Anda di halaman 1dari 5

KUIS 1 ITP 440

PRAKTIKUM EVALUASI BIOLOGIS KOMPONEN PANGAN


(DC Protein, DC Pati, Analisis Kadar Total Serat Pangan)

Nama : Kemal Komala


NIM : F24190030
Kelompok :4

INSTRUKSI (MOHON DIBACA DENGAN CERMAT)


1. Kerjakan soal A dengan memilih jawaban yang paling sesuai
2. Kerjakan soal B dengan isian secara singkat, tidak diperkenankan menyalin (copy-paste)
dari bahan rujukan/ internet, gunakanlah kalimat anda sendiri !.
3. Kerjakan soal C dengan cermat dan hati-hati dan diberi kesimpulan
4. Hasil dikirimkan dalam format pdf diberi nama file: [Nama lengkap] [NIM] [kelompok] ;
Contoh: M. Fakhrul Anam_F24180010_K3
5. Jawaban dikirim melalui link berikut: https://ipb.link/submit-kuis1-ebkp-p3
6. Praktikan diberikan toleransi 10 menit untuk mengirimkan hasilnya

A. Pilihan Ganda (nilai total 50)


1. Enzim-enzim protease pencernaan yang menghidrolisis protein menjadi asam amino
yaitu….
a. Tripsin, kimotripsin, renin
b. Kimotripsin, peptidase, tripsin
c. Peptidase, tripsin, lipase
2. Daya cerna protein yang tinggi menunjukkan….
a. Asam amino yang dihasilkan semakin sedikit dalam selang waktu tertentu
b. Asam amino yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dalam selang waktu tertentu
c. Asam amino yang dihasilkan semakin tinggi dalam selang waktu tertentu
3. Sampel yang digunakan pada analisis daya cerna protein in vitro yaitu….
a. Tepung tempe, tepung kedelai, tepung terigu
b. Tepung kedelai, tepung beras, tepung jagung
c. Tepung tempe, isolat protein kedelai, tepung kedelai
4. Penghilangan lemak (kadar lemak > 10%), protein, dan pati dalam analisis serat
pangan dilakukan dengan cara….
a. Ekstraksi petroleum eter (soxhletasi), penambahan termamyl, protease, dan
AMG
b. Soxhletasi, penambahan etanol 95% sebanyak 4 kali
c. Ekstraksi petroleum eter, penambahan termamyl, penyaringan kertas saring, AMG
5. Urutan kadar serat pangan (yang dipraktikkan) dari yang terendah ke yang tertinggi
yaitu….
a. Tepung beras putih, tepung beras pecah kulit, novelose
b. Tepung beras putih, novelose, tepung beras pecah kulit
c. Tepung beras pecah kulit, tepung beras putih, novelose
6. Komponen yang diperhitungkan dalam analisis kadar serat metode AOAC 2009 dan
2017 dan tidak diperhitungkan pada metode AOAC 985.29 yaitu….
a. SDF
b. SDFs
c. SDFp
7. Fungsi penggunaan etanol 78% pada analisis serat pangan dengan metode AOAC
2009 adalah….
a. Mengikat air
b. Mencuci lemak pada sampel dengan kadar lemak <10%
c. Melarutkan gula sederhana
8. Proses yang dilakukan untuk menjadikan analisis DC pati secara in-vitro sesuai
dengan kondisi di dalam tubuh adalah….
a. Gelatinisasi
b. Retrogradasi
c. Karamelisasi
9. Hasil hidrolisis amilopektin menggunakan enzim amilase adalah….
a. Glukosa + Maltosa
b. Glukosa + Glukosa
c. Maltosa + Dekstrin
10. Fungsi blanko dalam analisis DC Pati adalah….
a. Memperhitungkan jumlah gula pereduksi sampel awal
b. Memperhitungkan jumlah pati sampel awal
c. Menjadi perbandingan untuk jumlah gula pereduksi sampel

B. Isian Singkat (nilai total 30)


1. Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis daya cerna protein yaitu in
vitro. Prinsip metode ini yaitu pewarna Coomassie brilliant blue (CBB) yang terdapat
pada pereaksi bradford akan bereaksi dengan residu basa positif dari protein
membentuk kompleks warna biru yang diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 465-595 nm.

2. Prinsip analisis daya cerna pati in vitro yaitu menggunakan enzim protease
pencernaan (tripsin, kimotripsin, dan peptidase) untuk menghidrolisis protein
sampel menjadi asam amino penyusunnya. Hasil hidrolisis tersebut akan direaksikan
dengan pereaksi Folin membentuk sampel berwarna biru sehingga semakin pekat
warnanya maka absorbansi semakin tinggi dan daya cerna pati semakin tinggi

C. Essay (nilai total 20)

1. Annisa diminta oleh bu Endang untuk meneliti tentang daya cerna pati sebagai topik
skripsinya. Persamaan regresi yang didapatkan sebesar y = 0.4053x + 0.2884

Rerata
Kadar Daya
Abs Abs kadar
Sampel Ulangan ∆Abs maltosa cerna
sampel blanko maltosa
(mg/mL) pati (%)
(mg/mL)
1 0.528 0.012 0.516 0.5616
Tapioka 0.5566 100.00
2 0.518 0.006 0.512 0.5517
Tepung 1 0.354 0.017 0.337 0.1199
0.1606 28.86
beras coklat 2 0.394 0.024 0.370 0.2013
Tepung 1 0.512 0.032 0.480 0.4727
0.4851 87.15
beras putih 2 0.517 0.027 0.516 0.5616

a. Bantu Annisa melengkapi tabel di atas. dan berikan contoh perhitungannya (12)
(Untuk tapioka)
y = 0.4053x + 0.2884
0.516 = 0.4053x + 0.2884
0.516−0.2884
x =
0.4053
x = 0.5616 mg/mL

Rata-rata kadar maltosa (untuk tapioka)


Penjumlahan kadar maltosadari seluruh ulangan
=
Banyak ulangan
0.5616+0.5517
=
2
= 0.5566 mg/mL

Daya cerna pati relatif (%) (untuk tepung beras coklat)


kadar maltosa sampel
= x 100%
kadar maltosatapioka(reference)
0.1606
= x 100%
0.5566
= 28.26%
b. Manakah pati yang memiliki daya cerna paling baik? Apa alasannya? (5)
Daya cerna pati yang paling baik adalah daya cerna pati pada tepung beras putih
karena nilainya lebih tinggi (87.15%) dibanding daya cerna pati pada tepung beras coklat
(28.86%). Semakin tinggi serat, semakin rendah daya cerna pati. Semakin tinggi derajat
sosoh beras, semakin tinggi daya cerna pati. Pengolahan beras seperti pada tepung beras
putih dapat meningkatkan kadar amilosa dan pati serta menurunkan serat (Febriandi et al.
2017).

c. Mengapa menggunakan tapioka sebagai perbandingan? (3)


Tapioka merupakan bahan dengan kandungan pati yang hampir murni sehingga
baik digunakan sebagai pembanding daya cerna pati relatif.

D. Bonus
1. Buatkan pantun semangat untuk masing-masing kakak asprak 😊
M. Fakhrul Anam (F24180010)
Kena pisau tangan berdarah
Aduh sakit sekali
Mohon maaf kalau ada salah
Jangan lupa kak nilai laprak tinggi

Riza Amri Azizah (F24180022)


Ambil keramik di dalam taman
Pecah belah berantakan
Lebih baik kita berteman
Daripada kita pacaran (anjay ga kak)

2. Siapa nama lengkap dosen praktikum EBKP P3?


Dr. Endang Prangdimurti

Tingkat kesulitan kuis hari ini (bold salah satu pilihan)


- Berpikir Keras
- Sesuai harapan
- Bisalah
- B aja

Daftar Pustaka
Febriandi E, Sjarief R, Widowati S. 2017. Studi sifat fisikokimia dan fungsional padi lokal
(Mayang Pandan) pada berbagai tingkat derajat sosoh. Jurnal Penelitian Pascapanen
Pertanian. 14(2): 79-87.

Anda mungkin juga menyukai