Anda di halaman 1dari 116

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL SELAMA MASA

PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS KARANGANYAR KOTA


SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Kebidanan
Program Pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan

Disusun Oleh:
ANJAR FIFI WULANDARI
NIM. 32102000005

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL SELAMA MASA
PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS KARANGANYAR KOTA
SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Memperoleh gelar Sarjana Kebidanan
Program Pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan

Disusun Oleh:
ANJAR FIFI WULANDARI
NIM. 32102000005

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL SELAMA MASA


PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS KARANGANYAR KOTA
SEMARANG

Disusun oleh :

ANJAR FIFI WULANDARI

NIM. 32102000005

telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :

2 November 2021

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Emi Sutrisminah, S.Sit, M.Keb. Is Susiloningtyas, S.Sit, M.Keb


NIDN 0612117202 NIDN 0624107001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik dari Universitas Islam Sultan
Agung semarang maupun perguruan tinggi lain.
2. Karya Tulis Ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi ini.

Semarang, 08 November 2021


Pembuat Pernyataan

Anjar Fifi Wulandari


NIM. 32102000005

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang, saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anjar Fifi Wulandari
NIM : 32102000005

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan Hak


Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty- Free Right) kepada
Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang atas Karya Tulis Ilmiah saya yang
berjudul:

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL SELAMA MASA


PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS KARANGANYAR KOTA
SEMARANG

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Adanya Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK
Unissula berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang
Pada tanggal : 08 November 2021
Pembuat Pernyataan
Materai
Rp6.000,00

Anjar Fifi Wulandari


NIM. 32102000005

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga pembuatan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa
Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang” ini dapat selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kebidanan (S. Keb.)
dari Prodi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK Unissula Semarang.
Penulis menyadari bahwa selesainya pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs Bedjo Santoso MT PhD, selaku Rektor Universitas Islam Sultan
Agung Semarang.
2. Dr.dr. H. Setyo Trisnadi, Sp.KF, SH., selaku Dekan Fakultas
KedokteranUnissula Semarang.
3. dr. Yuni Astuti, selaku Kepala Puskesmas Karanganyar Kota Semarang
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
tempat praktik tersebut.
4. RR. Catur Leny Wulandari, S.SiT, M. Keb., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
5. Emi Sutrisminah, S.SiT, M.Keb., dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
6. Is Susiloningtyas, S.SiT, M.Keb., selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.
7. RR. Catur Leny Wulandari, S.SiT, M.Keb., selaku dosen penguji yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan hingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

vi
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
9. Kedua orang tua penulis, yang selalu mendidik, memberikan dukungan
moril dan materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
10. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa hasil
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna
perbaikan dan penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semarang, 08 November 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
A. Latar Belakang............................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
1. Tujuan Umum ............................................................................................ 11
2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 11
D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 12
E. Manfaat penelitian ........................................................................................ 13
F. Keaslian Penelitian ........................................................................................ 14
BAB II ................................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 17
A. Anemia dalam Kehamilan .......................................................................... 17
1. Pengertian ............................................................................................... 17
2. Etiologi ................................................................................................... 18
3. Patofisiologi............................................................................................ 19
4. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan ..................................................... 20
5. Macam Anemia dalam Kehamilan ......................................................... 21
6. Faktor Resiko Anemia ............................................................................ 22
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Kehamilan ............... 23
8. Gejala Klinis ........................................................................................... 29
9. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................... 30

viii
10. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil .................................................. 31
11. Pencegahan dan Penanganan Anemia Pada Kehamilan ..................... 31
C. Kerangka Teori ............................................................................................. 35
D. Kerangka Konsep ........................................................................................ 36
BAB III ................................................................................................................. 37
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 37
A. Subjek Penelitian .......................................................................................... 37
B. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 38
C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 42
D. Definisi Operasional ..................................................................................... 43
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 44
F. Instrumen dan Bahan Penelitian................................................................. 45
G. Pengolahan Data......................................................................................... 45
H. Analisis Data .............................................................................................. 46
I. Waktu dan Tempat ..................................................................................... 46
J. Etika Penelitian .......................................................................................... 46
BAB IV ................................................................................................................. 48
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 48
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................................... 48
B. Hasil ........................................................................................................... 49
C. Pembahasan ................................................................................................ 53
1. Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Usia .......................... 53
2. Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur Kehamilan ...... 57
3. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Paritas...................... 60
4. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan ................. 63
5. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Kunjungan ANC ..... 65
6. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Kadar Hb ................. 68
D. Keterbatasan ............................................................................................... 71
BAB V................................................................................................................... 72
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 72
A. Simpulan .................................................................................................... 72
B. Saran ........................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Kerangka Teori .................................................................................. 35


Gambar 2 2 Kerangka Konsep .............................................................................. 36

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................ 14


Tabel 3 1 Definisi Operasional ............................................................................. 43
Tabel 4 1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil………………………………….…. 49
Tabel 4 2 Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan ................................................. 50
Tabel 4 3 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil ................................................. 50
Tabel 4 4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil ............................................ 52
Tabel 4 5 Distribusi Frekuensi Kunjungan ANC Ibu Hamil Yang Mengalami
Anemia .................................................................................................................. 52
Tabel 4 6 Distribusi Frekuensi Kategori Hb Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia
............................................................................................................................... 53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Surat Izin Prodi Kebidanan
Lampiran 3 Surat Izin Dinas Kesehatan Kota Semarang
Lampiran 4 Lembar Etik
Lampiran 5 Surat Kesediaan Membimbing
Lampiran 6 Lembar Konsul
Lampiran 7 Rekapan Form Data Penelitian
Lampiran 8 Uji Analisis SPSS
Lampiran 9 Dokumentasi

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Meiwita Budhiharsana di International Conference on

Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), tahun 2019

Angka Kematian Ibu Indonesia masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran

hidup. Menurut E. Kristi Poerwandari dan Yenina Akmal AKI disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu status kesehatan ibu dan kesiapan kehamilan,

Antenatal Care (ANC), pertolongan persalinan dan perawatan ibu nifas serta

sosial budaya (PBKI, 2020).

Tingginya Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi

(AKB) di Jawa Tengah pada tahun 2018 sebanyak 78,6/100.000 KH AKI dan

8,36/1000 KH AKB masih menjadi permasalahan. Tingginya AKI yang

masih menetap di Jawa Tengah diakibatkan karena masih banyaknya jumlah

ibu hamil dengan resiko tinggi dan pengambilan keputusan rujukan yang

masih kurang tepat dan cepat. Penyebab kematian ibu disebabkan karena

tekanan darah tinggi yang cenderung meningkat dalam 3 tahun terakhir yaitu

sebanyak 35 % meninggal karena hipertensi, perdarahan 17 % , infeksi 8 %

dan penyebab lainnya sebanyak 40 % (Dinkes Provinsi Jateng, 2019).

Angka kematian ibu di Kota Semarang pada tahun 2018 sebanyak

88,28/100.000 KH dan AKB sebanyak 8,75/1000 KH. Pada tahun 2019

2
3

jumlah kematian ibu maternal mencapai 32 walaupun cakupan

pelayanan kesehatan pada ibu hamil yang terealisasikan pada tahun 2019

sebanyak 100% (Dinkes Kota Semarang, 2019).

Sampai saat ini anemia merupakan penyebab tidak langsung kematian

ibu setelah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus

yang merupakan penyebab langsung dari kematian ibu. Anemia pada ibu

hamil terjadi ketika kadar Hb ibu <11 gr/dl (Sulistyoningsih, 2011). Anemia

yang sering terjadi pada kehamilan adalah anemia yang diakibatkan oleh

defisiensi besi (Fe) atau disebut juga dengan anemia gizi besi (AGB).

Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada kehamilan

terjadi karena kurangnya zat besi. Masalah yang sering dijumpai wanita hamil

diseluruh dunia khususnya di Negara berkembang yaitu masalah kurangnya

zat besi pada ibu hamil. Prevalensi ibu hamil di Amerika sebanyak 31 %

sedangkan di Asia bagian selatan sebanyak 64%. total penduduk yang

mengalami anemia di Negara berkembang yaitu asia selatan dan tenggara

hingga sebanyak 58% (WHO, 2015).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anemia pada ibu hamil yaitu

frekuensi ANC, usia, paritas, status gizi, tingkat pengetahuan dan kepatuhan

mengkonsumsi Fe (Sukaisi, 2017). Anemia yang tidak ditangani dengan

segera akan sangat beresiko antara lain keguguran, bayi lahir premature,

inersia uteri, partus lama, atonia uteri, perdarahan dan syok. Kemudian

pengaruh anemia pada janin sendiri yaitu dapat mengakibatkan abortus,


4

IUFD, kematian bayi, bayi lahir premature dan kelainan kongenital serta

perkembangan mental anak (Astriana, 2017).

Berdasarkan studi pendahuluan ibu hamil anemia di Puskesmas

Karanganyar diperoleh informasi bahwa beberapa ibu hamil yang datang

mengalami keluhan lemas, pusing, kurang nafsu makan, rasa sakit yang

berkepanjangan, perdarahan tetapi ada pula yang tidak merasakan hal tersebut

dan tidak memiliki keluhan.

Berdasarkan data anemia ibu hamil yang diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2019 dari 26.750 hasil pemeriksaan Hb

ibu hamil yang mengalami anemia sejumlah 4.026 (15.05%). Terjadinya

peningkatan jumlah anemia pada ibu hamil di 3 tahun terakhir yaitu tahun

2017-2019 di 35 Puskesmas Kota Semarang.

Pada tahun 2017 terdapat 3 puskesmas yang memiliki angka anemia

tertinggi yaitu Puskesmas Pudakpayung 16,91%, Puskesmas Karangmalang

15,34% dan Puskesmas Rowosari 12,80%. Pada tahun 2018 terdapat 3

puskesmas yang memiliki angka anemia ibu hamil tertinggi yaitu Puskesmas

Gayamsari 39,49%, Puskesmas Karangdoro 35,75% dan Puskesmas

Lebdosari 30,97%. Sementara itu pada tahun 2019 terdapat 3 Puskesmas Kota

Semarang yang memiliki angka anemia tertinggi yaitu Puskesmas Karang

Anyar 35.83%, Puskesmas Krobokan 30,75% dan Puskesmas Tlogosari

Wetan 30,38% (Dinkes Kota Semarang, 2019).

Data anemia ibu hamil di Puskesmas Karanganyar tahun 2018

sebanyak 43 kasus (16,80%) dari 256 ibu hamil mengalami anemia. Pada
5

tahun 2019 mengalami peningkatan dengan jumlah ibu hamil anemia

sebanyak 86 kasus (35,83%) dari 240 ibu hamil. Pada tahun 2020 mengalami

penurunan dengan jumlah ibu hamil anemia sebanyak 62 kasus (29,52%) dari

210 ibu hamil yang mengalami anemia.

Hal ini menunjukkan angka anemia ibu hamil di Puskesmas

Karanganyar tahun 2018 sampai dengan 2020 belum dapat memenuhi target

anemia pada ibu hamil di Kota Semarang yaitu < 20% (Dinkes Kota

Semarang, 2015). Berdasarkan data anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Karanganyar Kota Semarang bahwa penanganan pada kasus anemia ibu hamil

telah tertangani dengan baik. Hal tersebut didukung berdasarkan pada data

yang didapatkan baik dari hasil data subjektif maupun laboratorium.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Karanganyar pada

tahun 2021 dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei terdapat 133 ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya dan jumlah ibu hamil yang

menderita anemia sebanyak 34 orang (25,56%). Tingginya angka anemia

pada kehamilan yang terjadi di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang

dipengaruhi oleh kurangnya kepatuhan dan tata cara minum tablet fe yang

benar. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kurang hal ini dikarenakan

kebanyakan dari ibu hamil merupakan buruh pabrik di wilayah Karanganyar.

Upaya pemerintah dalam penanganan anemia pada kehamilan telah

diwujudkan pada pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu dengan program ANC

terintegrasi, kelas ibu hamil dan pemberian tablet Fe. Pelayanan tersebut

dilakukan sesuai dengan umur kehamilannya yaitu pada trimester pertama,


6

kedua dan ketiga dan harus memenuhi frekuensi minimal dua kali di

Trimester 1, satu kali di Trimester 2, dan tiga kali di Trimester 3. Penilaian

penerapan pelayanan kesehatan ibu hamil tersebut dapat dilihat dari capaian

cakupan K1 dan K4 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Upaya pencegahan anemia kehamilan juga dilakukan dengan

memberikan promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan

pengetahuan ibu hamil dengan teknik konseling sehingga dapat memenuhi

kebutuhan ibu hamil. Hal ini juga dilakukan dengan memperbaiki asupan zat

besi melalui makanan hewani dalam jumlah yang cukup dan konsumsi

makanan yang membantu penyerapan zat besi (Triharini, 2019).

Pemberian tablet Fe pertama, kedua dan ketiga kali yaitu 30 tablet

sehingga minimal total pemberiannya sebanyak 90 tablet dan diminum satu

tablet perhari. Di minum secara tepat yaitu pada malam hari setelah makan

sebelum tidur untuk mengurangi efek mual dan diminum bersamaan dengan

vitamin C seperti air jeruk untuk membantu penyerapan zat besi (Dinas

Kesehatan Semarang, 2014). Hal ini sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah Nomor 17 tahun 2016 yang

dilaksanakan di 37 Puskesmas Kota Semarang untuk menurunkan angka

kematian ibu yaitu dengan mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan di Kota

Semarang untuk mengimplementasikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).

Pada masa pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 telah

mempengaruhi pelayanan KIA sehingga angka morbiditas dan mortalitas


7

terus terjadi. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko terkena

virus covid-19 walaupun informasi mengenai covid-19 pada kehamilan masih

sangat terbatas namun perubahan yang signifikan dapat berpengaruh secara

tidak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia selama masa pandemi

covid 19.

Resiko angka kematian dan kesakitan lebih tinggi terjadi pada ibu

hamil dibandingkan dengan perempuan yang sedang tidak hamil. Maka dari

itu Direktorat Kesehatan Keluarga Mentri Kesehatan membuat pedoman bagi

ibu hamil, nifas dan bayi baru lahir. Isi dari pedoman tersebut yaitu ibu hamil

melakukan ANC secara mandiri dengan menggunakan buku KIA, mengawasi

dan menghitung gerakan janin secara mandiri, ketika memiliki keluhan maka

segera menghubungi bidan atau tenaga kesehatan melalui media komunikasi

(Kemenkes RI, 2020).

Selama masa pandemi covid 19 Kota Semarang penyelenggaraan

pelayanan pemantauan kesehatan bayi, anak, remaja dan ibu hamil dengan

tatap muka sempat ditiadakan dan dibatasi dengan tidak melakukan ANC di

fasilitas kesehatan kecuali pada ibu hamil dengan kunjungan pertama atau

terdapat komplikasi kehamilan/kegawatdaruratan, namun sebagai gantinya

pelayanan kesehatan dilakukan secara virtual melalui WA Grup, zoom dll.

Ada sebagian petugas yang datang dari rumah ke rumah agar terhindar dari

kerumunan. Dalam pelaksanaan kunjungan rumah tetap memperhatikan

protokol kesehatan sebagai tindakan pencegahan Covid-19 seperti


8

pemeriksaan suhu tubuh, penggunaan hand sanitizer, serta memakai APD

(Hendrar, 2020).

Pelayanan Gasurkes (Petugas Surveilans Kesehatan) khususnya pada

Kesehatan ibu dan anak juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang

sebagai upaya untuk menurunkan angka mortalitas ibu dan anak. Tugas

Gasurkes KIA pada ibu hamil adalah dengan melakukan pendampingan ibu

hamil resiko tinggi, membuat laporan keadaan ibu hamil baik tidak dengan

resiko tinggi maupun dengan resiko tinggi dan membuat laporan kematian ibu

(Administrasi & Masyarakat, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan sebelum pandemi Covid 19 muncul

Puskesmas Karanganyar Kota Semarang telah rutin melakukan Pelayanan

Gasurkes setiap bulannya. Tetapi pada saat awal pandemi covid 19 pelayanan

Gasurkes sempat ditiadakan dan tidak diperbolehkan untuk melakukan

kunjungan untuk membatasi interaksi petugas kesehatan dengan ibu hamil

agar tidak terpapar penyakit dan seiring berjalannya waktu dan berubahnya

kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi covid 19 maka petugas

kesehatan telah diperbolehkan untuk melakukan kunjungan kembali dengan

tetap memperhatikan protokol kesehatan dan memakai APD tingkat II.

Pelayanan di Puskesmas Karanganyar selama masa pandemi covid 19

tetap dilakukan dengan tetap mematuhi dan memperhatikan peraturan dari

pemerintah. Pelayanan ANC pada trimester satu dan dua dilakukan minimal

satu kali dan trimester tiga dilakukan sebulan sekali kecuali ibu dengan

kehamilan patologis diperbolehkan untuk periksa ke puskesmas setiap


9

bulannya karena membutuhkan pemantauan khusus. Ketika ibu memiliki

keluhan atau tablet Fe habis, ibu diperbolehkan ke puskesmas tetapi tablet fe

yang diberikan langsung dari KIA tidak lagi di bagian farmasi, hal ini

dilakukan untuk menghindari kerumunan dengan orang yang sakit.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang tentang pelayanan ibu hamil dengan anemia ringan yaitu dengan

memberikan tablet Fe dan pendidikan kesehatan tentang pola makan yang

baik dan benar dengan mengkonsumsi makanan penambah darah seperti

bayam, daging, ikan, telur dan buah-buahan seperti pisang dan jeruk selain itu

ibu hamil juga disarankan untuk mengurangi minuman teh dan kopi. Untuk

ibu hamil dengan anemia sedang dilakukan pemantauan pola makan dan

penambahan konsumsi tablet Fe menjadi 2 kali sehari diminum pagi hari satu

jam sebelum makan dan malam hari setelah makan sebelum tidur untuk

mengurangi efek mual dan diminum bersamaan dengan vitamin C seperti air

jeruk.

Ibu hamil anemia berat diberikan pendidikan kesehatan, pola makan

yang baik dan benar, penambahan dosis tablet fe menjadi 3 kali sehari

diminum pada pagi hari sebelum makan, siang dan malam sebelum tidur

dengan air putih atau air jeruk dan melakukan pengecekan Hb di laboratorium

pada minggu selanjutnya serta rujukan ke rumah sakit dengan menggunakan

BPJS faskes Karanganyar tetapi jika faskesnya bukan di daerah Karanganyar

maka merujuk pasien ke fasilitas kesehatan terlebih dahulu kemudian dari

faskes tersebut membuat surat rujukan ke rumah sakit.


10

Masalah anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah penting yang

erat kaitannya dengan masalah kematian maternal. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengidentifikasi berbagai gambaran anemia pada ibu hamil

mengenai gambaran tentang kejadian anemia pada ibu hamil pada masa

pandemic covid 19 di Puskesmas Karanganyar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuntari & Wahtini,

2020) yaitu tentang Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kalasan, yang menyatakan bahwa anemia pada ibu hamil tertinggi

terdapat pada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat anemia sebelum

kehamilan 54 (93%) kemudian ibu yang dengan pendidikan tinggi 51 (88%),

responden rentang usia tidak berisiko 49 (84,5%) dan responden dengan

paritas multigravida 35 (60%). Responden yang memiliki riwayat anemia

sebelum kehamilan memiliki hubungan dengan hasil pengeluaran pada saat

hamil seperti BBLR, angka kesakitan dan kematian. Anemia banyak

ditemukan pada ibu Trimester III hal ini terjadi karena meningkatnya volume

plasma yang lebih tinggi dibandingkan dengan eritrosit selain itu

meningkatnya kebutuhan oksigen pada janin.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Imai, 2020) didapatkan hasil

bahwa 68.2% ibu hamil multipara lebih banyak mengalami anemia daripada

ibu hamil nullipara. Penurunan konsentrasi hemoglobin dari trimester pertama

ke trimester kedua lebih besar terjadi ketika serum ferritinin rendah pada

trimester pertama pada wanita multipara. Anemia pada ibu hamil trimester III
11

dapat diketahui dan ditangani dengan mengestimasi level serum feritinin pada

trimester pertama.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (N. N. Anggraini & Anjani,

2021) tentang Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19 yang

menyatakan bahwa ibu hamil dengan defisiensi zat besi dapat menyebabkan

anemia yang akan menurunkan sistem imun tubuh sehingga rentan terinfeksi

virus termasuk infeksi covid-19. Keadaan pandemi Covid 19 menyebabkan

rendahnya konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan

lemak serta pendapatan keluarga yang menurun sehingga mempengaruhi daya

beli masyarakat. Selain itu kurangnya informasi pengetahuan ibu hamil oleh

tenaga kesehatan selama covid 19 merupakan faktor terjadinya anemia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana „‟Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa

Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang ?‟‟

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada ibu hamil di

Puskesmas Karanganyar Kota Semarang selama masa pandemi covid

19.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran usia pada ibu hamil yang mengalami anemia

di Puskesmas Karanganyar selama masa pandemi covid 19.


12

b. Mengetahui gambaran paritas pada ibu hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Karanganyar selama masa pandemi covid

19.

c. Mengetahui gambaran jumlah kunjungan ANC ibu hamil yang

mengalami anemia di Puskesmas Karanganyar selama masa

pandemi covid 19.

d. Mengetahui gambaran umur kehamilan hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Karanganyar selama masa pandemi covid 19

e. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Karanganyar selama masa pandemi covid

19.

f. Mengetahui gambaran kategori kadar Hb ibu hamil yang

mengalami anemia di Puskesmas Karanganyar selama masa

pandemi covid 19.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu gambaran kejadian anemia pada ibu

hamil di masa pandemi covid-19 di Puskesmas Karanganyar. Tindakan

preventif dan kuratif pada anemia ibu hamil dalam pelayanan ANC merupakan

lingkup kebidanan. Oleh karena itu, hal ini termasuk dalam ruang lingkup

penelitian kebidanan.
13

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai gambaran kejadian

anemia pada ibu hamil di masa pandemi covid-19 dan dapat dijadikan

sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Fasilitas Kesehatan

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan strategi mutu pelayanan pelayanan kesehatan dan sebagai

bahan untuk menyusun strategi dalam pencegahan anemia ibu hamil

selama masa pandemi covid 19

b. Bagi Profesi Bidan

Meningkatkan upaya promotif dan preventif penanganan anemia pada

masa pandemi covid 19.


14

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian


Wahyuntari, E., & Wahtini, S. (2020) Gambaran Anemia Metode penelitian deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden ibu
Pada Ibu Hamil Di dengan pendekatan kuantitatif hamil anemia tidak mengalami anemia sebelumnya.
Wilayah Kerja Subyek penelitian 58 ibu hamil
Puskesmas Kalasan dengan kriteria inklusi ibu hamil
anemia, tidak ada penyakit
penyerta

(Putu, Ngurah A.A, & Wiradewi Gambaran karakteristik Metode deskriptif-retrospektif Hasil penelitian menunjukan ibu hamil dengan anemia
A.A, 2020) anemia defisiensi besi Subyek penelitian 25 ibu hamil defisiensi besi paling banyak ditemukan pada trimester III,
pada ibu hamil di rsup dengan ADB di RSUP Sanglah umur 20-35 tahun, pendidikan akhir SMA dan dominan
sanglah tahun 2017 tahun 2017 terjadi pada kehamilan multigravida.
Rahmaniah, & Puspita Syari, L. Hubungan Umur Ibu Desain cross sectional dengan Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
(2019) Dan Paritas Dengan teknik accidental signifikan antara umur ibu dan paritas dengan kejadian
Kejadian Anemia Pada sampling anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Ibu Hamil Di Wilayah Subyek penelitian 40 orang ibu Totoli.
Kerja Puskesmas hamil di wilayah kerja
Totoli Tahun 2017 Puskesmas Totoli
15

(Mamuroh & Nurhakim, 2021) Anemia Kehamilan Metode penelitian studi Terdapat hubungan antara umur, pendidikan, pendapatan,
Dan Faktor Yang korelasional dengan pendekatan paritas, jarak kehamilan, tingkat pengetahuan dan
Mempengaruhi : Studi cross sectional kepatuhan mengkonsumsi Fe dengan kejadian anemia pada
Korelasi ibu hamil dan tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Heydarpour, F., Soltani, M., Najafi, Maternal Anemia in Metode studi kohort retrospektif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian neonatal
F., Tabatabaee, H. R., Etemad, K., Various Trimesters and Subyek penelitian Ibu hamil secara signifikan lebih tinggi dan kemungkinan kelahiran
Hajipour, M., … Rezaeian, S. Related Pregnancy Trimester pertama dan ketiga sesar secara signifikan lebih rendah pada wanita yang
(2019). Outcomes: Results mengalami anemia selama trimester pertama. Sementara itu
from a Large Cohort peluang kelahiran bayi prematur dan abortus secara
Study in Iran signifikan lebih tinggi pada wanita yang mengalami anemia
selama minggu ketiga sedangkan kemungkinan terjadinya
BBLR (<2500 kg) lebih rendah pada wanita anemia pada
trimester ketiga.
Rahmi, N., & Husna, A. (2020) Analisis Faktor Metode purposive sampling Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh faktor
Anemia Pada Ibu dengan rancangan case control paritas dengan anemia pada kehamilan dan tidak ada
Hamil Di Wilayah Subjek penelitian 30 ibu hamil pengaruh antara usia kehamilan dan pendidikan dengan
Kerja Puskesmas anemia di Puskesmas kejadian anemia dalam kehamilan.
Baitussalam Kabupaten Baitussalam Kabupaten Aceh
Aceh Besar Besar
16

(Imai, 2020) Parity-Based Metode kohort studi retrospektif Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68.2% ibu hamil
Assessment Of Anemia Subyek penelitian wanita yang multipara lebih banyak mengalami anemia daripada ibu
And Iron Deficiency In melahirkan di klinik dari bulan hamil nullipara. Penurunan konsentrasi hemoglobin dari
Pregnant Women Januari 2016 to Desember 2018. trimester pertama ke trimester kedua lebih besar terjadi
ketika serum ferritinin rendah pada trimester pertama pada
wanita multipara.
(N. N. Anggraini & Anjani, 2021) Kebutuhan Gizi Ibu Metode studi literature review Seorang ibu hamil dalam masa pandemi ini membutuhkan
Hamil pada Masa nutrisi tambahan karna di masa pandemi ini ibu harus lebih
Pandemi Covid-19 menjaga imunitas tubuh maupun janin yang ada dalam
kandungannya, bila biasanya seorang ibu hamil
memerlukan 80.000 kalori selama kehamilan, maka
kebutuhan pada masa pandemi harus lebih ditingkatkan dan
diperhatikan.

Penelitian yang berjudul „‟Gambaran kejadian anemia pada ibu hamil Selama Masa Pandemi Covid 19 di Puskesmas

Karanganyar Kota Semarang‟‟ menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan kohort retrospektif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas anemia pada ibu hamil terdapat pada ibu dengan umur 20-25 tahun, umur kehamilan Trimester 2, ibu

multipara. Ibu yang bekerja, ibu dengan kunjungan ANC ≥6X dan mayoritas ibu mengalami anemia ringan. Persamaan pada

penelitian sebelumnya adalah subyek penelitian yaitu ibu hamil anemia dan perbedaan penelitian ini yaitu obyek, tempat dan waktu

penelitian yang dilakukan di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang selama masa pandemi.
17

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia dalam Kehamilan

1. Pengertian

Menurut WHO anemia pada kehamilan adalah kurangnya kadar

konsentrasi sebanyak < 11,0 g/dl. Pada ibu hamil anemia dapat

meningkatkan resiko kematian dan berakibat buruk pada perkembangan

kecerdasan dan fisik bayi serta produktivitas kerja. Pada anemia berat

seringkali ibu merasakan kelelahan, lemah, sesak napas, pusing, sering

mengantuk dan perubahan warna pucat pada kulit ibu (WHO, 2011).

Anemia diakibatkan karena menurunnya kadar hemoglobin pada

saat hamil yang sebelumnya tidak memiliki riwayat kekurangan zat besi

yang disebabkan oleh melebarnya volume sel darah dibandingkan dengan

massa dan kadar hemoglobin yang meningkat pada kehamilan normal.

Pada awal kehamilan menuju pertengahan kehamilan kadar hemoglobin

yang normal yaitu ≥11 g/dl sedangkan pada kehamilan anemia kadar

hemoglobinnya lebih rendah dari 11 g/dl pada pertengahan kehamilan

(Leveno, 2015).

Anemia selama kehamilan merupakan masalah kesehatan dan

ekonomi masyarakat yang utama di seluruh dunia, berkontribusi terhadap

mortalitas dan morbiditas ibu dan janin serta menyebabkan kerugian pada

kehamilan berikutnya (Carlo, Renzo, & Giardina, 2015). Kekurangan zat

besi pada kehamilan dapat mengganggu pembentukan myelin pada bayi,


18

sehingga anemia dapat mengakibatkan kecacatan jangka panjang dalam

perkembangan mental dan kinerja yang selanjutnya dapat mengganggu

kapasitas belajar anak (Carlo et al., 2015). Kadar hemoglobin <12 g/dl

untuk wanita tidak hamil dan <11 g/dl untuk wanita hamil. Anemia

merupakan faktor resiko kehamilan yang menyebabkan terjadinya anemia

pada kelahiran selain dari BBLR, missed abortion, premature, IUFD

karena kurangnya kandungan zat besi.

Anemia ibu dianggap sebagai faktor risiko kehamilan dan dapat

menjadi penyebab anemia pada newborns (NB), selain terkait dengan

tingginya angka keguguran, hambatan pertumbuhan intrauterin berat lahir

rendah (BBLR), prematuritas, kematian janin dan anemia pada tahun

pertama kehidupan karena simpanan zat besi. Defisiensi zat besi

merupakan penyebab utama dari anemia gizi yang diketahui. bayi

prematur atau berat lahir rendah memiliki jumlah zat besi yang terkumpul

lebih rendah dibandingkan dengan bayi baru lahir cukup bulan (Sá,

Pereira, & Souza, 2015).

2. Etiologi

Penyebab anemia menurut Wiknjosastro dalam Jurnal penelitian

Lina Dwi Puji Rahayu, Evi Sri Suryani (2018) terjadi karena kurangnya

nutrisi, kurangnya zat besi dalam asupan makanan, malabsorbsi,

perdarahan pada persalinan sebelumnya, menstruasi dan penyakit berat

seperti TBC, cacingan dan malaria. Untuk meningkatkan dan membentuk

jumlah hemoglobin pada janin dan plasenta pada masa kehamilan maka
19

ibu membutuhkan tambahan zat besi. Jumlah paritas ibu mempengaruhi

kejadian anemia (Rahayu & Suryani, 2013).

Penyebab anemia diakibatkan karena perdarahan hebat contohnya

ulkus lambung, pembengkakan, terjangkit penyakit parasite ganas,

pemenuhan zat besi yang tidak terpenuhi dan reabsorbsi yang tidak lemah

serta tidak seimbangnya pemenuhan kebutuhan zat besi untuk

pembentukan hemoglobin saat bayi, pada saat pubertas, selama kehamilan

dan menyusu (Mariana, Wulandari, & Padila, 2018).

Terhambatnya penyerapan zat besi oleh kandungan teh dan kopi

sehingga terjadinya anemia pada ibu hamil maka dari itu ibu disarankan

untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti hewani

dan nabati atau sayuran hijau selain itu kurangnya kesadaran ibu untuk

melakukan ANC rutin selama kehamilan (Amanupunnyo, Shaluhiyah, &

Margawati, 2018).

3. Patofisiologi

Anemia pada kehamilan merupakan defisiensi zat besi pada tubuh

manusia sebanyak 95 %. Ibu hamil berisiko mengalami anemia karena

pada saat hamil ibu membutuhkan oksigen lebih tinggi sehingga

mengalami peningkatan eritropoietin. Hal ini menyebabkan volume

plasma dan sel darah merah meningkat. Namun peningkatan volume

plasma darah lebih tinggi daripada eritrosit hal ini menyebabkan

hemodilusi yaitu penurunan konsentrasi hemoglobin. Ibu hamil

membutuhkan zat besi 2-3 kali lebih banyak saat hamil. Zat besi ini
20

digunakan untuk memproduksi lebih banyak sel darah merah dan

menghasilkan enzim spesifik untuk jaringan, janin dan plasenta (Putri &

Hastina, 2020).

Kehamilan pada empat minggu pertama merupakan

meningkatannya kebutuhan zat besi paling tinggi. Kebutuhan zat besi

tercukupi karena ibu tidak mengalami menstruasi dan terjadinya

peningkatan penyerapan zat besi daru duet oleh mukosa usus yang hanya

bergantung pada cadangan zat besi ibu. Kandungan zat besi pada makanan

hanya diserap kurang dari 10 % dan diet biasa tidak dapat mencukupi

kebutuhan zat besi ibu hamil. Kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi

pada masa kehamilan dapat menimbulkan resiko anemia defisiensi besi

yang berdampak pada kesehatan ibu dan janinnya yang dapat

menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan (Putri &

Hastina, 2020).

4. Diagnosis Anemia dalam Kehamilan

Pemeriksaan dan pemantauan hemoglobin dapat dilakukan dengan

pemeriksaan laboratorium dan menggunakan Hb sahli. Berdasarkan

klasifikasi dari (WHO, 2011) kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat dibagi

menjadi 4 kategori yaitu

a. Hb ≥ 11 g/dL : tidak anemia

b. Hb 10-10,9g/dL : anemia ringan

c. Hb 7-9,9g/dL : anemia sedang

d. Hb <7g/dL : anemia berat


21

5. Macam Anemia dalam Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2014) faktor penyebab anemia pada

kehamilan yaitu;

a. Anemia defisiensi besi

Pengeluaran darah berlebih yang diikuti dengan hilangnya

hemoglobin dan habisnya simpanan zat besi pada kehamilan. Hal ini

berkaitan dengan kurangnya status gizi ibu (Roosleyn Tiurma

Parulian, 2016).

b. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik disebabkan karena kurangnya vitamin B12

pada masa kehamilan yang ditandai dengan penyerapan vitamin B12

yang gagal (Roosleyn Tiurma Parulian, 2016).

c. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan lebih cepatnya proses penghancuran /

pemecahan eritrosit dibandingkan pembuatannya. Hal ini disebabkan

oleh faktor intra kopuskuler yaitu talasemia, anemia sel sickle,

hemoglobinuria dan faktor ekstrakorpuskuler yaitu malaria, infeksi,

obat-obatan, leukemia dan keracunan zat logam (Roosleyn Tiurma

Parulian, 2016).

d. Anemia Aplastic

Anemia yang disebabkan oleh kelainan kongenital tetapi jarang

terjadi, idiopatik yang kemungkinan disebabkan oleh autoimun LES,

kemotrapi, radioterapi, toksin seperti berzen, foluen insektisid. Obat-


22

obatan seperti kloramfenikol, sulfenomid analgesic, anti epileptic,

pasca haptisis.

e. Anemia lain

Anemia lain seperti anemia hemolitik herediter karena malaria, cacing

tambang, penyakit ginjang menahun, penyakit hati, tuberculosis,

sifilis, tumor ganas (Soebroto, 2015).

6. Faktor Resiko Anemia

Faktor-faktor utama yang mengakibatkan anemia pada ibu hamil

yaitu malaria, konsumsi makanan laut seperti ikan atau siput dan usia

kehamilan ibu (Peter & Anto, 2017). Faktor yang menyebabkan terjadinya

anemia pada suatu populasi terjadi karena adanya hubungan yang luas dari

faktor-faktor sosial, politik, ekologi, dan biologi (Tangga, Di,

Tasikmalaya, & Ciamis, 2016). Terdapat faktor hubungan antara status

gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil (Lestari Purwaningtyas,

Melorys Nita Prameswari, 2017).

Ibu dengan usia yang tidak memiliki reproduksi yang sehat pada

umur dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun memiliki faktor resiko anemia

lebih tinggi serta jumlah paritas yang banyak akan mempengaruhi kondisi

uterus ibu hamil karena pada kehamilan dan persalinan sebelumnya

serabut otot ibu mengalami perubahan menjadi jaringan ikat yang

berakibat pada kemampuan rahim ibu (Amallia, Afriyani, & Utami, 2010).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu

hamil yaitu jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun
23

akan mempengaruhi reproduksi ibu yang belum sepenuhnya pulih selain

itu kemampuan tubuh ibu yang belum dapat mengembalikan cadangan gizi

seperti semula. Konsumsi tablet Fe juga berperan penting dalam

pemenuhan gizi ibu karena kebutuhan zat besi pada saat hamil lebih besar

dibandingkan sebelum hamil. Maka dari itu kurangnya konsumsi tablet

tambah besi juga merupakan faktor resiko terjadinya anemia pada ibu

hamil (Dewi Anggraini, 2018).

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Kehamilan

a. Usia ibu hamil

Masalah kesehatan yang kemungkinan dapat terjadi dan berakibat

terhadap kehamilan di atas 35 tahun adalah munculnya masalah

kesehatan yang kronis. Ibu hamil >35 tahun dua kali lebih rentan

menderita tekanan darah tinggi dan diabetes pada saat pertama kali

kehamilan dibandingkan wanita berusia 20 tahun (Manuaba, 2013).

Anemia dengan usia ibu hamil memiliki keterkaitan yang tinggi.

Semakin muda dan semakin tua usia ibu hamil akan mempengaruhi

pemenuhan gizinya. Resiko anemia rentan terjadi apabila kebutuhan

gizi kurang selama kehamilan terutama pada ibu yang berusia kurang

dari 20 dan lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2013).

Menurut Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, usia ibu

hamil dan persalinan yaitu pada umur 20-35 tahun kemungkinan besar

tidak memiliki resiko tinggi karena pada saat usia tersebut rahim telah

matang dan siap untuk menerima kehamilan. Secara mental sudah siap
24

dan mampu merawat janin dan dirinya. Sedangkan pada umur yang <

20 tahun dan >35 tahun memiliki resiko tinggi pada masa kehamilan

dan persalinan. Selain itu akan terjadi perebutan asupan makanan

antara janin dan ibu yang masih dalam pertumbuhan ditambah lagi

dengan pertumbuhan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2013).

Hal ini karena seiring bertambahnya usia, suplai nutrisi

meningkat dan sistem dalam tubuh menurun. Ibu hamil di atas usia 35

tahun berisiko lebih tinggi terkena anemia karena penurunan zat besi

dalam tubuh saat pembuahan (Ningrum & Syaifudin, 2015).

Namun berdasarkan teori bahwa usia 20-35 tahun, secara biologis

belum memiliki psikologi yang optimal, emosi cenderung labil, pikiran

yang belum matang cenderung mudah goyah, berujung pada

kekurangan energi. Kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta

penyakit yang tidak jarang terjadi di usia lanjut. Banyak faktor yang

saling mempengaruhi bahkan tidak menutup kemungkinan usia dewasa

untuk hamil yaitu usia 20- 35 tahun prevalensi anemia akan jauh lebih

tinggi (Amini, Pamungkas, & Harahap, 2018).

b. Umur kehamilan

Umur kehamilan dinyatakan dalam minggu dan dikategorikan

menjadi

1) Trimester I : 0-12 minggu

2) Trimester II : 13-28 minggu


25

3) Trimester III : 29-40 minggu

Anemia pada kehamilan dua kali lebih tinggi terjadi pada

trimester pertama dibandingkan dengan trimester kedua dan tiga kali

lebih tinggi terjadi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester

kedua. Hal ini terjadi karena hilangnya nafsu makan, morning sickness,

dan hemodilusi pada umur kehamilan 8 minggu trimester pertama. Pada

trimester ketiga anemia defisiensi besi dapat terjadi karena kebutuhan

nutrisi tinggi untuk pertumbuhan janin dan berbagi zat besi dalam darah

ke janin, hal itu dapat mengurangi cadangan zat besi ibu (Proverawati &

Kusuma Wati, 2017).

Semakin tua kehamilan akan semakin berisiko mengalami

anemia. Banyak wanita yang mengalami anemia pada trimester II dan

III, hal ini mengakibatkan pemenuhan kebutuhan zat besi yang tinggi

dan meningkatnya cairan plasma darah sehingga menyebabkan

hemodilusi tanpa dibarengi dengan masuknya zat besi yang banyak dan

cukup maka hal ini dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan

(Proverawati & Kusuma Wati, 2017).

c. Paritas

Ibu dengan multipara atau grandemultipara berisiko 2 sampai 3

kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan dengan ibu primipara.

Ibu yang memiliki paritas tinggi rentan mengalami perdarahan dan

penurunan gizi. Pada umunya kehamilan mengalami perubahan hormon


26

yang menyebabkan penurunan kadar Hb tetapi tidak secara signifikan

(misalnya 11,0 g / dl) (Abriha, Yesuf, & Wassie, 2014).

Pada kehamilan resiko perdarahan sebelum, selama dan sesudah

lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan pada saat tidak hamil.

Begitu juga dengan ibu yang memiliki jumlah paritas yang tinggi ,

jumlah anak yang lebih banyak memiliki tingkat berbagi makanan yang

tersedia dapat mengganggu asupan makanan ibu hamil.

Berdasarkan jumlah persalinan yang telah dialami oleh ibu, maka

persalinan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Primipara : seorang wanita yang peratama kali melahirkan.

2) Multipara : seorang wanita yang pernah melahirkan bayi variabel

untuk beberapa kali.

3) Grande Multipara : seorang wanita yang melahirkan bayi variabel

lebih dari 5 kali (Prawirohardjo, 2012).

d. Pekerjaan

Status pekerjaan erat kaitannya dengan sosial ekonomi, ibu hamil

yang hanya bergantung pada pendapatan suaminya dan tidak bekerja

biasanya mengalami anemia. Anemia pada kehamilan di Afrika

menunjukkan bahwa kunjungan ANC pada ibu hamil yang tidak

bekerja masih sangat kurang dan jarang mengkonsumsi makanan yang

sehat (Rismawati & Rohmatin, 2018).

Pekerjaan merupakan salah satu faktor kemungkinan terjadinya

anemia karena adanya peningkatan beban kerja. Wanita hamil boleh


27

bekerja, tetapi jangan terlampau berat. Beban kerja yang berlebihan

menyebabkan ibu hamil kurang beristirahat, yang berakibat produksi sel

darah merah tidak terbentuk secara maksimal dan dapat mengakibatkan

ibu kurang darah atau disebut sebagai anemia. Bagi wanita pekerja, ia

boleh tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan sampai

dipaksakan, sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup selama

kurang lebih 8 jam sehari (Walyani, 2016).

e. Status Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Anemia terjadi pada ibu yang memiliki status KEK dengan

ukuran LLA< 23,5 cm dibandingkan dengan ibu hamil normal yang

bergizi baik. Hal ini berhubungan dengan efek samping yang

disebabkan karena kurangnya energi protein dan nutrisi dari makanan

karbohidrat, vitamin dan mineral lainnya menyebabkan gangguan

sistem peredaran darah dan penyimpanan zat besi dan nutrisi

hematopietik seperti asam folat dan vitamin B12.

f. Tingkat Pendidikan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tinggal di

daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan

dengan persalinan yang jaraknya berdekatan dan ibu hamil dengan

pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah memiliki tingkat

anemia pada kehamilan lebih tinggi. Seseorang yang memiliki

pendidikan yang lebih tinggi akan mengambil keputusan yang lebih

rasional, terbuka untuk hal baru dibandingkan dengan yang


28

berpendidikan rendah. Pendidikan tinggi akan memberikan wawasan

yang lebih luas sehingga keputusan yang diambil akan lebih realistis

dan rasional. Hal ini tentunya termasuk dalam hal kesehatan (Putri &

Hastina, 2020).

g. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan ANC merupakan upaya pencegahan ibu hamil agar ibu

sehat selama kehamilannya. Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan

fisik, pemberian tablet Fe dan penyuluhan kesehatan ibu hamil.

Kunjungan ANC yang rutin dapat mendeteksi terjadinya berbagai faktor

resiko kehamilan salah satunya adalah anemia (Basith, Agustina, &

Diani, 2017).

Pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dapat dilihat dari

kunjungan pertama (K1) hingga kunjungan K4 dengan waktu

kunjungan sesuai dengan trimester kehamilan. Pelayanan ANC pada

kehamilan tanpa penyulit/ komplikasi minimal 6 kali dengan rincian 2

kali di Trimester 1, 1 kali di Trimester 2, dan 3 kali di Trimester 3.

Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1

dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kementerian Republik

Indonesia, 2020).

Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan pemberian

pemberian tablet Fe. Upaya preventif dan penanggulangan anemia

karena kekurangan besi telah dilakukan oleh pemerintah dengan

pemberian tablet Fe. Suplementasi tablet Fe sebagai upaya pencegahan


29

anemia ibu hamil diberikan sebanyak 90 butir yang dikonsumsi sehari

satu tablet. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet Fe

akan berisiko menimbulkan anemia saat kehamilan. Kepatuhan dalam

mengonsumsi tablet Fe anemia pada kehamilan juga dipengaruhi oleh

keteraturan kunjungan ANC. Pemberian tablet Fe merupakan salah satu

jenis pelayanan dari serangkaian ANC terpadu (Sumarmi, Puspitasari,

Handajani, & Wirjatmadi, 2016).

8. Gejala Klinis

Ibu hamil dengan anemia sering mengeluh merasa lemas, pucat dan

mudah tidak sadarkan diri meskipun tekanan darahnya dalam batas

normal. Hal ini perlu diperhatikan karena kemungkinan besar ibu

mengalami anemia defisiensi besi. Pada kasus anemia, jantung akan

bekerja lebih cepat untuk mensuplai oksigen ke seluruh organ tubuh,

sehingga ibu sering merasa berdebar-debar dan jantung mudah lelah.

Gejala lain yang mungkin adalah kelemahan, kelelahan, lesu, pusing, dan

kuku pucat. Ibu hamil dengan anemia juga mengalami kehilangan nafsu

makan, jantung berdebar, sesak napas, pusing, dan gagal jantung kongestif

(Sin Sin, 2011).

Manifestasi klinik anemia defisiensi besi memiliki gejala

asimtomaik, lelah, ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-

hari, sulit menelan, pusing, penurunan konsentrasi belajar dan perubahan

perilaku pada anak. Pada pemeriksaan laboratorium hasil yang didapatkan

berupa rendahnya kadar ferritin, zat besi, meningkatnya Total Iron Bidning
30

Capacity (TIBC), presentase saturasi transferrin yang rendah, peningkatan

kadar erythrocyte zinc protoporphytin, (MCV) mean corpuscular volume,

mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) rendah, bone

marrow stainable iron mengalami penurunan, kadar sTf-R mengalami

peningkatan, rasio dari sTf-R ke ferritin berkisar >2,5, trombositosis,

tingginya Red Cell Distribution Width (RDW) (Astutik & Ertiana, 2018).

Menegakkan diagnosis anemia pada kehamilan dapat dilakukan

dengan pengkajian data subjektif dan objektif. Kemudian pada hasil akan

didapatkan keluhan seperti mudah letih, sering sakit kepala, pengelihatan

berkunang, hiperemesis pada trimester awal. Pemeriksaan dan pengawasan

Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan kadar

Hb dilakukan minimal dua kali selama masa kehamilan yaitu pada

trimester pertama dan trimester ketiga (Astutik & Ertiana, 2018).

9. Pemeriksaan Penunjang

Menurut GranthamMcGregorS, pemeriksaan laboratorium seperti

pemeriksaan darah rutin seperti Hb, PCV (Packed Cell Volume), sel darah

putih, trombosit plus pemeriksaan indeks sel darah merah, retikulosit, hitung

saturasi darah, morfologi darah tepi dan status besi (serum Fe , TIBC,

transferin, protoporfirin eritrosit bebas (FEP), feritin). Pada ADB, nilai

mean corpuscular hemoglobin (MCV), hemoglobin (MCH) akan menurun,

(MCHC) akan menurun dalam kondisi parah, Distribusi pelebaran darah

merah (RDW) meningkat. Gambaran morfologi darah tepi adalah

heterokromia hipopigmentasi, mikrositik, dan hipopigmentasi yang sering


31

terjadi pada anemia defisiensi besi (ADB), infeksi kronis, dan talasemia

(Amalia & Tjiptaningrum, 2016).

10. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia pada kehamilan mengakibatkan dampak buruk pada ibu

dan janin yang berkaitan dengan prevalensi morbiditas dan mortalitas. Ibu

dengan anemia tidak jarang mengalami kesulitan dalam bernapas, cepat

lelah, sulit beristirahat, jantung berdebar hingga pingsan. Dalam perinatal

juga dapat mengakibatkan terjadinya infeksi perinatal, preeklampsia dan

perdarahan (M. Abu-Ouf & M. Jan, 2015).

Anemia defisiensi zat besi berhubungan dengan tingginya angka

kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan bayi baru lahir

dengan usia kehamilan kecil (SGA). Defisiensi zat besi pada ibu

mempengaruhi konsentrasi zat besi dalam darah tali pusat. Kekurangan zat

besi pada janin menyebabkan berkurangnya pengenalan pendengaran

memori pada bayi, cerminan dari dampaknya pada perkembangan

hipokampus. Anak-anak yang lahir dari ibu yang kekurangan zat besi

menunjukkan gangguan belajar dan memori yang dapat berlanjut hingga

dewasa (Achebe & Gafter-gvili, 2017).

11. Pencegahan dan Penanganan Anemia Pada Kehamilan

a. Pemeriksaan ANC

Pelayanan antenatal adalah pelayanan antenatal yang komprehensif

dan berkualitas yang tersedia untuk semua ibu hamil. Layanan ini

dapat diberikan oleh dokter, bidan, perawat, dan profesional kesehatan


32

lainnya yang terlatih dan profesional. Tujuan antenatal care adalah

untuk mempersiapkan persalinan dan melahirkan dengan mencegah,

mendeteksi dan menangani masalah kesehatan selama kehamilan yang

mempengaruhi ibu hamil dan bayinya, termasuk komplikasi

kehamilan, kondisi yang dapat membahayakan kehamilan ibu, dan

efek dari kehamilan. gaya hidup yang tidak sehat (Lincetto,

Mothebesoane-anoh, Gomez, & Munjanja, 2013).

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi

Pelayanan ANC pada kehamilan normal minimal 6 kali dengan

rincian 2 kali di Trimester 1, 1 kali di Trimester 2, dan 3 kali di

Trimester 3. Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di

Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kementerian

Republik Indonesia, 2020). Sedangkan apabila terdapat kelainan atau

penyulit kehamilan seperti mual, muntah, perdarahan kehamilan,

perdarahan, kelainan letak dan lain-lain, frekuensi kunjungan ANC

disesuaikan dengan kebutuhan (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2012).

b. Konsumsi Tablet Fe Selama Kehamilan

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi yang dilakukan

melalui pemberian suplemen zat besi ini terutama pada ibu hamil. Oleh

karena itu untuk mencegah anemia gizi pada ibu hamil dilakukan

suplementasi zat besi dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet (60

mg elemental iron dan 0,25 g asam folat) berturut-turut minimal selama 90


33

hari selama masa kehamilan (Badan Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Kesehatan RI, 2013).

c. Penanganan anemia kehamilan berdasarkan status anemia

1) Anemia ringan

Menurut klasifikasi dari (WHO, 2011) anemia ringan pada

adalah kehamilan dengan kadar Hb 10-10,9g/dL. Penanganan

anemia ringan pada ibu hamil yaitu

a. Pada kehamilan dengan kadar hemoglobin 9-10 gr/dl

memerlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam

folat peroral sekali sehari

b. Memberikan edukasi tentang kesehatan mengenai makanan

yang sebaiknya dikonsumsi selama masa kehamilan,

contohnya daging, sayuran hijau seprti bayam, daun singkong,

kangkung, kacang-kacangan dan buah-buahan (Pudiastuti,

2011).

2) Anemia sedang

a. Menurut Saifuddin dosis untuk pengobatan anemia diberikan

bila kadar HB < 11 pemberian tablet fe menjadi 2 tablet sehari

(2 x 1 tablet) selama 90 hari masa kehamilan. Pemberian

preparat tablet Fe (fero sulfat) 60 mg /hari dapat menaikan

kadar Hb sebanyak 1 g % /bulan (Deswati, Suliska, &

Maryam, 2019).
34

b. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara teratur dan makan

makanan yang bergizi serta banyak mengandung zat besi.

(Pudiastuti, 2011).

3) Anemia berat

a. Melakukan pemeriksaan apusan darah tepi untuk mengetahui

morfologi sel darah merah

b. Memberikan suplemen besi dan asam folat. Tablet besi 60 mg

dan 250 mg asam folat. Pada ibu hamil anemia berat tablet

tersebut dapat diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 3 bulan

terdapat perbaikan maka dilanjutkan dengan pemberian tablet

sampai 42 hari setelah persalinan. Apabila dalam 3 bulan

pemberian tablet besi dan asam folat tidak mengalami

peningkatan maka segera rujuk pasien ke pusat pelayanan yang

lebih memadai untuk mencari penyebab anemia (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

c. Meningkatkan konsumsi tablet besi secara rutin, memperbaiki

kesehatan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang bergizi,

banyak mengandung zat besi dan lakukan transfuse darah

(Pudiastuti, 2011).
35

C. Kerangka Teori

Etiologi

Faktor Resiko Anemia Ibu Hamil


1. Usia ibu hamil
2. Umur kehamilan
3. Paritas
4. Pekerjaan
5. Kunjungan ANC
6. Status KEK Anemia Ibu Hamil
7. Tingkat Pendidikan

Gejala Klinis

1. Cepat lelah Penatalaksanaan


2. Muka pucat
3. Mudah pingsan
4. Lesu
5. Mata berkunang- Komplikasi
kunang 1. BBLR
6. Kehilangan nafsu 2. Premature
makan 3. Gangguan
7. Dyspnea perkembangan
8. Pusing mental anak
4. Preeklampsia
5. Perdarahan
6. Kematian

Gambar 2 1 Kerangka Teori (Sellayah, 2017; Tambunan, 2011)

Keterangan

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti


36

D. Kerangka Konsep

Faktor Karakteristik Ibu


1. Usia ibu
2. Umur kehamilan
3. Paritas
4. Pekerjaan Anemia Pada Ibu Hamil
5. Jumlah kunjungan
ANC
6. Kategori Hb ibu
hamil anemia

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah suatu bidang yang

digeneralisasikan yang terdiri dari objek-objek atau subjek-subjek dengan

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Subjek

penelitian merupakan hal atau orang yang dijadikan sebagai pengambilan

kasus (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini terdapat populasi target

dan populasi terjangkau.

a. Populasi Target

Populasi target merupakan sasaran akhir dari penerapan penelitian

yang akan dilakukan (Lolombulan, 2021). Populasi target penelitian ini

adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas

Karanganyar pada tanggal 1 April 2020 sampai dengan 31 Maret 2021

yang berjumlah 283 ibu hamil.

b. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi

oleh tempat dan waktu yang akan dijadikan sampel dalam penelitian

(Lolombulan, 2021). Populasi terjangkau penelitian ini adalah ibu

hamil yang mengalami anemia di Puskesmas Karanganyar pada


tanggal 1 April 2020- 31 Maret 2021 yang berjumlah 62 ibu hamil

anemia.

2. Sampel

Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik suatu populasi (Sugiyono, 2018). Pengambilan sampel

dilakukan secara total sampling dengan seluruh ibu hamil anemia di

Puskesmas Karanganyar Kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi.

a. Kriteria Inklusi

Semua ibu hamil dengan kadar Hb < 11 g/dL di Puskesmas

Karanganyar pada tanggal 1 April 2020 – 31 Maret 2021.

b. Kriteria Eksklusi

Pasien ibu hamil yang tercatat di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang tetapi tidak memiliki data yang lengkap atau tidak jelas.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling dengan data

seluruh ibu hamil anemia di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang

yang diambil dari data SIMPUS pada tanggal 1 April 2020 – 31 Maret

2021.

B. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

kuantitatif dengan kohort retrospektif. Peneliti


menyusun Karya Tulis Ilmiah penelitian kemudian konsultasi dengan

pembimbing. Setelah itu mengurus surat ijin penelitian dengan mengajukan

permohonan penelitian dengan Kaprodi S1 Kebidanan. Setelah mendapatkan

ijin dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang selanjutnya survey dan

meminta ijin penelitian di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang. Setelah

mendapat ijin dari Puskesmas, peneliti melakukan pencarian informasi.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari

Simpus puskesmas dan Buku KIA dari tanggal 1 April 2020 sampai dengan

31 Maret 2021. Untuk proses pengolahan datanya akan dilakukan dengan

menggunakan analisis data Statistical Product And Service Solution (SPSS)

dengan menggunakan distribusi frekuensi.

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut ;

1. Tahap Pra Penelitian

a. Menyusun proposal dan melakukan konsultasi dengan

pembimbing.

b. Mengurus surat penelitian dari prodi S1 kebidanan dan

menyerahkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang

c. Melakukan survey ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk

memperoleh data studi pendahuluan penelitian

d. Melakukan survey lapangan untuk memperoleh gambaran lokasi

dan pendekatan ke Puskesmas Karanganyar Kota Semarang

sekaligus pencarian informasi.

e. Persiapan penelitian
2. Tahap Penelitian

Tahap pekerjaan lapangan dilakukan dengan melakukan kegiatan :

a. Tahap penelitian dilakukan dengan meminta perijinan dari bidan

Puskesmas

b. Menentukan populasi ibu hamil dan mengambil sampel ibu hamil

anemia

c. Mengambil data sekunder dengan mencatat variabel yang

dibutuhkan yaitu usia, umur kehamilan, paritas, pekerjaan, jumlah

kunjungan ANC dan kategori anemia ibu hamil anemia di melalui

simpus Puskesmas Karanganyar Kota Semarang. Pengambilan data

dilakukan setelah jam pelayanan selesai di ruang KIA sampai jam

14.00 dengan menjalankan pelaksanaan sesuai dengan protokol

kesehatan Covid-19. Data sekunder dari buku KIA pasien dengan

menghubungi ibu melalui nomor yang tertera di rekam medis.

d. Mencatat data yang telah didapatkan pada simpus sampai semua

data sampel terpenuhi

e. Memasukkan data yang telah didapatkan kedalam format yang

telah dibuat sekaligus melakukan pengecekan ulang.

3. Tahap Analisis Data

a. Pengumpulan data

Data diperoleh melalui data sekunder di Puskesmas Karanganyar

Kota Semarang.
b. Reduksi data

Pengolahan data hasil penelitian dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut:

1) Menentukan tema dengan mencari permasalahan

2) Pemilihan data dengan menentukan kerangka konsep data yang

ingin diambil

3) Memberikan kode pada setiap aspeknya

4. Penyajian data

Data yang terkumpul di analisa dalam bentuk statistik deskriptif.

Analisa data dalam penelitian ini meliputi distribusi frekuensi

persentase sehingga dapat diketahui frekuensi atau modus (terbanyak)

5. Penarikan kesimpulan / verifikasi

a. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data

b. Menyusun daftar akhir hasil penelitian


Alur Penelitian

Meminta ijin penelitian


dengan Kaprodi
Kebidanan

Meminta ijin penelitian di


Dinkes Kota Semarang

Meminta ijin penelitian di


Puskesmas

Survey ke lapangan

Studi Pendahuluan

Pengambilan data sekunder

Inklusi Ekslusi

Pengolahan dan Analisis


data

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu dengan berbagai macam

bentuk yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

memperoleh informasi tentang hal yang diteliti sehingga dapat menarik sebuah

kesimpulan (Sugiyono, 2016).


Dalam penelitian ini variabel yang diamati adalah Gambaran

karakteristik usia ibu, umur kehamilan, paritas, pekerjaan, kategori Hb anemia

ibu hamil dan jumlah kunjungan ANC pada ibu hamil anemia.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini memiliki variabel yaitu variabel independen yang terpilih

adalah usia ibu, umur kehamilan, paritas, pekerjaan, kategori anemia pada ibu

hamil dan jumlah kunjungan ANC ibu hamil anemia. Untuk menghindari

kesalahpahaman dalam penelitian ini maka variabel-variabel tersebut

dijelaskan dalam definisi operasional dengan tujuan untuk menetapkan batas-

batas variabel sehingga mereka dapat diukur terhadap parameter yang dapat

digunakan dan diukur, disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 3 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Data
Usia Lama hidup Data Data 1= (<20 tahun) Nominal
seseorang sekunder simpus 2= (20-35 tahun)
yang dihitung puskesmas 3= (>35 tahun)
sejak lahir
Umur Usia janin Data Data 1= Trimester I Ordinal
Kehamilan dimulai dari sekunder simpus (0-12 minggu)
awal puskesmas 2= Trimester II
pembuahan (13-28 minggu)
hingga 3= Trimester III
dilahirkan. (29-40 minggu)
Sesuai
dengan
HPHT ibu
Paritas Jumlah anak Data Data 1= Primipara Ordinal
yang pernah sekunder simpus 2= Multipara
dilahirkan puskesmas 3= Grande multi
para
Pekerjaan Segala sesuatu Data Data 1= Bekerja Nominal
yang sekunder simpus 2= Tidak Bekerja
dikerjakan puskesmas
yang dijadikan
pokok
pencaharian
dalam
kehidupan
Kunjungan Jumlah Data Data 1= tidak sesuai Nominal
ANC kunjungan sekunder simpus standar
ibu hamil ke puskesmas (ANC<6 X)
tenaga 2= sesuai standar
kesehatan (ANC ≥6X)

Kadar Hb Kadar zat besi Data Data 1= anemia berat Ordinal


didalam sel sekunder simpus (Hb <7g/dL)
darah merah puskesmas 2= anemia sedang
yang (Hb 7-9,9g/dL)
dinyatakan 3= anemia ringan
dalam g/dL (Hb 10-10,9g/dL)

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang digunakan pada

variabel usia ibu, umur kehamilan, paritas, pekerjaan ibu, kunjungan ANC

dan kategori Hb ibu hamil. Data ini diperoleh dengan melihat data hasil

pemeriksaan ibu hamil yang terdata di Simpus Puskesmas Karanganyar

Kota Semarang pada tanggal 1 April 2020 sampai dengan 31 Maret 2021.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke Puskesmas Karanganyar

Kota Semarang untuk mendapatkan data keseluruhan ibu hamil dan

melihat kelengkapan data di simpus pada ibu hamil di Puskesmas

Karanganyar Kota Semarang.


b. Peneliti datang ke bagian KIA dan bagian data simpus puskesmas

untuk melihat data ibu hamil kemudian menyeleksi subjek

menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.

c. Peneliti mengambil seluruh sampel data yang masuk di kriteria

inklusi

d. Peneliti mencatat data yang didapat pada format pengumpulan data

dan master tabel sebagai instrument penelitian yang digunakan.

F. Instrumen dan Bahan Penelitian

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu kohort simpus Karanganyar

kota Semarang dan buku KIA.

2. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan yaitu dengan data Sekunder

dikumpulkan oleh Puskesmas Karanganyar Kota Semarang, badan yang

terkait atau tidak dikumpulkan oleh peneliti sendiri dan digunakan oleh

peneliti sendiri untuk melaksanakan dan melengkapi penelitian.

G. Pengolahan Data

1. Editing

Tindakan pengecekan data yang telah diperoleh untuk menghindari

kekeliruan kemudian mengalokasikan data-data tersebut dalam bentuk

kategori-kategori yang telah ditentukan.


2. Coding atau mengodi data

Pemberian kode sangat diperlukan terutama dalam rangka pengelolaan

data-data secara manual menggunakan kalkulator maupun dengan

komputer.

3. Tabulating

Hasil pengelompokan data kemudian ditampilkan secara deskriptif dalam

bentuk tabel sebagai bahan informasi.

H. Analisis Data

Data yang sudah di tabulasi kemudian dianalisis dengan deskriptif

kuantitatif menggunakan distribusi frekuensi. Metode statistik analisis data

adalah analisis univariat yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakterisktik

setiap variabel penelitian.

I. Waktu dan Tempat

Penyusunan penelitian dilakukan pada tanggal 23 November 2020

sampai dengan 13 Juni 2021. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Karanganyar Kota Semarang dari bulan Juni 2021- Oktober 2021.

J. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ada empat prinsip yang harus

dipegang teguh sebagai etika penelitian (Notoatmodjo, 2012) yaitu :

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti melakukan pengajuan etical clearance pada komisi etik

Universitas Islam Sultan Agung Semarang menjamin perlindungan hak-

hak subyek dan menghindari pelanggaran hak asasi manusia dan


publikasi ilmiah bagi peneliti. Peneliti juga mengurus izin penelitian di

Puskesmas Karanganyar di kota Semarang. Pengumpulan data sekunder

dilakukan setelah mendapat izin dari kelompok penelitian. Pengambilan

data sekunder dilakukan setelah memperoleh izin dari puskesmas.

b. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (respect for

privacy and confidentiality) Saat mengumpulkan data, peneliti tidak

mencantumkan identitas subjek, tetapi menggunakan nomor rekam

medis dan inisial objek secara anonim. Peneliti menjaga kerahasiaan

dan kerahasiaan data rekam medis yang dikumpulkan dengan tidak

membicarakan data yang dikumpulkan dengan orang lain dan hanya

melaporkan data tertentu (confidentiality).

c. Keadilan dan Inklusivitas/ Keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness) Setiap subjek penelitian mendapat perlakuan yang sejajar

dan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, tanpa membedakan

jenis kelamin, agama, suku, dll.

d. Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (balancing

harms and benefits) Penelitian ini dapat memberi manfaat yaitu dapat

mengetahui gambaran kejadian anemia pada ibu hamil selama masa

pandemi covid 19 sehingga dapat melakukan penanganan dan

pencegahan dalam menangani anemia pada ibu hamil. Peneliti

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek yaitu dengan

menggunakan data sekunder dan tidak melakukan pengecekan kadar Hb

langsung sehingga aman untuk dilakukan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang yang

beralamat di Jl. Karanganyar No.29E, Karanganyar, Kec. Tugu, Kota

Semarang, Jawa Tengah. Puskesmas Karanganyar ini terletak di perkotaaan

daerah pinggiran ± 14 km dari pusat. Puskesmas Karanganyar terletak di

bagian Barat Kota Semarang, berlokasi di Kecamatan Tugu yang mempunyai

7 kelurahan. Di satu Kecamatan Tugu terdapat dua Puskesmas Induk yaitu

Pukesmas Mangkang dengan tiga Kelurahan binaan dan Puskesmas

Karanganyar dengan empat Kelurahan binaan yang terdiri dari; Kelurahan

Randugarut, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Tugurejo, Kelurahan

Jerakah.

Puskesmas Karanganyar berada di sekeliling pabrik tepatnya di

kawasan industri yaitu dibidang tekstil, properti, jamu, gula, buah-buahan,

kopi, agro kimia, trading log timber, kapling industri dan persewaan BPSP

(bangunan pabrik siap pakai), produk kecantikan dan perawatan tubuh atau

kosmetik, provider komunikasi dan lain-lain. Sehingga banyak masyarakat

yang bekerja sebagai buruh pabrik terutama wanita dan ibu hamil.

Puskesmas Karanganyar memiliki 8 unit yaitu Pengobatan Umum,

Persalinan, Pelayanan Gigi dan Mulut, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

serta KB, Konsultasi, Pelayanan Fisioterapi, Laboratorium dan Apotek. Di

bagian Kesehatan Ibu dan Anak di kelola oleh seorang bidan koordinator
dan dibantu oleh 2 orang bidan yang lain. Adapun pelayanan di KIA

meliputi pelayanan ANC, PNC, Bayi Balita dan KB. Pelayanan ANC

meliputi ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi, penatalaksanaan

ibu hamil resiko tinggi, pemeriksaan Tes Kehamilan, rujukan kasus resiko

tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat dan

benar.

Pengambilan data ini dilakukan secara sekunder yang dilakukan cara

mengambil informasi data yang dibutuhkan melalui data sim puskesmas

Karanganyar setelah jam pelayanan selesai dari jam 12.00 sampai jam

14.00 WIB di ruang KIA dan Aula tergantung ketersediaan tempatnya

selama 2 bulan dengan jumlah sampel 62 ibu hamil anemia dari bulan 1

April 2020 sampai dengan 31 Maret 2021. Pengambilan data dilakukan

dengan tidak mencantumkan identitas subyek tetapi menggunakan nomor

rekam medis dan inisial.

B. Hasil

1. Gambaran Distribusi Frekuensi Usia Ibu Hamil Anemia Selama Masa

Pandemi Covid 19 Berdasarkan Usia Ibu Di Puskesmas Karanganyar

Kota Semarang

Tabel 4 1 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi Covid

19 Berdasarkan Usia Ibu Di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang

Usia ibu hamil n %


<20 tahun 4 6.5
20-35 tahun 49 79.0
>35 tahun 9 14.5
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur berdasarkan usia ibu hamil

selama masa pandemi covid 19 adalah mayoritas ibu hamil yang berusia

20-35 tahun yaitu sebanyak 49 orang (79.0%), usia ibu hamil >35 tahun

sebanyak 9 orang (14.5%), dan yang berusia <20 tahun sebanyak 4 orang

(6.5%)

2. Gambaran distribusi ibu hamil anemia selama masa pandemi covid 19

berdasarkan umur kehamilan ibu di puskesmas karanganyar kota semarang

Tabel 4 2 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi Covid

19 Berdasarkan Umur Kehamilan Ibu Di Puskesmas Karanganyar

Kota Semarang

Umur Kehamilan n %
Trimester 1 7 11.3
Trimester 2 34 54.8
Trimester 3 21 33.9
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil selama

masa pandemi covid 19 adalah pada umur kehamilan trimester 2

sebanyak 34 orang (54,8 %), ibu hamil trimester 3 sebanyak 21 orang

(33,9 %) dan ibu hamil trimester 1 sebanyak 7 orang (11,3 %).

3. Gambaran distribusi ibu hamil anemia selama masa pandemi covid 19

berdasarkan usia ibu di puskesmas karanganyar kota semarang


Tabel 4 3 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi

Covid 19 Berdasarkan Usia Ibu Di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang

Paritas n %
Primipara 21 33.9
Multipara 40 64.5
Grandemultipara 1 1.6
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas paritas ibu hamil anemia

selama masa pandemi covid 19 adalah multipara yaitu sebanyak 40 orang

(64,5 %) sedangkan ibu primipara sebanyak 21 orang (33,9 %) dan

grandepara sebanyak 1 orang (1,6 %).


4. Gambaran distribusi ibu hamil anemia selama masa pandemi covid 19

berdasarkan pekerjaan ibu di puskesmas karanganyar kota semarang

Tabel 4 4 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi Covid

19 Berdasarkan Pekerjaan Ibu Di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang

Pekerjaan n %
Bekerja 33 53.2
tidak bekerja 29 46.8
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

anemia selama masa pandemi covid 19 sebagian besar memiliki

pekerjaan yaitu sebanyak 33 orang (53,2 %) dan ibu hamil anemia yang

tidak bekerja sebanyak 29 orang (46,8 %).

5. Gambaran distribusi ibu hamil anemia selama masa pandemi covid 19

berdasarkan anc ibu di puskesmas karanganyar kota semarang

Tabel 4 5 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi Covid

19 Berdasarkan ANC Ibu Di Puskesmas Karanganyar Kota

Semarang

Kunjungan ANC n %
ANC <6X 25 40.3
ANC ≥6X 37 59.7
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

anemia selama masa pandemi covid 19 memeriksakan kehamilanya ≥6X


sebanyak 37 orang (59,7 %) dan yang memeriksakan kehamilannya

<6X.sebanyak 25 orang (40,3 %).

6. Gambaran distribusi ibu hamil anemia selama masa pandemi covid 19

berdasarkan kategori hb ibu di puskesmas karanganayar kota semarang

Tabel 4 6 Distribusi Ibu Hamil Anemia Selama Masa Pandemi Covid

19 Berdasarkan Kategori Hb Ibu Di Puskesmas Karanganayar

Kota Semarang

Kategori Hb n %
anemia sedang 13 21.0
anemia ringan 49 79.0
Total 62 100.0
Sumber : data primer hasil penelitian

Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil selama

masa pandemi covid 19 mengalami anemia ringan yaitu sebanyak 49

orang (79,0 %) dan anemia sedang sebanyak 13 orang (21,0 %).

C. Pembahasan

1. Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa mayoritas ibu

hamil yang mengalami anemia selama masa pandemi covid 19 terdapat

pada usia 20-35 tahun sebanyak 79.0%, usia ibu hamil >35 tahun sebanyak

14.5% dan ibu yang berusia <20 tahun sebanyak 6.5%.

Menurut BKKBN usia reproduksi sehat adalah kurun waktu

dimana seorang ibu sehat untuk melahirkan, antara usia 20 - 35 tahun

(BKKBN, 2012). Hal ini juga sesuai dengan Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat bahwa usia ibu hamil dan persalinan pada umur 20-

35 tahun kemungkinan besar tidak memiliki resiko tinggi karena usia

tersebut merupakan usia reproduksi sehat dimana rahim telah matang dan

siap untuk menerima kehamilan.

Namun pada usia 20-35 tahun belum memiliki mental yang

optimal dengan emosi karena masih cenderung labil, mental yang belum

matang cenderung mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kekurangan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait

dengan pemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa diusia ini. Sehingga sangat memungkinkan

bahwa usia yang dewasa sekalipun yaitu usia 20-35 tahun akan jauh lebih

tinggi mengalami kejadian anemia (Amini et al., 2018).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Herawati &

Rusmiati, 2018) dimana hasil analisis hubungan antara umur dengan

kejadian anemia diketahui pada kelompok ibu hamil yang usianya 20-35

tahun ada 57,1% yang mengalami anemia dan pada kelompok ibu hamil

yang usianya < 20 tahun ada 75% dengan p = 0,626 maka p (0,626) > α

0.05 dan OR 0,4. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara usia ibu dengan kejadian anemia. Hal ini dikarenakan

pada usia reproduksi masih mengalami ovulasi, ovulasi yang tidak dibuahi

akan menjadi menstruasi. Pada proses menstruasi, setiap perempuan akan

mengeluarkan darah yang keluar rata-rata 33,2, ± 16 cc dalam satu siklus


sehingga kalau tidak didukung nutrisi yang baik dapat menyebabkan

anemia.

Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Mardha, Syafitri, & Panjaitan, 2019) hasil chi-square diperoleh nilai p =

0.001 maka p (0.001) < α 0.05, yang berarti terdapat hubungan usia ibu

hamil dengan anemia di Rumah Bersalin Hj. Dermawati Nasution

Tembung. Hal ini karena usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih 35

tahun sangat berhubungan terhadap terjadianya anemia pada kehamilan,

dimana umur kecil dari 20 tahun dapat menyebabkan anemia karena

semakin rendah usia ibu, makin rendah pula kadar hemoglobinnya. Pada

umur di atas 35 tahun terdapat kecenderungan semakin tua usia ibu hamil,

semakin tinggi presentase insidensi anemia.

Usia akan menentukan pengalaman yang didapatkan oleh pribadi

seseorang baik itu banyak atau pun sedikit. Sikap dapat dibentuk oleh

pengalaman pribadi dan faktor emosional (Gail Wiscarz & T. Larai, 2011).

Apabila seorang individu mempunyai kematangan usia yang cukup maka

akan mempunyai pola berpikir dan pengalaman berpikir yang lebih

matang. Tahap usia perkembangan seseorang akan banyak dipengaruhi

oleh kemampuan kognitif dan kemampuan perilakunya (Patricia A &

Anne Griffin, 2011).

Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

merupakan ibu hamil dengan resiko tinggi karena semakin rendah usia ibu

maka semakin rendah pula kadar Hb nya dan semakin tua umur ibu
semakin tinggi pula angka kejadian anemianya. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang mengalami anemia terdapat

pada umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 79.0%. Hal ini terjadi karena pada

ibu hamil umur 20-35 tahun kemungkinan besar tidak memiliki resiko

tinggi karena pada usia tersebut reproduksi rahim telah matang untuk

menerima kehamilan. Pemberian informasi melalui tenaga kesehatan

untuk ibu hamil dapat dipahami dengan baik walaupun di masa pandemi

covid 19 seperti ini. Selain itu pemberi pelayanan yang lebih terfokus pada

ibu hamil selama masa pandemi covid 19 dapat meningkatkan kesehatan

ibu (Fryer, Delgado, Foti, Reid, & Marshall, 2020). Hal ini memungkinkan

ibu hamil lebih semangat dan termotivasi dibandingkan dengan

ketakutannya terhadap adanya resiko terpapar Covid 19.

Namun tidak menutup kemungkinan pada usia 20-35 tahun telah

siap secara mental. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Amini et al.,

2018) usia 20-35 tahun belum memiliki mental yang optimal dan

cenderung masih labil, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan daya tahan

tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit. Pada usia ini ibu juga masih

mengalami proses menstruasi yang mengeluarkan rata-rata 33,2, ± 16 cc

dalam satu siklus yang kalau tidak didukung dengan nutrisi yang baik juga

dapat menyebabkan anemia.


2. Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan Umur Kehamilan

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas ibu hamil yang mengalami

anemia selama masa pandemi covid 19 adalah ibu hamil trimester 2

sebanyak 54,8 % sedangkan trimester 3 sebanyak 33,9 % dan trimester 1

sebanyak 11,3 %. Hal ini terjadi karena pengenceran darah (hemodilusi)

pada ibu hamil dengan peningkatan volume plasma 30% sampai 40%,

peningkatan sel darah merah 18% sampai 30% dan hemoglobin 19%,

dimana secara fisiologis pengenceran ini dapat membantu mempermudah

kerja jantung.

Hemodilusi terjadi karena peningkatan volume plasma dalam

proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit.

Hal ini terjadi karena peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi yang

meningkat terhadap plasenta dan janin, serta kebutuhan suplai darah untuk

pembesaran uterus, sehingga terjadi peningkatan volume darah yaitu

peningkatan volume plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan

volume plasma ini terjadi dalam proporsi yang lebih besar yaitu sekitar

tiga kali lipat jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga

terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Bakta, 2013).

Proses hemodilusi mulai tampak terlihat jelas pada umur

kehamilan 16 minggu (Trimester 2). Pada trimester 2 anemia dalam

kehamilan terjadi ketika kadar Hb < 10,5 gr% hal ini terjadi karena saat

trimester 2 terjadi proses hemodilusi fisiologis secara maksimal (volume

plasma meningkat 50%, sedangkan massa sel darah merah hanya


meningkat 20%) (Depkes RI, 2012). Pada trimester ketiga terjadi

hemodilusi dan penurunan kadar hemoglobin yang dimulai sejak umur

kehamilan 6-8 minggu dan mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32-

34 minggu (Prawirohardjo, 2016)

Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih

zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam

pembentukan sel-sel darah merah (Pratama Husada Widoyoko &

Septianto, 2020). Banyak wanita yang mengalami anemia pada trimester II

dan III, hal ini mengakibatkan pemenuhan kebutuhan zat besi yang tinggi

dan meningkatnya cairan plasma darah sehingga menyebabkan hemodilusi

tanpa dibarengi dengan masuknya zat besi yang banyak dan cukup maka

hal ini dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan (Proverawati &

Kusuma Wati, 2017).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmi &

Husna, 2020) dengan hasil penelitian kelompok kasus ibu hamil dengan

umur kehamilan trimester II sebanyak 56,7% sedangkan dari kelompok

kontrol umur kehamilan yang trimester III sebanyak 33,4%. Artinya, tidak

ada pengaruh umur kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan

ibu hamil yang trimester II memiliki risiko 0.3 kali lebih besar mengalami

anemia dibandingkan umur kehamilan trimester III.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Luthfiyati (2012), ada

hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di puskesmas Jetis kota Yogyakarta, dengan p value =


0,000 dan OR = 4,54, artinya ibu hamil trimester II memiliki peluang 4,54

kali lebih besar mengalami anemia dibandingkan ibu hamil trimester I dan

III.

Namun hal itu tidak sejalan dengan hasil penelitian (Rahmi &

Husna, 2020) yang menunjukkan bahwa anemia pada kehamilan trimester

1 sebesar 58,1%, pada kehamilan trimester 2 sebesar 43,8%, sedangkan

pada kehamilan trimester 3 sebesar 27,5%. Sehingga berdasarkan hasil uji

korelasi Spearman diperoleh nilai p-value sebesar 0,012 (<0,05) dan

correlation coefficient sebesar 0,270, sehingga Ho ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur kehamilan dengan

kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kintamani 1

Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali.

Ibu hamil trimester 2 rentan mengalami anemia karena proses

hemodilusi secara maksimal terlihat jelas pada umur kehamilan trimester

2. Pada penelitian ini sebagian besar ibu hamil yang mengalami anemia

terjadi pada trimeseter 2 yaitu sebanyak 54,8 % . Hal ini terjadi karena

peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi pada plasenta dan janin

mengakibatkan peningkatan volume plasma dengan jumlah yang lebih

besar dibandingkan dengan eritrosit sehingga terjadi penurunan kadar

hemoglobin. Keseimbangan antara pemenuhan zat besi dan cairan plasma

darah merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar ibu tidak

mengalami hemodilusi yang dapat menyebabkan anemia dalam kehamilan.


Pada trimester 2 kebutuhan kalori bertambah sekitar 300-350 kalori

/hari dibandingkan pada saat tidak hamil. Karbohidrat merupakan sumber

utama untuk kalori yang dibutuhkan selama hamil (Rosmalina, Safitri, &

Ernawati, 2014). Faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan

nutrisi yaitu pengetahuan yang kurang, kebiasaan atau pantangan yang

merugikan, kesukaan yang berlebih pada sutau jenis makanan dan status

ekonomi. Pada masa pandemi covid 19 status ekonomi sempat mengalami

penurunan sehingga pendapatan keluarga menurun. Hal ini memungkinkan

ibu mengurangi jumlah dan kualitas makanan yang ibu konsumsi sehingga

berdampak pada penurunan status gizi. Menurut Purwanto 2012

kekurangan tersebut dapat memperbesar resiko terjadinya anemia pada ibu

hamil dan semakin meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan

(Nurzia, 2016).

3. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Paritas

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas paritas

ibu hamil yang mengalami anemia selama masa pandemi covid 19 adalah

ibu multipara yaitu sebanyak 64,5 % yang kedua terjadi pada ibu

primipara sebanyak 33,9 % dan yang terakhir terdapat pada ibu grandepara

sebanyak 1,6 %. Kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada

pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi

nutrisi ke janin, sehingga dapat meningkatkan risiko anemia pada ibu

(Wartisa, Stikes, & Padang, 2018).


Ibu dengan multipara atau grandemultipara berisiko 2 sampai 3 kali

lebih besar mengalami anemia dibandingkan dengan ibu primipara. Ibu

yang memiliki paritas tinggi rentan mengalami perdarahan dan penurunan

gizi. Pada umunya kehamilan mengalami perubahan hormon yang

menyebabkan penurunan kadar Hb tetapi tidak secara signifikan (misalnya

11,0 g / dl) (Abriha et al., 2014).

Ibu multipara dan grandemultipara lebih banyak yang mengalami

anemia daripada ibu yang primigravida hal ini dikarenakan pada saat ibu

hamil banyak membutuhkan zat besi untuk pembentukan janin dalam

kandungan dan pada saat melahirkan ibu juga banyak mengalami

pengeluaran darah, setelah melahirkan ibu masih mengeluarkan darah pada

saat post partum sampai kurang lebih 40 hari. Maka dari itu pendarahan

yang terjadi mengakibatkan penurunan haemoglobin ibu dan cadangan zat

besi menurun sehingga kehamilan berikutnya menjadi lebih berisiko untuk

mengalami anemia lagi (Pemiliana, Oktafirnanda, & Santi, 2019).

Menurut Prawiroharjo Anemia dipengaruhi oleh kehamilan dan

persalinan yang sering, semakin sering seorang wanita mengalami

kehamilan dan persalinan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan

akan mengalami anemia (Prawirohardjo, 2012). Berdasarkan penelitian

(Astriana, 2017) ibu yang sering hamil dan melahirkan jarang

memperhatikan pola makan dan asupan gizi yang baik selama kehamilan

yang akan berdampak penurunan pada kadar zat besi sehingga

mengakibatkan ibu mengalami anemia.


Berdasarkan penelitian (Sangwan et al., 2014) didapatkan bahwa

semakin muda usia ibu pada saat hamil maka kecenderungan kepatuhan

ibu semakin meningkat. Jangka waktu yang lama untuk mengkonsumsi

tablet fe akan menimbulkan rasa jenuh pada ibu hamil. Rasa jenuh ini yang

menyebabkan ibu sering tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet fe

(Lestari & Wijaya, 2020).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Purwandari,

Lumy, & Polak, 2016) yang mengatakan bahwa paritas terbanyak ada

pada rentang jumlah paritas 2-4 sebesar 64% dan hasil uji statistik

diperoleh nilai X² = 14.761 dan p-value 0.005 dengan nilai chi-square

tabel 9,448. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara paritas ibu hamil dengan tingkat anemia.

Hal ini ini tidak sejalan dengan hasil penelitian (Qudsiah

Chadlirotul, Herry, & Siti, 2015) yang memperoleh p-value sebesar 0,067

(>0,05) yang berarti menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester III di

Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang.

Ibu multipara dan grandemultipara lebih banyak mengalami

anemia daripada ibu primigravida hal ini dikarenakan pada saat hamil ibu

lebih banyak membutuhkan zat besi untuk pembentukan janin dan

kandungannya. Selain itu kehamilan yang berulang dapat menimbulkan

kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus sehingga dapat

meningkatan resiko anemia pada ibu. Ibu yang sering hamil juga jarang
memperhatikan pemenuhan gizinya karena ibu merasa jenuh sehingga

menyebakan ibu sering tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet fe.

Kurangnya perilaku ibu hamil dalam menjaga diri pada masa

pandemi covid 19 dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat kesadaran diri,

kebiasaan yang salah serta pengaruh dari lingkungan sekitar yang memiliki

pola perilaku yang tidak baik dimana perilaku ibu hamil ini juga

disebabkan oleh faktor paritas (Nwafor & Aniukwu, Joseph Kenechi

Anozie, Bonaventure Okechukwu Ikeotuonye, 2020). Hal ini dapat dilihat

pada hasil penelitian bahwa matoritas anemia terjadi pada ibu multipara

yaitu sebanyak 64,5 %.

4. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu

hamil anemia selama masa pandemi covid 19 terbanyak terdapat pada ibu

yang bekerja yaitu sebanyak 53,2 % sedangkan ibu hamil anemia yang

tidak bekerja sebanyak 46,8 %. Mayoritas pekerjaan ibu di wilayah

Puskesmas Karanganyar adalah buruh, pekerja pabrik pangan, tekstil dan

kecantikan. Pekerjaan merupakan salah satu faktor kemungkinan

terjadinya anemia karena adanya peningkatan beban kerja. Beban kerja

yang berlebihan menyebabkan ibu hamil kurang beristirahat, yang

berakibat produksi sel darah merah tidak terbentuk secara maksimal dan

dapat mengakibatkan ibu kurang darah atau disebut sebagai anemia. Bagi

wanita pekerja, ia boleh tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan


jangan sampai dipaksakan, sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup

selama kurang lebih 8 jam sehari (Walyani, 2016).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (T.

Anggraini & Sari, 2015) bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pekerjaan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas

Basuki Rahmat Palembang Tahun 2015 dengan (p=0,006). Namun hal ini

tidak sejalan dengan penelitian (Sari, Andriani, & Kurniawati, 2019) yang

membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan anemia

ibu hamil trimester III. Karakteristik penduduk Kecamatan Kota Bengkulu

mayoritas adalah tidak bekerja, akan tetapi ibu hamil yang bekerja bukan

berarti tidak mengalami anemia. Karena masih banyak faktor lainnya yang

berhubungan dengan anemia ibu hamil trimester III di Kecamatan

Kampung Melayu tahun 2013.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

terjadinya anemia pada ibu hamil. Sesuai dengan penelitian ini bahwa

mayoritas ibu yang bekerja mengalami anemia sebanyak 53,2 %

dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja yaitu sebanyak 46,8 %. Hal

ini karena adanya peningkatan beban pekerjaan yang apabila berlebihan

akan menyebabkan ibu kurang beristirahat kurang dari 8 jam, selain itu

masih banyak ibu yang tidak menggunakan waktu istirahatnya untuk

makan sehingga produksi sel darah merah ikut menurun yang

menyebabkan ibu mengalami anemia.


Selama masa pandemi covid 19 pemerintah telah menetapkan

banyak kebijakan untuk menekan perkembangan virus covid 19 yang

berakibat pada kerugian Negara maupun warga negara. Banyak pekerja

yang dirumahkan dan mengalami Putus Hubungan Kerja PHK. Selain itu

bagi yang masih tetap bekerja dan tidak di PHK atau dirumahkan akan

mengalami pemotongan gaji. Pada kondisi seperti inilah yang

mengakibatkan penurunan jumlah pemasukan ekonomi. Terlebih subsidi

bantuan Negara sempat mengalami keterlambatan sehingga tidal dapat

menutupi biaya kebutuhan sehari-hati. Hal ini membuat ibu memiliki

pekerjaan yang lebih berat dari biasanya. Beban kerja mengurus anak,

melayanai suami dan mengurus kebutuhan rumah serta mencari

penghasilan dengan bekerja menjadi buruh dan karyawan agar dapat

menutupi beban biaya kebutuhan sehari-hari selama pandemi covid 19.

5. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Kunjungan ANC

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil anemia

selama masa pandemi covid 19 terbanyak terdapat pada ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya sesuai dengan standar ≥6X sebanyak 59,7 %

dan ibu yang memeriksakan kehamilanya <6X sebanyak 40,3 %.

Pelayanan ANC pada kehamilan tanpa penyulit/ komplikasi minimal 6 kali

dengan rincian 2 kali di Trimester 1, 1 kali di Trimester 2, dan 3 kali di

Trimester 3. Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di


Trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kementerian

Republik Indonesia, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian ini walaupun responden telah

melakukan kunjungan antenatal sesuai standar tetapi masih banyak ibu

yang mengalami anemia karena hal ini juga tergantung dari tingkat

kepatuhan ibu dalam menjalankan nasihat atau anjuran yang diperoleh

selama pemeriksaan kehamilan dan berat ringannya pekerjaan ibu.

Contohnya ketika ibu yang bekerja di pabrik, ibu hanya dapat istirahat

pada jam istirahat saja, sehingga memerlukan tenaga lebih besar. Ketika

istirahat terkadang ibu juga tidak menggunakan waktunya untuk makan

dan melewatkan jam makan siang. Selain itu masih ada ibu yang

melewatkan untuk minum tablet fe karena keluhan yang dirasakan ketika

mengkonsumsinya serta cara meminumnya yang belum benar walaupun

bidan telah memberikan edukasi cara meminum tablet fe yang baik dan

benar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Tanziha, Utama, &

Rosmiati, 2016) yang menyatakan bahwa antenatal care tidak berhubungan

dengan kejadian anemia, menurutnya antenatal care merupakan faktor

protektif, sehingga masih perlu peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu

penelitian (Puspita Sari & Romlah, 2019) dengan frekuensi ANC ≥ 4 kali

yang tidak mengalami anemia dan yang mengalami anemia sebanyak 5

responden. Berdasarkan uji chi-square didapatkan P value 0,302 > 0,05,


maka tidak ada hubungan signifikan antara frekuensi ANC dengan

kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.

Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Nurmasari &

Sumarmi, 2019) berdasarkan dari hasil analisis hubungan yang telah

dilakukan menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara

keteraturan kunjungan ANC dengan kejadian anemia (p=0,001) bahwa

responden yang tidak teratur melakukan kunjungan ANC memiliki risiko 4

kali lebih besar untuk terjadi anemia daripada responden yang teratur

melakukan kunjungan ANC.

Pemerintah telah menyusun kebijakan program pelayanan

Antenatal Care pada kehamilan yaitu pemeriksaan ANC minimal 6x

dengan 2x trimester 1 , 1x trimester 2 dan 3x trimester 3 dengan minimal

2x oleh dokter pada kunjungan 1 trimester 1 dan kunjungan 5 pada

trimester 3. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu hamil di

Puskesmas karanganyar telah memeriksakan kehamilannya sesuai dengan

standar ≥6X yaitu sebanyak 59,7 %. Namun masih masih ibu yang

mengalami anemia, hal ini karena kurangnya tingkat kepatuhan ibu dalam

menjalankan nasihat bidan seperti memenuhi kebutuhan gizinya dengan

makan tepat waktu dan minum tablet fe dengan rutin selain itu juga

dipengaruhi oleh beban pekerjaan ibu.

Pada awal pandemi covid 19 kunjungan ibu hamil sempat menurun

karena kecemasan ibu akan penyebaran virus covid 19 sehingga ANC

yang dilakukan secara langsung di Puskesmas adalah ibu dengan


kunjungan pertama dan yang memiliki komplikasi/ kegawatdaruratan.

Selebihnya untuk pemantauan kesehatan dilakukan secara virtual melalui

WA grup, zoom, gmeet dll. Selain itu ada juga petugas yang datang dari

rumah ke rumah.

Seiring berjalannya waktu dan berubahnya kebijakan pemerintah

sebagian besar ibu melakukan kunjungan ANC rutin seperti biasa dengan

tetap memperhatikan protocol kesehatan dan aturan puskesmas dengan

memakai APD tingkat II bagi petugas kesehatan. Selama di puskesmas

pasien juga diminta untuk selalu memakai masker, mencuci tangan dan

menghindari kerumunan sesuai dengan petunjuk pelayanan puskesmas

pada masa pandemi covid 19 (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2020).

6. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan Kategori Hb

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil selama

masa pandemi covid 19 dengan anemia ringan sebesar 79,0 % dan anemia

sedang sebesar 21,0 %. Menurut Cunningham nilai ambang batas yang

digunakan untuk menentukan anemia pada ibu hamil yaitu kadar

hemoglobin ibu kurang dari 11 gr%. Konsentrasi hemoglobin normal (11

gr%) pada wanita hamil berbeda dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini

disebabkan karena pada kehamilan terjadi proses hemodilusi atau

pengenceran darah, yaitu terjadi peningkatan volume plasma dalam

proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit.

Ekspansi volume plasma di mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan


mencapai maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus

meningkat sampai minggu ke-37 (Amini et al., 2018).

Anemia pada ibu hamil akan berdampak pada ibu dan bayinya. Ibu

dengan anemia tidak jarang mengalami kesulitan dalam bernapas, cepat

lelah, sulit beristirahat, jantung berdebar hingga pingsan. Dalam perinatal

juga dapat mengakibatkan terjadinya infeksi perinatal, preeklampsia dan

perdarahan (M. Abu-Ouf & M. Jan, 2015). Anemia juga merupakan salah

satu risiko kematian ibu, kejadian bayi berat badan lahir rendah (BBLR),

infeksi terhadap janin dan ibu, keguguran, dan kelahiran prematur

(Kementrian Kesehatan RI, 2016).

Anemia ringan pada kehamilan tidak memiliki efek pada

persalinan tetapi ibu akan memiliki cadangan zat besi yang rendah dan

bisa terjadi anemia pada kehamilan berikutnya. Anemia sedang dapat

menyebabkan peningkatan kelemahan, kekurangan energi, kelelahan, dan

kinerja tubuh yang buruk (Tiara, Siauta, & Herliyani, 2019).

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Purwandari et al., 2016) yaitu

distribusi kadar anemia pada responden diperoleh hasil bahwa sebagian

besar responden dengan kadar anemia ringan berjumlah 38 orang (68%).

Pada penelitian yang dilakukan (Amini et al., 2018) sebagian besar

responden yang menderita anemia ringan (Hb 8 - < 11 gr%) yaitu sebesar

60 orang (88,2%) dibandingkan dengan responden yang mengalami

anemia berat (Hb < 8 gr%) sebesar 8 orang (11,8%).


Konsentrasi kadar Hb ibu hamil dan yang sedang tidak hamil

memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan pada saat hamil ibu mengalami

hemodilusi. Menurut Cunningham nilai ambang batas yang digunakan

untuk menentukan anemia pada ibu hamil yaitu kurang dari 11 gr%.

Berdasarkan penelitian ini mayoritas ibu hamil mengalami anemia ringan

yaitu sebanyak 79,0 % dan anemia sedang sebanyak 21,0 %. Anemia

ringan pada kehamilan tidak memiliki efek pada persalinan akan tetapi

memiliki resiko terjadinya anemia kembali pada kehamilan berikutnya.

Anemia pada kehamilan memiliki beberapa dampak pada ibu hamil antara

lain yaitu dalam bernapas, cepat lelah, sulit beristirahat, jantung berdebar

hingga pingsan. Sedangkan pada bayi anemia dapat menyebabkan BBLR,

infeksi janin dan ibu, keguguran dan kelahiran prematur.

Angka kejadian anemia pada ibu hamil yang meningkat selama

masa pandemi covid 19 dapat disebabkan oleh beban pekerjaan ibu serta

kurangnya perilaku ibu hamil dalam menjaga diri dan menjalankan nasihat

bidan selama masa pandemi covid 19. Selain itu meskipun ibu sudah

melakukan pemeriksaan ANC sesuai dengan standar tetapi ibu tidak bisa

mendapatkan pelayanan screening anemia secara optimal. Hal ini

disebabkan karena selama masa pandemi covid 19 petugas kesehatan

melakukan asuhan seminimal mungkin agar terhindar dari penyebaran

virus Covid 19. Sehingga alternatif yang digunakan adalah dengan

melakukan pemantauan melalui WA grup, media sosial dll.


D. Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak kekurangan

dan keterbatasan, di antaranya sebagai berikut :

1. Kurang lengkapnya data terbaru yang didapatkan di Dinas Kesehatan Kota

Semarang karena pada masa pandemi covid 19 belum terinput data-data

tersebut ke sistem pusat.

2. Terdapat keterbatasan akses SIM Puskesmas sehingga tidak dapat diakses

setiap saat.

3. Kurang lengkapnya data di Puskesmas dikarenakan masih baru nya sistem

pendataan online melalui SIM Puskesmas.

4. Peneliti mengalami keterbatasan waktu dan tempat dikarenakan kondisi

covid 19 yang sempat naik pesat dipertengahan penelitian.

5. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif sehingga tidak menggali secara

langsung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Angka kejadian anemia pada ibu hamil selama masa pandemi covid 19

adalah mayoritas berumur 20-35 tahun yaitu 79.0%.

2. Angka kejadian anemia pada ibu hamil selama masa pandemi covid 19

adalah mayoritas umur kehamilan Trimester II yaitu 54,8 %.

3. Angka kejadian anemia pada ibu hamil selama masa pandemi covid 19

adalah mayoritas ibu dengan paritas multipara yaitu 64,5 %.

4. Angka kejadian anemia pada ibu hamil selama masa pandemi covid 19

adalah mayoritas ibu yang memiliki pekerjaan yaitu 53,2 %.

5. Kunjungan ibu hamil anemia pada ibu hamil selama masa pandemi covid

19 adalah mayoritas ibu yang memeriksakan kehamilannya ≥6X sebanyak

59,7 %.

6. Kategori Hb ibu hamil yang mengalami anemia selama masa pandemi

covid 19 adalah mayoritas anemia ringan yaitu sebesar 79,0 %.


B. Saran

1. Puskesmas Karanganyar Kota Semarang

a. Memberikan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil saat posyandu

terutama pada umur berisiko, paritas lebih dari 2 anak, memiliki

pekerjaan dan umur kehamilan yang dapat berpengaruh pada kesehatan

ibu dan janin serta menyediakan media penyuluhan seperti poster,

leaflet, lembar balik dan lain-lain.

b. Diharapkan dapat melengkapi data-data di SIMPUS Karanganyar Kota

Semarang agar tidak terjadi masalah saat pengambilan data dibutuhkan.

2. Profesi Bidan

a. Melakukan sosialisasi mengenai gambaran anemia pada ibu hamil

kepada seluruh masyarakat untuk mencegah dan mengatasi terjadinya

anemia pada ibu hamil.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian

selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan memperluas kembali

variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abriha, A., Yesuf, M. E., & Wassie, M. M. (2014). Prevalence and associated
factors of anemia among pregnant women of Mekelle town: A cross sectional
study. BMC Research Notes, 7(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/1756-0500-7-
888
Achebe, M. M., & Gafter-gvili, A. (2017). How I treat anemia in pregnancy: iron,
cobalamin, and folate. The American Society of Hematology, 129(8), 940–
949. https://doi.org/10.1182/blood-2016-08-672246.
Administrasi, B., & Masyarakat, F. K. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kinerja Gasurkes Kia Dalam Pendampingan Ibu Hamil Di Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 8–16.
Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Anemia
Defisiensi Besi. Majority, 5.
Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2010). Faktor Risiko Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan, 8,
389–395.
Amanupunnyo, N. A., Shaluhiyah, Z., & Margawati, A. (2018). Jurnal Aisyah :
Jurnal Ilmu Kesehatan Analisis Faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Kairatu Seram Barat. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan,
3(2), 173–181.
Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. H. P. (2018). Usia Ibu Dan
Paritas Sebagai Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal:
Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 3(2), 108.
https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.506
Anggraini, N. N., & Anjani, R. D. (2021). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil pada Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Pangan Dan Gizi, 11(1), 42–49. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPDG/article/view/7491
Anggraini, T., & Sari, I. (2015). Hubungan Antara Pekerjaan Dan Pendidikan
Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang Tahun 2015. Jurnal. Palembang: Akbid Budi Mulia.
Astriana, W. (2017). Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan
Usia. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2, 123–130.
Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Jawa Timur: CV
Pustaka Abadi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta.
Bakta, I. M. (2013). Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Basith, A., Agustina, R., & Diani, N. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Dunia Keperawatan, 5(1), 1.
https://doi.org/10.20527/dk.v5i1.3634
BKKBN. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, Laporan
Pendahuluan. Kementrian Kesehatan. Jakarta.
Carlo, G., Renzo, D., & Giardina, I. (2015). Iron deficiency anemia in pregnancy.
Womens Health, 11, 891–900. https://doi.org/10.2217/whe.15.35
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2013). Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Pelayanan
Antenatal. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI. (2012). Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga.
Jakarta.
Deswati, D. A., Suliska, N., & Maryam, S. (2019). Pola Pengobatan Anemia Pada
Ibu Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak. Pola Pengobatan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Salah Satu Rumah Sakit Ibu Dan Anak, 5(1), 13–
21.
Dewi Anggraini, P. (2018). FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG TAHUN 2018.
Jurnal Kebidanan, 7(15), 33–38.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jateng
Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (Vol. 3511351).
Dinas Kesehatan Semarang. (2014). Profil Kesehatan Kota Semarang 2014.
Dinkes Kota Semarang. (2015). Profil Kesehatan Kota Semarang.
Dinkes Kota Semarang. (2019). Rencana Kerja Dinas Kota Semarang 2019.
RENJA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG, (3).
Dinkes Provinsi Jateng. (2019). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2018-2023. Journal of Chemical Information and Modeling,
(1), 1–156.
Fryer, K., Delgado, A., Foti, T., Reid, C. N., & Marshall, J. (2020).
Implementation of Obstetric Telehealth During COVID-19 and Beyond.
Maternal and Child Health Journal, 24(9), 1104–1110.
https://doi.org/10.1007/s10995-020-02967-7
Gail Wiscarz, S., & T. Larai, M. (2011). Prinsip dan Praktik Keperawatan
Psikiatrik. Jakarta: EGC.
Hendrar, K. (2020). Era Normal Baru, Posyandu Harus Tetap Jalan Secara
„Online‟ dan Jemput Bola. Retrieved June 11, 2021, from
https://jatengdaily.com/2020/era-normal-baru-posyandu-harus-tetap-jalan-
secara-online/
Herawati, Y., & Rusmiati, D. (2018). HUBUNGAN FREKUENSI UMUR,
TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA KEHAMILAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL. Jurnal Kesehatan Dan
Kebidanan (Journal Of Health And Midwifery), 7(2010).
Imai, K. (2020). Parity-based assessment of anemia and iron deficiency in
pregnant women. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology, 59(6),
838–841. https://doi.org/10.1016/j.tjog.2020.09.010
Kemenkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Kementerian Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal,
Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebaisaan Baru.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Petunjuk Teknis Pelayanan
Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19. kemenkes RI. Retrieved from
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjuk-teknis-pelayanan-
puskesmas-pada-masa-pandemi-covid-19/#.X6z9Be77TIU
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Lestari Purwaningtyas, Melorys Nita Prameswari, G. (2017). FAKTOR
KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL. Jurnal Universitas Negeri
Semarang, 1(3), 43–54. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia
Lestari, W. A. P., & Wijaya, S. (2020). Literature Riview: Status Gizi Dan
Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil. National Conference for Ummah (Ncu) 2020, 1(1).
Leveno. (2015). Manual Komplikasi Kehamilan Williams. Jakarta: EGC.
Lincetto, O., Mothebesoane-anoh, S., Gomez, P., & Munjanja, S. (2013).
Opportunities for Africa ‟ s Newborns. Int J Sci Tech Res, 2(2), 250.
Lolombulan, J. H. (2021). Analisis Data Statistika Bagi Peneliti Kedokteran dan
Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
M. Abu-Ouf, N., & M. Jan, M. (2015). The impact of maternal iron deficiency
and iron deficiency anemia on child‟s health. Saudi Med, 36(2), 146–149.
https://doi.org/10.15537/smj.2015.2.10289
Mamuroh, L., & Nurhakim, F. (2021). Anemia Kehamilan Dan Faktor Yang
Mempengaruhi : Studi. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu
Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 21, 2.
Manuaba, I. B. (2013). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan (2nd ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mardha, M. S., Syafitri, E., & Panjaitan, I. S. (2019). Hubungan Umur Dan
Paritas Ibu Hamil Dengan Anemia Di Rumah Bersalin Hj. Dermawati
Nasution Tembung. Window of Health : Jurnal Kesehatan, 2(4), 307–314.
https://doi.org/10.33368/woh.v0i0.186
Mariana, D., Wulandari, D., & Padila. (2018). HUBUNGAN POLA MAKAN
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS. Jurnal Keperawatan Silampari, 1, 108–122.
Ningrum, A. P., & Syaifudin. (2015). Hubungan usia dengan anemia dalam
kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Wates Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2012. Stikes ’aisyiyah Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurmasari, V., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keteraturan Kunjungan Anc
(Antenatal Care) Dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Kecamatan Maron Probolinggo.
Amerta Nutrition, 3(1), 46. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i1.2019.46-51
Nurzia, N. (2016). TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI
TAHUN 2016. SCIENTIA JOURNAL, 5(02), 167–172.
Nwafor, J. I., & Aniukwu, Joseph Kenechi Anozie, Bonaventure Okechukwu
Ikeotuonye, A. C. (2020). Knowledge and practice of preventive measures
against COVID-19 infection among pregnant women in a low-resource
African setting. MedRxiv.
https://doi.org/https://doi.org/10.1101/2020.04.15.20066894
Patricia A, P., & Anne Griffin, P. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
PBKI. (2020). The First International Conference on Indonesia Family Planning
and Reproductive Health Kicks off in Yogyakarta. Retrieved from
https://pkbi.or.id/the-first-international-conference-on-indonesia-family-
planning-and-reproductive-health-kicks-off-in-yogyakarta/
Pemiliana, P. D., Oktafirnanda, Y., & Santi, I. (2019). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Simpang Kiri
Kota Subulussalam Provinsi Aceh Tahun 2018. Window of Health : Jurnal
Kesehatan, 2(4), 389–402. https://doi.org/10.33368/woh.v0i0.205
Peter, A., & Anto, F. (2017). Anaemia in pregnancy and associated factors: a
cross sectional study of antenatal attendants at the Sunyani Municipal
Hospital, Ghana. BMC Research Notes, 10. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5553653/
Pratama Husada Widoyoko, A., & Septianto, R. (2020). PENGARUH ANEMIA
TERHADAP KEMATIAN MATERNAL. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 2(1), 1–6. https://doi.org/https://doi.org/10.37287/jppp.v2i1.36
Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan (3rd ed.). Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, S. (2016). Buku Ilmu Kebidanan (4th ed.). Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, A., & Kusuma Wati, E. (2017). Ilmu gizi untuk keperawatan & gizi
kesehatan (2nd ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudiastuti, D. (2011). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwandari, A., Lumy, F., & Polak, F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Anemia. Jurnal Ilmiah Bidan, 4.
Puspita Sari, A., & Romlah. (2019). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III.
Journal of Telenursing (JOTING), 52(1), 1–5.
Putri, Y. R., & Hastina, E. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA KASUS KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS.
CV Pena Persada, Jawa Tengah. https://doi.org/10.31237/osf.io/ejua8
Putu, A. K. C. P., Ngurah A.A, S., & Wiradewi A.A, L. (2020). Gambaran
karakteristik anemia defisiensi besi pada ibu hamil di rsup sanglah tahun
2017. Jurnal Medika Udayana, 9(2), 40–45.
Qudsiah Chadlirotul, S., Herry, S. D., & Siti, N. (2015). Hubungan antara paritas
dan umur ibu dengan anemia pada ibu hamil trimester III 2012 (Studi Kasus
di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota Semarang). Unimus
Jurnal, 2(1), 20–25. Retrieved from
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/815/868
Rahayu, L. D. P., & Suryani, E. S. (2013). HUBUNGAN KONSUMSI
SAYURAN HIJAU DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA. Jurnal
Publikasi Kebidanan, 9, 31–38.
Rahmi, N., & Husna, A. (2020). Analisis Faktor Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Journal of
Healthcare Technology and Medicine, 6(2), 2615–109.
https://doi.org/https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1241
Rismawati, S., & Rohmatin, E. (2018). Analisis Penyebab Terjadinya Anemia
Pada Ibu Hamil. Media Informasi, 14(1), 51–57.
https://doi.org/10.37160/bmi.v14i1.168
Roosleyn Tiurma Parulian, I. (2016). Strategi dalam penanggulangan pencegahan
anemia pada kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya, 3(3), 1–9.
Rosmalina, Y., Safitri, A., & Ernawati, F. (2014). ASUPAN ENERGI DAN
PENGGUNAAN ENERGI (ENERGY EXPENDITURE) SELAMA
KEHAMILAN: STUDI LONGITUDINAL. Gizi Indonesia, 37(2), 101–108.
Sá, A. De, Pereira, A. D., & Souza, R. De. (2015). Anemia in pregnancy : impact
on weight and in the development of anemia in newborn. Nutrition
Hospitalaria, 32.
Sangwan, K., Kumar, N., Jindal, H. A., Jitendra, B. B., Sahoo, S. S., & Kamboj,
G. (2014). Socio demographic determinants of IFA intake during pregnancy
among mothers in rural area of Rohtak, Haryana, India. International Journal
of Basic and Applied Medical Sciences, 4(3), 49–56.
Sari, E. R., Andriani, L., & Kurniawati, P. (2019). Konsumsi Tablet Fe Dan
Pengetahuan Berhubungan Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii.
Jurnal Media Kesehatan, 11(2), 17–28.
https://doi.org/10.33088/jmk.v11i2.371
Sellayah, H. (2017). Gambaran Anemia Pada Ibu-ibu Hamil Yang Datang Pada
Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2014-2015.
Universitas Sumatera Utara.
Sin Sin. (2011). Masa Kehamilan dan Persalinan (3rd ed.). Jakarta: PT Alex
Media Komputindo.
Soebroto, I. (2015). Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta:
Penerbit Pembangkit.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukaisi, S. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada
Ibu hamil di Puskesmas Wirobrajan. International Journal of Machine Tools
and Manufacture. ‟Aisyiyah Yogyakarta. Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.mfglet.2017.12.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.
cirpj.2011.06.007%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.procir.2016.02.316%0Ahtt
p://dx.doi.org/10.1016/j.procir.2016.02.310%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jma
pro.2018.03.033%0Ahttp://dx.doi.o
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi: Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Penerbit Graha.
Sumarmi, S., Puspitasari, N., Handajani, R., & Wirjatmadi, B. (2016).
Underweight as a risk factor for Iron depletion and Iron- Deficient
erythropoiesis among young women in Rural Areas of East Java, Indonesia.
Malaysian Journal of Nutrition, 22(2), 219–232.
Tambunan, D. M. (2011). Gambaran Kejadian dan Faktor-Faktor yang
Berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Apung Kabupaten Asahan
Tahun 2011. Skiripsi, 1(1), 168.
Tangga, R., Di, M., Tasikmalaya, K., & Ciamis, D. A. N. (2016). PREVALENSI
DAN FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR DI.
Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(September 2017).
https://doi.org/10.22435/kespro.v7i2.4909.71-82
Tanziha, I., Utama, L. J., & Rosmiati, R. (2016). Faktor Risiko Anemia Ibu Hamil
Di Indonesia. Jurnal Gizi Dan Pangan, 11(2), 143–152.
https://doi.org/10.25182/jgp.2016.11.2.%p
Tiara, B. C., Siauta, J. A., & Herliyani, D. U. (2019). Analisis anemia pada ibu
hamil di puskesmas mauk kabupaten tangerang. JURNAL ILMU
KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN NASIONAL, 3(2), 1–13.
Triharini, M. (2019). Editorial: Upaya Bersama dalam Pencegahan Anemia
Kehamilan. Pediomaternal Nursing Journal, 5(2).
https://doi.org/10.20473/pmnj.v5i2.21220
Wahyuntari, E., & Wahtini, S. (2020). Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan. Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan
UM. Mataram, 5(1), 1. https://doi.org/10.31764/mj.v5i1.1122
Walyani, E. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Wartisa, F., Stikes, O. S., & Padang, P. (2018). Hubungan Paritas Dan Sikap
Terhadap Konsumsi Tablet Fe Pada Ibu Hamil. Prosiding Seminar
Kesehatan Perintis E, 1(1), 2622–2256. Retrieved from
https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/PSKP/article/view/365%0Ahttp://
myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP/article/view/101
WHO. (2011a). Anaemia. Retrieved from
https://www.who.int/westernpacific/health-topics/anaemia
WHO. (2011b). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity. Vitamin and Mineral Nutrition Information System.
WHO. (2015). World Health Statistics 2015. World Health Organization.
Switzerland: World Health Organization. Retrieved from
https://www.who.int/docs/default-source/gho-documents/world-health-
statistic-reports/world-health-statistics-2015.pdf
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian

JADWAL PENELITIAN

WAKTU
FEBRUA MARET APRIL MEI 2021 JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMB
KEGIATAN 2021 2021 2021 2021 2021 ER 2021
RI 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Karya Tulis
Ilmiah
Seminar
Proposal
Karya Tulis
Ilmiah
Revisi
Proposal
Karya Tulis
Ilmiah
Perijinan
Penelitian
Persiapan
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Laporan
Karya Tulis
Ilmiah
Sidang
Karya Tulis
Ilmiah
Revisi
Laporan
Karya Tulis
Ilmiah Akhir
Lampiran 2 Surat Izin Prodi Kebidanan
Lampiran 3 Surat Izin Dinas Kesehatan Kota Semarang
Lampiran 4 Lembar ETIK
Lampiran 5 Surat kesediaan membimbing

SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Emi Sutrisminah, S.SiT, M.Keb
NIDN : 0612117202
Pangkat/Golongan : Penata/IIIc
Jabatan Akademik : Lektor
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing pembuatan Karya Tulis Ilmiah atas
nama mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK
Unissula, sebagai berikut :
Nama : Anjar Fifi Wulandari
NIM : 32102000005
Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa
Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Semarang, 14 Juni 2021


Pembimbing

Emi Sutrisminah, S.SiT, M.Keb


NIDN 0612117202
SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Is Susiloningtyas, S.SiT, M.Keb
NIDN : 0624107001
Pangkat/Golongan : Penata/IIIc
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing pembuatan Karya Tulis Ilmiah atas
nama mahasiswa Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK
Unissula, sebagai berikut :
Nama : Anjar Fifi Wulandari
NIM : 32102000005
Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa
Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Semarang, 14 Juni 2021


Pembimbing

Is Susiloningtyas, S.SiT, M.Keb


NIDN 0624107001
Lampiran 6 Lembar Konsul

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG
Jl. Raya Kaligawe KM 4 PO Box 1054 Semarang Telp. (024) 6583584

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Anjar Fifi Wulandari


NIM : 32102000005
JUDUL : Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa Pandemi Di
Puskesmas Karanganyar Kota Semarang

JADWAL BIMBINGAN PELAKSA


BUKTI
NAMA NAAN
NO MATERI
PEMBIMBING HARI/TGL/
HARI/TGL JAM
JAM
PENGUJI I
1 RR. Catur Leny Konsul
Proposal
Wulandari,
Skripsi 13 Juli
13 Juli
S.SiT., M.Keb. 07.00 2021/07.
2021
00

2 RR. Catur Leny Konsul


Proposal
Wulandari, 23 Juli
Skripsi 23 Juli
S.SiT., M.Keb. 09.20 2021/
2021
09.20

3 RR. Catur Leny Konsul


Proposal
Wulandari, 27 Juli
Skripsi 27 Juli
10.20 2021/
S.SiT., M.Keb. 2021
10.20
4 RR. Catur Leny Konsul
Proposal
Wulandari, 29 Juli
Skripsi 29 Juli
S.SiT., M.Keb. 13.00 2021/
2021
13.00

5 RR. Catur Leny Konsul


Revisi 20
Wulandari, 20
Pasca Novembe
November 15.00
S.SiT., M.Keb. Sidang r 2021/
2021
Skripsi 15.00
6. RR. Catur Leny Konsul
Revisi
Wulandari,
Pasca 16
S.SiT., M.Keb. Sidang 16
Desembe
Skripsi Desember 12.00
r 2021/
2021
12.00

7. RR. Catur Leny Konsul


Revisi
Wulandari, 18
Pasca 18
S.SiT., M.Keb. Sidang Desembe
Desember 13.00
Skripsi r 2021/
2021
13.00

8. RR. Catur Leny Konsul


Revisi 20
Wulandari, 20
Pasca Desembe
S.SiT., M.Keb. Sidang Desember 17.00
r 2021/
Skripsi 2021
17.00

9. RR. Catur Leny Konsul


Revisi
Wulandari,
Pasca
S.SiT., M.Keb. Sidang 24
24
Skripsi Desembe
Desember 10.00
r 2021/
2021
10.00
PEMBIMBING UTAMA
1 Emi Konsul 23 21.00 23
Proposal November Novembe
Sutrisminah,
Skripsi 2020 r 2021/
S.Sit, M.Keb 21.00

2 Emi Konsul 25 May 10.00 25 May


offline 2021 2021 /
Sutrisminah,
proposal 10.00
S.Sit, M.Keb skripsi
3 Emi Konsul 8 Juni 2021 17.00 8 Juni
proposal 2021/
Sutrisminah,
skripsi 17.00
S.Sit, M.Keb
4 Emi Konsul 9 Juni 2021 05.45 9 Juni /
proposal 05.45
Sutrisminah,
skripsi
S.Sit, M.Keb
5 Emi Konsul 10 Juni 06.00 10 Juni
proposal 2021 2021/
Sutrisminah,
skripsi 06.00
S.Sit, M.Keb

6 Emi Konsul 12 Juni 06.00 12 Juni


proposal 2021 2021/
Sutrisminah,
skripsi 06.00
S.Sit, M.Keb

6. Emi Konsul 13 Juni 07.00 13 Juni


Sutrisminah, proposal 2021 2021/
S.Sit, M.Keb skripsi 07.00

7 Emi Konsul 21 Juli 07.00 21 Juli


Sutrisminah, proposal 2021 2021/07.
S.Sit, M.Keb skripsi 00
8. Emi Konsul 10 oktober 08.00 10/ 10
Sutrisminah, hasil 2021 2021/
S.Sit, M.Keb penelitian 08.00

9 Emi Konsul 18 oktober 19.00 18/10/20


Sutrisminah, hasil 2021 21/19.00
S.Sit, M.Keb penelitian

10 Emi Konsul 24 oktober 10.00 24/10/20


Sutrisminah, hasil 2021 21/10.00
S.Sit, M.Keb penelitian

11 Emi Konsul 28 oktober 06.00 28/10/20


Sutrisminah, hasil 2021 21/06.00
S.Sit, M.Keb penelitian

12 Emi Konsul 30 oktober 06.00 30/10/20


Sutrisminah, hasil 2021 21/06.00
S.Sit, M.Keb penelitian

13 Emi Konsul 28 20.00 28/12/20


Sutrisminah, skripsi Desember 21/20.00
S.Sit, M.Keb 2021

PEMBIMBING PENDAMPING
1. Is Konsul 9 Juni 2021 09.00 9 Juni
proposal 2021/
Susiloningtyas,
skripsi 09.00
S.Sit, M.Keb
2. Is Konsul 10 Juni 08.30 10 Juni
proposal 2021 2021/09.
Susiloningtyas,
00
S.Sit, M.Keb
3. Is Konsul 11 Juni 18.30 11 Juni
proposal 2021 2021/18.
Susiloningtyas,
30
S.Sit, M.Keb
4. Is Konsul 12 Juni 17.00 12 Juni
proposal 2021 2021/17.
Susiloningtyas,
00
S.Sit, M.Keb

5. Is Konsul 13 Juni 14.50 13 Juni


Proposal 2021 2021/14.
Susiloningtyas,
50
S.Sit, M.Keb
6. Is Konsul 22 Juli 10.30 22 Juli
Susiloningtyas, Proposal 2021 2021/10.
S.Sit, M.Keb 30

7. Is Konsul 20 Oktober 15.30 20


Susiloningtyas, Skripsi 2021 Oktober
S.Sit, M.Keb 2021/
15.30

8. Is Konsul 26 Oktober 10.00 26


Susiloningtyas, Skripsi 2021 Oktober
S.Sit, M.Keb 2021/
10.00

9. Is Konsul 28 Oktober 15.00 28


Susiloningtyas, Skripsi 2021 Oktober
S.Sit, M.Keb 2021/
15.00
10. Is Konsul 6 06.00 6
Susiloningtyas, Skripsi November Novembe
S.Sit, M.Keb 2021 r 2021/
06.00

11 Is Konsul 24 10.00 24
Susiloningtyas, Skripsi Desember Desembe
S.Sit, M.Keb 2021 r 2021/
10.00

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing Pendamping

Emi Sutrisminah, S.SiT, M.Keb Is Susiloningtyas, S.SiT, M.Keb


NIDN 0612117202 NIDN 0624107001
Lampiran 7 rekapan form data penelitian
Tabel Hasil Penelitian
Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Selama Masa Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang
Umur Kunjungan
Usia Paritas Pekerjaan Kategori Hb
Kehamilan ANC
No Nama <6X ≥6 X
20- TM TM TM Grande Tidak Anemia Anemia Anemia
<20 >35 Multipara Primipara Bekerja
35 1 11 111 multipara Bekerja Berat Sedang ringan

1 Ny. D √ √ √ √ √ √

2 Ny. S √ √ √ √ √ √

3 Ny. N √ √ √ √ √ √

4 Ny. N √ √ √ √ √ √

5 Ny. R √ √ √ √ √ √

6 Ny. S √ √ √ √ √ √

7 Ny. A √ √ √ √ √ √

8 Ny. Z √ √ √ √ √ √

9 Ny. A √ √ √ √ √ √

10 Ny. D √ √ √ √ √ √
11 Ny. A √ √ √ √ √ √

12 Ny. A √ √ √ √ √ √

13 Ny. N √ √ √ √ √ √

14 Ny. R √ √ √ √ √ √

15 Ny. T √ √ √ √ √ √

16 Ny. N √ √ √ √ √ √

17 Ny. F √ √ √ √ √ √

18 Ny. S √ √ √ √ √ √

19 Ny. N √ √ √ √ √ √

20 Ny. D √ √ √ √ √ √

21 Ny. E √ √ √ √ √ √

22 Ny. K √ √ √ √ √ √

23 Ny. F √ √ √ √ √ √

24 Ny. S √ √ √ √ √ √

25 Ny. S √ √ √ √ √ √

26 Ny. H √ √ √ √ √ √

27 Ny. M √ √ √ √ √ √

28 Ny. N √ √ √ √ √ √
29 Ny. R √ √ √ √ √ √

30 Ny. R √ √ √ √ √ √

31 Ny. A √ √ √ √ √ √

32 Ny. I √ √ √ √ √ √

33 Ny. U √ √ √ √ √ √

34 Ny. I √ √ √ √ √ √

35 Ny. I √ √ √ √ √ √

36 Ny. A √ √ √ √ √ √

37 Ny. S √ √ √ √ √ √

38 Ny. E √ √ √ √ √ √

39 Ny. N √ √ √ √ √ √

40 Ny. I √ √ √ √ √ √

41 Ny. Q √ √ √ √ √ √

42 Ny. M √ √ √ √ √ √

43 Ny. D √ √ √ √ √ √

44 Ny. Y √ √ √ √ √ √

45 Ny. S √ √ √ √ √ √

46 Ny. D √ √ √ √ √ √
47 Ny. H √ √ √ √ √ √

48 Ny. S √ √ √ √ √ √

49 Ny. D √ √ √ √ √ √

50 Ny. N √ √ √ √ √ √

51 Ny. J √ √ √ √ √ √

52 Ny. R √ √ √ √ √ √

53 Ny. Y √ √ √ √ √ √

54 Ny. H √ √ √ √ √ √

55 Ny. L √ √ √ √ √ √

56 Ny. A √ √ √ √ √ √

57 Ny. Y √ √ √ √ √ √

58 Ny. A √ √ √ √ √ √

59 Ny. N √ √ √ √ √ √

60 Ny. M √ √ √ √ √ √

61 Ny. D √ √ √ √ √ √

62 Ny. K √ √ √ √ √ √
Lampiran 8 Uji Analisis SPSS

Statistics

USIA KUNJUNGAN KATEGORI


UMUR KEHAMILAN PARITAS PEKERJAAN ANC HB

N Valid 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.08 2.2258 1.6774 1.4677 1.5968 2.7903

UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20 tahun 4 6.5 6.5 6.5

20-35 49 79.0 79.0 85.5

>35 tahun 9 14.5 14.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

USIA KEHAMILAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Trimester 1 7 11.3 11.3 11.3

Trimester 2 34 54.8 54.8 66.1

Trimester 3 21 33.9 33.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

PARITAS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Primipara 21 33.9 33.9 33.9


Multipara 40 64.5 64.5 98.4
Grandemultipara 1 1.6 1.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid bekerja 33 53.2 53.2 53.2

tidak bekerja 29 46.8 46.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

KUNJUNGAN ANC

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid ANC <6X 25 40.3 40.3 40.3

ANC ≥6X 37 59.7 59.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

KATEGORI HB

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid anemia sedang 13 21.0 21.0 21.0

anemia ringan 49 79.0 79.0 100.0

Total 62 100.0 100.0


Lampiran 9 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai