ADJUVANT
Dosen Pengampu :
Andzar Fikranus Shofa, M.Farm
Disusun oleh :
Dzaky Asyam Santoso
11211020000048
AC
B. Manfaat Adjuvant
Berbagai senyawa dengan sifat adjuvant saat ini tampaknya menjalankan fungsinya
melalui mekanisme aksi yang berbeda. Garam mineral, emulsi, mikropartikel, saponin,
sitokin, komponen/produk mikroba, dan liposom semuanya telah dievaluasi sebagai adjuvant.
Selama beberapa tahun terakhir, banyak upaya telah dilakukan untuk menyelidiki bagaimana
dan mengapa adjuvant bekerja. Kemajuan terbaru menunjukkan bahwa adjuvan dapat :
1. meningkatkan waktu paruh biologis vaksin,
2. meningkatkan serapan antigen oleh sel penyaji antigen (APC),
3. mengaktifkan atau mematangkan APC (misalnya, sel dendritik),
4. menginduksi produksi sitokin imunoregulator,
5. mengaktifkan inflamasi,
6. menginduksi inflamasi lokal dan rekrutmen seluler
C. Klasifikasi Adjuvant
Adjuvant dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria yang berbeda agar
memungkinkan perbandingan yang rasional. Adjuvant dapat diklasifikasikan menurut sifat
fisikokimia, asal, dan mekanisme kerjanya. Berdasarkan mekanisme kerjanya, adjuvant dapat
dibagi menjadi sistem penghantaran (partikulat) dan potensiator imun (imunostimulasi).
Adjuvant mukosa adalah kelas senyawa yang dapat masuk dalam kedua kategori tersebut.
1. Adjuvant Berbahan Dasar Mineral
Kalsium fosfat, kalsium klorida, dan garam dari berbagai logam seperti zink sulfat
dan cerium nitrat memberikan beberapa efek, dan zat berbasis aluminium jauh lebih
kuat. Adjuvant yang biasa digunakan adalah aluminium hidroksida dan aluinium fofat
karena sudah terbukti keamanannya. Umumnya, aluminium hidroksida dan
aluminium sulat digunakan untuk persiapan vaksin anak. Mekanisme kerjanya adalah
dengan pembentukan depot di tempat injeksi. Kelemahan dari adjuvant berbasis
aluminium adalah memiliki kecenderungan hanya merangsang lengan humoral dari
respon imun secara efektif.