Anda di halaman 1dari 33

BAB

IITINJAUANPUSTAK
A

A. KonsepAsmaBronkial

1. Pengertian

Sesaknafasdanmengimenjadisuatupertandaseseorangmengalamiasma.Asm

amerupakangangguanradang kronikpada salurannapas.Salurannapas yang

mengalami radang kronik bersifat peka terhadap rangsangan

tertentu,sehinggaapabilaterangsangolehfactorrisikotertentu,jalannapasmenjaditersu

mbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus,sumbatan mukus,dan

meningkatnya proses radang. Dari proses radang tersebut dapat timbul gejalasesak

nafas dan mengi (Almazini, 2012). Sedangkan menurut Wahid dan

Suprapto(2013) Asma adalah suatu penyakit dimana saluran nafas mengalami

penyempitankarena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan

peradangan,penyempitan inibersifatsementara.Dari beberapa pengertian tersebut

penulisdapat menyimpulkan asma merupakan suatu penyakit saluran pernafasan

yangmengalamipenyempitankarenahipereaktivitasolehfaktorrisikotertentu.Penyem

pitan ini bersifat sementara serta menimbulkan gejala sesak nafas danmengi.

2. Etiologi

MenurutWijaya&Putri(2014)etiologiasmadapatdibagiatas:

a. Asma ekstrinsik/alergi

11

PoltekkesKemenkesYogyakart
12

Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya

sudahterdapat semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein,

serbuksari,buluhalus,binatangdan debu.

b. Asmainstrinsik/idopatik

Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi

adanyafaktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik, kecemasan

atauemosi sering memicu serangan asma. Asma ini sering muncul

sesudahusia40tahunsetelahmenderita infeksisinus.

c. Asmacampuran

Asmayangtimbulkarenaadanyakomponenekstrinsikdanintrinsik.

3. Klasifikasi

MenurutWijayadanPutri(2014)kasifikasiasmaberdasarkanberatpenyakit,antaralain

a. Tahap I:Intermitten

Penampilankliniksebelummendapatpengobatan :

1) Gejalainermitten<1kalidalam seminggu

2) Gejalaeksaserbasisingkat(mulaibeberapa jamsampaibeberapahari)

3) Gejalaseranganasmamalam hari<2 kalidalamsebulan

4) Asimptomatisdannilaifungsiparunormaldiantaraperiodeeksaserbasi

5) PEFatau FEV1: ≥80%dariprediksi

Variabilitas<20%

PoltekkesKemenkesYogyakarta
13

6) Pemakaianobatuntukmempertahankankontrol:

Obatuntukmengurangigejalaintermittendipakaihanyakapanperluinhal

asijangkapendek β2 agonis

7) Intensitas pengobatan tergantung pada derajat

eksaserbasikortikosteroidoral mungkin dibutuhkan.

b. TahapII:Persistenringan

Penampilankliniksebelummendapatkanpengobatan:

1) Gejala≥1kali seminggutetapi<1kali sehari

2) Gejalaeksaserbasidapatmenggangguaktivitasdantidur

3) Gejalaseranganasmamalamhari >2kalidalamsebulan

4) PEFatau FEV1: >80 %dariprediksi

Variabilitas20-30%

5) Pemakaianobatharianuntukmempertahankankontrol:

Obat-

obatanpengontrolseranganharianmungkinperlubronkodilatorjangkapa

njangditambahdenganobat-obatanantiinflamasi(terutama

untukseranganasmamalam hari.

c. Tahap III:Persistensedang
Penampilankliniksebelummendapatpengobatan :

1) Gejalaharian

2) Gejalaeksaserbasimengganggu aktivitasdantidur

3) Gejalaseranganasmamalamhari>1kali seminggu

4) Pemakaianinhalasijangkapendekβ2agonissetiaphari

5) PEVatayFEV1: >60%-< 80%dari prediksi

Variabilitas>30%

PoltekkesKemenkesYogyakarta
14

6) Pemakaianobat-obatanharianuntukmempertahankankontrol:

Obat-

obatanpengontrolseranganharianinhalasikortikosteroidbronkodilatorj

angka panjang (terutama untuk serangan asma malamhari)

d. Tahap IV:Persistenberat

Penampilankliniksebelummendapatpengobatan :

1) Gejalaterus-menerus

2) Gejalaeksaserbasisering

3) Gejalaseranganasmamalamharisering

4) Aktivitasfisiksangatterbatasolehasma

5) PEFatau FEV1: ≤60%dariprediksi

6) Variabilitas>30%

4. FaktorRisiko

Obstruksijalannapaspadaasmadisebabkanoleh

a. Kontraksiotot sekitarbronkussehinggaterjadipenyempitannapas.

b. Pembengkakanmembranebronkus

c. Bronkus berisi mucus yang

kentalAdapunfaktorpredisposisipadaasmaya

itu:

a.Genetik

Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi

inipenderitasangatmudahterkenaasmaapabiladiaterpapardenganfaktorpencetus

PoltekkesKemenkesYogyakarta
15

Adapunfaktorpencetusdariasmaadalah:

a. Alergen

Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi

tiga,yaitu:

1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu,

bulubinatang,serbukbunga,bakteri, dan polusi.

2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-

obatantertentusepertipenisilin,salisilat,betablocker,kodein,dansebagain

ya.

3) Kontaktan,sepertiperhiasan,logam,jamtangan,danaksesorislainnyayan

gmasuk melalui kontak dengankulit.

b. Perubahancuaca

Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma,

perubahancuacamenjadi pemicu serangan asma.

c. Lingkungankerja

Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15%

klienasma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas,

penyapujalanan.

d. Olahraga

Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila

sedangbekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling mudah

menimbulkanasma

PoltekkesKemenkesYogyakarta
16

e. Stres

Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain

itujuga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disampinggejalaasma harus segera diobati penderita asma yang mengalami

stres harus diberinasehatuntuk

menyelesaikanmasalahnya(Wahid&Suprapto,2013).

5. ManifestasiKlinik

ManifestasiklinisyangdapatditemuipadapasienasmamenurutHalimDanokusumo(20

00) dalam Padila(2015)diantaranyaialah :

a. StadiumDini

Faktorhipersekresiyanglebihmenonjol

1) Batukberdahakdisertaiatautidakdenganpilek

2) Ronchibasahhaluspadaserangankeduaatauketiga,sifatnyahilangtimbul

3) Wheezingbelumada

4) Belumadakelainanbentukthorak

5) Adapeningkataneosinofildarahdan IgE

6) BGAbelumpatologis

Faktorspasmebronchiolusdan edemayanglebihdominan:

1) Timbulsesak napasdengan atautanpasputum

2) Wheezing

3) Ronchibasahbilaterdapathipersekresi

4) PenurunantekananparsialO2

PoltekkesKemenkesYogyakarta
17

b. Stadiumlanjut/kronik

1) Batuk,ronchi

2) Sesaknapasberatdandadaseolah-olah tertekan

3) Dahaklengketdansulitdikeluarkan

4) Suaranapasmelemahbahkantakterdengar(silentchest)

5) Thoraksepertibarelchest

6) Tampaktarikanototstenorkleidomastoideus

7) Sianosis

8) BGAPaO2 kurangdari80%

9) TerdapatpeningkatangambaranbronchovaskulerkiridankananpadaRon

genparu

10) Hipokapneadan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.

PoltekkesKemenkesYogyakarta
18

6. Patofisiologi

Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi

disebabkanoleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi

bronkhi, yangmenyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran yang

melapisi bronkhi,atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental. Selain itu,

otot-otot

bronkhialdankelenjarmukosamembesar,sputumyangkental,banyakdihasilkandanal

veoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap di dalam jaringan

paru.Mekanisme yang pasti dari perubahan ini belum diketahui, tetapi ada yang

palingdiketahuiadalah keterlibatan sistemimunologis dan sisitemotonom.

Beberapaindividudenganasmamengalamiresponimunyangburukterhadaplin

gkunganmereka.Antibodiyangdihasilkan(IgE)kemudianmenyerangsel-

selmastdalamparu.Pemajananulangterhadapantigenmengakibatkan ikatan antigen

dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produksel-selmast(disebutmediator)

sepertihistamin,bradikinin,danprostaglandinserta anafilaksis dari substansi yang

bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan

mediatorinidalamjaringanparumempengaruhiototpolosdankelenjarjalannafas,meny

ebabkanbronkospasme,pembengkakanmembaranmukosadanpembentukanmukusy

angsangat banyak.

Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur

olehimpuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik atau

nonalergik,ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti

infeksi,

latihan,dingin,merokok,emosidanpolutan,jumlahasetilkolinyangdilepaskanmening

kat.Pelepasanasetilkolininisecaralangsungmenyebabkan
PoltekkesKemenkesYogyakarta
19

bronkokonstriksi juga merangsang pembentukanmediator kimiawiyang dibahasdi

atas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap

responparasimpatis.

Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis

terletakdalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi

bronkokonstriksi,bronkodilatasiterjadiketikareseptorβ-

adregenikyangdirangsang.Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik

dikendalikan terutama

olehsiklikadenosinmonofosfat(cAMP).Stimulasireseptoralfamengakibatkanpenuru

nan cAMP, mngarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskanoleh sel

mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor beta adrenergik

mengakibatkanpeningkatan tingkat cAMP yang menghambat pelepasan mediator

kimiawi danmenyababkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa

penyekatan β-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik

rentan terhadappeningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos

(Wijaya danPutri, 2014).

PoltekkesKemenkesYogyakarta
20

7. Pathway

Ekstrinsik Instrinsik/Idiopatik

Respon Kecemasan Mk:Ansietas


alergi/Hiperea
ktivitas

Inflamasi Spasme
Sumbatanmukus Edema Ketegangan
dindingbronc Ototbronc
hus hus diseluruhtubuh

Obstruksi Penerapantekni
Alveolitertutup krelaksasiototpr
wheezing salurannafas(bro ogresif
nchospasme)
Mk :
Hipoksemi Mk:GangguanP
Bersihanjalan Penyempitanjalannafas
nafas ertukaranGas
tidakefektif
Asidosis
metabolik

Peningkatankerja
StatusAsmatikus
pernafasan

Peningkatan kebutuhanoksigen

MK : Pola NafasTidakEfektif
Hiperventilasi

RetensiCO2

Asidosisrespiratorik

PoltekkesKemenkesYogyakarta
21

8. Pemeriksaanpenunjang

Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015)

yaitu :a Spirometri

Untukmengkajijumlahudarayangdinspirasib

Ujiprovokasi bronkus

c Pemeriksaansputum

d Pemeriksaancosinofittotale

Pemeriksaanteskulit

Dilakukanuntukmencarifaktoralergidenganberbagaialergenyangdapatme

nimbulkanreaksiyang positifpada asma.

f PemeriksaankadarIgEtotaldanIgEspesifikdalamsputum

g Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan,

adanyapenyempitan bronkusdanadanya sumbatan

h Analisagasdarah

Untukmengetahuistatuskardiopulmoneryangberhubungandenganoksigen

asi.

9. Komplikasi

KomplikasimenurutWijaya&Putri(2014)yaitu :

a. Pneumothorak

b. Pneumomediastiumdanemfisemasubkutis

c. Atelektasis

d. Aspirasi

e. Kegagalanjantung/gangguaniramajantung

PoltekkesKemenkesYogyakarta
22

f. Sumbatansalurannafas

yangmeluas/gagalnafasAsidosis

10. Penatalaksanaan

Penatalaksanaanmenurut Wijaya &Putri(2014)yaitu:

Nonfarmakologi,tujuan dariterapiasma:

a. Menyembuhkandanmengendalikangejalaasma

b. Mencegahkekambuhan

c. Mengupayakanfungsiparusenormalmungkinsertamempertahankannya

d. Mengupayakanaktivitasharianpadatingkatnormaltermasukmelakukanexer

cise

e. Menghindariefeksampingobatasma

f. Mencegahobstruksijalannafas

yangireversibelFarmakologi,obatanti asma :

a. Bronchodilator

Adrenalin,epedrin,terbutallin,fenotirol

b. Antikolinergin

Iptropiembromid(atrovont)

c. Kortikosteroid

Predrison,hidrokortison,orodexon.

d. Mukolitin

BPH,OBH,bisolvon, mucapoeldan banyakminum airputih.

PoltekkesKemenkesYogyakarta
23

B. KonsepKecemasan

1. PengertianKecemasan

Kecemasanmerupakansuatuperasaansubjektifmengenaiketeganganmentaly

angmenggelisahkansebagaireaksiumumdariketidakmampuanmengatasisuatumasal

ahatautidakadanyarasaaman.Perasaanyangtidakmenentutersebutpadaumumnyatida

kmenyenangkanyangnantinyaakanmenimbulkanataudisertaiperubahanfisiologisda

npsikologis(Rochman,2010).

2. Tingkatkecemasan

MenurutRatih(2012)semuaorangpastimengalamikecemasanpadaderajattertent

u,Peplaumengidentifikasi4 tingkatankecemasanyaitu:

a KecemasanRingan

Kecemasaniniberhubungandengankehidupansehari-

hari.Kecemasandapatmemotivasibelajarmenghasilkanpertumbuhansertakre

atifitas.Tanda dan gejala antara lain: persepsi dan perhatian meningkat,

waspada,sadarakanstimulusinternaldaneksternal,mampumengatasimasalah

secaraefektifsertaterjadikemampuanbelajar.Perubahanfisiologiditandai

dengan gelisah, sulit tidur, hipersensitif terhadap suara, tanda vitaldanpupil

normal.

b KecemasanSedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan pada hal

yangpenting dan mengesampingkan yang lain, sehingga individu

mengalamiperhatianyangselektif,namundapatmelakukansesuatuyanglebiht

erarah.Responfisiologi:seringnafaspendek,nadidantekanandarah

PoltekkesKemenkesYogyakarta
24

naik, mulut kering, gelisah, konstipasi. Sedangkan respon kognitif

yaitulahanpersepsimenyempit,rangsanganluartidakmampuditerima,berfoku

spadaapayangmenjadi perhatiaannya.

c KecemasanBerat

Kecemasanberatsangatmempengaruhipersepsiindividu,individucenderung

untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik,

sertatidakdapatberfikirtentanghallain.Semuaperilakuditujukanuntukmengur

angi ketegangan.Tanda dangejala dari

kecemasanberatyaitu:persepsinyasangatkurang,berfokuspadahalyangdetail,

rentangperhatian sangat terbatas, tidak dapat berkonsentrasi atau

menyelesaikanmasalah,sertatidakdapatbelajarsecaraefektif.Padatingkatanin

iindividumengalamisakitkepala,pusing,mual,gemetar,insomnia,palpitasi,ta

kikardi,hiperventilasi,sering buang airkecilmaupun

besar,dandiare.Secaraemosiindividumengalamiketakutansertaseluruhperha

tianterfokus padadirinya.

d Panik

Padatingkatpanikdarikecemasanberhubungandenganterperangah,ketakutan

,danteror.Karenamengalamikehilangankendali,individuyang mengalami

panik tidak dapat melakukan sesuatu walaupun

denganpengarahan.Panikmenyebabkanpeningkatanaktivitasmotorik,menur

unnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi

yangmenyimpang, kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini

tidaksejalandengankehidupan,danjikaberlangsunglamadapatterjadi

PoltekkesKemenkesYogyakarta
25

kelelahanyang

sangatbahkankematian.Tandadangejaladaritingkatpanikyaitu tidak dapat

fokus padasuatukejadian.

C. KonsepAsuhanKeperawatan

1. PengkajianKeluarga

Menurut Donsu, Induniasih, Purwanti (2015) pengkajian yang dilakukan

padakeluargayaitu :

a. Data Umum : nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan, struktur

keluarga,genogram,dll

b. Riwayatdantahapperkembangankeluarga

1) Tahapperkembangan keluargadantugasperkembangan saatini

2) Riwayatkesehatankeluargainti

3) Riwayatkesehatankeluargasebelumnya

c. Pengkajian lingkungan : karakteristik lingkungan rumah,

karakteristiktetangga,dan interaksi dengan masyarakat,dll

d. Strukturdanfungsi keluarga

1) Polakomunikasikeluarga:caraberkomunikasiantaranggotakelu

arga

2) Strukturkekuatan:kemampuananggotakeluargamengendalikandanme

mpengaruhi oranglain untuk merubah perilaku (keyperson)

3) Struktur peran : peran masing-masing anggota baik formal

maupunnonformal

PoltekkesKemenkesYogyakarta
26

4) Nilai atau norma keluarga : nilai dan norma serta kebiasaan

yangberhubungandengan kesehatan

5) Fungsi keluarga : dukungan keluarga terhadap anggota lain,

fungsiperawatankesehatan(pengetahuantentangsehat/sakit,kesanggu

pankeluarga)

6) Fungsikeperawatan.Tujuandarifungsikeperawatan:

a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal


masakesehatan
b) Mengetahuikemampuankeluargadalammengambilkeputusanmen
genaltindakan kesehatanyangtepat
c) Mengetahui sejauh
manakemampuankeluargamerawatanggotakeluargayangsakit
d) Mengetahuikemampuankeluargamemelihara/
memodifikasilingkunganrumahyangsehat
e) Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan
fasilitaspelayanankesehatan dimasyarakat
e. Stresdankopingkeluarga

f. Keadaangizikeluarga

g. Pemeriksaanfisik

Menurut Wijaya dan Putri (2014) pengkajian yang digunakan pada

pasiendenganasmayaitu :

1) Identitasklien:Meliputi nama,Usia, JenisKelamin,ras,dll

2) Informasidandiagnosa medikpenting

3) Datariwayatkesehatan

Pernahmenderitapenyakitasmasebelumnya,menderitakelelahanyan

gamat sangat dengansianosispadaujungjari.

PoltekkesKemenkesYogyakarta
27

4) Riwayatkesehatansekarang

a) Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu

tidakbergairah,pucattidakadanafsumakan,sakitpadadadadan

padajalan nafas.

b) Sesaksetelahmelakukanaktivitas

c) Sesaknafaskarenaperubahanudaradandebu

d) Batukdansusahtidurkarenanyeridada.

5) Riwayatkesehatankeluarga

a) Riwayatkeluargayangmemilikiasma

b) Riwayatkeluarga

yangmenderitapenyakitalergisepertirinitisalergi,

sinustis, dermatitis, danlain-lain.

6) Ativitas/istirahat

a) Keletihan,kelelahan,malaise

b) Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-

harikarenasulit bernafas.

c) Ketidakmampuan untuk tidur perlu tidur dalam

posisiduduktinggi.

d) Dispneapadasaatistirahat,aktivitasdanhiburan.

7) Sirkulasi:Pembengkakanpadaekstremitasbawah

8) Integritas ego terdiri dari peningkatan faktor resiko dan

perubahanpola hidup

9) Makanan dan cairan : mual/muntah, nafsu makan

menurun,ketidakmampuanuntukmakan

PoltekkesKemenkesYogyakarta
28

10) Pernafasan

a) Nafaspendek,dadarasatertekandanketidakmampuanunt

ukbernafas

b) Batukdenganproduksisputumberwarnakeputihan

c) Pernafasan biasanya cepat, fase ekspirasi

biasanyamemanjang

d) Penggunaanototbantupernafasan

e) Bunyi nafas mengi sepanjang area paru pada ekspirasi

dankemungkinanselama inspirasi berlanjut sampai

penurunan/tidakadanyabunyi nafas.

11) Keamanan:riwayatreaksialergi/sensitifterhadapzat

h. Harapankeluarga

Perludikajiharapankeluargaterhadapperawat(petugaskesehatan)untukmemb
antumenyelesaikan masalahkesehatanyangterjadi.
2. DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien asma menurut

SDKI(2017)dan Donsu, Induniasih, dan Purwanti(2015)yaitu :

a. Bersihanjalannafastidakefektifberhubungandenganketidakmampuankelu

argamemberikan perawatan bagianggotanyayangsakit

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakmampuan

keluargamemberikanperawatan bagianggotanyayangsakit

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan

keluargamemberikanperawatan bagianggotanyayangsakit

PoltekkesKemenkesYogyakarta
29

d. Ansietasberhubungandenganketidakmampuankeluargamengambilkep

utusandalammerawatanggotayangsakit

e. Manajementkesehatankeluargatidakefektifberhubungandenganketi

dakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam

merawatanggotayangsakit

3. RencanaanKeperawatan

Rencanaan keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan

diberikankepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa

keperawatan

yangmuncul.RencanakeperawatanberdasarkanStandarIntervensiKeperawatanIndo

nesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia

(SLKI,2019)dapatdijabarkan dalamtabel sebagai berikut :

Tabel1.Rencanaan Keperawatan

NO DIAGNOSA Tujuan Intevensi


1. Bersihan Setelah Intervensi:Manajementjala
jalannafas tidak n nafas
efektifberhubung dilakukantindakanke 1. Observasi
andenganketidak perawatandiharapka a. Monitorbunyinafasta
mampuankeluarg n klienjalan mbahan
amemberikanpera nafas b. Monitor sputum
watan 2. Terapeutik
bagianggotanya klientetappatendeng a. Posisikansemifowler
yangsakit ankriteriahasil : ataufowler
1. Batuk b. Berikan
efektifmeningkat minumhangat
2. Produksisputum c. Berikanoksigenjikap
menurun erlu
3. Mengimenurun 3. Edukasi
4. Wheezing a. Ajarkan
menurun teknikbatukefektif
5. Gelisahmenurun 4. Kolaborasi
6. Frekuensi a. Kolaborasi
nafasmembaik pemberian
7. Polanafas
membaik
PoltekkesKemenkesYogyakarta
30

ekspektoran,
mukolitik
Intervensi:ManajementAs
ma
1. Observasi
a. Monitor

frekuensidankeadaan
nafas
b. Monitortandadangej
alahipoksia
c. Monitorbunyinafasta
mbahan
2. Terapeutik
a. Berikan
posisisemifowler30-
45o
3. Edukasi
a. Anjurkanmeminimal
kanansietasyangdap
atmeningkatkankebu
tuhanoksigen
b. Anjurkan
bernafaslambatdan
dalam
c. Ajarkanmengidentifi
kasidan
menghindaripemicu
2. Gangguanpertuk Setelah Intervensi:Pemantauanres
aran pirasi
gasberhubungan diberikantindakanke 1. Observasi
denganketidakm perawatandiharapka a. Monitorfrekuensi,ira
ampuankeluarga npernafasan ma,kedalamandanup
memberikanpera ayanafas
watan pasienmembaik, b. Monitorpolanafas
bagianggotanya c. Monitorkemampanb
yangsakit dengankriteriahasi: atuk efektif
1. Tingkatkesadaran d. Monitor
pasienmeningkat adanyaproduksi
2. Bunyi sputum
e. Monitor
nafastambahanme
nurun adanyasumbatanjala
3. Gelisahmenurun nnafas
4. Nafas f. Palpasikesimetrisane
kspansi paru
cupinghidungmen g. Auskultasi
urun bunyinafas
PoltekkesKemenkesYogyakarta
31

h. Monitor saturasi

PoltekkesKemenkesYogyakarta
32

2. Terapeutik
a. Atur

intervalpemantauanr
espirasi
sesuaikondisi pasien
b. Dokumentasikan
hasil pantauan
3. Edukasi
a. Jelaskan

tujuanprosedurpema
ntauan
b. Informasikan
hasilpemantauan
Intervensi :

Dukunganventilasi
1. Observasi
a. Identifikasiadanyake
lelahan otot
bantunafas
b. Monitorr status
respirasi

danoksigenasi
2. Terapeutik
a. Pertahankankepaten
an
jalannafas
b. Berikan

posisisemifowlerata
ufowler
c. Berikanoksigenasise
suaikebutuhan
3. Edukasi
a. Ajarkanmalakukante
knikrelaksasinafasda
lam
b. Ajarkan
teknikbatukefektif
3. Pola nafas Setelah Intervensi:Manajementjal
tidakefektifberhu an nafas
bungandenganke dilakukantindakanke 1. Observasi
tidakmampuanke perawatan a. Monitorpolanafas
luargamemberik polanafas 2. Terapeutik
anperawatanbagi pasien a. Posisikansemifowler
PoltekkesKemenkesYogyakarta
33

ataufowler
kembalinormal,

dengankriteriahasil:
1.Ventilasisemenitm
eningkat

PoltekkesKemenkesYogyakarta
34

anggotanyayang 2. Tekananekspirasi b.Berikan oksigen


sakit jikaperlu
daninspirasimeni 3. Edukasi
ngkat a.Ajarkan
3. Penggunaanototb
antu teknikbatukefektif
nafasmenurun Intervensi:Dukunganventi
4. Frekuensinafasm lasi
embail 1. Observasi
5. Kedalamannafas a. Identifikasiadanyake
membaik lelahan otot
bantunafas
b. Monitorr status
respirasi

danoksigenasi
2. Terapeutik
a. Pertahankankepaten
an
jalannafas
b. Berikan

posisisemifowlerata
ufowler
c. Berikanoksigenasise
suaikebutuhan
3. Edukasi
a. Ajarkanmalakukante
knikrelaksasinafasda
lam
4. Ansietasberhubun Setelah Intervensi:Terapirelaksasi
gandenganketidak ototprogresif
mampuankeluarga dilakukantindakanke 1. Observasi
mengambilkeputus perawatandiharapka a. Identifikasi tempat
andalammerawata nkecemasan yangtenangdan nyaman
nggotayangsakit b. Monitorsecaraberkalaunt
pasienberkurang, ukmemastikanototrileks
c. Monitor
adanyaindikatortidak
dengankriteriahasil : rileks
1. Kekhawatiranaki 2. Terapeutik
bat kondisi a. Aturlingkunganagart
yang idakadagangguansaa
tterapi
dihadapimenurun b. Berikan posisi
2. Perilaku yangnyamanbersand
gelisahmenurun ardikursiatauposisiti
3. Perilaku dur
PoltekkesKemenkesYogyakarta
35

tegangmenurun
4. Frekuensi
pernafasan
menurun

PoltekkesKemenkesYogyakarta
36

5. Frekuensi c. Beri
nadimenurun
6. Tekanan waktumengungkapk
darahmenurun anperasaan
7. Pucatmenurun
8. Konsentrasi tentangterapi
membaik 3. Edukasi
a. Anjurkanmemakaipa
kaian

yangnyamandantida
ksempit
b. Ajarkanlangkah-
langkah
sesuaiprosedur
c. Anjurkanmenegangk
an

ototselama5sampai1
0detik,

kemudiananjurkanm
erilekskanotot20-
30 detik,

masingmasing4-8
kali
d. Anjurkanmenegangk
an ototkaki
selama

tidaklebihdari5detik
untuk
menghindarikram
e. Anjurkan fokus
padasensasiototyang
menegang
f. Anjurkan fokus
padasensasiototyang
rileks
g. Anjurkanbernafasdal
amdanperlahan
5. Manajementkese Setelah Intervensi :
hatankeluarga Pendampingan
tidakefektifberhu dilakukantindakanke Keluarga
bungandenganke perawatandiharapka 1. Observasi
tidakmampuanke nkeluargamampu a. Identifikasikebutuha
luargamengambil nkeluargaterkait
PoltekkesKemenkesYogyakarta
37

keputusan
mengambilkeputusa
dalammerawatan masalahkesehatanke
n,
ggota luarga
b. Identifikasitugaskes
dengankriteriahasil:
ehatankeluargayangt
1.Kemampuanmenje
erhambat
laskanmasalahkes
ehatan yang

PoltekkesKemenkesYogyakarta
38

yangsakit dialamime c. Identifikasidukungan


ningkat
2. Aktifitas spiritualyangmungki
keluargamengatas nuntukkeluarga
imasalahkesehata 2. Terapeutik
ndengantepatmen a. Berikan
ingkat harapanyangrealistis
3. Tindakan b. Bina hubungan
saling
untukmengurangi
faktor percayadengankelua
resikomeningkat rga
4. Gejala c. Dengarkankeinginan
danperasaankeluarga
penyakitanggota d. Dukungmekanismek
menurun oping adaptif
5. Kemampuan yangdigunakankelua
melakukanti rga
ndakanpenc 3. Edukasi
egahanmasa a. Ajarkanmekanismek
lahkesehata opingyangdapatdijal
nmeningkat ankankeluarga
6. Kemampuan Intervensi:DukunganKelu
peningkatkan argaMerencanakanPeraw
kesehatanme atan
ningkat 1. Observasi
7. Pencapaianp a. Identifikasikebutuha
engendaliank n
esehatan danharapan

keluargatentangkese
hatan
b. Identifikasitindakan
yang dapat
dilakukankeluarga
2. Terapeutik
a. Motivasipengemban
gansikap dan
emosi
yang

mendukungupaya
kesehatan
b. Ciptakanperubahanli
ngkunganrumahseca
raoptimal
3. Edukasi
a. Ajarkan
caraperawatan yang
PoltekkesKemenkesYogyakarta
39

bisadilakukankeluar
ga
4. ImplementasiKeperawatan

PoltekkesKemenkesYogyakarta
40

Pelaksanaankeperawatanadalahpemberianasuhankeperawatanyangdilakuka

nsecaralangsungkepadapasien.Kemampuanyangharusdimilikiperawat pada tahap

implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,kemampuan untuk

menciptakan hubungan saling percaya dan saling

membantu,kemampuantekhnikpsikomotor,kemampuanmelakukanobservasisistem

atis,kemampuanmemberikanpendidikankesehatan,kemampuanadvokasidanevaluas

i. Tahap pelaksanaan keperawatan meliputi: fase persiapan

(preparation),tindakandan dokumentasi.

5. EvaluasiKeperawatan

Menurut Dion dan Betan (2013) evaluasi keperawatanadalah tahap

akhirdari proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan

terencanaantara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat

padatahapperencanaan.Evaluasidilakukansecaraberkesinambungandenganmelibat

kankliendankeluarga.Evaluasibertujuanuntukmelihatkemampuankeluargadalamme

ncapaitujuan.Evaluasiterbagiatasduajenis,yaitu:

a EvaluasiFormatif

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan

danhasil tindakan keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah

perawatmengimplementasikanrencanankeperawatangunamenilaikeefektifa

ntindakankeperawatanyangtelahdilaksanakan.Perumusanevaluasiformatif

ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah

SOAP,yakniSubjektif(databerupakeluhanklien),Objektif(datahasil

PoltekkesKemenkesYogyakarta
41

pemeriksaan), Analisa data (perbandingan data dengan teori),

danPlanning(perencanaan).

b EvaluasiSumatif

Evaluasi Sumatif adalah evaluasiyang dilakukan setelah

semuaaktifitasproseskeperawatanselesaidilakukan.Evaluasisumatifinibertuj

uan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang

telahdiberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini

adalahmelakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon

pasien dankeluarga terkait layanan keperawatan, mengadakan pertemuan

pada akhirpelayanan.

D. TehnikRelaksasiOtotProgresif

1. Pengertian

Relaksasiototprogresifmerupakanterapirelaksasidengangerakanmengencan

gkan dan melemaskan otot-otot pada satu waktu untuk memberikanperasaan

relaksasi secara fisik. Dengan menegangkan dan melemaskan

beberapakelompokototdanmembedakansensasitegangdanrileks,seseorangbisamen

ghilangkan kontraksi otot dan mengalami rasa rileks (Soewondo, 2009 dalamResti

2014). Setelah seseorang melakukan relaksasi dapat membantu

tubuhnyamenjadirileks,denganbegitudapatmemperbaikiberbagaiaspekkesehatanfis

iknya.Relaksasiototprogresifhinggasaatinimenjadisalahsatumetoderelaksasitanpam

engeluarkanbiaya,tidakadaefeksamping,danmudahditerapkan.

PoltekkesKemenkesYogyakarta
42

2. Waktupelaksanaan

Waktu yang diperlukan untuk melakukan relaksasi otot progresif sehingga

dapatmenimbulkan efek yang maksimal adalah sebanyak 1-2 kali dalam sehari

dengansekali tindakan selama 15 menit dan dilakukan kurang lebih selama satu

sampaidua minggu. Untuk selanjutnya pada tahap follow up diperlukan waktu

sekitar 2minggusetelah diterapkan terapi tersebut.

3. TujuanTerapiRelaksasi OtotProgresif

MenurutHerodes(2010),Alim(2010),danPotter(2005)dalamSetyoadidanKushariya

di(2011)bahwatujuan dari teknikiniadalah:

a. Menurunkanketeganganotot,kecemasan,nyerileherdanpunggung,tekananda

rah tinggi, frekuensi jantung,laju metabolik.

b. Mengurangidistritmiajantung,kebutuhanoksigen.

c. Meningkatkangelombangalfaotakyangterjadiketikakliensadardantidak

memfokus perhatian seperti relaks.

d. Meningkatkanrasakebugaran,konsentrasi.

e. Memperbaikikemampuanuntukmengatasistres.

f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot,

fobiaringan,gagapringan, dan

g. Membangunemosipositifdariemosinegatif.

4. IndikasiTerapiRelaksasiOtotProgresif

Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) bahwa indikasi dari terapi

relaksasiototprogresif,yaitu:

a. Klien yangmengalamiinsomnia.

PoltekkesKemenkesYogyakarta
43

b. Klienseringstres.

c. Klienyangmengalamikecemasan.

d. Klienyangmengalamidepresi.

5. PelaksanaanTeknikTerapiRelaksasiOtotProgresif

Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) tahap sebelum melakukan teknik

iniyaitu: tahap persiapan, kemudian tahap prosedur teknik relaksasi otot

progresif.Seperti yang telah terlampir dalam Standar Operasional Prosedur

dapat dilihatpada Lampiran 4. SOP Relaksasi Otot Progresif.

PoltekkesKemenkesYogyakarta

Anda mungkin juga menyukai