Elisa Indah
NIM: 202004067
Elisa Indah
NIM 202004067
Oleh
Pembimbing
Elisa Indah
NIM 202004067
Oleh
Pembimbing
6. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit dimulai dengan gejala nonspesifik seperti demam dan malaise, gejala
saluran pernapasan atas seperti batuk, rinitis, sakit mata, dan mialgia. Selama tiga sampai
empat hari berikutnya, ruam yang melepuh dan erosi muncul di wajah, batang tubuh,
anggota badan, dan permukaan mukosa dengan penampakan sebagai berikut:
Makula eritematosa, targetoid, annular, atau purpura
Bula lembek
Erosi besar yang menyakitkan
Nikolsky-positif (tekanan lateral pada kulit menyebabkan penumpahan epidermis)
Pada awalnya, nekrolisis epidermal toksik memperlihatkan eritroderma dan erosi
yang meluas (dengan atau tanpa ruam targetoid), sedangkan Stevens-Johnson syndrom
lebih dicirikan oleh ruam targetoid, dengan area denudasi yang lebih sedikit. Ulserasi dan
erosi mukosa dapat melibatkan bibir, mulut, faring, esofagus dan saluran pencernaan,
mata, alat kelamin, saluran pernapasan bagian atas. Sekitar setengah dari pasien memiliki
keterlibatan tiga situs mukosa.
Pasien sangat sakit, cemas, dan kesakitan. Hati, ginjal, paru-paru, sumsum tulang,
dan sendi mungkin terpengaruh oleh SJS/TEN dengan gejala khas meliputi:
Demam, malaise, sakit kepala, anoreksia, faringitis
Pasien mungkin mengeluhkan ruam terbakar yang dimulai secara simetris pada wajah
dan bagian atas batang tubuh
Gejala akibat disfungsi akut sistem okular, paru, kardiovaskular, gastrointestinal,
ginjal, dan hematologi.
Fitur mungkin tumpang tindih dengan severe cutaneous adverse reactions (SCAR),
seperti pustulosis eksantematosa umum akut dan sindrom hipersensitivitas obat
(menyebabkan erupsi morbilliform dan melibatkan organ lain), tetapi bisa dibedakan
antara SJS/Ten dengan reaksi obat yang lainnya (lihat gambar 2).
Terbentuknya
Aktivasi sitem
Reaksi alergi tipe III kompleks antigen-
komplemen
dan IV antibodi
Sensitivitas limfosit T
Akumulasi neutrofil
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Stridor Tidak √ Ya
- Snoring √ Tidak Ya
Batuk √ Tidak Ya, Berdahak Tidak berdahak
Pemakaian otot Bantu nafas Sternocleidomastoid Trapezius
Scalenus anterior, medius dan posterior
RR 56 x/menit
WSD √ Tidak Ya
Lain – lain Pernapasan cepat dan ireguler
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3 S4
- Nadi Reguler √ Iregular HR 102 x/m
- CRT < 2 detik √ > 2 detik
- JVP Normal Meningkat ….. cm
- Murmur Ya Tidak
Blood
- Gallop Ya Tidak
- Akral hangat Dingin
- Oedem Ya, lokasi…………………. √ Tidak
- CVC Ya Tidak CVP ……
- Lain- lain BP: 102/46 mmHg
- Bentuk Wajah Bulat √ Lonjong ……………
- Ekspresi wajah √ tampak sesak √ gelisah
√ kesakitan meringis menahan sakit
- Bibir sianosis √ pucat (Krusta hemoragik pada bibir)
- Konjungtiva pucat √ ptekie (conjungtivitis)
- Sklera ikterus √ normal
- Pupil √ Isokor Anisokor
Reflek cahaya Positive / prompt
Diameter 2mm
- GCS E3V3M4
- Reflek patologis babinski chadock regresi……………
- Reflek fisiologis bisep trisep achiles patela
- Meningeal Sign kernig kaku kuduk Brudzinki I
- Parestesia tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Intrakranial ICP ……..
- Nervus Kranialis N1 (N.Olfactorius) normal tidak normal
Brain/Neurologi
Nutrisi
Pola makan
- Jenis Diet/ kalori NGT feeding dengan 3500 kalori
- Mendapat makanan √Tidak Ya,……………………..
tambahan
- Klien makan Makanan Habis………….porsi
yang disajikan
- Kesulitan menelan Tidak √ ya
- Antropometri BB 70kg TB 175cm LL……cm. IMT 22.9
Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktur Ya Tidak
- Lain- lain Tidak ada keterangan
Ekstremitas Tidak ada kelainan √ Peradangan
- Atas Patah tulang Perlukaan
Lokasi kedua tangan dan lengan
Tidak ada kelainan √ Peradangan
- Bawah Patah tulang Perlukaan
Lokasi kedua kaki dampai paha
√ Tidak ada kelainan Peradangan
- Tulang belakang Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
…………………………….
- Kekuatan otot Tidak ada keterangan
- Lain –lain
- Warna kulit brown
- Kelembaban √ lembab berkeringat kering
- Icterus Tidak ya, lokasi……….
- Turgor jelek
- Jejas tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Luka tidak √ ada seperti 100% luas permukaan tubuh
pada luka bakar
- Luka bakar tidak ada ….%, grade… Lokasi…………
- Luka Gangrene √ Tidak Ada keterangan…….
basah
Bedfast Chairfast Kadang * Lebih sering 1
Aktivitas jalan jalan
Immobile Sangat Keterbata Tidak ada 2
sepenuh- terbatas san ringan keterbatasan
Mobilisasi nya
Sangat Kemungk adekuat Sangat baik 2
buruk inan tidak
Nutrisi adekuat
Bermasalah Potensial Tidak 1
bermasalah menimbul
Gesekan dan pergeseran
kan
masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 Total Nilai 10
maka dapat dikatakan bahwa pasien
beresiko mengalami decubitus
(pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 =
moderate risk, 12 or less = high risk)
- Lain – lain Terdapat eritema, lesi dan melepuh serta erosi mukosa
dengan tanda Nikolsky positif di area ekstremitas atas dan
bawah serta bagian belakang tubuh seperti luka bakar
dengan total 45% body surface area (BSA)
- Riwayat pertumbuhan dan Kekeringan kulit atau rambut
perkembangan fisik Exopthalmus Goiter Hipoglikemia
Endokrin
E. Penatalaksanaan
Pasien dirawat sebagai pasien luka bakar dengan 100% BSA (luas permukaan tubuh) dan
dirawat secara intensiv di burn unit dengan perawat dan dokter ahli sebagai berikut:
1). Penarikan langsung asam valproat dari terapi
2). Pemantauan ketat status neurologis oleh ahli bedah saraf
3). Regimen prednison 60 mg yang diberikan secara intravena dua kali sehari
4). Pasien diberi pompa anestesi yang dikontrol pasien untuk pemberian morfin
5). Pemasangan sentral vena kathether dan cairan diberikan sesuai rumus Parkland
(http://kallus.com/er/calculations/parkland.htm)
6). Transfusi darah (tiga kali)
7). Pasien di monitor tanda vital (BP, RR, Pulse, Spo2) setiap jam
8). Foley katheter dipasang untuk mengukur keluaran urin
9). NGT yang halus dan lembut dipasang karena selama hari-hari pertama status neurologis
pasien mencegah nutrisi normal
10). TPN diberikan setelah beberapa episode diare setelah mengkonsumsi enteral lewat NGT
11). Suhu lingkungan dipanaskan (29-30°C)
12). Larutan antiseptik diterapkan pada daerah yang terkena setiap 2 jam
13). Saat vesikel menyebar dan bergabung menjadi bullae yang lebih besar dan mengelupas,
lesi kulit diobati 2x sehari dengan campuran urea dan triamcinolone dalam basis lotion
14). Nyeri dari lesi oral dapat dikurangi dengan berkumur dengan lidokain kental. Campuran
50% air-ke-hidrogen peroksida dapat digunakan untuk menghilangkan jaringan bukal
nekrotik
15). Antibiotik diberikan apabila berkepanjangan demam dan kultur darah positif, bukan
sebagai profilaksis dengan dosis terapeutik.
16). Apabila seminggu antibiotik dosis tinggi bisa menurunkan semua seri sel darah,
pengobatan dilanjutkan dengan gamma globulin
17). Agen antijamur dan antibiotik harus digunakan apabila ada superinfeksi
18). Dilatasi balon terkadang diindikasikan apabila ada striktur esofagus
19). Konsultasi oftalmologi dan urologi dilakukan untuk mengatasi gejala okular dan uretra.
20). Tindak lanjut dilanjutkan secara rawat jalan di departemen oftalmologi, dermatologi, dan
urologi
Tanda Tangan Mahasiswa
Elisa Indah
NIM: 202004067
ANALISA DATA
Nama Pasien :
No. Register :
NO KELOMPOK DATA MASALAH ETILOGI
1 DS: Klien mengeluh nyeri yang Nyeri akut Reaksi alergi terhadap obat
hebat diseluruh kulit
DO: Sensitivitas limfosit T dan respons
K/U lemah radang
Terlihat meringis
Terlihat gelisah Kerusakan jaringan trias (kulit,
Kulit basah dan diaforesis mukosa dan mata)
GCS 10
Skala nyeri 10 (Wong Respons local (eritema, lesi,
Baker‘skala) blisters, eerosi mukosa dan krusta)
Fokus menurun
TTV: HR: 102x/m, RR: 56x/m, Kerusakan saraf perifer
BP: 102/46 mmHg
Pola napas irreguler Nyeri Akut
2 DS: − Gangguan Reaksi alergi terhadap obat
DO: integritas kulit
Skala nyeri 10 (Wong Sensitivitas limfosit T dan respons
Baker‘skala) radang
Terdapat kemerahan,
eritema, lesi, melepuh Kerusakan jaringan trias (kulit,
(blisters), erosi mukosa mukosa dan mata)
dengan tanda Nikolsky positif
pada kedua etremitas atas Respons local (eritema, lesi,
dan bawah serta bagian blisters, eerosi mukosa dan krusta)
belakang tubuh seperti luka
bakar Gangguan intergritas kulit
Krusta hemoragik pada bibir
3 DS: − Hipovolemia Reaksi alergi terhadap obat
DO:
K/U lemah Sensitivitas limfosit T dan respons
Terlihat gelisah radang
CRT >2 detik
Kerusakan jaringan trias (kulit, mukosa
GCS 10 dan mata)
Fokus menurun
TTV: HR: 102x/m, RR: 56x/m, BP: Peningkatan pembuluh sarah kapiler
102/46 mmHg, Temp: 38,9°C
Pola napas irreguler Ekstravasasi cairan (H20, elektrolit dan
Nadi teraba lemah protein)
Haematocrit: 38.5/30.1%
Tekanan osmotik dan cairan
intravaskuler menurun
Hipovolemia
4 DS: Defisit nutrisi Sensitivitas limfosit T dan respons
DO: radang
K/U lemah
Terlihat gelisah Kerusakan jaringan trias (kulit, mukosa
dan mata)
GCS 10
Temp: 38,9°C Respons local (eritema, lesi, blisters,
Fokus menurun eerosi mukosa dan krusta)
Otot pengunyah dan
menelan lemah Respons inflamasi sistemik
Membran mukosa pucat dan
terdapat krusta di bibir Gangguan gastrointestinal (demam,
mempunyai riwayat allergie terhadap antibiotik atau obat-obatan lainnya. Klien juga tidak
mempunyai riwayat penyakit kronis dan menular.
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Stridor Tidak √ Ya
- Snoring √ Tidak Ya
Batuk √ Tidak Ya, Berdahak Tidak berdahak
Pemakaian otot Bantu nafas Sternocleidomastoid Trapezius
Scalenus anterior, medius dan posterior
RR 56 x/menit
WSD √ Tidak Ya
Lain – lain Pernapasan cepat dan ireguler
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3 S4
- Nadi Reguler √ Iregular HR 102 x/m
- CRT < 2 detik √ > 2 detik
- JVP Normal Meningkat ….. cm
- Murmur Ya Tidak
Blood
- Gallop Ya Tidak
- Akral hangat Dingin
- Oedem Ya, lokasi…………………. √ Tidak
- CVC Ya Tidak CVP ……
- Lain- lain BP: 102/46 mmHg
- Bentuk Wajah Bulat √ Lonjong ……………
- Ekspresi wajah √ tampak sesak √ gelisah
√ kesakitan meringis menahan sakit
- Bibir sianosis √ pucat (Krusta hemoragik pada bibir)
- Konjungtiva pucat √ ptekie (conjungtivitis)
- Sklera ikterus √ normal
- Pupil √ Isokor Anisokor
Reflek cahaya Positive / prompt
Diameter 2mm
- GCS E3V3M4
- Reflek patologis babinski chadock regresi……………
- Reflek fisiologis bisep trisep achiles patela
- Meningeal Sign kernig kaku kuduk Brudzinki I
- Parestesia tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Intrakranial ICP ……..
- Nervus Kranialis N1 (N.Olfactorius) normal tidak normal
Brain/Neurologi
Nutrisi
Pola makan
- Jenis Diet/ kalori NGT feeding dengan 3500 kalori
- Mendapat makanan √Tidak Ya,……………………..
tambahan
- Klien makan Makanan Habis………….porsi
yang disajikan
- Kesulitan menelan Tidak √ ya
- Antropometri BB 70kg TB 175cm LL……cm. IMT 22.9
Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktur Ya Tidak
- Lain- lain Tidak ada keterangan
Ekstremitas Tidak ada kelainan √ Peradangan
- Atas Patah tulang Perlukaan
Lokasi kedua tangan dan lengan
Tidak ada kelainan √ Peradangan
- Bawah Patah tulang Perlukaan
Lokasi kedua kaki dampai paha
√ Tidak ada kelainan Peradangan
- Tulang belakang Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
…………………………….
- Kekuatan otot Tidak ada keterangan
- Lain –lain
- Warna kulit brown
- Kelembaban √ lembab berkeringat kering
- Icterus Tidak ya, lokasi……….
- Turgor jelek
- Jejas tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Luka tidak √ ada seperti 100% luas permukaan tubuh
pada luka bakar
- Luka bakar tidak ada ….%, grade… Lokasi…………
- Luka Gangrene √ Tidak Ada keterangan…….
basah
Bedfast Chairfast Kadang * Lebih sering 1
Aktivitas jalan jalan
Immobile Sangat Keterbata Tidak ada 2
sepenuh- terbatas san ringan keterbatasan
Mobilisasi nya
Sangat Kemungk adekuat Sangat baik 2
buruk inan tidak
Nutrisi adekuat
Bermasalah Potensial Tidak 1
bermasalah menimbul
Gesekan dan pergeseran
kan
masalah
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 Total Nilai 10
maka dapat dikatakan bahwa pasien
beresiko mengalami decubitus
(pressure ulcers)
(15 or 16 = low risk, 13 or 14 =
moderate risk, 12 or less = high risk)
- Lain – lain Terdapat eritema, lesi dan melepuh serta erosi mukosa
dengan tanda Nikolsky positif di area ekstremitas atas dan
bawah serta bagian belakang tubuh seperti luka bakar
dengan total 45% body surface area (BSA)
- Riwayat pertumbuhan dan Kekeringan kulit atau rambut
perkembangan fisik Exopthalmus Goiter Hipoglikemia
Endokrin
Nama Pasien :
No. Register :
NO
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT
DX
1 Meingidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
dan intensitas nyeri
H/ Lokasi di seluruh tubuh terutama pada daerah luka
ddengan intensitas tinggi dan terus menerus
Mengidentifikasi skala nyeri non verbal
H/ Wong baker’s skala 10
Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
H/ Tidak ada faktor yang memperingan nyeri dan faktor
yang memperberat apabila kulit disentuh
Memonitor pemberian efek samping penggunaan
analgetic
H/ Tidak terlihat adanya efek samping
Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(suhu, pencahayaan dan kebisingan)
H/ Suhu diatur antara 29-30°C, pencahayaan dikurangi
dan membatasi pengunjung
Memfasilitasi istirahat dan tidur
H/ Pasien ditempatkan pada decubitus matress dan
blanket luka bakar
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
H/ Pasien diberi pompa anestesi yang dikontrol pasien
untuk pemberian morfin, apabila pasien merasa sakit,
pasien bisa menekan tombol pada mesin yang
dihubungkan dengan jari secara langsung
Pemberian analgetik berdasarkan manajemen nyeri
H/ Pemberian morfin sesuai dosis dokter
2 Identifikasi penyebab eritema dan bullae
H/ Adanya reaksi alergi terhadap obat antikonvulsan,
dan penarikan langsung asam valproat dari terapi
Monitor kondisi luka
H/ Terdapat kemerahan, eritema, lesi, melepuh
(blisters), erosi mukosa dengan tanda Nikolsky positif
pada kedua etremitas atas dan bawah serta bagian
belakang tubuh seperti luka bakar serta krusta
hemoragik pada bibir
Gunakan teknik aseptik selama merawat luka
H/ Menggunakan aseptik teknik
Lepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dan
perdarahan
H/ Balutan dilepaskan
Bersihkan luka dengan cairan steril (mis. NaCl 0,9%,
cairan antiseptik)
H/ Luka dibersihkan dengan NaCl 0,9%
Berikan pompa anestesi yang dikontrol pasien untuk
pemberian morfin
H/ Pasien menekan tombol agar morfin terinjeksi saat
perawatan luka
Jadwalkan perawatan luka berdasarkan ada tidaknya
infeksi, jumlah eksudat dan jenis balutan yang
digunakan
H/ Perawatan luka dilakukan 1x sehari
20
Gunakan modern dressing sesuai kondisi luka
H/ Pada 48 jam pertama menggunakan nanocrystalline
silver dressings (Acticoat), kemudian dilanjutkan
dengan hydrocolloids dressing
Jelaskan pasien dan keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
H/ Keluarga mengerti tanda infeksi
Anjurkan peningkatan asupan nutrisi dan cairan
H/ Apabila pasien sudah mampu minum sendiri
Mengkolaborasi prosedure debridement dan
pemberian antibiotik
H/ Mupirocin ointment/cream 2% dioleskan sebelum
dressing
3 Periksa tanda dan gejala hipovolemia
H/ K/U lemah, klien terlihat gelisah, CRT >2 detik, GCS
10, fokus menurun, HR: 102x/m dan teraba lemah, RR:
56x/m dan pola napas irreguler, BP: 102/46mmHg,
Hematocrit: 38.5/30.1%
Monitor intake dan output cairan
H/ Intake and output termonitor, Folley katherther
terpasang untuk memonitor urine output
Hitung kebutuhan cairan
H/ Kebutuhan cairan menurut Parkland formula adalah
(4 mL/kg/%BSA) 4mlx70x45=12600ml
Berikan posisi modified trendelenburg
H/ Klien dalam posisi modified trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
H/ Memberikan minum air putih 200ml
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
H/ Klien berusaha minum air sedikit demi sedikit
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
H/ Klien bergerak perlahan apabila merubah posisi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
H/ Klien terpasang RL dengan kebutuhan 24 jam
pertama 12600ml (resusitasi fluid), 6300ml selama 8 jam
(788/h), selanjutnya 6300ml selama 16 jam (394ml/h).
hari kedua dengan D5½NS dengan kecepatan 200ml/h
Kolaborasi pemberian produk darah
H/ Transfusi darah di jadwalkan hari kedua (tiga labu)
4 a. Pemasangan NGT
Identifikasi indikasi pemasangan NGT
H/ Indikasi terdapat krusta di bibir dan mulut, serta
kemungkinan sakit pada tenggorokan apabila
menelan karena kelemahan jaringan
Monitor tanda bahaya pernapasan
H/ Monitor terpasang termasuk respiratory dan SPO2
Letakkan perlak di dada
H/ Perlak diletakkan di dada
Tentukan panjang selang dengan mengukur dari ujung
hidung ke telinga lalu ke prosesus xyphoideus
H/ Panjang NGT ±60cm
Tandai panjang selang dan mempertimbangkan
penambahan 5cm untuk memastikan masuk ke dalam
lambung
H/ Selang NGT tertandai ±65cm
Periksa kepatenan lubang hidung
H/ Lubang hidung patent, tidak ada striktur, sumbatan
atau perdarahan
Lumasi ujung selang 15-20 cm dengan gel
H/ Ujung NGT terlumasi dengan Stillgel
21
Pasang spuit dan aspirasi isi lambung, jika isi lambung
tidak keluar, masukkan selang 2,5-5 cm dan coba
aspirasi isi lambung kembali
H/ Isi lambung teraspirasi dengan warna kehijauan
Masukkan udara 30ml dan dengarkan bunyi udara
dalam lambung dengan stetoskop
H/ Terdengar bunyi uadara dengan stetoskop
Fiksasi selang NGT ke hidung pasien dengan plaster
hipoalergik
H/ Selang NGT terfiksasi di hidung pasien
Posisikan semi-Fowler
H/ Pasien dalam posisi semi-Flowler
Jelaskan tujuan dan prosedure kepada pasien
H/ Klien mengerti
Anjurkan menelan saat selang dimasukkan
H/ Klien terlihat menelan
b. Pemberian makanan enteral:
Hitung kebutuhan macronutrients dan fluid pasien
H/ Total calories 2050 kcal (feed calories 1884 kcal +166
kcal), protein 139 gm, carbs 202 gm, fat 80 gm.
Kebutuhan fluid 1728mL (feed water 828 mL+ water
flushes (150mL Q4h) 900mL)
Periksa posisi NGT dengan memeriksa residu lambung
atau mengauskultasi hembusan udara
H/ residu lambung terlihat
Monitor tetesan makanan pada pompa setiap jam
H/ Pompa enteral (Nutricia Flocare) terpasang dengan
kecepatan 170ml/h 4 kali sehari. Pembilasan air 150 mL
setiap 4 jam sesudah pemberian enteral.
Monitor rasa penuh, mual, dan muntah
H/ klien tidak terlihat mual dan muntah
Monitor residu lambung tiap 4-6 jam dalam 24 jam
pertama, kemudian tiap 8 jam selama pemberian
makan via enteral
H/ residu termonitor
Gunakan teknik bersih dalam pemberian emteral
H/ mencuci tangan sebelum dan sesudah dan
menggunakan non-steril handscoon
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 derajat selama
pemberian makan
H/ kepala ditinggikan 30 derajat
Ukur residu sebelum pemberian makan
H/ Residu sekitar 5ml
Irigasi selang dengan air selama pemberian dan
setelah pemberian makan intermiten
H/ Pembilasan air 150 mL (berdasarkan kalkulasi
kebutuhan cairan) setiap 4 jam sesudah pemberian
enteral
Hindari pemberian makan jika residu lebih dari 150 cc
atau lebih dari 110%-120% dari jumlah makanan tiap
jam
H/ residu sekitar 5ml
Kolaborasi pemilihan jenis dan jumlah makanan enteral
H/ jenis Vital (1.5 Cal) dengan kalkulasi berdasarkan BB
dan TB sebagai berikut:
22
5 Pencegahan infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
H/ terdapat tanda infeksi sistemik (demam, lemah,
gangguan gastrointestinal) dan lokal (eritema, lesi)
Monitor hasil angka leukosit dan hasil lab lainnya
H/ kultur nanah dari cairan luka dan kultur darah
memberikan hasil positif (multiple bacteria) dan leukosit
16,000/19,000/UL
Monitor TTV
H/ TTV: HR: 102x/m, RR: 56x/m, BP: 102/46 mmHg, temp:
38,9°C
Inspeksi kondisi luka
H/ Terdapat eritema, lesi, melepuh (blisters), erosi
mukosa dengan tanda Nikolsky positif pada kedua
etremitas atas dan bawah serta bagian belakang
tubuh dan Krusta hemoragik pada bibir
Batasi jumlah pengunjung
H/ istri klien dianjurkan untuk pulang, dengan jam
kunjung 2 jam sehari, pengunjung yang lain tidak
diperbolehkan
Berikan perawatan kulit pada area vesikel
H/ sesuai perawatan prosedur pada luka bakar
Pertahankan teknik aseptik selama perawatan luka
H/ Aseptik teknik digunakan
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
H/ cuci tangan dilakukan sesuai 5 standard WHO
Kolaborasi pemberian antibiotik
H/ Vancomycin 3x1Gram dan Meropenem 2X1,5Gram
(IV) di resepkan oleh dokter
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien :
No. Register :
NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
DX
1 Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
2
3
4
5
23