Anda di halaman 1dari 6

8

JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM KEPERAWATAN

PENYULUHAN GIZI DAN PEMERIKSAAN KADAR HB SERTA KEK


PADA REMAJA PUTRI DI BEKASI TIMUR

Tatag Mulyanto1, Sahrudi2, Eli Indawati3

Prodi Keperawatan, STIKES Abdi Nusantara

ABSTRAK
RIWAYAT ARTIKEL Pendahuluan: Anemia gizi terutama yang disebabkan oleh
defisiensi zat besi merupakan kelainan gizi yang paling sering
Diterima: 14 Maret 2019 ditemui di negara berkembang dan bersifat epidemik. Anemia gizi
Disetujui: 18 April 2019 umumnya terjadi pada perempuan dalam usia reproduktif dan anak-
anak. Keadaan ini membawa efek keseluruhan terbesar dalam hal
gangguan kesehatan. Anemia defisiensi besi rentan terjadi pada
KONTAK PENULIS
remaja puteri karena meningkatnya kebutuhan zat besi selama masa
Tatag Mulyanto pertumbuhan.
Prodi Keperawatan, Metode: Metode yang digunakan untuk tercapainya tujuan
pengabdian masyarakat ini adalah dengan metode ceramah, diskusi
STIKES Abdi Nusantara
dan pemeriksaan kadar Hb dan pengukuran LILA
Hasil: Terjadi perubahan tingat pengetahuan remaja putri secara
siginifikan terutama pengetahuan baik, yang awalnya hanya 2%
setelah penyuluhan menjadi 54%. Ternyata kejadian anemia dan
KEK yag terjadi pada remaja putri disebabkan remaja itu sendiri
belum tahu tetang Anemia apalagi KEK.
Kesimpulan: Berhasil meningkatkan pengetahuan baik menjadi
diatas 50%, remaja putri di Bekasi Timur mengalami anemia
sebesar 28% dan remaja putri di Bekasi Timur yang mengalami
Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 34%.
Kata Kunci: Anemia, Kekurangan Energi Kronis, Remaja Putri

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


9

1. PENDAHULUAN samping itu, anemia juga menurunkan


Anemia gizi terutama yang disebabkan daya tahan tubuh sehingga mudah
oleh defisiensi zat besi merupakan terkena infeksi. Keadaan ini
kelainan gizi yang paling sering berpengaruh terhadap konsentrasi dan
ditemui di negara berkembang dan prestasi belajar serta mempengaruhi
bersifat epidemik. Anemia gizi produktifitas kerja di kalangan remaja.
umumnya terjadi pada perempuan Faktor utama penyebab anemia adalah
dalam usia reproduktif dan anak-anak. asupan zat besi yang kurang. Sekitar
Keadaan ini membawa efek dua per tiga zat besi dalam tubuh
keseluruhan terbesar dalam hal terdapat dalam sel darah merah
gangguan kesehatan. Anemia defisiensi (hemoglobin). Menurut data dari
besi rentan terjadi pada remaja puteri Puslitbang Gizi Bogor 2007 asupan zat
karena meningkatnya kebutuhan zat gizi besi dari makanan baru terpenuhi
besi selama masa pertumbuhan. 40 % dari kecukupan. Faktor lain yang
Ditambah lagi, kehilangan darah pada berpengaruh terhadap kejadian anemia
masa menstruasi juga meningkatkan antara lain gaya hidup seperti merokok,
risiko anemia. Pada perempuan usia minum minuman keras, kebiasaan
subur, anemia gizi berkaitan dengan sarapan pagi, sosial ekonomi dan
fungsi reproduktif yang buruk, proporsi demografi, pendidikan, jenis kelamin,
kematian maternal yang tinggi (10- umur dan wilayah. Wilayah perkotaan
20% dari total kematian), atau pedesaan berpengaruh melalui
meningkatnya insiden BBLR (berat mekanisme yang berhubungan dengan
bayi <2,5 kg pada saat lahir), dan ketersediaan sarana fasilitas kesehatan
malnutrisi intrauteri. maupun ketersediaan makanan yang
pada gilirannya berpengaruh pada
Menurut data Riskesdas 2013, pelayanan kesehatan dan asupan zat
prevalensi anemia di Indonesia yaitu besi.
21,7%, dengan proporsi 20,6% di
perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta Kurangnya asupan gizi pada remaja
18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. putri umumnya kekurangan zat gizi
Berdasarkan kelompok umur, penderita makro seperti karbohidrat, protein,
anemia berumur 5-14 tahun sebesar lemak dan kekurangan zat gizi mikro
26,4% dan sebesar 18,4% pada seperti vitamin dan mineral.
kelompok umur 15-24 tahun. Pada Kurangnya zat gizi makro dan mikro
tahun 2010, pemerintah telah dapat menyebabkan tubuh menjadi
mencanangkan target penurunan angka kurus dan berat badan turun drastis,
prevalensi anemia pada remaja hingga pendek, sakit terus menerus dan
20%.1 anemia. Remaja sangat membutuhkan
asupan zat besi untuk membentuk sel
Anemia gizi merupakan salah satu darah merah. Zat besi diperlukan dalam
masalah kesehatan di Indonesia yang pembentukan darah untuk sintesa
cukup sulit ditanggulangi. Anemia hemoglobin. Hal ini terjadi karena
dapat menyebabkan lekas lelah, remaja setiap bulannya mengalami
konsentrasi belajar menurun sehingga menstruasi yang berdampak
prestasi belajar rendah dan dapat kekurangan zat besi dalam darah. Pada
menurunkan produktivitas kerja. Di dasarnya asupan zat gizi pada tubuh

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


10

harus tercukupi khususnya pada 2. METODE


remaja3. Asupan protein dalam tubuh Metode yang digunakan untuk
sangat membantu penyerapan zat besi, tercapainya tujuan pengabdian
maka dari itu protein bekerjasama masyarakat ini adalah dengan metode
dengan rantai protein mengangkut ceramah, diskusi dan pemeriksaan
elektron yang berperan dalam kadar Hb dan pengukuran LILA .
metabolisme energi. Selain itu vitamin Adapun rincian kegiatan pengabdian
C dalam tubuh remaja harus tercukupi adalah sebagaiberikut :
karena vitamin C merupakan reduktor, a. Penjajagan lokasi untuk
maka di dalam usus zat besi (Fe) akan mengetahui gambaran lokasi dan
dipertahankan tetap dalam bentuk ferro sasaran yang akan diberikan
sehingga lebih mudah diserap. Selain penyuluhan dan pemeriksaan
itu vitamin C membantu transfer Fe kadar Hb serta pengukuran LILA
dari darah ke hati serta mengaktifkan b. Menetapkan waktu pelaksanaan
enzim-enzim yang mengandung Fe.2 kegiatan, tempat dan jumlah
sasaran
Proporsi Kurang Energi Kronis (KEK) c. Pada saat pengabdian sebelum
pada ibu hamil di Bekasi Timur Tahun diberikan penyuluhan dilakukan
2017 sebanyak 34 ibu dan Tahun 2018 pre-test tentang anemia dan KEK
meningkat menjadi sebanyak 40 ibu kemudian diberikan penyuluhan
hamil mengalami KEK, sedangkan dan pemeriksaan kadar Hb serta
Proporsi KEK pada remaja putri belum pengukuran LILA
ada. Begitu pula dengan proporsi d. Penyuluhan dilakukan dengan
anemia pada remaja putri belum ada ceramah dan memberikan video-
datanya. Oleh karena itu pengabdi akan video tentang tentang materi
melaksanakan pemeriksaan Hb dan anemia dan penanggulangannya
pengukuran LILA pada remaja putri serta materi tentang KEK
yang ada di Bekasi Timur. e. Setelah pelaksanaan dilakukan
post-test untuk mengetahui
Berdasarkan latar belakang yang telah pengetahuan remaja putri tentang
disampaikan, dibuat perumusan anemia dan KEK
masalah sebagai berikut; Apakah f. Pemeriksaan kadar Hb dilakukan
Penyuluhan Gizi Dan Pemeriksaan dengan memeriksa darah tepi
Kadar Hb Serta KEK Pada Remaja menggunakan alat pemeriksa
Putri dapat meningkatkan pengetahuan kadar Hb, hasilnya akan
remaja putri tentang anemia dan KEK dibandingkan dengan standar
di Bekasi Timur? Adapun tujuan umum menurut Kementerian Kesehatan
dari kegiatan ini memberikan yaitu remaja dikatakan anemia
penyuluhan tentang gizi khususnya apabila kadar Hb < 12 g/dl.
dalam pencegahan Anemia dan KEK
serta melakukan pemeriksaan kadar Pelaksanaan pengabdian masyarakat
Haemoglobin pada remaja putri di dilaksanakan 2 kali yaitu awal kegiatan
Bekasi Timur. dengan melaksanakan pretest kepada
remaja putri. Setelah itu kegiatan
dilanjutkan dengan penyuluhan gizi.
Seluruh kegiatan dilaksanakan di

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


11

Bekasi Timur. Kegiatan berikutnya


dilaksanakan dengan melakukan post
test. Alat yang dipergunakan pada saat
pengabdian masyarakat adalah Pita
LILA dan HB meter kit. Sarana pada
saat penyuluhan yaitu LCD dan lain-
lain di pinjamkan oleh pihak kantor
desa. Pihak yang terlibat dalam
kegiatan ini adalah Kepala Desa
Guwang, Petugas Gizi Puskesmas Gambar 2. Sebaran anemia pada
Bekasi Timur, dan remaja putri yang remaja putri
ada di Bekasi Timur.
Penentuan status KEK dilakukan
dengan mengukur lingkar lengan atas
3. HASIL (LILA) sasaran. Dari 50 sasaran yang
Sasaran adalah remaja putri umur 16- diukur terdapat 17 sasaran (34%)
18 di Bekasi Timur yang berjumlah 50 mengalami KEK dan 33 sasaran
orang. Berdasarkan umur dari 50 (66%) tidak mengalami KEK. Hal ini
sasaran, sebagian besar remaja putri dapat dilihat pada gambar 3.
berumur antara 16 tahun (64,0%),
berumur 17 tahun (18%), berumur 18
tahun (38%).

Gambar 3. Sebaran KEK pada remaja


putri
Gambar 1. Sebaran Umur Remaja Tingkat pengetahuan remaja putri
Putri tentang anemia dan KEK sebelum dan
setelah mendapatkan penyuluhan dapat
Pemeriksaan kadar Hb dilakukan untuk dilihat pada gambar dibawah ini
mengetahui status anemia dari sasaran. sebelum mendapat penyuluhan,
Rata-rata kadar Hb adalah 12,85 g/dl sebagian besar remaja putri kurang
sedangkan nilai terendah adalah 9,1 memiliki pengetahuan tentang Anemia
g/dl sedangkan tertinggi 14,6 g/dl. Dari dan KEK yaitu 84%, cukup 14% dan
50 sasaran yang diperiksa ditemukan baik 2% sedangkan setelah
14 sasaran (28%) anemia dan 36 mendapatkan penyuluhan terjadi
sasaran (72%) tidak anemia. Hal ini perubahan dimana kurang 16%, cukup
dapat dilihat pada gambar 2. 30% dan baik 54%.

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


12

4. PEMBAHASAN
Anemia terjadi ketika tubuh tidak
memiliki sel darah merah yang cukup
kuat dan sehat untuk membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Pada kondisi
ini, sel darah merah tidak cukup
mengandung hemoglobin, yakni
Gambar 4. Sebaran Pretest dan Postest protein yang memberikan warna merah
Pengetahuan Remaja Putri pada darah, atau bisa juga disebut
dengan protein pembawa oksigen ke
Berdasarkan identifikasi yang seluruh bagian tubuh. Proporsi anemia
dilakukan, aspek pengetahuan yang pada remaja putri di Bekasi Timur masih
masih rendah adalah pengertian anemia cukup tinggi yaitu 28% karena masih
dimana sebagian besar remaja putri diatas prevalensi anemia di Indonesia.
menjawab salah (72%) menjawab Menurut data Riskesdas 2013,
anemia adalah kurang darah, 18% prevalensi anemia di Indonesia yaitu
menjawab kadar Hb kurang dari 21,7%, dengan proporsi 20,6% di
normal. Pertanyaan tentang gejala perkotaan dan 22,8% di pedesaan serta
anemia sebagian besar (44%) 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan.
menjawab 3 L (Lemah, Letih, Lesu) Berdasarkan kelompok umur, penderita
dan 20% menjawab 4 L (Lemah, Letih, anemia berumur 5-14 tahun sebesar
Lesu,Lunglai), sedangkan jawaban 26,4% dan sebesar 18,4% pada
yang benar adalah 5L (Lemah, Letih, kelompok umur 15-24 tahun. Pada
Lesu, Lunglai, Lalai) sebanyak 36%. tahun 2010, pemerintah telah
Pengetahuan tentang apa itu TTD mencanangkan target penurunan angka
(Tablet Tambah Darah), sebagian besar prevalensi anemia pada remaja hingga
88% menjawab benar yaitu tablet yang 20%.1 Sedang dalam Riskesdas, 2018
diberikan pada wanita usia subur tidak di temukan prevalensi Anemia
sedangkan 12% menjawab tablet untuk pada remaja, tetapi bila dibandingkan
sakit panas. Ketika pertanyaan dengan anemia ibu hamil masih
pengetahuan tentang KEK ditanyakan, dibawahnya yaitu 48,9%.3
sebagian besar 92% salah memilih
yaitu menjawab Kurang Energi Kalori, Keadaan KEK terjadi karena tubuh
sisanya 8% menjawab Kurang Enak kekurangan satu atau beberapa jenis zat
Kalori, tidak satupun remaja putri gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal
menjawab benar. Ketika ditanyakan yang dapat menyebabkan tubuh
tentang akibat dari remaja putri bila kekurangan zat gizi antara lain: jumlah
mengalami KEK, sebagian (50%) zat gizi yang dikonsumsi kurang,
menjawab akan melahirkan bayi mutunya rendah atau keduanya. Zat
BBLR, 34% menjawab susah gizi yang dikonsumsi juga mungkin
melahirkan dan 16 % menjawab sakit gagal untuk diserap dan digunakan
saat melahirkan. Setelah dilakukan untuk tubuh. Proporsi KEK pada
penyuluhan hampir semua berubah remaja putri di Bekasi Timur masih
dimana 92% mengetahui dengan benar cukup tinggi yaitu 34%.
apa itu KEK.

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019


13

Pengetahuan adalah hasil tahu dari pengetahuan tersebut dapat menjadi


seseorang setelah ia melakukan salah satu faktor untuk mengadopsi
penginderaan terhadap suatu objek. perilaku makan sehat. Sedangkan
Penginderaan yang dimaksud yaitu Notoatmojo menyatakan bahwa kurang
melalui indera penglihatan, pengetahuan akan menyebabkan
pendengaran, penciuman, rasa dan seseorang salah memilih makanan
raba. Dipengaruhi oleh intensitas sehingga akan menurunkan tingkat
perhatian dan persepsi terhadap objek konsumsi dan berdampak pada masalah
tersebut. Sebagian besar pengetahuan gizi terutama anemia dan KEK.4 Selain
manusia diperoleh melalui itu peran orangtua juga sangat
pendengaran dan penglihatan. berpengaruh terutama latar belakang
Pengetahuan merupakan domain yang pendidikan ibu, lingkungan keluarga
sangat penting dalam membentuk dan sekolah.
tindakan seseorang.4 Pengetahuan
dapat diperoleh dari pengalaman, 5. KESIMPULAN
melalui proses belajar terhadap suatu Berdasarkan kegiatan tersebut dapat
informasi yang diperoleh seseorang, disimpulkan penyuluhan tentang
dan proses pendidikan atau edukasi. anemia dan KEK dalam pencegahan
Tingkat pengetahuan remaja putri Anemia dan KEK di Bekasi Timur
tentang Anemia dan KEK sebelum dan sudah berhasil meningkatkan
setelah mendapatkan penyuluhan, pengetahuan baik menjadi diatas 50%,
sebelum mendapat penyuluhan, remaja putri di Bekasi Timur yang
sebagian besar remaja putri kurang mengalami anemia sebesar 28% dan
memiliki pengetahuan tentang Anemia remaja putri di Bekasi Timur yang
dan KEK yaitu 84%, cukup 14% dan mengalami Kurang Energi Kronis
baik 2% sedangkan setelah (KEK) sebesar 34%.
mendapatkan penyuluhan terjadi
perubahan dimana kurang 16%, cukup 6. DAFTAR PUSTAKA
30% dan baik 54%. 1) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Riset Kesehatan
Berdasarkan data diatas terjadi Dasar (RISKESDAS). Jakarta:
perubahan tingat pengetahuan remaja Kementrian Kesehatan Republik
putri secara siginifikan terutama Indonesia.
pengetahuan baik, yang awalnya hanya 2) Muchtadi, 2009. Pengantar Ilmu
2% setelah penyuluhan menjadi 54%. Gizi. Bandung : Alfabeta
Ternyata kejadian anemia dan KEK 3) Kementrian Kesehatan Republik
yag terjadi pada remaja putri Indonesia. 2018. Riset Kesehatan
disebabkan remaja itu sendiri belum Dasar (RISKESDAS). Jakarta:
tahu tetang Anemia apalagi KEK. Kementrian Kesehatan Republik
Ketidaktahuan ini sangat Indonesia.
mempengaruhi sikap dan tindakan 4) Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
remaja putri itu. Pengetahuan Penelitian Kesehatan. Jakarta :
merupakan faktor yang paling penting Rineka Cipta
dalam pemilihan makanan karena

Jurnal Antara Pengmas Vol. 2 No. 1 Januari-Juni Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai