Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

SEMESTER GENAP PERIODE FEBRUARI - JULI 2023


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Mata Ujian/ Perpajakan II/ 0315502 Hari / Tanggal Selasa, 04-04-2023
Kode MK
SKS 3 SKS Durasi 150 menit
Semester / II/C Verifikasi Koordinator MK:
Kelas Dr. Arum K. Adiati, SE., MM.,
Dosen / Tim Dr. Arum K. Adiati, SE., Ak., CA., BKP.
MM., Ak., CA., BKP. Validasi Kaprodi:
Agung Nur Probohudono, SE.,
Ak., M.Si., Ph.D
Perhatian:
- Kerjakan soal berikut sesuai dengan waktu yang disediakan. Kirimkan tugas Anda secepat
mungkin jika sudah selesai, maksimal dikumpulkan Selasa, 04 April 2023, Jam 13.00.
- Jawaban dikirim melalui link GDrive:
https://drive.google.com/drive/folders/1zx69nDVwLzFb4P2nNX-
CGPObi73SaoOM?usp=share_link
- Dilarang melakukan semua bentuk kecurangan, seperti: menyontek, plagiarisme, dan perbuatan
pelanggaran lainnya karena hasil ujian akan dinilai 0 (nol).

Nama : Galuh Prameswari

NIM : F0321102

Kelas : C

SOAL PILIHAN GANDA

1. Dalam sistem perpajakan Indonesia terdapat istilah pengusaha, berikut ini merupakan pengertian
pengusaha, kecuali ….
a. Orang pribadi yang pekerjaannya menghasilkan barang
b. Orang pribadi yang dalam kegiatan usahanya melakukan usaha jasa
c. Badan dalam bentuk apapun yang pekerjaannya mengimpor barang
d. Orang pribadi yang menginvestasikan uangnya di deposito bank
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena Pengusaha merupakan orang pribadi bukan badan, dan untuk menjadi pengusaha tidak
hanya dengan mengimpor barang saja tetapi dengan usaha yang lebih luas yang ia rintis sejak awal.
2. Fungsi surat pemberitahuan adalah ….
a. Untuk mengajukan kredit di Bank
b. Surat wajib pajak untuk memberitahukan informasi perpajakan
c. Untuk melaporkan penghitungan pajak
d. Bukti bahwa pembayaran pajak telah lunas
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang kita gunakan untuk melaporkan penghitungan
atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
3. Batas waktu penyampaian SPT menurut UU KUP, kecuali ….
a. SPT Masa, 20 hari setelah akhir masa pajak
b. SPT PPh OP, 3 bulan setelah akhir tahun pajak
c. SPT PPh Badan, 4 bulan setelah akhir tahun pajak
d. SPT PPh pasal 21, 3 bulan setelah akhir tahun pajak
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena tenggat waktu pembayaran PPh Pasal 21/26 ialah tanggal 10 bulan berikutnya dengan batas
waktu lapor Surat Pemberitahuan Masa PPh Pasal 21/26 pada tanggal 20.
4. Rahardika (belum ber-NPWP), seorang pengarang, membuat novel yang menjadi Best Seller di
awal tahun 2023. PT Pena Mas, perusahaan penerbit memberikan royalty kepada Rahardika
sebesar Rp 500.000.000,-. PPh Pasal 23 yang harus dipotong perusahaan penerbit pada saat
pembayaran royalty kepada Rahardika adalah ….
a. Rp 75.000.000
b. Rp 150.000.000
c. Rp 10.000.000
d. Rp 20.000.000
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
30%(belum ber NPWP) x 500.000.000 = Rp 150.000.000
5. Di bawah ini adalah pihak yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, kecuali ….
a. Bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang
persediaan (UP)
b. Badan usaha yang bergerak di bidang industry semen, kertas, baja, otomotif, yang ditunjuk
kepala KPP, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri
c. BI, PT PPA, Perum BULOG, Telkom, PLN, PT Garuda Indonesia, INDOSAT, Krakatau Steel,
Pertamina dan bank BUMN atas pembelian barang yang dananya dari Non APBN
d. Industry dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian dan
perikanan, yang ditunjuk kepala KPP, atas permintaan bahan-bahan keperluan industry atau
ekspor mereka dari pedagang pengumpul
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena jawaban B tidak termasuk diantaran pemungut pajak PPh Pasal 22 yaitu Bank Devisa,
Bendahara pemerintah, BUMN, dan lain yang ditentukan
6. Pengembang PT Riilistit, di bulan April 2023 menjual satu unit rumah sederhana yang mendapat
fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN senilai Rp 30.000.000,-. Atas penjualan rumah sederhana
tersebut ….
a. Terutang PPh Final sebesar 1% x Rp 30.000.000
b. Terutang PPh Final sebesar 5% x Rp 30.000.000
c. Terutang PPh Final sebesar 10% x Rp 30.000.000
d. Tidak terutang PPh Final karena dibebaskan dari pengenaan PPh
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Menurut PP No.71/2008 pasal 4 ayat 1 "Bagi Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, besarnya Pajak Penghasilan yang wajib dibayar
sendiri adalah 1% (satu persen) untuk pengalihan Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana,
dan sebesar 5% (lima persen) untuk pengalihan lainnya."

7. Ny. Ling Ling (NPWP ikut suami) mempunyai 1.000.000 lembar saham PT Burayut Tbk. Pada tahun
2022, PT Burayut Tbk. membukukan laba bersih per lembar saham sebesar Rp 100,-. Dalam Rapat
Umum Pemegang Saham PT Burayut Tbk. diputuskan bahwa 50% laba bersih perseroan tahun
2022 akan dibagikan sebagai dividen pada bulan Maret 2023. Jumlah penghasilan dividen setelah
pajak yang diterima Ny. Ling Ling dari pembagian dividen PT Burayut Tbk. tersebut adalah sebesar
….
a. Rp 45.000.000,-
b. Rp 40.000.000,-
c. Rp 42.500.000,-
d. Rp 35.000.000,-
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Dasar pengenaan Pajak = Rp100.000.000 × 50% = Rp50.000.000
Menurut Pasal 4 Ayat 2: Tarif pajak finalnya = 10%
PPh Terutang = Rp50.000.000 × 10% = Rp5.000.000
Penghasilan Diterima = Rp50.000.000 - Rp5.000.000 = Rp45.000.000

8. Tn. Abdel menjual saham PT Arkani Tbk. yang dibelinya pada tahun lalu di Bursa Efek Indonesia
melalui satu perusahaan pialang saham. Atas transaksi tersebut ….
a. Bursa Efek Indonesia memotong PPh Final sebesar 0,1% dari nilai transaksi
b. Perusahaan pialang memotong PPh Final sebesar 0,1% dari nilai transaksi
c. Perusahaan pialang memotong PPh Final sebesar 0,1% dari nilai transaksi setelah dikurangi
dengan brokerage fee
d. Bursa Efek Indonesia memotong PPh Final sebesar 0,5% dari nilai transaksi
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Menurut UU PPh Pasal 4 Ayat 2, penghasilan dari penjualan atas transaksi saham pendiri dikenakan
tambahan pajak penghasilan sebesar 0,1% dan dipotong oleh perusahaan pialang.
9. PT Rental memiliki beberapa ruko. Pada bulan Maret 2023, dua ruko disewakan kepada Tn. Ariel
(pedagang kecil, Non PKP) dan Tn. Peter (seorang Notaris yang belum ditunjuk sebagai pemotong
pajak) masing-masing sebesar Rp 50.000.000 per tahun, dengan ketentuan dibayar di muka. Atas
pembayaran sewa ruko tersebut ….
a. Dipotong PPh Final sebesar 10% x Rp 50.000.000,- oleh Tn. Ariel dan disetor paling lambat
tanggal 10 Juni 2023
b. Terutang PPh Final sebesar 10% x Rp 50.000.000,- dan dibayar sendiri oleh PT Rental paling
lambat tanggal 10 Juni 2023
c. Terutang PPh Final sebesar 10% x Rp 50.000.000,- dan dibayar sendiri oleh PT Rental paling
lambat tanggal 15 Juni 2023
d. Terutang PPh Final sebesar 2 x 10% x Rp 50.000.000,- dan dibayar sendiri oleh PT Rental paling
lambat tanggal 15 Juni 2023
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena dikenakan PPh final pasal 4 ayat 2 namun tenggat pelaporannya 15 April 2023.
10. Dasar untuk menghitung penyusutan yang dapat dibebankan sebagai biaya yang benar adalah
pengeluaran untuk ….
a. Pembelian yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat kurang dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam
bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut
b. Pembelian yang tidak dimiliki namun digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan
dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut
c. Perbaikan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak
guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan
dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta
tersebut
d. Penambahan, perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak
milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat kurang
dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat
yang telah ditentukan bagi harta tersebut
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena penyusutan hanya aset tetap, dimana aset tetap itu sendiri adalah barang yang
dikategorikan dan memiliki manfaat lebih dari satu tahun.
11. PT Samsons menyewa lahan parker milik H. Suharno (ber-NPWP) sebesar Rp 8.000.000,- untuk
persewaan selama 3 (tiga) tahun. Atas pembayaran sewa kepada H. Suharno (ber-NPWP) tersebut
….
a. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% x Rp 8.000.000,-
b. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% x Rp 8.000.000,-
c. H. Suharno menyetor sendiri sebesar 10% x Rp 8.000.000,- karena dia mempunyai NPWP
d. Tidak dilakukan pemotongan karena bukan objek PPh Pasal 4 ayat (2)
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Sesuai dengan ketentuan PPH bahwa sewa lahan dikenakan PPh pasal 4 ayat 2.
12. PPh Pasal 23 menganut prinsip positif list, artinya hanya objek tertentu saja yang termasuk PPh
Pasal 23. Jenis jasa berikut termasuk kategori jasa yang merupakan objek PPh Pasal 23, kecuali ….
a. Jasa Laundry
b. Jasa Pengepakan
c. inJasa Drilling
d. Jasa Dubbing
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena semua jasa yang disediakan termasuk dalam Positive list PPh 23.
13. PT Generasi Biru memiliki penyertaan saham pada PT Mawar Merah dengan tingkat kepemilikan
30%. Di tahun 2022 PT Mawar Merah membagi dividen interim berdasarkan proyeksi laba tahun
2020. Perlakuan perpajakan dividen yang diterima PT Generasi Biru adalah ….
a. Merupakan obyek pemotongan PPh Pasal 23 karena berasal cadangan laba ditahan
b. Bukan merupakan obyek PPh karena tingkat kepemilikan > 25%
c. Dikenakan PPh dalam SPT Tahunan
d. Merup nakan obyek pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2)
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena saham hanya dikenakan pajak di bawah 25%.
14. Semua Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib mendaftarkan
diri untuk mendapatkan NPWP. Persyaratan objektif adalah ….
a. Saat lahir di Indonesia
b. Saat berniat tinggal di Indonesia
c. Saat telah tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari
d. Saat diwajibkan untuk melakukan pemotongan Pajak Penghasilan
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena syarat objektif wajib pajak adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya. Sedangkan opsion
lain adalah syarat subjektif pajak.
15. PT Sekeras Kehidupan melakukan revaluasi atas seluruh aktiva tetapnya pada tahun 2020 (sesuai
PMK 79/PMK.03/2008). Diantaranya terdapat mesin (Kel II) dengan harga pasar dan nilai buku
fiskal pada saat revaluasi adalah Rp 300.000.000 dan Rp 175.000.000. Pada tanggal 27 Mei 2020
mesin tersebut dijual dengan harga Rp 230.000.000. Jika diketahui nilai buku akuntansi per 31
Desember 2019 adalah Rp 275.000.000 dan masa manfaat akuntansi setelah revaluasi adalah 9
tahun, bagaimana aspek perpajakan dari transaksi mesin tersebut ? (penyusutan akuntansi : Garis
Lurus ; Fiskal : Saldo Menurun) ….
a. Tidak Terutang PPh Final dan Laba penjualan mesin dalam SPT Tahunan PPh Rp 6.562.500
b. Terutang PPh Final Rp 12.500.000 dan Laba penjualan mesin dalam SPT Tahunan PPh Rp
6.562.500
c. Terutang PPh Final Rp 25.000.000 dan Laba penjualan mesin dalam SPT Tahunan PPh Rp
6.562.500
d. Terutang PPh Final Rp 25.000.000 dan Rugi penjualan mesin dalam SPT Tahunan PPh Rp
22.083.333
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Karena dari perhitungan book value dan fairvalue seharusnya menghasilkan rugi, dan jawaban yang
rugi hanya opsion D. Selain itu pada soal terdapat 2 ruko yang menunjukkan jawaban d.

16. Dalam menghitung besarnya PPh Orang Pribadi harus diketahui tentang kejelasan statusnya
sebagai subyek pajak dalam negeri atau sebagai subyek pajak luar negeri, karena ….
a. Terdapat perbedaan pengenaan PTKP antara kedua subyek pajak tersebut
b. Terdapat perbedaan pengenaan PPh Pasal 25 antara kedua subyek pajak tersebut
c. Terdapat perbedaan pengenaan biaya antara kedua subyek pajak tersebut
d. Terdapat perbedaan pengenaan tarif antara kedua subyek pajak tersebut
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Didasarkan pada peraturan mengenai tarif yang terdapat perbedaan diantara keduanya.
17. Tn. Danu duda dengan satu anak adalah merupakan direktur PT Mlaka M ohaan PT Mondar
Mandir. Berapa PTKP Tn. Danu tahun 2022?
a. Rp 202.500.000
b. Rp 67.500.000
c. Rp 63.000.000
d. Rp 58.500.000
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
PTKP Orang Pribadi Rp 54.000.000
PTKP Kawin Rp 4.500.000
PTKP 1 Anak Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 63.000.000
18. PT Semen Greseik menyerahkan 100 sak semen @Rp 75.000,- kepada Pemprov Jawa Tengah
untuk proyek infrastruktur. Besarnya pungutan dan yang memungut PPh Pasal 22 atas transaksi
tersebut adalah ….
a. Rp 18.750 oleh Pemprov
b. Rp 112.500 oleh PT Semen Gresik
c. Rp 18.750 oleh PT Semen Gresik
d. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Tarif = 0,25% x Rp 75.000 x 100 = Rp 18.750

19. CV Meregehese membeli kendaraan truk dari PT TAM untuk keperluan kantor cabangnya, nilai
pembelian kendaraan adalah sebesar Rp 500.000.000,-. Atas pembelian kendaraan tersebut ….
a. PT TAM memungut PPh Pasal 22 sebesar Rp 2.250.000,- jika telah ditunjuk sebagai pemungut
pajak
b. PT Meregehese memungut PPh Pasal 22 sebesar Rp 2.250.000,- jika telah ditunjuk sebagai
pemungut pajak
c. Bukan objek pemungutan PPh Pasal 22
d. PPh Pasal 22 yang dibebaskan
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:
Tarifnya adalah 0,45% untuk pembelian kendaraan

20. Pada akhir tahun 2022, PT Milikiti mendapat dividen dari PT Mrongos, anak perusahaannya
sebesar Rp 500.000.000,-. Kepemilikan saham PT Milikiti pada PT Mrongos sebesar 45% namun
PT Milikiti tidak mempunyai usaha aktif di luar investor. PPh Pasal 23 terutang atas dividen ….
a. Rp 7.500.000
b. Rp 75.000.000
c. Bukan objek pemotongan karena kepemilikan saham di atas 25%
d. a, b, c salah
e. Tidak ada jawaban yang tepat.
Penjelasan atas jawaban:

Karena saham hanya dikenakan pajak di bawah 25%.

SOAL ESSAY

1. Berikan sebuah kasus di mana seseorang dapat dikecualikan sebagai subjek pajak
berdasarkan peraturan perpajakan dan bagaimanakah implikasi dari keputusan untuk
menghapus seseorang sebagai subjek pajak tersebut!
Contoh kasus dimana seseorang dapat dikecualikan sebagai subjek pajak berdasarkan peraturan
perpajakan adalah apabila seseorang meninggal dilengkapi dengan Surat keterangan kematian
atau dokumen sejenis dari instansi yang berwenang dan surat pernyataan bahwa tidak
mempunyai warisan atau surat pernyataan warisan sudah terbagi dengan menyebutkan ahli
waris (untuk orang pribadi yang meninggal dunia), atau berpindah ke luar negeri, dengan
dokumen yang menyatakan bahwa Wajib Pajak telah meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya (untuk orang pribadi yang meninggalkan Indonesia selama-lamanya. Kedua kasus ini
berimplikasi pada pendapatan negara yang berkurang karena penghapusan subjek pajak
berakibat tidak diwajibkan membayar pajak lagi.

2. Jelaskan apa saja ketentuan yang harus dipenuhi agar suatu objek pajak dapat dikenakan
pajak?
Objek pajak adalah penghasilan atau disebut juga setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dikonsumsi atau meningkatkan harta kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk :
 Penghasilan karena pekerjaan / jasa, gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi, uang pensiun dan imbalan lainnya terkecuali ditentukan lain dalam Undang-
undang.
 Hadiah undian, hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan hadiah penghargaan
 Laba usaha
 Keuntungan penjualan atau keuntungan dari pengalihan harta
 Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
 Keuntungan yang diperoleh karena adanya pengalihan harta kepada para pemegang saham,
sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya seperti :
Keuntungan likuidasi, keuntungan penggabungan, keuntungan peleburan, keuntungan
pemekaran, keuntungan pemecahan, keuntungan pengambilalihan usaha atau reorganisasi
dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Keuntungan dari pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang
diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Keuntungan dari penjualan / pengalihan sebagian atau semuanya dari hak penambangan,
tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan pertambangan.
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang sudah dibebankan menjadi biaya dan
pembayaran tambahan dari pengembalian pajak.
 Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
 Dividen, termasuk yang diberikan perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan
pembagian SHU ( Sisa Hasil Usaha ) koperasi.
 Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
 Sewa dan penghasilan lain yang berhubungan dengan penggunaan harta
 Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
 Keuntungan yang diperoleh karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
 Keuntungan selisih kurs mata uang asing
 Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
 Premi asuransi
 Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak
yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
 Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
 Penghasilan dari usaha berbasis syariah
 Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
 Surplus Bank Indonesia.
3. Berikan penjelasan tentang alasan di balik kebijakan pemerintah atas pengecualian suatu
objek pajak dari beban pajak?
Karena ada property yang digunakan untuk kemaslahatan umum, seperti pendidikan, keagamaan,
konsulat dan diplomat asing.
4. Sebutkan perbedaan antara PPH Final dan PPH Tidak Final dari segi pengenaan pajak,
perhitungan pajak, dan kewajiban pelaporan?
1. Pada pajak penghasilan final, penghasilan tidak digabungkan dengan penghasilan lain yang
dikenai tarif umum dalam SPT Tahunan PPh Badan. Sedangkan, pada PPh Tidak Final penghasilan
digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum.
2. Pada pajak penghasilan final, biaya sehubungan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang dikenai PPh tidak dapat dikurangi. Sedangkan, pada PPh Tidak Final biaya
tersebut dapat dikurangkan.
3. Pada pajak penghasilan final, bukti potong PPh tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak
bagi pihak yang dipotong dan atau dipungut. Sedangkan, pada PPh Tidak Final bukti potong dapat
diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak yang dipotong atau dipungut.
4. Tarif PPh final diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) atau Keputusan Menteri Keuangan
(KMK), sedangkan tarif pajak PPh tidak final menggunakan tarif umum Pasal 17 UU PPh.
Dasar pengenaan kedua pajak tersebut adalah:
1. Sebagai upaya mendorong perkembangan investasi dan tabungan masyarakat.
2. Kesederhanaan dalam pemungutan pajak.
3. Mengurangi beban administrasi perpajakan bagi DJP maupun wajib pajak itu sendiri Upaya
pemerataan pengenaan pajak.
4. Sebagai langkah dalam memerhatikan perkembangan ekonomi dan moneter, di mana atas
penghasilan-penghasilan tersebut perlu diberikan perlakuan tersendiri dalam pengenaan
pajaknya.
Perbedaan perhitungan pajak :
1. Pajak final sistem perhitungannya dihitung langsung menjadi satu kesatuan tanpa adanya
perhitungan campuran dengan penghasilan lainnya yang diterima atau diperoleh. Sedangkan
dalam pajak non final sistem perhitungannya akan dihitung atas dasar penghasilan brutonya dan
nantinya akan dijumlahkan dengan penghasilan lain-lain seperti biaya perolehan pemeliharaan
serta penagihannya.
Perbedaan kewajiban pajak :
5. Apa dampak dari kebijakan PPH final terhadap masyarakat dan perekonomian?
Pajak penghasilan final menjadi cukup signifikan dan tidak hanya menyangkut pelaku bisnis
tertentu melainkan telah meluas kepada masyarakat pada umumnya. Karena pajak penghasilan
final yang telah menjadi cukup signifikan maka mulai perlu dikaji dampak dari diberlakukannya
pajak penghasilan final tersebut apakah menguntungkan rakyat dan pemerintah atau hanya
menguntungkan pemerintah saja, atau bahkan merugikan. Kerugiannya adalah kemajuan hukum
pajak buatan bangsa Indonesia menjadi mudur kembali. Hukum pajak di Negara kita secara
berangsur maju sebagaimana telah diuraikan di atas yaitu sejak perpajakan mendasarkan diri pada
perundangan warisan kolonial Belanda yang menerapkan sistem official assessment, sedikit demi
sedikit berubah yang dimulai dengan penerapan self assessment yang tidak penuh sampai kepada
penerapan sistem self assessment penuh dan telah mendasarkan diri pada perundangan pajak
buatan bangsa Indonesia sendiri. Jika dilihat secara lebih dalam maka dapat dilihat bahwa sistem
pengenaan pajak penghasilan final ini mirip dengan sistem official assessment, yakni pengenaan
dan pemungutan pajaknya berdasarkan SKP, bedanya pada sistem self assessment yang lama, SKP
dibuat untuk setiap Wajib Pajak sedangkan pajak penghasilan final SKPnya dibuat satu tetapi
berlaku untuk semua wajib pajak. Pertanyaannya apakah kita semua rela untuk kembali ke sistem
lama? Bila pihak fiskus mempunyai kewenangan yang sangat besar dalam menentukan besarnya
pajak yang terhutang, itu berarti kita kembali kepada sistem penjajah. Jawabannya tentu kita
semua tidak rela dan bagi rakyat serta pemerintah Indonesia tentu hal ini sangat merugikan.
Perlakuan pajak penghasilan final ini pembukuan atau akuntansi yang diharapkan akan semakin
ditaati, dilaksanakan dengan baik dan transparan yang selama ini diusahakan dan pada gilirannya
akan memberikan dampak yang mendorong kearah good corporate governance serta
menggairahkan profesi akuntan di Indonesia. Pada perusahaan-perusahaan yang dikenai tarif
pajak penghasilan final yang dihitung dari kontrak atau omzet penjualan menjadi mundur pulu
karena paksaan untuk menyusun pembukuan atau akuntansi menjadi berkurang. Kemudian telah
disinggung di atas bahwa, salah satu azas dari pemungutan pajak adalah harus adil, ternyata
pemungutan pajak dengan cara pungutan final ini mengandung ketidak adilan. Untuk ini dapat
dilihat dalam penerapan pajak penghasilan final pada bunga deposito, tabungan dan simpanan
serta honor atas beban APBN/APBD. Pajak penghasilan final tersebut akan mengakibatkan badan
atau orang yang berpenghasilan tinggi dikenakan pajak yang kecil, sebaliknya badan atau orang
yang berpenghasilan kecil akan dikenakan pajak yang besar.

Anda mungkin juga menyukai