dengue sesuai dengan perencanaan yang dibuat dan berdasarkan prioritas.

V. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah pengukuran keberhasilan rencana tindakan yang telah
dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Evaluasi dapat menunjukkan
empat kemungkinan yang akan menentukan langkah asuhan keperawatan
selanjutnya:
a. Masalah dapat teratasi seluruhnya
b. Masalah dapat teratasi sebagian
c. Masalah tidak teratasi
d. Timbul masalah baru
Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi somatif :
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan secara terus menerus untuk menilai
kemajuan dalam mencapai tujuan. Dalam melakukan evaluasi formatif
dapat dilihat pada catatan perkembangan pasien setelah perawat

20
melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien. Selain itu evaluasi
harus berpedoman pada tahap selanjutnya.
b. Evaluasi somatif
Evaluasi ini dibuat setelah beberapa tujuan dari yang diharapkan
pasien tercapai. Evaluasi sumatif asuhan keperawatan pada pasien
dengan demam dengue sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan.

21
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN AN. S DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER
DI RUANG PERAWATAN ANAK RS HERMINA BANYUMANIK

A. PENGKAJIAN AWAL
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. S
b. Tanggal Lahir : 05 Februari 2015
c. Usia : 5 tahun 4 bulan
d. No. Rekam Medis : S.07.11.05
e. Dokter Penanggung Jawab : Dr. N, Sp.A
f. Penanggung Jawab Pasien : Tn. M
2. ASSESMENT AWAL PASIEN RAWAT INAP
A. ASSESMENT MEDIS (diisi oleh dokter)
Tiba diruangan tanggal 09/06/2020 pukul 13..40. Assesmen dimulai tanggal
09/06/2020 pukul 11.50 WIB
Anamnesis
1. Keluhan utama (lama, pencetus)
Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Demam 3 hari, mual muntah ada.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
-
4. Riwayat Penyakit Keluarga :  tidak ada ada, sebutkan .
5. Riwayat Pekerjaan (apakah pekerjaan pasien berhubungan dengan zat-zat
berbahaya) tidak ada ya, sebutkan ........................................................
6. Riwayat Alergi :  tidak ada ada, yaitu :
Makanan : ...............................
Obat : .....................................
Reaksi berupa : ........................

22
II. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : tampak tidak sakit sakit ringan  sakit sedang
sakit berat
2. Kesadaran :  composmentis apatis somnolen sopor soporcoma
3. GCS : E 4, M 6, V 5
4. Tanda vital : TD (tidak diukur) mmHg, Suhu : 38,8 C, Nadi : 92 x/menit,
Pernafasan : 20 x/menit
5. Pemeriksaan : Status generalis dan status lokalis (inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi)
Pf dbn
III. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, Radiologi, dll)
HR 1
HB : 12,5 HT : 36 LEOKOSIT :2.800 TROMBOSIT : 109.000
IV. Diagnosa Kerja : SUSPEK DHF
V. Diagnosa Banding :-
VI. Perencanaan Pelayanan
Penatalaksanaan/pengobatan (terapi, tindakan, konsultasi, pemeriksaan
penunjang lanjutan, edukasi, dsb)
- Inf RL 60 cc/jam
- Inj Ranitidine 3 x 15 mg
- P.O PCT 7,5 / 4 jam jika demam ≥ 37ºC
- Pengawasan Ku ,Kesadaran, Nadi, Suhu
- Besuk pagi cek HR ulang dan widal

Rencana pulang :3 hari/tidak dapat diprediksi


Dokter Yang Melakukan Pengkajian Medis Verifikasi DPJP
Tanggal : 9/6/2020, Pkl : 11.40 Tanggal : , Pkl :
Selesai melakukan pengkajian Melakukan Verifikasi

Dr. N.M, Sp.A


Ttd dan nama jelas

23
B. ASSESMEN KEPERAWATAN (Diisi Oleh Tenaga Perawat)

Assesment mulai dari : 9/6/2020, Pukul 13.50 WIB


Diperoleh dari : pasien keluarga  orang tua pasien PJ pasien lain-lain
Cara masuk : jalan tanpa bantuan dengan bantuan  dengan kursi roda
Dengan stretcer
Asal pasien : IGD  poliklinik kamar bersalin kamar operasi rujukan
1. Status Sosiel, Ekonomi, Agama, Suku/ Budaya, Nilai Kepercayaan dan
Kebutuhan Privasi
Pekerjaan pasien : PNS/TNI/POLRI Swasta Pensiunan Pelajar

Lain – lain

Pekerjaan penangung jawab/orang tua pasien: PNS/TNI/POLRI √ Swasta Pelajar

lain –lain

Pendidikan pasien :  TK SD SMP SLTA Akademi/PT Pasca Sarjana

Lain-lain belum sekolah

Pendidikan suami/ penangung jawab/ orang tua :


TK SD SMP SLTA Akademi/PT Pasca Sarjana

Lain-lain

Cara pembayaran : Pribadi Perusahaan Asuransi  Lain-lain:BPJS


Tinggal bersama:
Keluarga  Orang Tua Anak Mertua Teman
Sendiri Panti Asuhan Panti Jompo
Lain-lain

2. Spiritual (Agama) : Islam Protestan Katolik Hindu

Budha Konghucu

Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap : Tidak


3. Suku/Budaya : Jawa/Indonesia

24
4. Nilai-nilai kepercayaan pasien/keluaraga : Ada Tidak

Tidak makan-makanan tertentu Tidak mau pulang dihari


tertentu
Tidak dirawat diruang tertentu Lain-lain
Menolak dirawat oleh petugas lawan jenis

5. Kebutuhan Privasi pasian/ Keluarga : Ada Tidak

Keinginan waktu/tempat khusus saat wawancara&tindakan


Kondisi penyakit/Pengobatan
Tidak menerima kunjungan, sebutkan jika ada

Transportasi Lain-lain

I. Anamnesis
1. Diagnosis saat masuk : Suspek DHF
2. Keluhan Utama :
Demam
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Orang tua pasien mengatakan anak panas naik turun sudah 3 hari, mual dan muntah
1x saat panas hari pertama dan sudah berobat ke klinik diberi obat ondansetron.
Sekarang sudah tidak mual, tidak muntah, nyeri ulu hati tidak, gusi berdarah tidak,
mimisan tidak.
4. Riwayat penyakit terdahulu termasuk riwayat pembedahan.
a) Pernah dirawat : √ Tidak Pernah, Diagnosa medis:…..
b) Pernah operasi/ tindakan:  tidak Ya,Kapan........ Jenis Operasi............
c) Masalah operasi/ pembahasan: tidak Ya, ....................
5. Riwayat penyakit keluarga:  tidak Ada,Sebutkan
6. Riwayat minum obat :  tidak ada Ada,Sebutkan ...................
7. Apakah pernah mendapatkan obat pengencer darah (asprin, warfarin, plavis dll):
tidak ada Ya, Kapan
8. Riwayat alergi : tidak ada Ada, Sebutkan.......

25
9. Nyeri: √ tidak ada Ada, dengan skala nyeri : VAS/NRS FLACSS Wong
Baker
Deskripsi : Provokes: Benturan Tindakan Proses Penyakit, Lain-lain
Quality: seperti tertusuk-tusuk Berdenyut Terbakar Tertindih benda
berat Diremas Terpelintir Teriris
Region: Lokasi: Menyebar: Tidak Ya
Severity : FLACSS , Score Wong Baker Faces
VAS/NRS BPS, Score
Time/ durasi nyeri : ........
10. Riwayat Transfusi darah: tidak ada pernah, kapan
Timbul reaksi Ya tidak
11. Golongan darah: A  B O AB Rh:  Positif Negatif
12. Khusus pasien dengan riwayat kemoterapi & radiologi
 Tidak pernah pernah
13. Riwayat merokok :  tidak ya
14. Riwayat minum-minuman keras : tidak ya
15. Riwayat penggunaan obat penenang :  tidak ya, jenis
16. Riwayat pernikahan : menikah  belum menikah

II. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum : sakit sedang
2. Kesadaran : composmentis
3. GCS : E=4 M=6 V=5
4. Tanda Vital : TD : (tidak diukur) mmHg, Suhu : 37,9 ºC, Nadi : 80 x/
menit, RR : 2 4 x/menit
5. Atropometri : BB : 18 kg, TB (tidak diukur) cm, LP : 50 cm, LK : (tidak
diukur) cm
III. Pengkajian Persistem dan Pengkajian Fungsi :
Pengkajian
Hasil Pemeriksaan
Persistem/Fungsi
Sistem Susunan Kepala : TAK hydrocephalus mikrocepalus Lain-lain
Syaraf Pusat Ubun-ubun :  Datar cekung menonjol lain-lain

26
Wajah :  TAK asimetris bells palay kelainan kongetal
Leher :  TAK kaku kuduk pembesaran thyroid pembesaran
KGB keterbatasan gerak lain-lain
Kejang :  Tidak ada, tipe
Sensorik : Tak Ada Kelainan sakit nyeri rasa lebas
Motorik : Tak Ada Kelainan hemiparese telaparese
Sistem Gangguan Penglihatan :  TAK minus plus buta
Pengelihatan/ Mata Posisi Mata : Simetris Asimetris
Pupil : Isokor anisokor
Kelopak Mata : TAK edema cekung lain-lain
Konjungtiva :  TAK anemis konjungtivitis lain-lain
Sklera :  TAK ikterik perdarahan
Alat Bantu Pengelihatan : Tidak ada
Sistem  TAK nyeri keluar cairan berdenging
Pendengaran lain-lain
Menggunakan alat bantu pendengaran : Tidak ya
Sistem Penciuman  TAK asimetris pengeluaran cairan polip
sinusitis epitaksis lain-lain
Sistem Pernafasan Pola Nafas :  Normal bradipneu tachipneu
kusmaul cheynestiokes blot apneu lain-lain
Retraksi :  Tidak ya
NCH :  Tidak ya
Jenis Pernafasan :  Dada perut
Irama Nafas :  Teratur tidak teratur
Terpasang WSD :  Tidak ya, produksi......
Kesulitan Bernafas :  Tidak ya ,jika ya : dispneu
orthopneu
Batuk dan Sekresi :  tidak ada ya jika ya produktif
non produktif
Warna sputum : putih kuning hijau merah  tidak ada
Suara Nafas :  Vesikuler ronchi wheezing
kracles

27
Perkusi :  Sonor hipersonor redup
Sistem Warna Kulit :  Normal kemerahan sianosis lain-lain
Kardiovaskuler/ Clubbing Finger :  Tidak ya
Jantung Nyeri Dada :  Tidak ya, sebutkan
Denyut Nadi :  Teratur tidak teratur
Sirkulasi :  Akral hangat akral dingin rasa kebas
palpasi edema, lokasi
Pulsasi :  Kuat lemah
CRT :  <2 detik >2detik
Bunyi Jantung :  Normal murmur gallop
Sistem Pencernaan Mulut : TAK stomatitis √ Mukosa Kering
Gigi :  TAK karies tambal goyang gigi palsu lain-
lain
Lidah :  Bersih kotor
Tenggorokan :  Tidak Ada Kelainan ada kelainan
Abdomen :  Tidak ada kelainan nyeri ketok
Peristaltik Usus : TAK tidak ada bising usus
hiperperistaltik
Anus :  TAK Atresia Ani haemoroid fistula
lain-lain
BAB : TAK konstipasi melena inkontensia
colostomy

Sistem Kebersihan : √ Bersih kotor bau lain-lain


Genitourinaria Kelainan : √ Tidak Ada Kelainan ada kelainan
BAK : √TAK anuria disuria poliuria restensi urine
Palpasi : √Tidak Ada Kelainan ada kelainan
Perkusi : √Tidak Ada Kelainan nyeri ketok
Sisitem Reproduksi Wanita (Pasien berusia 5 Thn 4 Bulan)
Menarche : umur blm th, Siklus haid blm hari, Lama haid blm hari, HPHT
tidak
Gangguan haid : Tak Dismenorhe Metrorhagi Spotting

28
Lain-lain
Penggunaan alat kontrasepsi : √Tidak Ya, Sebutkan
Payudara : √Tidak Benjolan Tampak seperti kulit jeruk Lain-lain
Putting susu : menonjol/lecet/masuk kedalam, ASI sudah keluar/belum
keluar darah/cairan
Tanda-tanda mastitis : Bengkak Nyeri Kemerahan √Tidak ada
Uterus : TFU tidak dikaji kontaksi uterus :keras/lembek
Sistem integument Turgor Kulit : Tidak Elastis √ Elastis
Warna :  TAK ikterik pucat
Intergritas : √ Utuh dekubitus rash/ruam ptekie
Sistem Pergerakan Sendi :√ Bebas terbatas
Muskuloskeletal Kekuatan Otot : √ Baik lemah
Nyeri Sendi : √ Tidak ada ada lokasi
Oedema : √ Tidak Ada ada lokasi
Fraktur : √ Tidak Ada ada lokasi
Parase : √ Tidak Ada ada lokasi
Pustur Tubuh : √ Normal skoliosis lordosis kyposis
Sistem Endokrin Mata :  TAK exsopthalmus endopthalmus
Metabolik Leher :  TAK
Ekstermitas :  TAK

IV. Pengkajian fungsi kognitif dan motorik


1. Kognitif
Orientasi Penuh
2. Motorik
a. Aktifitas sehari-hari : Mandiri
b. Berjalan : Tidak ada kesulitan
c. Riwayat patah tulang : Tidak ada
d. Alat ambulan : Tidak menggunakan
e. Ekstermitas atas : Tidak ada kesulitan
f. Ekstermitas bawah : Tidak ada kelainan
g. Kemampuan menggengam : Tidak ada kesulitan
h. Kemampuan koordinasi : Tidak ada kesulitan

29
i. Kesimpulan gangguan fungsi : Tidak(Tidak perlu konsul DPJP)
3. Pengkajian resiko pasien jatuh
Resiko Humpty-Dumpty : Risiko Tinggi (12)
4. Proteksi
a. Status mental : Orientasi
b. Penggunaan restrain : Ya, alasan : membahayakan diri sendiri
c. Jenis restrain : Penghalang
5. Psikologi
Status Psikologis : Tenang
6. Kebutuhan pendidikan/ komunikasi pengajaran
a. Bicara : Normal
b. Bahasa sehari-hari : Indonesia
c. Penerjemah : Tidak
d. Hambatan belajar : Tidak
e. Cara belajar yang disukai : Audio / visual
f. Pasien atau keluarga menginginkan informasi : Bersedia
g. Pasien atau keluarga menginginkan informasi tentang : proses penyakit
h. Perencanaan Edukasi :
- Penkes tentang kompres hangat saat demam
- Penkes pentingnya cairan (minum banyak) bagi pasien

SKRINING GIZI OLEH PERAWAT

Anak (Berdasarkan STRONG)

NO Aspek Yang dinilai Tidak Ya

1. Apakah pasien tampak kurus √

2. Penurunan BB selama 1 bulan terakhir? (berdasarkan penilaian √


obyektif data BB bila ada /penilaian subyektif dari orang tua pasien
atau bayi kurang 1 tahun BB tidak naik selama 3 bulan
3. Apakah trerdapat kondisi diare lebih dari 5kali/hari muntah lebih dari √
3 kali perhari dan asupan makanan berkurang selama 1 minggu

4. Adakah penyakit / keadaan yang mengakibatkan pasien beresiko √


mengalami malnutrisi

30
Total Skor 0

Resiko Nurtrisi : Tidak (Total Skor 1-2)

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

 Nyeri  Nutrisi Pola Tidur  Eliminasi


Suhu Tubuh  Perfusi Jaringan  Konflik Peran
 Intregitas Kulit  Pola Nafas  Jalan Nafas/ Pertukaran Gas
 Infeksi  Mobilitas/ Aktifitas  Pengetahuan/Komunikasi
 Perawatan Diri √ Lain –lain : Kurang volume cairan,
resiko syok hipovolemi
 Keselamatan Pasien Tumbuh Kembang

RENCANA KEPERAWATAN
1. Observasi KU dan TTV
2. Anjurkan pasien untuk hidrasi cairan dengan banyak minum
3. Berikan penkes kepada keluarga tentang pentingnya kebutuhan cairan
4. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan cairan pasien dan pencatatan intake
output pasien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral

PERENCANAAN PERAWATAN INTERDISPLIN


1. Diet dan nutrisi : tidak
2. Rehabilitasi medik : tidak
3. Farmasi : tidak
4. Perawatan luka : tidak
5. Managemen nyeri : tidak
6. Lain-lain : tidak

PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING

Pasien dan keluarga dijelaskan tentang perencanaan pulang Tidak √ Ya



Lama perawatan rata-rata : 3 hari, tanggal rencana pulang 10/05/2019

31
Jika tidak masuk dalam kondisi khusus edukasi yang diberikan sebagai berikut :
Perawatan diri/ personal hygiene Perawatan nifas/ post sc
Perawatan luka Perawatan bayi
Pemantauan pemberian obat Bantuan medis/ perawatan dirumah(home
care)
Perawatan payudara √ Penanganan kejang/demam/diare saat
dirumah
Pemantauan diet √ Lain lain: penkes 3M PLUS

Bila salah satu jawaban “Ya” dari kriteria perencanaan pulang dibawah ini, maka
akan dilanjutkan dengan assesmen awal pasien pulang dalam kondisi khusus
1. Geriatri : Tidak
2. Umur ≥ 65 tahun : Tidak
3. Keterbatasan mobilitas : Tidak
4. Perawatan lanjutan (menggunakan alat, perawatan luka dll) : Tidak
5. Pengobatan lanjutan (DM, TBC, Jantung, Kemoterapi, dll) : Tidak
6. Bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari : Tidak
Assesment Transportasi
1. Transportasi pulang : Mandiri
2. Transportasi yang digunakan : Kendaran pribadi (mobil, beroda dua)

Perawat/ Bidan yang Melakukan Pengkajian Verifikasi DPJP


Tanggal : 09/06/2020 Pukul 14.30 WIB Tanggal :07/05/2019, Pukul 14.55
selesai Verifikasi

Ttd dan nama jelas Ttd dan nama jelas

Sr. W dr. N.M, SpA

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium,Radiologi dll)

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan

32
Tanggal : 09/06/2020 jam 10.25
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 12,5 12 – 15 g/dl
HEMATOKRIT 36 36 - 47 %
LEUKOSIT 2.800 4000 – 10.000 /mm3
TROMBOSIT 109.000 150.000 – 400.000 /mm3

HITUNG JENIS
BASOFIL 0 0-1 %

EOSINOFIL 1 1-5 %

BATANG 2 3-6 %

SEGMEN 45 25-50 %

LIMPOSIT 47 25-50 %

MONOSIT 5 1-6 %

WIDAL
TYPHI-O -/NEG NEGATIF

PARATYPHI-AO -/NEG NEGATIF

PARATYPHI-BO -/NEG NEGATIF

PARATYPHI-CO -/NEG NEGATIF

TYPY-H -/NEG NEGATIF

PARATYPHI-AO -/NEG NEGATIF

PARATYPHI-BO -/NEG NEGATIF

PARATYPH-CO -/NEG NEGATIF

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 10/06/2020 jam 06.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

33
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 12,2 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 35 35 - 47 %
LEUKOSIT 2.400 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 56.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 10/06/2020 jam 18.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 13,2 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 38 35 - 47 %
LEUKOSIT 2.800 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 54.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 11/06/2020 jam 06.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 13,0 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 38 35 - 47 %
LEUKOSIT 3.700 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 32.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 11/06/2020 jam 18.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA

34
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 13,2 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 38 35 - 47 %
LEUKOSIT 6.300 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 30.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 12/06/2020 jam 06.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 13,7 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 39 35 - 47 %
LEUKOSIT 6.500 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 34.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 12/06/2020 jam 18.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 12,3 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 35 35 - 47 %
LEUKOSIT 6.300 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 37.000 150.000 – 440.000 /mm3

Nama Pasien : An. S


Umur : 5 tahun 4 Bulan
Tanggal : 13/06/2020 jam 06.00
Dokter pengirim : dr. N.M, SpA

35
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
HEMOGLOBIN 12,6 11,7 – 15,5 g/dl
HEMATOKRIT 36 35 - 47 %
LEUKOSIT 5.300 3600 – 11.000 /mm3
TROMBOSIT 58.000 150.000 – 440.000 /mm3

C. DIAGNOSA DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


ANAK DENGAN DEMAM DENGUE
TGL PERENCANAAN TGL
No DITEGAKA TERATASI
DIAGNOSA RENCANA
DX N & NAMA TUJUAN KRITERIAHASIL & NAMA
PERAWAT TINDAKAN PERAWAT
1 Hipetermia adalah suhu 09/06/2020 Setelah dilakukan 1. asupan 1. Observasi 1206/2020
tubuh meningkat diatas Jam 13.55 tindakan makanan tanda-tanda Jam 13.30
rentang normal tubuh b/d Sr. W keperawatan selama meningkat vital Sr. W
proses infeksi 3x24 jam 2. asupan 2. Hitung
Ditandai dengan : hipertermia cairan balance
DS : membaik normal cairan
- - Demam 3. kelembaban 3. ]libatkan
DO : mukosa keluarga
- KU : sakit sedang bibir normal dalam
- TTV : 4. turgor kulit pemberian
Suhu : 38,9ºC normal intake peroral
Nadi : 80 x/mnt dan
RR : 24 x/mnt melakukan
- Membran mukosa pencatatan
kering intake output
- Kulit teraba hangat 4. Penkes
peningnya
asupan cairan
yang cukup
dan kompres
hangat bila
demam
5. Kolaborasi
pemberian
cairan
parental
2 Resiko Ketidak 09/06/2020 Kebutuhan cairan 1. KU tampak 6. Observasi 13/06/2020
seimbangan cairan adalah Jam 13.55 dalam tubuh tidak sakit tanda-tanda Jam 13.00
kondisi penurunan, Sr. W terpenuhi setelah 2. Kesadaran vital Sr. W
peningkatan atau dilakukan tindakan composment 7. Berikan
percepatan perpindahan keperawatan selama is hidrasi yang
cairan dari intravascular, 3x24jam 3. Membran adekuat
intersisial atau intraseluler mukosa sesuai
dengan faktor resiko: lembab kebutuhan
4. Turgor kulit tubuh
- Peningkatan elastis 8. Libatkan
permeabilitas kapiler 5. TTV dalam keluarga
batas normal dalam

36
DS: : pemberian
1. Orang tua pasien Suhu normal intake oral
mengatakan anak (36,5- dan motivasi
sulit untuk minum, 37,50C) pemasukan
minum harus 6. Peningkatan cairan
dipaksa asupan cairan (minum)
2. Pasien mengatakan (minum 1,5 9. Anjurkan
minum sedikit, L- 2L untuk minum
habis ± 2 botol air perhari) minimal 8
mineral perhari gelas perhari
3. Pasien mengeluh 10. Kolaborasi
lemas dan sedikit dengan
pusing dokter untuk
DO: pemberian
1. Keadaan umum obat
sakit sedang antipiretik
2. Kesadaran sesuai
composmentis indikasi (bila
3. Membran mukosa anak demam)
kering 11. Kolaborasi
4. Akral hangat dalam
5. TTV : pemeriksaan
TD : (tidak diukur) laboratorium
mmHg (darah rutin)
Suhu : 37,9 °C
Nadi : 80 x/ menit,
Pernafasan : 24 x/
menit
6. Lab :
HB : 12,5
HT : 36
LEUKOSIT : 2.800
TROMBO : 109.000

2 Risiko terjadinya syok 09/06/202 Tidak terjadi syok 1. 1. Observasi 12/06/2020


hipovolemik adalah 0 hipovolemi setelah 1. KU dan TTV KU, tanda- Jam 13.00
kondisi penurunan volume Jam 13.55 dilakukan tindakan dalam batas tanda vital Sr. W
cairan intravascular, Sr. W keperawatan selama normal dan tanda-
intersisial dan/atau 3x24jam 2.Peningkatan tanda syok
intraselular, dengan faktor asupan cairan 2. Berikan
resiko: (minum 1,5 L- hidrasi yang
2L perhari) adekuat
DS: 3. Intake dan sesuai
1. Orang tua pasien output seimbang kebutuhan
mengatakan anak 4. Nilai tubuh
sulit untuk minum, laboratorium 3. Catat intake
minum harus dalam batas dan output
dipaksa normal (HB secara
2. Pasien mengatakan 11.8-15 g/dl, HT berkala
minum sedikit, 35-43%, Leko 4. Libatkan
habis ± 1 botol air 4500-13.000/m keluarga
mineral perhari m3, Trombosit dalam
3. Pasien mengatakan 154.000- pemberian
tidak ada sesak, 442.000/mm3) intake oral
mual/ muntah, dan motivasi
mimisan pemasukan
DO: cairan
1. Keadaan umum (minum)
sakit sedang, pasien 5. Libatkan
tak tampak pucat keluarga

37
2. Kesadaran dalam
composmentis pencatatan
3. Membran mukosa intake dan
kering, sianosis ( - ) output
4. Akral hangat, pasien
sianosis ( - ), CRT 1 12. Anjurkan
detik untuk minum
5. TTV : minimal 8
TD : (tidak diukur) gelas perhari
mmHg 13. Kolaborasi
Suhu : 37,9 °C dengan
Nadi : 80 x/ menit, dokter untuk
teraba lemah dan pemberian
teratur obat
Pernafasan : 24x/ antipiretik
menit sesuai
6. Lab : indikasi (bila
HB : 12,5 anak demam)
HT : 36 14. Kolaborasi
LEUKOSIT : 2.800 dalam
TROMBO : 109.000 pemeriksaan
laboratorium
(darah rutin)

CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI


Tanggal dan Profesion HASIL ASESMEN-IAIR INSTRUKSI PAA VERI
Waktu al PENATALAKSANAAN PASIEN TERMASUK PASCA FIKAS
Pemberi (Tulis dengan format SOAP/ADMIE, sertai sasaran BEDAH I DPJP
Asuhan tulis nama, beri paraf pada akhir catatan) (Intruksi ditulis dengan rinci (Nama,
dan jelas) TT,
Tgl,Jam)

09/06/2020 Perawat Menerima pasien dari Poliklinik dan


13.50 melakukan operan dengan Sr. J.
Pasien dengan susp DHF demam H.3,
mual tidak, muntah tidak, mimisan
tidak, tidak ada nyeri tekan pada
perut. Suhu terakhir 38,9ºC.
R/ cek ulang HR 1 besuk pagi jam
06.00
Sr. W
10/06/2020 Perawat Melakukan operang dengan Sr. O.
07.15 Pasien demam naik turun, mual tidak,
muntah tidak, petekie tidak, mimisan
tidak.

38
R/. Lapor HR1
Sr.O Sr. W
10/06/2020 Perawat Melaporkan Ku dan hasil Lab. HR1
08.19 via wa
ku : sakit sedang, Kes : CM, akral
hangat, nadi kuat, mukosa bibir
kering, mual tidak, muntah tidak
petekie tidak, mimisan tidak. S :
38,3ºC, N : 98 x/menit, RR :
23X/menit.
HB : 12,2 g/dl
Ht : 35 %
Leukosit : 2.400/mm3
Trombosit : 56.000
Advis :
- Terapi lanjut
- Cek darah rutin jam 18.00

Sr.W Verifikasi DPJP


10/6/2020
08.39

(dr.N. M, Sp.A)
10/06/2020 Perawat S: R/
13.45 - Orangtua mengatakan demam - observasi KU, TTV
anak naik turun. Anak sulit dan tanda syok
minum, bila minum harus - anjurkan pasien
dipaksa. Tidak ada mimisan, menggunakan
tidak ada gusi berdarah. pakaian yang tipis
- Pasien mengatakan perunya - anjurkan pasien
tidak sakit, tidak pusing. untuk intake cairan
O: adekuat dengan
- Ku sakit sedang. Kesadaran minum cukup

39
composmentis. (minimal 8
- Mukosa bibir kering tidak ada gelas/hari, atau 1500
sianosis, turgor kulit cukup. cc)
Akral hangat, CRT 1 detik. - penkes pentingnya
- Nyeri tekan ( - ), LP: 50 cm hidrasi cairan dan
- S: 37,8ºC, nadi 86x/mnt, RR: kompres hangat bila
23x/mnt. demam
- Balance Cairan : + 239,35 - libatkan keluarga
- Diuresis : 2,7 cc/kg/jam dalam pemberian
- HR 1 : cairan dan
HB : 12,2 g/dl pencatatan intake
Ht : 35 % output pasien
Leukosit : 2.400/mm3 - kolaborasi
Trombosit : 56.000/mm3 pemberian anti-
A: piretik apabila suhu
- Dx I Hipertensi belum teratasi > 38,5 C
- Dx II ResikoKetidakseimbangan
cairan tidak terjadi r/ cek HR1 ulang jam
- Dx.III resiko syok hipovolemik 18.00
tidak terjadi
P:
- Suhu stabil, dalam batas normal
(36,5-37,5ºC)
- Kebutuhan cairan tubuh
terpenuhi ditandai dengan
pasien minum 1500cc perhari
- Tidak terjadi syok hipovolemi
……………………………… Sr.W
11/05/2019 Perawat Melakukan operang dengan Sr. O.
07.15 Pasien demam naik turun, mual tidak,
muntah tidak, petekie tidak, mimisan
tidak. Pasien susah minum.
R/.

40
- Lapor HR1
- Motivasi minum cukup
Sr. H ……………………… Sr. W
11/05/2019 Perawat Melaporkan Ku dan hasil Lab. HR1
08.05 via wa
ku : sakit sedang, Kes : CM, akral
hangat, nadi kuat, mukosa bibir
kering, mual tidak, muntah tidak
petekie tidak, mimisan tidak. S :
36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21
X/menit.
HB : 13.0 g/dl
Ht : 38 %
Leukosit : 3.700/mm3
Trombosit : 32.000/mm3
Advis :
- Terapi lanjut
- Cek darah rutin jam 18.00

Sr.W Verifikasi DPJP


11/6/2020
08.20

(dr.N. M, Sp.A)
11/05/2019 Perawat S: R/
13.30 - Orangtua mengatakan anaknya - observasi KU, TTV
demam. Anak sulit minum, bila dan tanda syok
minum harus dipaksa. - anjurkan pasien
- Pasien mengatakan pusing tidak. menggunakan
Tidak ada nyeri perut, tidak ada pakaian yang tipis
mual atau muntah, tidak ada - anjurkan pasien
mimisan atau gusi berdarah. untuk intake cairan
Minum sedikit-sedikit. adekuat dengan

41
O: minum cukup
- Ku sakit sedang. Kesadaran (minimal 8
composmentis. gelas/hari, atau 1500
- Mukosa bibir kering tidak ada cc)
sianosis, turgor kulit cukup. - penkes pentingnya
Akral hangat, CRT 1 detik. hidrasi cairan dan
- Nyeri tekan ( - ), LP: 50 cm kompres hangat bila
- S: 36,7 C, nadi 89x/mnt, RR demam
22x/mnt. - libatkan keluarga
- Balance Cairan : - 11,25 dalam pemberian
- Diuresis : 4,7 cc/kg/jam cairan dan
- Hasil HR 1 : pencatatan intake
HB : 13.0 g/dl output pasien
Ht : 38 % - kolaborasi
Leukosit : 3.700/mm3 pemberian anti-
Trombosit : 32.000/mm3 piretik apabila suhu
A: > 38,5 C
- Dx. I Hipertensi belum teratasi
- Dx.II ResikoKetidakseimbangan r/ cek HR1 ulang jam
tidak terjadi 18.00
- Dx.III resiko syok hipovolemik
tidak terjadi
P:
- Suhu stabil, dalam batas normal
(36,5-37,5ºC)
- Kebutuhan cairan tubuh
terpenuhi ditandai dengan
pasien minum 1500cc perhari
- Tidak terjadi syok hipovolemi
……………………………… Sr.W
12/05/2019 Perawat Melakukan operang dengan Sr. O.
07.20 Pasien demam tidak, mual tidak,
muntah tidak, petekie tidak, mimisan

42
tidak. Pasien minum dan makan mau
R/.
- Lapor HR1
Sr. O ……………………… Sr. W
12/05/2019 Perawat Melaporkan Ku dan hasil Lab. HR1
08.20 via wa
ku : sakit sedang, Kes : CM, akral
hangat, nadi kuat, mukosa bibir
kering, mual tidak, muntah tidak
petekie tidak, mimisan tidak. S :
36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21
X/menit.
HB : 13.7 g/dl
Ht : 39 %
Leukosit : 6.500/mm3
Trombosit : 34.000/mm3
Advis :
- Infus RL 30cc/jam
- Cek darah rutin jam 18.00

Sr.W Verifikasi DPJP


12/6/2020
08.25

(dr.N. M, Sp.A)
12/06/2020 Perawat S: R/
13.45 - Orangtua mengatakan anaknya - observasi KU, TTV
demam tidak. Anaknya mau dan tanda syok
minum dan makan - anjurkan pasien
- Pasien mengatakan pusing tidak. menggunakan
Tidak ada nyeri perut, tidak ada pakaian yang tipis
mual atau muntah, tidak ada - anjurkan pasien
mimisan atau gusi berdarah. untuk intake cairan

43
O: adekuat dengan
- Ku sakit sedang. Kesadaran minum cukup
composmentis. (minimal 8
- Mukosa bibir kering tidak ada gelas/hari, atau 1500
sianosis, turgor kulit cukup. cc)
Akral hangat, CRT 1 detik. - penkes pentingnya
- Nyeri tekan ( - ), LP: 50 cm hidrasi cairan
- S: 36,6 C, nadi 89 x/mnt, RR - libatkan keluarga
22x/mnt. dalam pemberian
- Balance Cairan : - 20,65 cairan dan
- Diuresis : 2,7 cc/kg/jam pencatatan intake
- Hasil HR 1 : output pasien
HB : 13.7 g/dl - kolaborasi
Ht : 39 % pemberian anti-
Leukosit : 6.500/mm3 piretik apabila suhu
Trombosit : 34.000/mm3 > 38,5 C
A:
- Dx. I Hipertensi teratasi r/ cek HR1 ulang jam
- Dx.II ResikoKetidakseimbangan 18.00
cairan tidak terjadi
- Dx.III resiko syok hipovolemik
tidak terjadi
P:
- Kebutuhan cairan tubuh
terpenuhi ditandai dengan
pasien minum 1500cc perhari
- Tidak terjadi syok hipovolemi
……………………………… Sr.W
13/06/2020 Perawat Melakukan operang dengan Sr. O.
07.10 Pasien demam tidak, mual tidak,
muntah tidak, petekie tidak, mimisan
tidak. Pasien minum dan makan mau
R/.

44
- Lapor HR1
Sr. H ……………………… Sr. W
13/06/2020 Perawat Melaporkan Ku dan hasil Lab. HR1
08.22 via wa
ku : sakit sedang, Kes : CM, akral
hangat, nadi kuat, mukosa bibir
kering, mual tidak, muntah tidak
petekie tidak, mimisan tidak. S :
36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21
X/menit.
HB : 12.6 g/dl
Ht : 36 %
Leukosit : 5.300/mm3
Trombosit : 58.000/mm3
Advis :
- Boleh pulang, kontrol kamis
18/06/2020
- TUTD

Sr.W Verifikasi DPJP


13/6/2020
08.26

(dr.N. M, Sp.A)
13/06/2020 Perawat S:
13.00 - Orangtua mengatakan anaknya
demam tidak. Anaknya mau
minum dan makan
- Pasien mengatakan pusing tidak.
Tidak ada nyeri perut, tidak ada
mual atau muntah, tidak ada
mimisan atau gusi berdarah.
O:

45
- Ku sakit sedang. Kesadaran
composmentis.
- Mukosa bibir kering tidak ada
sianosis, turgor kulit cukup.
Akral hangat, CRT 1 detik.
- Nyeri tekan ( - ), LP: 50 cm
- S: 36,6 C, nadi 89 x/mnt, RR
22x/mnt.
- Balance Cairan : +53.75
- Diuresis : 4.6 cc/kg/jam
- Hasil HR 1 :
HB : 12.6 g/dl
Ht : 36 %
Leukosit : 5.300/mm3
Trombosit : 58.000/mm3
A:
- Dx.II ResikoKetidakseimbangan
cairan tidak tterjadi
- Dx.III resiko syok hipovolemik
tidak terjadi
P:
- Hentikan intervensi
- Pasien pulang
……………………………… Sr.W

TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN

46
TANGGAL NAMA&
/ TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN TTD
JAM PERAWAT
09/06/2020 Menerima pasien dan melakukan operan pasien dengan Sr. J. Sr. W
13.50
13.55-14.00 Menjelaskan peraturan tata tertib rawat inap, mengkaji keluhan Sr. W
dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien; orang tua
mengatakan paham dengan peraturan yang telah dijelaskan. Pasien
mengatakan mual tidak,pusing tidak, nyeri tekan pada ulu hati
tidak, tidak ada mimisan atau gusi berdarah, tidak ada nyeri di
perut.
14.05 Mengobservasi KU dan TTV; Ku sakit sedang, kesadaran Sr. W
composmentis, mukosa bibi kering tidak ada sianosis, turgor kulit
cukup, akral hangat CRT 1 detik, suhu 38.9ºC, nadi 80x/mnt, rr
24x/mnt, tidak ada tanda perdarahan.
14.10 Motivasi pasien untuk intake cairan adekuat dengan minum yang Sr. W
cukup (8 gelas/hari, 1500 cc/hari); Pasien nampak minum ± 50cc
14.15 Kolaborasi pemberian terapi sesuai advis, terlampir.
15.00 Melakukan pendkes mengenai pentingnya hidrasi cairan untuk Sr. W
tubuh dan kompres hangat bila demam pada bagian lekukan tubuh
seperti leher, ketiak, selangkangan, orangtua dan pasien
mengangguk paham.
15.20 Melibatkan keluarga dalam pemberian asupan cairan; orang tua Sr. W
mengeluh anak sulit jika disuruh minum, harus di paksa. Bisa
minum tapi sedikit-sedikit.
10/06/2020 Mengkaji keluhan pasien; orang tua mengatakan demam anak naik Sr. W
07.30 turun, tidak ada mimisan atau gusi berdarah, tidak ada nyeri di
perut. Ku : sakit sedang, Kesadaran : CM, akral hangat, nadi kuat,
mukosa bibi kering tidak ada sianosis, turgor kulit cukup, akral
hangat CRT 1 detik. S : 38,3ºC, N : 98 x/menit, RR : 23X/menit.
07.35 Motivasi pasien untuk intake cairan adekuat dengan minum yang Sr. W
cukup (8 gelas/hari, 1500 cc/hari); Pasien nampak minum ± 50cc
07.38 Melibatkan keluarga dalam melakukan kompres hangat di tekukan Sr. W

47
tubuh seperti leher, ketiak dan selangkangan, keluarga kooperatif
dan mengatakan mngerti.
08.00 Melibatkan keluarga dalam pencatatan intake dan out put pasien, Sr. W
keluarga kooperatif dan mengatakan mengerti.
10.15 Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup. Sr. W
11.00 Mengobservasi suhu pasien : suhu : 37,4 ºC Sr. W
13.00 Kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan advis, terlampir pasien Sr. W
kooperatif.
14.30-14.35 Memberikan edukasi dan pemasangan infus pump pada pasien Sr. W
untuk pemberian cairan parental, kleuarga dan pasien kooperatif.
11/06/2020 Mengkaji keluhan pasien; orang tua mengatakan demam anak naik Sr. W
07.20 turun, anaknya masih susah minum, tidak ada mimisan atau gusi
berdarah, tidak ada nyeri di perut. Ku : sakit sedang, Kesadaran :
CM, akral hangat, nadi kuat, mukosa bibi kering tidak ada
sianosis, turgor kulit cukup, akral hangat CRT 1 detik, petekie
tidak ada. S : 36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21 x/menit LP: 50cm
08.00 Motivasi pasien untuk intake cairan adekuat dengan minum yang Sr. W
cukup (8 gelas/hari, 1500 cc/hari); Pasien nampak minum ± 50cc
08.30-08.40 Melakukan pendkes mengenai pentingnya hidrasi cairan untuk Sr. W
tubuh dan tanda syok, orangtua dan pasien mengangguk paham
10.00 Melibatkan keluarga dalam pemberian asupan cairan dan Sr. W
pencatatan intake-output pasien; orang tua mengeluh anak sulit
jika disuruh minum, harus di paksa. Bisa minum tapi sedikit-
sedikit.
12.05 Mengkaji ulang pasien; suhu 36.9 C, minum habis 1 gelas, tidak Sr. W
ada mual/muntah
13.00 Kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan advis, terlampir pasien Sr. W
kooperatif.
14.00 Anjurkan pasien istirahat, pasien tampak tidur. Sr. W
12/06/2020 Mengkaji keluhan pasien; orang tua mengatakan demam anak naik Sr. W
07.30 turun, anaknya mau minum dan makan, tidak ada mimisan atau
gusi berdarah, tidak ada nyeri di perut. Ku : sakit sedang,
Kesadaran : CM, akral hangat, nadi kuat, mukosa bibi kering

48
tidak ada sianosis, turgor kulit cukup, akral hangat CRT 1 detik,
petekie tidak ada. S : 36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21 x/menit LP:
50cm
07.35 Motivasi pasien untuk intake cairan adekuat dengan minum yang Sr. W
cukup (8 gelas/hari, 1500 cc/hari); Pasien nampak minum ± 100cc
08.00 Melibatkan keluarga dalam pemberian asupan cairan dan Sr. W
pencatatan intake-output pasien; orang tua mengatakan mngerti.
08.05 Melakukan pendkes mengenai pentingnya hidrasi cairan untuk Sr. W
tubuh dan tanda syok, orangtua dan pasien mengangguk paham
11.00 Mengkaji ulang pasien; suhu 37.1 C, minum habis 1/2 gelas, tidak Sr. W
ada mual/muntah
12.00 Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup. Sr. W
13.00 Kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan advis, terlampir pasien Sr. W
kooperatif
13/06/2020 Mengkaji ku dan keluhan pasien; orang tua mengatakan anaknya Sr. W
07.30 tidak demam, pasien mangatakan sudah tidak pusing, tidak ada
mual atau muntah, anaknya sudah makan dan minum mau. ku :
sakit sedang, Kes : CM, akral hangat, nadi kuat, mukosa bibir
lembab, mual tidak, muntah tidak petekie tidak, mimisan tidak. S :
36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21 X/menit.
08.00 Memotivasi pasien untuk intake cairan adekuat dengan minum Sr. W
yang cukup (8 gelas/hari, 1500 cc/hari); Pasien nampak minum ±
100cc
08.05 Melibatkan keluarga dalam pemberian asupan cairan dan Sr. W
pencatatan intake-output pasien; orang tua mengatakan mngerti.
13.00 Kolaborasi pemberian terapi sesuai dengan advis, terlampir pasien Sr. W
kooperatif
13.20 Melepas infuse pasien; pasien mengeluh sakit sedikit Sr. W
13.30 Melakukan pendkes pasien pulang Sr. W

BAB IV
PEMBAHASAN

49
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada An. S secara komprehensif dari
tanggal 09-13 Juni 2020, penulis membahas kesenjangan antara teori dengan fakta kasus
dikelola, menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat serta solusi atau alternatif
pemecahan masalah. Pembahasan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan didefinisikan sebagai pemikiran sebagai pemikiran dasar dari
proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
klien, agar dapat mengindetifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan
dan keperawatan klien, baik fisik, mental, social dan lingkungan.
Data yang didapat oleh penulis dari hasil pengjakian sebagai berikut:
1. Data Subjektif
Orang tua pasien mengatakan anak panas naik turun sudah 3 hari, mual dan muntah
1x saat panas hari pertama dan sudah berobat ke klinik diberi obat ondansetron.
Sekarang sudah tidak mual, tidak muntah, nyeri ulu hati tidak, gusi berdarah tidak,
mimisan tidak.
2. Data Objektif
Keadaan Umum : sakit sedang, kesadaran composmentis, mukosa bibir kering tidak
ada sianosis, turgor kulit cukup, akral hangat CRT 1 detik, suhu 38.9ºC, nadi 80x/mnt,
RR 24x/mnt, tidak ada tanda perdarahan (ptekie tidak ada, mimisan tidak ada), mual
dan muntah tidak.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga
dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengindetifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah status kesehatan pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada An,S, penulis merumuskan
diagnosa keperawatan yaitu :

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus


Hipetermia adalah suhu tubuhdi atas kisaran normal diurnal karena kegagalan
termoregulasi. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada An. S : Orang tua

50
pasien mengatakan anak panas naik turun sudah 3 hari, Ku :sakit sedang, akral hangat,
nafi kuat, S : 38,9ºC, Nadi : 80 x/mnt, RR : 24x/mnt. Berdasarkan data tersebut
penulis mengangkat diagnosa keperawatan hipertermia dan menjadikan sebagai
diagnosa keperawatan pertama.
2. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
Resiko Kekurangan Volume Cairan adalah kerentangan mengalami penurunan
volume cairan intravaskular, intersial, dan/atauu intraselular yang dapat mengganggu
kesehatan. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada An. S : Orang tua
pasien mengatakan anak panas naik turun sudah 3 hari dan susah minum dan makan,
sehari hanya habis habis ± 1 botol air mineral perhari. Pasien terlihat : mukosa bibir
kering, turgor kulit elastis, CRT < 1 detik.
3. Resiko syok ( hypovolemik ) berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Resiko syok adalah rentangan mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan
tubuh yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa, dapat
mengganggu kesehatan. Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada An. S :
Orang tua pasien mengatakan anak sulit untuk minum, minum harus dipaksa, sedikit,
habis ± 1 botol air mineral perhari. Ku : sakit sedang, Kesadaran : composmentis,
membran mukosa kering, sianosis tidak, Suhu : 38,9 °C , Nadi : 80 x/ menit, teraba
lemah dan teratur, Pernafasan : 24x/ menit. Lab : HB : 12,5 g/dl, HT : 36%, LEUKOSIT :
2.800/mm3, TROMBOSIT : 109.000 /mm3.

C. INTERVENSI
Intervensi atau perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Nurarif, 2018).Pada kasus ini
penulis membuat perencanaan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul dan
merancang kriteria hasil yang ingin dicapai selama jangka waktu 3x24 jam.
Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah keperawatan hipertermia adalah
observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, anjurkan pasien minum banyak,
anjurkan pasien menggunakan pakaian tipis yang menyerap keringat, penkes tentang
pentingnya minum banyak dan kompres hangat, libatkan keluarga dalam peningkatan
intake per oral, kolaborasi DPJP untuk terapi medis.

51
Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah keperawatan Resiko Kekurangan
Volume Cairan adalah observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, anjurkan
pasien minum banyak, libatkan keluarga dalam pemberian cairan peroral dan pencatatan
intake output pasien, mengedukasi pentingnya cairan bagi tubuh dan kolaborasi DPJP
untuk pemberian terapi medis.
Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah keperawatan resiko syok
hipovolemik adalah observasi keadaan umum, tanda-tanda vital pasien dan tanda-tanda
syok, berikan hoidrasi yang kuat sesuai kebutuhan tubuh, catat dan hitung balance
cairan, libatkan keluarga dalam pemberian intake peroral dan pencatatan intake dan
output psien, kolaborasi DPJP untuk pemberian terapi medis dan pemeriksaan
laboratorium.

D. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan rencana keperawatan yang
dibuat berdasarkan diagnosa yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan
dan hasil yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan pasien
(Potter & Perry, 2018).
Implementasi pada kasus yang penulis kelola dilakukan selama tiga hari berturut-
turut dengan mengacu pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
sebelumnya dan juga sesuai dengan rencana tindakan keperawatan Rumah Sakit Hermina
yang meliputi lima komponen (Observasi, Mandiri, Libatkan Keluarga, Pendidikan
kesehatan Keluarga, dan Kolaborasi).
Implementasi yang telah dilakukan selama 3x 24 jam pada masalah keperawatan
hipertermia sebagai berikut, mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,
menganjurkan pasien minum banyak dan menggunakan pakaian tipis, memberikan
penkes tentang pentingnya minum banyak dan melibatkan keluarga untuk memotivasi
pasien untuk minum banyak, dan kolaborasi dengan DPJP untuk terapi medis.
Implementasi yang telah dilakukan selama 3x 24 jam pada masalah keperawatan
resiko Kekurangan Volume Cairan adalah mengobservasi keadaan umum dan tanda-
tanda vital, menganjurkan pasien minum banyak, memberikan penkes tentang
pentingnya minum banyak dan melibatkan keluarga untuk memotivasi pasien untuk
minum banyak, dan kolaborasi dengan DPJP untuk terapi medis.

52
Sedangkan Implementasi yang telah dilakukan selama 3x 24 jam pada masalah
keperawatan resiko syok adalah adalah mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital
pasien dan tanda-tanda syok, memberikan hidrasi yang kuat sesuai kebutuhan tubuh,
mencatat dan menghitung balance cairan, melibatkan keluarga dalam pemberian intake
peroral dan pencatatan intake dan output psien, kolaborasi DPJP untuk pemberian terapi
medis dan pemeriksaan laboratorium.

E. EVALUASI
- Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Tahap ini sangat penting
untuk menentukan adanya perbaikan kondisi.Setelah dilakukan aushan keperawatan
3x24 jam pada pasien An.S penulis melakukan evaluasi terhadap diagnosa keperawatan
yang telah diangkat. Orang tua mengatakan anaknya tidak demam, pasien mangatakan
sudah tidak pusing, tidak ada mual atau muntah, anaknya sudah makan dan minum
mau. Ku : Baik, Kes : CM, akral hangat, nadi kuat, mukosa bibir lembab, mual tidak,
muntah tidak petekie tidak, mimisan tidak. S : 36,6ºC, N : 93 x/menit, RR : 21 X/menit,
Balance Cairan : +53.75, Diuresis : 4.6 cc/kg/jam, Hasil HR 1 : HB : 12.6 g/dl, Ht : 36
%, Leukosit : 5.300/mm3, Trombosit : 58.000/mm3. Dari data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa diagnosa keperawatan hipertermia, resiko kekurangan volume
cairan dan resiko syok pada An. S teratasi.

53
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada An. A dengan Dengue
Fever Haemorragic (DHF) di Ruang Perawatan Anak RS Hermina Banyumanik Kota
Semarang tahun 2020, peneliti dapat mengambil kesimpulan:
1. Hasil pengkajian pada An. S didapatkan data mengalami DHF dengan
gejala yaitu demam naik turun selama 5 Hari.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus An. S yaitu Hipertermia
berhubungan dengan proses penyakit, resiko ketidakseimbangan volume
cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan resiko
syok hipovolemik ditandai dengan mukosa bibir kering, lemas dan terjadi
penurunan hemoglobin dan trombosit.
3. Rencana keperawatan untuk mengatasi masalah Hipertermia dan
resiko ketidakseimbangan volume cairan dan resiko syok hipovolemik yaitu
mendorong klien meningkatkan asupan cairan oral dan kolaborasi pemberian
cairan melalui intravena.
4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 4 hari, Implementasi sesuai
dengan intervensi. Sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan pada implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan pada masalah hipertermia, resiko
ketidakseimbangan volume cairan dan resiko syok hipovolemik pada An. S
teratasi pada hari ke 4 pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kriteria
hasil tidak ada peningkatan suhu tubuh (36,6C), tidak ada dehidrasi,
mukosa lembab, tidak pucat, tidak ada mual dan muntah, tidak ada sumber
pendarahan, hematokrit dalam batas normal 35%, asupan oral meningkat
seperti sudah banyak minum air putih ± 5 – 6 gelas perhari, klien nampak
tidak lemah lagi.
B. SARAN
1. Bagi pasien dan keluarga
Dalam merawat pasien dengan demam dengue tidak hanya penderita yang menjadi
objek utama dalam mencegah kambuhnya penyakit, tapi juga dukungan penuh dari

54
keluarga dalam ikut mencegah lingkungan yang dapat menjadikan sarang
perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty.
2. Bagi perawat
Disamping mendapatkan perawatan dan pengobatan pada saat di Rumah Sakit,
alangkah baiknya jika tenaga kesehatan membuat perencanaan perawatan dirumah
(dischart planning), baik berupa penkes tentang tindakan pencegahan dan motivasi
pasien dalam mempertahankan kesehatannya meskipun sampai dirumah.

55
DAFTAR PUSTAKA

Amrizal. 2018. Asuhan Keperawatan An. F Dengan Demam Berdarah Dengue Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Lambu Barakati Lt. 2 Rsu
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari; Politeknik Kesehatan Kendari

Fahrandika M. 2019. Hubungan Pengetahuan Dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Upaya
Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Desa Pajaresuk Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringseru. Lampung : Universitas Lmpung

Kompas. 2020.Data sebaran kasus Demam Berdarah Dengue sejak Januari-April 2020.
www.kompas.com

Rima Budi K. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue Di Dusun Plembang Kecamatan Balerejoi Kabupaten Madiun. Madiun :
Stikes Bhakti Husada .

Rimaruliani M. 2018. Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan


Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Puskesmas Sudiang.
Makassar : Universitas Hasanuddin

Ulis Wahyu P. 2018. Hubungan Lingkungan Dan Perilaku Dengan Kejadian Demam
Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Klagenserut. Madiun : Universitas
Bhakti Husada.

56

Anda mungkin juga menyukai