Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Menciptakan Perdamaian Dan Resolusi Konflik

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu: Dr. M Anang Sholihudin S.Pdl M.Pdl

Oleh:

Yusnia Ulul Azmi (202269120093)

M Zainul Arifin (202269120104)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN

MARET 20023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwosari, 07 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................4

B. Rumusan Masalah...................................................................................4

C. Tujuan Masalah.......................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian peace building dan resolusi konflik....................................5

B. Metode Resolusi Konflik.........................................................................8

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

1. Kesimpulan................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konflik merupakan salah satu esensi dari kehidupan dan


perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam. Manusia
mempunyai perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum,
bangsa, suku, agama, kepercayaan, aliran politik, serta budaya dan tujuan
hidupnya. Dalam sejarah ummat manusia perbedaan inilah yang selalu
menimbulkan konflik. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak
dapat dihindari dan selalu akan terjadi. Dari sini, ada benarnya jika sejarah
ummat manusia merupakan sejarah konflik. Konflik selalu terjadi di dunia,
dalam sisitem sosial yang bernama negara, bangsa, organisasi, perusahaan, dan
bahkan sistem sosial terkecil yang bernama keluarga dan pertemanan1. Konflik
terjadi di masa lalu, sekarang, dan pasti akan terjadi di masa yang akan datang.
Kuantitas dan kualitas konflik yang terjadi di indonsia yang pada masa
mendatang cenderung meningkat. Kecenderungan ini karena berkembangnya
masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society). Masyarakat sipil
memberdayakan warga negara terhadap pemerintah.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang di maksud peace building dan resolusi konflik
b) Bagaimana mengidentifikasi daerah rawan konflik
c) Apa saja langkah-langkah menciptakan perdamaian

C. Tujuan Masalah
d) Untuk mengetahui pengertian peach building dan resolusi konflik
e) Untuk dapat mengidentifikasi daerah rawan konflik
f) Untuk mengetahui langkah-langkah menciptakan perdamian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian peace building dan resolusi konflik


1. Pengertian peach building atau resolusi konflik

Peach building atau pembinaan perdamaian adalah campur tangan


(intervensi) yang dirancang untuk mencegah terjadinya atau berlanjutnya
konflik bersenjata dengan membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Pembinaan perdamaian bertujuan melenyapkan penyebab utama atau penyebab
yang berpotensi memicu kekerasan, membangun harapan masyarakat bahwa
konflik akan berakhir damai, dan mengembalikan kestabilan politik dan sosial-
ekonomi. Definisi tetapnya tergantung pada pelaku intervensi. Ada definisi
yang menyebutkan secara rinci aktivitas-aktivitas yang tergolong pembinaan
perdamaian, dan ada pula definisi yang membatasi pembinaan perdamaian
pada intervensi pascakonflik saja.

Pembinaan perdamaian merupakan upaya pemerintah dan masyarakat di


tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk melenyapkan penyebab utama
kekerasan dan menjamin bahwa warga sipil menikmati kebebasan dari rasa
takut (perdamaian negatif), kebebasan dari kemiskinan (perdamaian positif),
dan kebebasan dari rasa hina sebelum, selama, dan setelah konflik bersenjata.

Aktivitas yang dijalankan semasa pembinaan perdamaian tergantung pada


situasi dan agen pembinaan perdamaian. Aktivitas pembinaan perdamaian
dianggap berhasil apabila mampu menciptakan lingkungan yang mendorong
perdamaian jangka panjang; mendamaikan pihak yang saling bermusuhan;
mencegah berulangnya konflik; menyatukan masyarakat sipil; membuat
mekanisme aturan hukum dan menyelesaikan permasalahan struktural dan
kemasyarakatan. Sejumlah peneliti dan praktisi menganggap bahwa pembinaan
perdamaian lebih efektif dan bertahan lama apabila ikut mempertimbangkan
makna perdamaian menurut warga setempat dan dinamika yang memicu atau
memperparah konflik

Terdapat tiga dimensi peran aktor dalam proses peacebuilding, yaitu:

 Mengubah struktural yang kontradiktif

Mengubah struktural yang kontradiktif cukup penting untuk mencapai


perdamaian yang berkelanjutan. Elemen penting dalam mengubah
struktural yang kontradiktif adalah state-building dan demokratisasi.

 Meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik.

Bagian integral dari peacebuilding untuk mengurangi efek dari sebuah


konflik. Hal ini dicapai dengan program rekonsiliasi, membangun
kepercayaan, membangun komunikasi dan lain-lain.

 Mengubah sikap dan perilaku individu.

Bentuk penguatan kapasitas perdamaian pada masing-masing individu.


Hal ini bisa dicapai dengan memberdayakan individu yang sebelumnya
terkesampingkan, pemulihan trauma, dan luka psikologis.

2. Pengertian resolusi konflik

Resolusi konflik atau conflict resolution adalah suatu cara untuk


menemukan solusi damai bagi dua pihak atau lebih dalam kasus
ketidaksepahaman di antara mereka. Ketidaksepahaman tersebut dapat bersifat
pribadi, finansial, politik, atau emosional.

Resolusi konflik menyarankan penggunaan cara-cara yang demokratis dan


konstruktif untuk menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik dilakukan
dengan cara memberikan kesempatan pada pihak-pihak yang berkonflik untuk
memecahkan masalah, baik oleh diri mereka sendiri atau melibatkan pihak
ketiga.
Resolusi konflik penting dilakukan untuk menemukan solusi damai dalam
situasi sulit. Konflik yang besar dapat menghabiskan sumber daya, waktu,
energi, menghilangkan motivasi, dan merusak reputasi baik. Sebaliknya,
konflik yang dikelola dengan baik memungkinkan adanya pembentukan
persekutuan baru dan penemuan sumber daya baru.

Resolusi konflik bertujuan untuk mengetahui bahwa konflik itu ada dan
diarahkan pada keterlibatan pihak-pihak yang bersangkutan, sehingga dapat
diselesaikan secara efektif. Resolusi konflik difokuskan pada sumber konflik
antara dua pihak, agar mereka bersama-sama mengidentifikasikan isu-isu yang
lebih nyata.

Berikut ini beberapa proses dalam melakukan resolusi konflik:

 Pengakuan oleh pihak-pihak yang terlibat masalah.


 Melakukan kesepakatan bersama untuk mengatasi masalah dan
menemukan solusi penyelesaian.
 Memahami perspektif dari seseorang atau kelompok yang sedang terlibat
masalah.
 Mengidentifikasi perubahan sikap pada mereka yang terlibat masalah
untuk melakukan pendekatan.
 Mengenali pemicu dari konflik yang terjadi.
 Diperlukannya intervensi dari pihak ketiga yang netral misalnya dari HR
atau atasan untuk melakukan mediasi.
 Kesedian dari pihak yang terlibat masalah untuk ikut berkompromi.
 Sepakat untuk membuat rencana guna mengatasi perbedaan.
 Memantau dampak dari setiap kesepakatan yang dibuat apakah nantinya
akan membuat perubahan pada pihak yang bertikai.
 Perusahaan mendisiplinkan atau memberhentikan karyawan yang menolak
upaya resolusi konflik.
B. Metode Resolusi Konflik
Wirawan (2009) mengelompokkan metode resolusi konflik menjadi dua.
Pertama, pengaturan sendiri oleh pihak-pihak yang berkonflik (self regulation).
Kedua, melalui intervensi pihak ketiga (third party intervention).

a) Macam-macam pola interaksi konflik dalam metode resolusi konflik


pengaturan sendiri (self regulation) antara lain:
1. Win & Lose Solution
Dalam model ini, pihak yang terlibat konflik bertujuan
memenangkan konflik dan mengalahkan lawannya. Upaya
memenangkan konflik dilakukan dengan berbagai pertimbangan,
seperti memiliki kekuasaan yang lebih besar dari pihak lawan,
mempunyai sumber konflik yang lebih besar, objek konflik sangat
penting, situasi konflik menguntungkan, dan merasa bisa mengalahkan
lawan.
2. Win & Win Solution
Dalam model ini, resolusi konflik bertujuan menciptakan
kolaborasi atau kompromi. Keluaran yang diharapkan oleh pihak-pihak
yang terlibat konflik adalah sama-sama memenangkan atau tidak ada
yang dirugikan dalam konflik tersebut.
3. Resolusi Konflik Menghindar (Avoiding)
Tujuan dari resolusi konflik model avoiding adalah untuk
menghindar atau menjauhkan diri dari situasi konflik yang ada. Alasan
yang melatarbelakangi di antaranya, tidak nyaman atas akibat dari
konflik, menganggap penyebab konflik tidak penting, dan belum siap
untuk bernegosiasi.
4. Resolusi konflik mengakomodasi (Accommodating)
Tujuan dari model ini adalah untuk menyenangkan lawan dengan
mengorbankan diri. Adapun perilaku pihak konflik yaitu bersikap pasif
dan ramah kepada lawan konflik, mengabaikan diri sendiri,
menyerahkan solusi dan memenuhi keinginan lawan konflik.
b) Model penyelesaian konflik melalui pihak ketiga (third party
intervention) antara lain:
1. Resolusi konflik melalui proses pengadilan Dalam resolusi konflik
melalui peradilan perdata, pihak yang berkonflik menyerahkan solusi
konfliknya pada pengadilan perdata di pengadilan negeri melalui
gugatan. Keputusan kasus konflik sepenuhnya berada di hakim.
2. Resolusi konflik melalui pendekatan legislasi Resolusi konflik
melalui pendekatan legislasi adalah penyelesaian konflik melalui
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh lembaga legislasi.
Biasanya resolusi ini digunakan untuk konflik yang skalanya besar dan
meliputi banyak populasi.
3. Resolusi konflik melalui proses administrasi Resolusi konflik melalui
proses administrasi adalah penyelesaian konflik oleh lembaga negara
(bukan lembaga yudikatif). Lembaga negara yang dimaksud telah diberi
hak menurut undang-undang atau peraturan pemerintah untuk
menyelesaikan konflik dalam bidang tertentu.
5. Resolusi perselisihan alternatif (Alternative Dispute Resolution-
ADR) Alternative Dispute Resoluton-ADR adalah penyelesaian konflik
melalui pihak ketiga. Pihak ketiga ini bukan pengadilan dan proses
administrasi yang diselenggarakan oleh lembaga yudikatif dan
eksekutif

3. Contoh Resolusi Konflik


a) Penyelesaian sengketa adat tanah setra di Bali
Terjadi perselisihan antara Desa Pakraman Cekik dengan Desa
Pakraman Gablogan. Bermula dari keluhan beberapa warga Desa
Pakraman Cekik karena merasa dirugikan terkait proses upacara
pemakaman oleh Desa Pakraman Gablogan. Resolusi konflik sengketa
ini dimediasi oleh Bupati Kabupaten Tabanan. Hasil keputusan mediasi
tersebut yaitu Desa Pakraman Gablogan harus pindah setra dan
mempunyai setra sendiri. Setra yang menjadi sengketa berubah status
menjadi tanah quo.
b) Gugatan hasil pemilu tahun 2019 oleh Prabowo
Konflik ini terjadi pada 2019, yaitu adanya dugaan kubu Prabowo atas
kecurangan yang dilakukan oleh kubu Jokowi pada pelaksanaan
pemilu. Penyelesaian konflik ini dilakukan melalui persidangan di
Mahkamah Konstitusi dengan hasil akhir gugatan Prabowo tidak
terbukti.
c) Konflik sengketa tanah
Banyak terjadi konflik lahan di Indonesia karena adanya tumpang
tindih pemanfaatan lahan. Hal ini disebabkan oleh Kementerian,
Lembaga, dan Pemerintah Daerah memiliki data, peta, dan informasi
geospasial masing-masing. Resolusi konflik ini dilakukan melalui
proses administrasi. Presiden Joko Widodo membuat Kebijakan Satu
Peta (KSP) melalui Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2016.

4. Daerah Rawan Konflik Di Indonesia

Pemerintah menjelaskan keamanan di tiga wilayah rawan konflik, seperti


Aceh, Papua dan Maluku saat ini relatif kondusif. Meski demikian, pemerintah
tetap mengawasi keamanan daerah tersebut."Antisipasi dan kewaspadaan itu
dilakukan untuk mencegah aksi separatisme dan pelanggaran di perbatasan,"
kata Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam)
Widodo Adi Sutjipto dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung DPR,
Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2007).

Enam daerah diprediksi sebagai wilayah paling rawan konflik sosial pada
tahun 2014. Yaitu, Papua, Jabar, Jakarta, Sumut, Sulteng, dan Jateng.
Tingginya potensi kerawanan ini mengingat sepanjang 2013 wilayah-wilayah
tersebut paling banyak dilanda konflik sosial. 
5. Langkah-Langkah Menciptakan Perdamaian
Langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menciptakan kedaiaman
dunia adalah:
a. Menegakkan hak asasi manusia
Kita dapat membantu menjamin HAM untuk menciptakan dunia
yang damai. Menyadur dari United Nations Human Rights , HAM
adalah hak yang kita miliki sebagai manusia terlepas dari
kebangsaan, jenis kelamin, etnis, warna kulit, agama, bahasa, dan
status sosial. Semua manusia adalah sama, manusia berhak atas
makanan, kesehatan, kebebasan, pendidikan, pekerjaan, dan
perlindungan.

b. Toleransi dan tenggang rasa Manusia terlahir berbeda-beda, setiap


individu memiliki keunikannya sendiri. Untuk menciptakan
kebahagiaan dunia, kita harus mengembangkan sikap dan tindakan
yang layak ditoleransi dan juga tenggang rasa.
c. Tanggung jawab Tanggung jawab juga merupakan sikap dan
tindakan yang diperlukan untuk menciptakan pemulihan dunia.
Adanya rasa bertanggung jawab dapat mengurangi rasa kecewa dari
pihak lain akibat kesalahan kita.

d. Melakukan diplomasi dan mediasi Untuk mencapai perdamaian, kita


harus terbiasa melakukan diplomasi dan juga mediasi. Di mana suatu
masalah memecahkan bersama-sama dalam suatu musyawarah
hingga mencapai satu solusi yang menguntungkan bagi setiap pihak.
Mengutip dari United Nations , diplomasi dan mediasi adalah cara
peling efektif untuk mengurangi penderitaan manusia dan kerugian
akibat konflik dan mencegah terjadinya konflik sejak awal.
e. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila Untuk menciptakan kedamaian,
kita harus mengamalkan nilia-nilai Pancasila. Pancasila merupakan
ideologi bangsa yang memberikan dasar bagaimana kita harus
bertindak dan berperilaku. Kelima sila yang terkandung dalam
Pancasila mengandung nilai-nilai yang bisa menjaga perdamaian.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Ketakutan dari konflik yang timbul di masyarakat adalah ketika konflik


tersebut berjalan serupa spiral konflik yang tak berhenti. Pertikaian antar
kelompok yang dikaitkan dengan suku, agama, ras, dan antar golonga
merupakan konflik yang sangat gampang untuk terulang ditempat yang sama.
Sesungguhnya dibalik berulangnya tindak kekerasan seperti perkelahian
antar kelompok pemuda yang burujung konflik tersimpan persoalan yang
sangat pelik. Itu menunjukkan bahwa sebuah wilayah telah kehilangan modal
sosial, nilai kemasyarakatan yang dianut, musyawarah dan toleransi antar
sesama yang diakui sebagai perekat nilai kebangsaan kita
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ummat.ac.id/950/2/SKRIPSI_BAB%20V%20-
%20LAMPIRAN_ILMU%20PEMERINTAHAN_MOCH.%20DERMAWAN_NIM
%2021513A0075.pdf

https://glints.com/id/lowongan/resolusi-konflik-adalah/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/05/155751569/resolusi-konflik-
definisi-dan-metodenya?page=all

https://www.zenius.net/blog/resolusi-konflik

Anda mungkin juga menyukai