Abstrak
Kota Mataram merupakan salah satu kota yang ada di Nusa Tenggara Barat yang memiliki
potensi perikanan dalam sektor budidaya, pengolahan, dan penangkapan. Kajian Potensi
Sumber Daya Perikanan di Kecamatan Ampenan Kota Mataram merupakan salah satu langkah
awal untuk menggali data dan informasi untuk menentukan bahan dan metode penyuluhan yang
sesuai dengan kebutuhan guna mendorong percepatan pembangunan di sektor perikanan
khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji
potensi SDA, SDM perikanan dan sosial perikanan di Kecamatan Ampenan, Kota Mataram,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah borang dan
kuisioner dengan materi kondisi umum Kecamatan Ampenan, kondisi umum sumber daya
manusia, kondisi potensi sumber daya penunjang, dan kondisi perikanan. Data dikumpulkan
dengan menggunakan metode wawancara dan metode observasi. Kecamatan Ampenan memiliki
potensi perikanan mulai dari simber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya
penunjang. Permodalan pelaku usaha berasal dari modal sendiri. Rumah tangga perikanan
(RTP) berjumlah 1.114 RTP dan sekitar 79,1% dari jumlah RTP yang ada berusaha dibidang
penangkapan ikan (nelayan). Kelompok perikanan yang terbentuk sebanyak 54 kelompok.
Kata Kunci: cold storage; kelompok perikanan; nelayan; rumah tangga perikanan
Abstract
Mataram City is one of the cities in West Nusa Tenggara that has potential for fisheries in the
cultivation, processing and fishing sectors. The Study of Fisheries Resource Potential in the
Ampenan Subdistrict of Mataram City is one of the first steps to explore data and information to
determine the materials and extension methods that are appropriate to the needs in order to
accelerate development in the fisheries sector in particular and national development in general.
The purpose of this study was to examine the potential of natural resources, fisheries human
resources and social fisheries in the Ampenan District, Mataram City, West Nusa Tenggara
Province. The tools used in data collection are forms and questionnaires with general condition
material of Ampenan District, general conditions of human resources, conditions of potential
supporting resources, and fisheries conditions. Data were collected using interview and
observation methods. Ampenan District has the potential of fisheries ranging from natural
resources, human resources, and supporting resources. The capital of business involvement from
own capital. Fisheries households (FHs) amounted to 1,114 FHs and around 79.1% of the number
of FHs that were trying in the field of fishing (fishermen). The fisheries groups that were formed
were 54 groups or still said to be not proportional to the number of FHs
Penulis korespodensi
Saponi Wilandari | saponi2204@gmail.com
107
Kajian Potensi Sumber Daya Perikanan di Kecamatan Ampenan
Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat
kuisioner dengan materi kondisi umum Ampenan Tengah (0.59 km2 atau
Kecamatan Ampenan, kondisi umum 109.26%), Pejeruk (0.85 km2 atau
sumber daya manusia, kondisi potensi 156.55%), Ampenan Utara (2.49 km2
sumber daya penunjang, dan kondisi atau 461.78%), Banjar (0.41 km2 atau
perikanan. Data dikumpulkan dengan 76.41%), Taman Sari (1.61 km2 atau
menggunakan metode wawancara dan 297.61%), Kebon Sari (0.58 km2 atau
metode observasi. Pengolahan data 106.52%), Pejarakan Karya (0.74 km2
yang digunakan yaitu analisis diskriptif atau 136.93 %), Bintaro (0.82 km2 atau
yang disajikan dalam bentuk uraian dan 151.85%) dan Dayen Peken (0.54 km2
tabulasi sederhana seperti tabel dan atau 100%). Kecamatan Ampenan
diagram. memiliki 10 Kelurahan dengan 55
lingkungan, merupakan daerah dataran
HASIL DAN PEMBAHASAN rendah dengan ketinggian 16 m dari
Hasil permukaan laut dan panjang garis pantai
Kondisi Umum Kecamatan Ampenan Kecamatan Ampenan kira kira 3 km dan
Wilayah Kecamatan Ampenan pantai Ampenan sampai ke Sekarbela
2
memiliki luas wilayah 9.46 km dan sepanjang 9.8 km (Badan Pusat Statistik
secara administratif terdiri atas 10 2018). Peta Kecamatan Ampenan dapat
Kelurahan, yaitu Kelurahan Ampenan dilihat pada Gambar 1.
Selatan (0.84 km2 atau 155.41%),
terakhir yaitu 134 hari pada tahun 2017. menggunakan diagram lingkaran pada
49.88% Laki-laki
50.12% Perempuan
6% 8% 4%
0-5 TH
5-7 TH
14%
7-15 TH
15-19 TH
7%
19-60 TH
61%
>60 TH
2% 8%
13%
Ketersediaan
No Nama Pemilik/Pengelola Lokasi CS Kapasitas Total
Jumlah (unit)
(ton)
1 Junaedi / CV. Ecang jaya Ampenan 3 900
2 H. Sani / Hajrah Ampenan 1 200
3 Hardiansyah / CV. Dian Sari Laut Ampenan 1 10
4 Hj. Khaeriah Ampenan 1 50
5 Cing An Sandubaya 1 10
6 Dinas Perikanan Kota Mataram Ampenan 1 10
Total 8 1.180
Sumber data : Profil keragaan logistic Kota Mataram, 2016 dan Olahan data primer penyuluh
faktor produksi selain sumber daya alam, seseorang dalam berbagai kegiatan dan
modal, entrepreneur untuk menghasilkan cara berfikir ekonomis dalam arti mampu
output (Atmanti 2005). mengembangkan potensi yang ada
Gambar 3 menunjukkan sebagian untuk memperoleh hasil semaksimal
besar penduduk Kecamatan Ampenan mungkin (Basrowi dan Juariyah 2012).
masuk dalam golongan usia produktif Pendidikan juga merupakan salah satu
atau dalam usia kerja. Tenaga kerja indikator formal kemampuan dan kualitas
merupakan penduduk yang berada sumber daya manusia (SDM) secara
dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 individu. Berdasarkan keadaan tingkat
tahun 2003 disebutkan bahwa tenaga pendidikannya dapat diketahui
kerja adalah setiap orang yang mampu kemampuan pemahaman responden
melakukan pekerjaan guna terhadap upaya pengembangan usaha
menghasilkan barang atau jasa baik pelaku utama perikanan di dalam
untuk memenuhi kebutuhan sendiri mengadopsi inovasi (Hutapea 2014).
maupun untuk masyarakat. Batas usia
kerja yang berlaku di Indonesia adalah Kondisi Potensi Sumber Daya
Penunjang
berumur 15 tahun-64 tahun. Karakteristik
Sumber daya penunjang yang ada
penduduk salah satunya usia merupakan
di Kecamatan Ampenan membantu
cerminan keadaan rumah tangga dalam
pelaku usaha dalam kegiatan
kemampuannya mendapatkan
produksinya. Sumber daya penunjang
kesempatan berusaha memperoleh
merupakan sumber daya yang secara
akses informasi dan kemampuan
tidak langsung mendukung peningkatan
mengembangkan sumber daya yang
produksi dari sumber daya perikanan
dimiliki (Hartono 2011). (Soekartawi
yang pada akhirnya akan bermuara pada
2005) juga menyatakan bahwa beberapa
kesejahteraan pelaku usaha perikanan
hal yang sangat penting dalam
(Emil Yahya, Abdul Rosyid 2013). Modal
mempengaruhi adopsi inovasi antara lain
pelaku usaha rata-rata berasal dari
umur dan pendidikan. Penduduk
modal pribadi. Modal merupakan salah
Kecamatan Ampenan 68% berada pada
satu faktor pendukung yang diperlukan
usia produktif (>15 tahun) sehingga
untuk melakukan kegiatan usaha
dalam adopsi inovasi dapat diandalkan
(Purwanti 2012). Pelaku usaha
untuk pengembangan usaha yang
khususnya nelayan sangat terbantu
dilakukan oleh pelaku utama.
dengan adanya cold storage karena hasil
Tingkat pendidikan suatu aspek
tangkapan di saat ikan berlimpah tidak
yang mempengaruhi kemampuan
terbuang. Proses pendinginan pada cold
Antara news. 2019. “Pemprov NTB Djunaidah, Iin Siti, dan Nayu Nurmalia.
tetapkan tiga klaster 2018. “Peran Produktif Wanita
pengembangan industri Pesisir dalam Menunjang Usaha
perikanan.” Diambil 10 Desember Perikanan di Kecamatan
2020 Tempuran, Kabupaten Karawang.”
(https://www.antaranews.com/berit Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan
a/990148/pemprov-ntb-tetapkan- dan Perikanan 13(2):229. doi:
tiga-klaster-pengembangan- 10.15578/jsekp.v13i2.6980.
industri-perikanan). Emil Yahya, Abdul Rosyid, dan Agus
Atmanti, Hastarini Dwi. 2005. “Investasi Suherman. 2013. “Tingkat
Dumber Daya Manusia Melalui Pemanfaatan Fasilitas Dasar dan
Pendidikan.” Dinamika Fungsional dalam Strategi
Pembangunan 2(1):30–39. Peningkatan Produksi di
Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Pelabuhan Perikanan Pantai
Ampenan dalam Angka. Tegalsari Kota Tegal Jawa
Tengah.” Journal of Fisheries
Bahry, B. 2007. “Perancangan Cold
Resources Utilization Management
Storage Untuk Lobster Kapasitas
and Technology 2:56–65.
0,5 Ton [Skripsi].” Universitas
Muhammadiyah Malang. Hanan, Abdul. 2015. “Pengaruh
Kedinamisan Suatu Kelompok
Basrowi, dan Siti Juariyah. 2012.
Terhadap Fungsi Kelompok (Studi
“Analisis Kondisi Sosial Ekonomi
Kasus Pada Kelompok Perikanan
dan Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa
Masyarakat Desa Srigading,
Barat).” Jurnal Penyuluhan
Kecamatan Labuhan Maringgai,
Perikanan dan Kelautan 9(1):29–
Kabupaten Lampung Timur.”
42. doi: 10.33378/jppik.v9i1.56.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan
7(1):58–81. doi: Hartono, Budi. 2011. “Analisis Ekonomi
10.21831/jep.v7i1.577. Rumah Tangga Peternak Sapi
Potong di Kec. Damsol, Kabupaten
Dinas Perikanan Kota Mataram. 2017.
Donggala, Propinsi Sulawesi
Monografi Perikanan Kota
Tengah.” Jurnal Ternak Tropika
Mataram.
12(1):60–70.
Hutapea, Jauhari Efendy dan Yanter. Prianto, Eko, Syarifah Nurdawaty, dan
2014. “Analisis Adopsi Inovasi Mohammad Mukhlis Kamal. 2013.
Teknologi Pertanian Berbasis Padi “Distribusi , Kelimpahan Dan
di Sumatera Selatan dalam Variasi Ukuran Larva Ikan Di
Perspektif Komunikasi.” Jurnal Estuaria Sungai Musi.” Bawal
Pengkajian dan Pengembangan 5(2):73–79. doi:
Teknologi Pertanian 13(2):119–30. 10.15578/bawal.5.2.2013.73-79.
doi: Purwanti, Endang. 2012. “Pengaruh
10.21082/jpptp.v13n2.2010.p%p. Karakteristik Wirausaha, Modal
Mahfrudin, Zainal Rosyid, Tatty Yuniarti, Usaha, Strategi Pemasaran
dan Toni Ruchimat. 2020. “Kajian Terhadap Perkembangan Umkm
Potensi Sumberdaya Perikanan di Di Desa Dayaan Dan Kalilondo
Kecamatan Sanden Kabupaten Salatiga.” Among Makarti 5(1):13–
Bantul Provinsi Daerah Istimewa 28.
Yogyakarta.” Marlin 1(1):47–56. Radianto, Elia. 2000. “Studi Kebutuhan
Mainassy, Meillisa Carlen. 2015. Kuantitas Dan Kualitas SDM Untuk
“Pengaruh Parameter Fisika dan Sektor-Sektor Unggulan Di Kapet
Kimia terhadap Kehadiran Ikan Seram-Maluku.” Journal of
Lompa (Thryssa baelama Indonesian Economy and Business
Forsskal) di Perairan Pantai Apui 15(2):201–12.
Kabupaten Maluku Tengah.” Jurnal Soekartawi. 2005. “Constraints in
Perikanan UGM 19(2):61–66. Implementing ?E-Learning? Using
Nandini, Ryke, dan Budi Hadi Narendra. WebCT: Lessons from the
2011. “Kajian Perubahan Curah SEAMEO Regional Open Learning
Hujan, Suhu dan Tipe Iklim pada Center.” Malaysian Online Journal
Zone Ekosistem di Pulau Lombok.” of Instructional Technology
Jurnal Analisis Kebijakan (MOJIT) 2(2):97–105.
Kehutanan 8(3):228–44. doi: Yuniarti, Tatty, Iis Jubaedah, Ganjar
10.20886/jakk.2011.8.3.228-244. Wiryati, dan Romauli J. Napitupulu.
Permatasari, Ane. 2014. “Otonomi 2015. “Karakteristik Organoleptik
Khusus Daerah Perbatasan, Ikan Patin Asap (Pangasius
Alternatif Solusi Penyelesaian Pangasius).” Jurnal Penyuluhan
Masalah Perbatasan di Indonesia.” Perikanan dan Kelautan 9(1):55–
Jurnal Media Hukum 21(2):226– 62. doi: 10.33378/jppik.v9i1.57.
40.