Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sabun merupakan salah satu sarana untuk membersihkan diri dari

kotoran, kuman dan hal-hal yang membuat tubuh menjadi kotor. Bahkan

dizaman sekarang ini sabun bukan hanya digunakan untuk membersihkan

diri, tetapi juga ada beberapa sabun yang sekaligus berfungsi untuk

membersihkan kulit, memutihkan kulit, maupun menjaga kesehatan kulit

(Langingi, 2012 ).

Berdasarkan bentuknya, sabun yang dikenal pada saat ini ada

bermacam-macam diantaranya berupa sabun cair (liquid soap), sabun

padat opaqui (sabun padat biasa), dan juga sabun padat transparan.

Dipasaran sabun padat lebih sering digunakan oleh masyarakat pada

umumnya, selain harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan sabun

mandi jenis lain. Sabun mandi padat sangat akrab dalam kehidupan sehari-

hari. Sebagian besar masyarakat menggunakan sabun mandi padat untuk

membersihkan badan. Hal ini dikarenakan sabun mandi padat harganya

relatif lebih murah (Langingi, 2012).

Asam lemak merupakan komponen utama penyusun lemak atau

minyak. Pemilihan jenis minyak yang akan digunakan sebagai bahan baku

pembuatan sabun merupakan hal yang sangat penting, karena sebagian

besar komponen pembentuk sabun adalah minyak misalnya minyak

kelapa, minyak jagung, dan minyak zaitun (Kuswahyuning, 2008). Pada

1
2

penelitian ini asam lemak yang digunakan yaitu berupa minyak kelapa

yang dibandingkan dengan minyak jelantah (Priyani dan Lukmayani,

2010).

Penggunaan minyak jelantah atau minyak goreng yang telah

digunakan lebih dari dua kali menjadi suatu dilema di masyarakat. Harga

minyak kelapa sawit terus meningkat seiring dengan krisis ekonomi

berkelanjutan membuat banyak kalangan masyarakat tetap menggunakan

minyak jelantah untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat cenderung

memakai kembali minyak jelantah untuk menggoreng demi penghematan

tanpa mempertimbangkan bahayanya bagi kesehatan. Padahal telah banyak

diketahui masyarakat, bahwa minyak jelantah dapat menimbulkan

penyakit seperti dapat menyebabkan kerongkongan gatal atau serak dan

memicu penyakit kardiovaskuler atau jantung. Selain itu penelitian yang

dilakukan di China menyebutkan bahwa asap minyak pun bisa

meningkatkan resiko penyakit kanker paru-paru akibat keberadaan zat-zat

karsinogen atau zat pemicu kanker dalam asap minyak goreng. Dan bila

ditilik, bila zat karsinogen tersebut ada di dalam minyak bekas

menggoreng (Priyani dan Lukmayani, 2010).

Usaha yang dapat dilakukan adalah metode Reduce dan Recycle.

Minyak jelantah dapat dilakukan dengan mengolah kembali minyak

jelantah menjadi barang yang tetap memiliki nilai ekonomis. Minyak

jelantah dapat mengalami pengolahan kembali menjadi bahan bakar

ataupun menjadi sabun. Teknologi pembuatan minyak jelantah menjadi


3

bahan bakar biodiesel telah ditemukan termasuk di Indonesia tepatnya di

Kota Bogor (Priyani dan Lukmayani, 2010).

Rimpang lengkuas mengandung senyawa fenol sebagai anti

mikroba. lengkuas yang memiliki aktivitas anti mikroba, kandungan zat

kimia yang terdapat dalam lengkuas adalah fenol, flavonoida, dan minyak

atsiri (Hidayah, 2015).

Berbagai jenis minyak dapat digunakan pada pembuatan sabun,

dan dengan menjernihkan kembali minyak jelantah, seharusnya minyak

tersebut tetap dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun.

Penelitian tentang pembuatan sabun transparan dengan

menggunakan minyak jelantah telah dilakukan. Pada penelitian tersebut

telah diperoleh sediaan sabun transparan dari minyak jelantah. Hasil

penelitian tersebut akan dijadikan pedoman untuk membandingkan sediaan

sabun padat dari minyak kelapa dengan sumber asam lemak dari minyak

jelantah (Priyani dan Lukmayani, 2010).

Berdasarkan uraian diatas minyak kelapa berfungsi sebagai sumber

asam lemak. Peneliti ingin mengetahui perbandingan sifat fisik sabun

padat dengan menggunakan sumber asam lemak dari minyak jelantah hasil

penggorengan .

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh penggunaan minyak kelapa sawit dan minyak

jelantah sebagai sumber asam lemak pada sediaan sabun padat ekstrak

lengkuas terhadap uji sifat fisik sabun padat?


4

2. Manakah penggunaan minyak kelapa sawit dan minyak jelantah sebagai

sumber asam lemak yang memberi uji sifat fisik yang paling baik?

1.3. Batasan Masalah

1. Lengkuas yang digunakan merupakan lengkuas merah yg diperoleh di

Desa Sidakaton, Kota Tegal.

2. Sumber asam lemak yang digunakan dari minyak jelantah hasil

penggorengan dua kali dan minyak kelapa sawit produk pasaran.

3. Metode ekstrak yang digunakan adalah metode Maserasi.

4. Metode pembuatan sabun padat menggunakan metode semi panas.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan minyak kelapa sawit dan

minyak jelantah sebagai sumber asam lemak pada sediaan sabun padat

ekstrak legkuas terhadap uji sifat fisik sabun padat.

2. Untuk mengetahui penggunaan minyak kelapa sawit dan minyak jelantah

sebagai sumber asam lemak yang memberikan uji sifat fisik yang paling

baik.

1.5. Manfaat Penelitian

Memberikan pengetahuan pada pembaca tentang pengaruh

perbedaan penggunaan minyak jelantah dan minyak kelapa sawit sebagai

sumber asam lemak pada sediaan sabun padat.


5

Anda mungkin juga menyukai