Anda di halaman 1dari 4

KONSEP TAGUCHI

Pada era ini sector industry merupkan salah satu bagian penting dalam pembangunan di seluruh
negara termasuk di negara Indonesia. Kini konsumen sudah pandai dalam memilih produk sehingga
pelaku industry dituntu untuk selalu meningkatkan dan menjaga kualitas produksi. Sehingga kualitas
menjadi hal yang harus diutamakan perusahaan dalam mencapai kepuasan pelanggan akan semakin
puas dalam menggunakan produk tersebut.

Metode Taguchi diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taguchi. Definisi kualitas menurut Taguchi adalah
ukuran kerugian yang ditanggung oleh masyarakat sejak suatu produk itu diterima konsumen. Dalam
konsep kualitas tradisional, kerugian terjadi ketika produk melampaui batas spesifikasi (LL = Lower Limit
& UL=Upper Limit).

Analisis Taguchi ini adalah suatu off line quality control atau suatu metode yang berprinsip pada
peningkatan mutu dengan meminimalkan pengaruh dari penyebab-penyebab perubahan tanpa
menghilangkan penyebab itu sendiri. Penyebab variasi itu dalam metode Taguchi dikenal sebagai factor
derau (noise).

Genichi Taguchi memberikan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas produk dan proses,
yaitu ketangguhan kualitas (quality robustness), fungsi kerugian kualitas (quality loss function) dan
kualitas berorientasi Sasaran (target oriented quality

Metode ini merupakan metodo baru dalam bidang teknik yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses produksi serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin.
Sasaran metode Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu disebut sebagai
Robust Design.

Metode Taguchi mencoba meminimalkan pengaruh kegaduhan tersebut dengan mencoba


menentukan tingkat maksimal faktor-faktor penting yang dapat dikendalikan berdasar pada konsep
kekuatan atau kesamaan (robustness). Berarti ide dasar dalam desain Taguchi adalah untuk
mengidentifikasi, melalui penyelidikan interaksi antara parameter kontrol dan noise variabel, setting
yang tepat pada parameter kontrol dengan performansi sistem yang kokoh (robust) terhadap variasi yang
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable variation) dalam z. Dengan kata lain, Taguchi melakukan desain
yang kokoh dalam proses dan produk untuk dapat mencegah masuknya faktor yang tidak terkendali
dalam proses produksi dan mencegah masuknya dampak faktor yang tidak terkendali tersebut pada
konsumen. Dari ide dasar ini, maka pendekatan Taguchi tersebut dinamakan desain parameter. Karena
tujuannya adalah robust terhadap variasi dalam variabel noise, maka pendekatan ini (desain parameter)
disebut juga dengan robust design.

Gambar 1(a) menunjukkan suatu contoh produk dengan batas bawah dan batas atas. Selama
produk tersebut di dalam batas spesifikasi maka tidak ada kerugian yang terjadi. Konsep kualitas
menurut Taguchi menyatakan bahwa kerugian terjadi pada saat produk menyimpang dari nilai nominal /
target. Semakin produk mendekati nilai nominal, kerugian makin kecil yang berarti produk yang dibelinya
memiliki kualitas mendekati nilai nominal.

Taguchi memperkenalkan Loss Function Curve (kurva fungsi kerugian). Kurva pada gambar 1(b) ini
menggambarkan kerugian yang terjadi menurut Taguchi, walaupun titik B berada di dalam spesifikasi
produk akan tetapi tetap memiliki biaya yang harus ditanggung karena kualitas tidak tepat pada nilai
nominalnya.

Jika y adalah karakteristik yang diukur (sumbu x), maka menurut Taguchi, loss function L(y) (sumbu
y) dapat menggunakan:

Rumus untuk smaller is the better: L(y)= k y²

Rumus untuk nominal is the best: L(y)= k (y - target)²

Rumus untuk higher is better: L(y)= k 1/y

Fungsi kerugian kualitas (quality loss function) mengidentifikasi seluruh biaya yang berkaitan
dengan kualitas yang buruk dan menunjukkan bagaimana biaya-biaya tersebut meningkat saat produk
tersebut berpindah menjadi sesuai dengan keinginan pelangga. Biaya-biaya ini mencakup tidak hanya
ketidakpuasan pelanggan, namun juga garansi dan Biaya perbaikan; inspeksi internalo, perbaikan, dan
biaya sisa, dan biaya yang dapat dinyatakan sebagai biaya untuk masyarakat.
TEPAT WAKTU (JUST-IN-TIME)

Falsafah dibalik konsep tepat waktu adalah satu perbaikan dan peningkatan penyelesaian masalah.
Sistem JIT dirancang untuk menghasilkan atau mengirim barang pada saat dibuthkan. JIT berkaitan
dengan kualitas dalam tiga acara sebagai berikut.

 JIT memotong biaya kualitas: Ini terjadi karena bahan sisa, pengerjaan Kembali, investasi
persediaan, dan biaya kerusakan berkaitan langsung dengan persediaan yang dimiliki. Karena
terdapat persediaan yang dimiliki lebih rendah dengan JIT, biaya lebih rendah. Sebagai
tambahan, persediaan menyembunyikan kualitas yang buruk, dimana JIT kemudian mengekspos
kualitas yang buruk.
 JIT meningkatkan kualitas: saat JIT mengurangi waktu tunggu, menyimpang bukti kesalahan dan
membatasi sumber kesalahan dan membatasi sumber kesalahan potensial. JIT menciptakan,
sebagai dammpak, sebuah system peringatan dini untuk masalah kualitas, baik dalam
perusahaan maupun dengan pemasok.
 Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih rendah dan lebih baik, lebih mudah untuk
menggunakan system JIT: Biasanya tujuan penyimpanan persediaan adalah untuk melindungi
kinerja produksi yang tidak bagus yang dihasilkan dari kualitas yang tidak andal. Jika kualitas
yang konsisten ada, JIT memperbolehkan perusahaan untuk mengurangi seluruh biaya yang
terlait dengan persediaan.

DIAGRAM ALUR

Diagram alur (flowcharts) secara grafik menyajikan sebuah proses atau system dengan menggunakan
kotak bernitasi dan garis yang berhubungan. Flowchart atau Diagram Alir sering digunakan untuk
mendokumentasikan standar proses yang telah ada sehingga menjadi pedoman dalam menjalankan
proses produksi.Disamping itu, Flowchart atau Diagram Alir ini juga digunakan untuk melakukan
Analisis terhadap proses produksi sehingga dapat melakukan peningkatan atau perbaikan proses
yang berkesinambungan (secara terus menerus). 
Beberapa Keuntungan dalam penggunaan Flowchart (Diagram Alur) antara lain :

1. Sebagai Dokumentasi Prosedur Kerja dalam ISO


2. Sebagai pedoman untuk menjalankan Operasional
3. Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan terhadap Karyawan baru
4. Sebagai benchmark (patokan)
5. Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi kehilangan arah
6. Untuk mempermudah pengambilan keputusan

HISTOGRAM
Histogram menunjukkan rentang nilai dari pengukuran dan frekuensi dimana setiap nilai terjadi. Mereka
menunjukkan pembacaan yang paling sering terjadi begitu pula variasi pengukurannya. Statistik
dekriptif, seperti rata-rata dan standar deviasi, dapat dihitung untuk menjabarkan distribusinya.
Bagaimanapun juga datanya harus selalu diketahui sehingga bentuk distribusinya dapat terlihat.
Presentasi secara visual dari distribusi dapat juga memberikan gambaran terhadap penyebab dari
keragaman.

Reference:

Jay Heizer, B. R. (2011). Management Operation . Semarang: Salemba Epat.

Peace, G. S. (1993). Taguchi Methods A Hands on Approach. Canada: Addison Wesley Publishing
Company.

Rudy Wawolumaja, L. (2009). REKAYASA KUALITAS DALAM PENETUAN SETTING MESIN DENGAN METODE
TAGUCHI. Bandung: Majalah Ilmiah Maranatha.

Soejanto, I. (2009). Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai