Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Sterilisasi Sterilisasi adalah suatu proses penghancurkan segala bentuk-bentuk kehidupan. Sterilisasi
adalah perlakuan yang membebaskan benda yang teliti dari semua organisasi hidup. Sterilisisa dapat
dilakukan secara basah dan kering (Anonim, 2009).

Dalam dunia kesehatan, sterilisasi sangatlah penting dilakukan untuk memberikan efek terapeutik yang
maksimal. Steril artinya bebas dari segala mikroba baik patogen maupun tidak. Sterilisasi merupakan
suatu proses membebaskan suatu peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang tidak dikehendaki.
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal
ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,mycoplasma, virus) yang tedapat pada atau di dalam
suatu benda Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Fika. 2011).

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktvasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganismennya, yaitu tergantung dari asam nukleat,
protein, atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Fika,
2011).

Isilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang merupakan proses pembunuhan atau
penghilangan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Agen disinfeksi adalah disinfektan,
yang biasanya merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek-objek tak hidup. Disinfeksi tidak
menjamin objek menjadi steril karena spora viabel dan beberapa mikroorganisme tetap dapat tersisa
(Fika, 2011).

a.Sterilisasi kering

Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan api dan oven. Peralatan kaca,
serbuk, minyak dan sebagainya yang tahan terhadap pemanasan,dimasukkan ke dalam oven pada
temperatur 160°C selama 2 jam atau 170°C selama 1 jam, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya
muatan yang dimasukkan ke dalam oven. Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa sterilisasi
secara fisik (pemanasan dan penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama
senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan
tinggi). Dengan udara panas. dipergunakan alat "bejana/niang panas" (oven dengan temperatur 170°C-
180°C dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara
kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara
makanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sitem kerja filter, seperti pada saringan
adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) (Fika,
2011).

b.Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan
uap air jenuh pada suhu 121°C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 121C itu disebabkan
oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang essensial dalam
setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat- tempat lain yang
memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoclave dijalankan padaa tekanan kira-kira
15-16 per (5 kg/cm³) pada suhu 121°C. Biasanya autoklaf sudah diatur sedemikian rupa, sehingga pada
suhu tersebut tekanan ada sebesar sebesar 2 atm atau 15 lb/in pada suhu 121°C (Dwidjoseputro, 2005),
Waktu yag diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan
volume bahan. (Fika. 2011).

Anda mungkin juga menyukai