Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI MANAJEMEN LAHAN KERING KRITIS

DR. AGR. IR. RENNY FATMYAH UTAMY, S. PT., M.AGR., IPM

PENGOLAHAN LAHAN KRITIS MENJADI LAHAN POTENSIAL

OLEH

LISA NASHFATI MUHAMMAD I012211006

ILMU DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Lahan kritis adalah lahan/tanah yang saat ini tidak produktif karena

pengelolaan dan penggunaan tanah yang tidak/kurang memperhatikan syarat-syarat

konservasi tanah dan air sehingga menimbulkan erosi, kerusakan-kerusakan kimia,

fisik, tata air dan lingkungannya. Untung mengurangi terjadinya lahan kritis suatu

daerah diperlukan pengolahan tanah yang dimana pengolahan tanah yang dimaksud

adalah suatu upaya yang dimaksudkan agar lahan dapat berfungsi optimal sebagai

media pengatur tata air dan produksi. Bentuk pengelolaan lahan yang baik adalah

dapat menciptakan suatu keadaan yang mirip dengan keadaan alamiahnya.

Tahap awal dalam pengolahan tanah yaitu menganalisis penyebab terjadinya

lahan kritis di daerah tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan informasi awal

sebelum mengambil keputusan dalam teknologi yang tepat digunakan dalam

pengolahan tanah, Adapun informasi yang dimaksud yaitu

1. Faktor-faktor fisik penyebab lahan kritis. Analisis faktor fisik penyebab lahan kritis

difokuskan pada perameter penentu tingkat kekritisan lahan yaitu faktor liputan

lahan, tingkat bahaya erosi, kemiringan lereng dan managemen.

2. Pengukuran parameter-parameter fisikal untuk lahan kritis yang sekaligus untuk

penentuan kelas kemampuan lahan, yang terdiri dari kedalaman tanah efektif,

tekstur tanah, permeabilitas tanah, kemiringan lereng dan erosi.

3. Tingkat kekritisan lahan teridiri dari 5 tingkat kekritisan lahan yaitu sangat kritis,

kritis, agak kritis, potensial kritis dan tidak kritis.

Klasifikasi kemampuan dan tingkat kekritisan lahan dapat dikaitkan dengan

kepentingan konservasi tanah, yaitu dalam memberikan alternatif penggunaan lahan

yang sesuai dengan kemampuan lahannya serta pemanfaatan metode dan teknik

konservasi untuk alternatif perlakukan terhadap lahan. Hal tersebut dimaksudkan agar
lahan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin tanpa mengurangi kelestariannya.

Metode teknik konservasi tanah pada lahan kritis, yaitu :

Teknik konservasi tanah secara vegetatif adalah setiap pemanfaatan

tanaman/vegetasi maupun sisa-sisa tanaman sebagai media pelindung tanah.

Agroforestry merupakan konservasi tanah yang menggabungkan antara tanaman

pohon-pohonan, atau tanaman tahunan dengan tanaman komoditas lain yang

ditanam secara bersama-sama ataupun bergantian. Penggunaan tanaman tahunan

mampu mengurangi erosi lebih baik daripada tanaman komoditas pertanian

khususnya tanaman semusim. Tanaman tahunan mempunyai luas penutupan daun

yang relatif lebih besar dalam menahan energi kinetik air hujan, sehingga air yang

sampai ke tanah dalam bentuk aliran batang dan aliran tembus tidak menghasilkan

dampak erosi yang begitu besar. Sedangkan tanaman semusim mampu memberikan

efek penutupan dan perlindungan tanah yang baik dari butiran hujan yang mempunyai

energi perusak. Penggabungan keduanya diharapkan dapat memberi keuntungan

ganda baik dari tanaman tahunan maupun dari tanaman semusim

Teknik konservasi tanah secara mekanik adalah upaya menciptakan fisik lahan

atau merekayasa bidang olah lahan pertanian hingga sesuai dengan prinsip

konservasi tanah sekaligus konservasi air. Pembuatan bangunan teras tembok atau

tembok penahan bertujuan untuk menghambat aliran air dan erosi, yang dibuat dari

konstruksi beton. Pada bagian saluran dibuat sodetan untuk aliran air yang

dikombinasi tindakan konservasi vegetatif, seperti penanaman rumput dan cover cropt

lain.

Teknik konservasi tanah mekanik akan lebih efektif dan efisien bila dalam

aplikasinya dikombinasikan dengan Teknik konservasi tanah vegetative. Selain itu,

dalam menerapkan Teknik konservasi ini akan didapatkan nilai tambah bagi petani.

Anda mungkin juga menyukai