Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA METODE

PEMISAHAN KIMIA

PERCOBAAN IV

PEMISAHAN KONTAMINAN AMOXICILLIN DENGAN METODE

ADSORPSI

OLEH:

NAMA : MUHAMMAD AL –MUSYAFIR KASIM

STAMBUK : F1C1 21 044

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : RISKA CHAERUNNISA ABDUL RACHMAN

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang

mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan. Metode pemisahan

bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu

campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui

keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium). Ada beberapa

metode yang digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan sifat fisikanya,

yaitu metode penyaringan (filtrasi), metode pengkristalan (kristalisasi), metode

penyubliman (sublimasi), kromatografi, dan penyulingan (distilasi).

Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk

yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa

kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu

senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Proses

pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode

pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun campuran.

Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau campuran

heterogen (lebih dari satu fase). Salah satu metode yang sering digunakan dalam

proses pemisahan suatu zat adalah metode adsorbsi.

Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu

fluida, cairan maupun gas terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap,

adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat terjerap,
adsorbat) pada permukaannya. Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh

material berat dari gas. Adsorpsi digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi

pencemaran zat warna. Terserapnya suatu zat (molekul atau ion) pada permukaan

adsorben disebut adsorpsi. Adsorbsi akan mengalami penarikan suatu zat oleh

bahan pengadsorbsi secara kuat, sehingga menempel pada permukaan dari bahan

pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian obat

amoksisilin dengan menggunakan adsorban tanin gel. Berdasarkan uraian

tersebut, maka perlu dilakukan percobaan tentang pemisahan kontaminan

amoksisilin menggunkan metode adsorbsi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan pemisahan

kontaminan amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah bagaimana mengetahui

pengaruh pH terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2 ?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah untuk mengetahui pengaruh pH

terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2 .

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin dengan metode adsorpsi adalah agar dapat mengetahui pengaruh pH

terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan TiO2.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemisahan

Pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang

lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia

ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa

kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Salah satu

kekhawatiran terbesar untuk menerapkan membran ini pada aplikasi praktis

adalah kurangnya fluks permeabilitas. Untuk membran yang ideal, koefisien

permeabilitas harus tinggi, menghasilkan fluks permeabilitas yang baik. Dalam

konteks ini, agen pembentuk pori seperti polietilen glikol (PEG) litium klorida

(LiCl) dan polivinilpirolidon (PVP) telah banyak digunakan untuk meningkatkan

fluks (Vinothkumar at al., 2022).

B. Amoxicillin

Amoksisilin adalah penisilin semisintetik yang mengandung cincin beta-

laktam dengan berat molekul 365,4 g/mol, yang menghambat sintesis dinding sel

bakteri dan efektif mengobati infeksi sistemik dan gastrointestinal. Menurut

literatur yang dilaporkan, konsentrasi antibiotik ini di permukaan air adalah 48

mg/L, dan konsentrasi amoksisilin dalam air limbah rumah sakit berkisar antara

28 hingga 7,7 mg/L. Namun, mungkin ada konsentrasi tinggi antibiotik ini dalam

air limbah industri (Mohammadi at al., 2022).

C. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu instrument yang digunakan untuk

mengukur absorbans suatu sampel pada panjang gelombang tertentu. Sampel yang
dapat diuji dengan alat ini adalah sampel cair yang didalamnya mengandung

senyawa yang bergugus kromofor dan dapat juga digunakan untuk sampel

berwarna. Spektrofotometri UV-Vis tergolong dalam salah satu metode analisis

yang mapan, karena mudah, ekonomis dan tekniknya yang praktis. Operator yang

canggih tidak diperlukan untuk implementasi prosedur analisis (Sarvestani et al.,

2022).

D. Asam klorida (HCl)

Asam klorida merupakan larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl)

dan termasuk asam kuat. Asam klorida harus ditangani dengan mewanti

keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.

Penggunaan HCl sangat meluas diantara sebagai pereaksi dalam produksi

senyawa kimia organik, penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin,

aditif makanan dan pengolahan kulit. HCl banyak digunakan di industri kimia

sebagai reagen dalam produksi senyawa kimia klorin, kloroetena dan

tetrafluoroethene. Namun, zat ini sangat berbahaya, jika dihirup dapat

menyebabkan tersedak, radang, gagal sistem peredaran darah dan kematian (Szary

at al., 2022).

E. Natrium Hidroksida (NaOH)

Natrium Hidroksida (NaOH) merupakan senyawa anorganik yang

berbentuk padatan putih serta tersusun dari kation natirum Na+ dan anion

hidroksida OH-. Selain dikenal sebagai natrium hidroksida atau sodium

hydroxide, sebagian orang juga kerap menyebut NaOH ini dengan nama soda

kaustik atau soda api. Beberapa peneliti telah mempelajari berbagai jenis
perlakuan natrium hidroksida (NaOH) dan menemukan bahwa NaOH adalah

perlakuan yang paling layak untuk komposit serat alam karena perawatan kimia

ini efektif dan tidak mahal. Penggunaan NaOH pada serat mengubah transformasi

jenis selulosa dan perekat kemampuan mikro-fibril untuk mengatur ulang untuk

memodifikasi pemuatan serat, dan penurunan sudut heliks serat yang mengarah

pada peningkatan kemampuan beban (Shah at al.,2022).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Percobaan pemisahan kontaminan amoxicillin menggunakan metode

adsorpsi dilakukan pada hari Selasa, 28 Maret 2023, pada pukul 13:00-15:29

WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

A. Alat dan bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan pemisahan kontaminan

amoxicillin menggunakan metode adsorpsi adalah gelas kimia 50 mL, gelas ukur

100 mL, labu takar 250 mL, neraca analitik, pipet tetes, batang pengaduk, spatula

dan spektrofotometri UV-Vis.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan pemisahan kontaminan amoxicillin

menggunakan metode adsorpsi adalah titanium dioksida (TiO 2) anatase 0,1 gram,

amoxicillin (C16H19N3O5S), asam klorida (HCl) 0,1 N, natrium hidroksida

(NaOH) 0,1 N, akuades (H2O), kertas pH, kertas saring, tisu, aluminium foil dan

plastic wrap.
C. Prosedur kerja

Titanium dioksida (TiO2)

- ditimbang masing-masing sebanyak 0,1 gram dan


dimasukkan dalam 5 gelas kmia berbeda
- masing-masing gelas kimia ditambahkan 50 mL
larutan amoksisilin 30 ppm yang sudah diatur pH
nya yaitu 3, 5, 7, 9, dan 11 dengan larutan HCl dan
NaOH
- diaduk selama 30 menit
- disaring

Filtrat Residu

pH 3 = 0, 586
pH 5 = 0,642
pH 7 = 0,782
pH 9 = 0, 345
pH 11 = 0, 527
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

No pH Adsorban Gambar Panjang Gelombang

1. 3 0,586

2. 5 0,642

3. 7 0,782 240 nm

4. 9 0,345

5. 11 0,527
2. Analisis Data

a. pH 3

(C0 - Ce)
Qe = ×V
m

[0,527 - 0,586] nm
= × 50 mL
0,1 gram

= -29,5 mL/g

b. pH 5

(C0 - Ce)
Qe = ×V
m

[0,527 - 0,642] nm
= × 50 mL
0,1 gram

= -57,5 mL/g

c. pH 7

(C0 - Ce)
Qe = ×V
m

[0,527 - 0,782] nm
= × 50 mL
0,1 gram

= 127,5 mL/g

d. pH 9

(C0 - Ce)
Qe = ×V
m

[0,527 - 0,345] nm
= × 50 mL
0,1 gram

= 91 mL/g

e. pH 11
(C0 - Ce)
Qe = ×V
m

[0,527 - 0,527] nm
= × 50 mL
0,1 gram

= 0 mL/g

3. Grafik

Hubungan antara pH dan Qe


150
Banyak zat yang teradsorpsi

100
y = 12.2x - 51.8
R² = 0.1918
50

0
0 2 4 6 8 10 12

-50

-100
pH

B. Pembahasan

amoxicillin adalah salah satu antibiotik yang paling sering digunakan

sebagai pilihan terapi untuk perawatan. Antibiotik amoxicillin banyak digunakan

karena memiliki spektrum antibakteri yang luas, memiliki bioavailabilitas oral

yang tinggi, serta harganya relatif murah. Amoksisilin efektif terhadap bakteri

gram positif dan beberapa bakteri gram negatif dibandingkan dengan penisilin.

Dilakukannya pemurnian amoxicillin disebabkan oleh penggunaan obat tersebut

yang berlebih dikalangan masyarakat sehingga perlu diadakan pemurnian

terhadap kandungan amoxicillin.


Percobaan pertama yang dilakukan yaitu menimbang TiO2. TiO2 yang

digunakan pada percobaan ini adalah TiO2 dalam bentuk anatase. Hal ini

disebabkan oleh TiO2 anatase memiliki keunggulan yaitu memiliki konduktifitas

dan luas permukaannya besar sehingga laju reaksi yang terjadi berjalan dengan

cepat. Setelah itu amoxicilin dihaluskan lalu direaksikan dengan akuades hingga

zlarut fungsi dari akuades yaitu untuk melarutkan amoxicilin karena kemampuan

pelarut aquades mengadakan ikatan hidrogen dengan senyawa dalam keadaan

sebelum eksitasi cukup kuat sehingga memerlukan energi yang lebih besar

mengakibatkan terjadinya efek hipokromik dan proses absorbsi panjang

gelombang maksimum lebih kecil. Kemudian larutan amoxicilin ditambahkan

TiO2 fungsi dari TiO2 yaitu sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi dari

larutan tersebut.

Percobaan kedua yaitu pemvariasian pH menggunakan pelarut HCl dan

NaOH pada masing-masing larutan amoxicillin tujuannya untuk mengetahui

pengaruh pH terhadap adsorpsi amoxicillin. Kemudian mengukur nilai pH nya

dengan menggunakan kertas pH, sehingga di dapatkan nilai konsentrasi pH 3, 5,

7, 9 dan 11 secara berturut-turut yaitu 0,586, 0,642, 0,782, 0,345dan 11 0,527.

Setelah itu mengukur mengukur nilai adsorbansinya menggunakan

spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 240 nm.

Berdasarkan hasil pengamatan nilai variasi pH 3 dan 5 nilai absorbansi

kecil yaitu dari 0,586, 0,642. Daya serap yang kecil pada variasi pH 3 dan 5

disebabkan oleh suasana asam yang mengakibatkan adanya protonasi yang

berlebihan sehingga mengurangi situs aktif pada permukaan adsorben untuk


mengadsorpsi ion permukaan karbon. Selain itu, pada pH <6 atau pH asam

memiliki ion H+ yang lebih banyak sehingga proses adsorbsi ion dapat terganggu

akibat adanya kompetisi antara ion H+ dengan amoxicillin. Adsorpsi ion

mengalami penurunan pada pH 7 yaitu dengan nilai absorbansi sebesar 0,782. Hal

ini dikarenakan pada pH 7 atau pada suasana netral terjadi pengurangan kompetisi

diantara proton (H+) dan gugus fungsi amina yang bermuatan positif dalam

amoxicillin di permukaan karbon aktif yang menghasilkan tolakan rendah

terhadap ion dalam amoxicillin, sehingga ion logam dapat dengan mudah terjerap

dalam karbon aktif. pada pH 7 terjadi peningkatan nilai adsorbansinya yaitu

sebesar 0,782. Pada pH 11 terjadi penurunan nilai absorbansi yaitu sebesar 0,527.

Penurunan ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa kompleks yang dapat

menutupi permukaan adsorben yang menghalangi proses penyerapan partikel-

partikel terlarut oleh adsorben dan juga terjadi proses pengendapan akibat

pengaruh kondisi basa sehingga menyebabkan terbentuknya spesi hidroksi.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa

amoxicillin dapat teradsorpsi dengan baik pada larutan dengan pH 7, karena

jumlah ion H+ lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ion OH -. Daya adsorpsi

maksimum persatuan massa absorben diperoleh pada pH 7 yaitu127,5 mL/g.


DAFTAR PUSTAKA

Mohammadi, L., Kamani, H., Asghari, A., Mohammadpour, A., Golaki, M.,
Rahdar, A. and Kyzas, G.Z., 2022, Removal of amoxicillin from aqueous
media by fenton-like sonolysis/H2O2 process using zero-valent iron
nanoparticles, Molecules, 27(19).
Sarvestani, J.R.M., and Doroudi, Z., 2022, Development of an Ultrasound
Assisted Ion Pair Based Surfactant-enhanced Liquid–liquid
Microextraction Technique Combined with Spectrophotometry for
Preconcentration and Determination of Ultra-Trace Amounts of Sunset
Yellow in Food Samples, International Journal of New Chemistry, 10(1).
Shah, I., Jing, L., Fei, Z.M., Yuan, Y.S., Farooq, M.U. and Kanjana, N., 2022,A
review on chemical modification by using sodium hydroxide (NaOH) to
investigate the mechanical properties of sisal, coir and hemp fiber
reinforced concrete composites, Journal of Natural Fibers, 19(13).
Szary, S. D., Dominik M. F., Jabkub A. B., 2022, Sheet Doping For Improved
Sensitivity Of Hcl On Mote2, Journal Surface Science, 716(1).
Vinothkumar, K., Jyothi, M.S., Lavanya, C., Sakar, M., Valiyaveettil, S. and
Balakrishna, R.G., 2022, Strongly co-ordinated MOF-PSF matrix for
selective adsorption, separation and photodegradation of dyes, Chemical
Engineering Journal, 428.

Anda mungkin juga menyukai