DISUSUN OLEH:
1. Alfina Rizki Mafaza (CIB022022)
2. Tyas Kholidatul Lutfiah (CIB022049)
3. Rizky Septyono (CIB022055)
4. M. Badzlin Gibran Amarel (CIB022056)
5. Rizki Anisa Putri (CIB022057)
6. Trias Rengganis Pramuditta (CIB022080)
7. Hafidzal Yuko Nauvallenta (CIB022115)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah kami yang berjudul Menganalisis Pasar Konsumen dan Perilaku
Pembeli.
Selain itu, kami pun mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang
tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Tak lupa juga kami ucapkan maaf
yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan pembahasan yang keliru dari kami.
Kami berharap makalah yang kami buat ini bisa menambah pengetahuan
dan pemahaman kita tentang pasar keuangan dan perilaku pembeli.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II 6
A. Sebuah Model Perilaku Konsumen 6
B. Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 6
C. Proses Keputusan Pembeli 21
D. Penelitian Proses Keputusan Pembeli 25
E. Tahap Dalam Proses Keputusan Pembeli 25
BAB III 31
A. Kesimpulan 31
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahap awal pemasar dapat memiliki pemahaman yang jelas tentang
konsumen dengan cara menjual produk kepada konsumen melalui pengalaman
sehari-hari. Ketika perusahaan dan pasar tumbuh lebih besar, pembuat keputusan
pemasaran kehilangan kesempatan untuk berhubungan langsung dengan
pelanggan.
Inti permasalahannya adalah pertanyaan: “Bagaimana konsumen memberikan
jawaban atas berbagai rangsangan pemasaran yang dapat diatur oleh perusahaan?”
Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen menanggapi
berbagai fitur produk, harga, daya tarik iklan, dll. daripada pesaingnya lebih
banyak keuntungan. Karena itu, para peneliti di bidang bisnis dan akademisi telah
mencurahkan banyak upaya untuk mempelajari hubungan antara rangsangan
pemasaran dan tanggapan konsumen.
Faktor budaya memiliki dampak yang luas dan mendalam pada perilaku
konsumen. Kami akan membahas peran yang dimainkan oleh budaya,
subkultur, dan kelas sosial pembeli.
1. Faktor kebudayaan
a. Kebudayaan. Budaya menentukan keinginan dan perilaku seseorang.
Manusia yang paling dasar, jika perilaku makhluk yang lebih rendah
sebagian besar diatur oleh insting, maka perilaku manusia sebagian besar
dipelajari. Anak-anak yang tumbuh di masyarakat mempelajari
seperangkat nilai, kepercayaan, preferensi, dan perilaku dasar melalui
proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan institusi penting lainnya.
Karena itu, seorang anak yang dibesarkan di Amerika Serikat dihadapkan
pada nilai-nilai berikut: prestasi dan kesuksesan, aktivitas, efisiensi dan
6
utilitas, kemajuan, kenyamanan material, individualisme, kebebasan,
kesenangan fisik, kemanusiaan, kemudaan, dan sikap?
b. sub budaya. Setiap budaya memiliki kelompok subkultur yang lebih kecil,
yang merupakan perilaku identifikasi dan sosialisasi yang unik dari para
anggotanya. Kita dapat membedakan empat subkultur. Kelompok etnis,
seperti Irlandia, Polandia, dan Puerto Rico, ditemukan dalam kelompok
besar dan menunjukkan selera dan kecenderungan ras yang berbeda.
Kelompok agama seperti Katolik, Mormon, Presbiterian, dan Yahudi
mewakili subkultur dengan preferensi dan batasan budaya yang berbeda.
Kelompok ras seperti kulit hitam dan Asia memiliki gaya dan sikap
budaya yang berbeda. Wilayah geografis seperti DeepSouth, California,
New England adalah subkultur yang berbeda dengan karakteristik gaya
hidup yang berbeda pula.
c. Kelas sosial. Faktanya, ada kelas sosial di semua masyarakat manusia.
Kelas sosial ini terkadang berbentuk sistem kasta di mana anggota dari
kasta yang berbeda mengambil peran tertentu dan mereka tidak dapat
mengubah identitas kasta mereka. Dalam kenyataannya, kelas sosial lebih
sering dinyatakan sebagai kelas sosial, yaitu suatu kelompok yang relatif
homogen dan menetap dalam masyarakat, tersusun dalam tatanan hirarkis,
dan anggota dari setiap tingkatan memiliki nilai, minat, dan perilaku yang
sama. Kelas sosial memiliki beberapa karakteristik. Pertama, orang dari
setiap kelas sosial cenderung berperilaku lebih mirip daripada orang dari
dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, seseorang dipandang bekerja tinggi
atau rendah menurut kelas sosialnya. Ketiga, kelas sosial seseorang
diekspresikan oleh beberapa variabel seperti status, pendapatan, kekayaan,
pendidikan, orientasi nilai, dll, bukan berdasarkan hanya satu variabel.
Keempat, sejauh mana seseorang dapat berpindah dari satu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya sepanjang hidup—naik turun—bergantung pada
seberapa longgar kelas sosial dalam masyarakat. Kelas sosial
menunjukkan perbedaan pilihan produk dan merek dalam suatu bidang
tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga, aktivitas waktu senggang,
7
dan mobil Beberapa pemasar memusatkan usahanya pada sebuah kelas
sosial.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, peranan status juga
berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
a. Kelompok referensi
Orang juga dapat terpengaruh oleh kelompok kelompok yang dimana orang
tersebut bukan merupakan anggota dari kelompok tersebut. Kelompok ini disebut
dengan kelompok aspirasi, kelompok yang diinginkan oleh seseorang dan menjadi
bagian dari kelompok tersebut. Kelompok disosiasi merupakan kelompok yang
tidak diinginkan atau ditolak oleh seseorang.
8
referensi tersebut akan menciptakan suasana untuk penyesuaian yang dapat
mempengaruhi pilihan orang terhadap merek dan produk.
b. Keluarga
9
dapur. Suami dan istri sama-sama menentukan atau mempengaruhi jadwal liburan,
dekorasi kamar tamu, rumah, dan hiburan di luar rumah.
3. Faktor Pribadi
a. Umur dan Tahap Daur Hidup
Konsumsi juga dibentuk berkat daur hidup keluarga, sejalan dengan situasi
keuangan dan jenis produk yang menarik bagi setiap kelompok, para pemasar
sering menetapkan pasar sasaran mereka berupa kelompok-kelompok dari tahap
kehidupan tertentu dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang
tepat bagi kelompok tersebut.
10
Beberapa karya akhir-akhir ini telah mengidentifikasi tahap-tahap tertentu
atau perubahan sepanjang hidupnya. Karena itu, Linda Brown mungkin sedang
mengalami suatu perubahan dari seorang istri atau manajer produk yang telah
puas dengan keadaan yang ada, menjadi seseorang yang sedang mencari cara baru
untuk memenuhi kepuasannya. Hal ini mungkin telah merangsang minatnya
dalam komputer. Para pemasar perlu memperhatikan perubahan minat konsumsi
yang mungkin berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan dewasa itu.
b. Pekerjaan
c. Keadaan Ekonomik
11
dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung, Karena itu, Linda Brown
dapat mempertimbangkan untuk membeli sebuah komputer pribadi jika dia
mempunyai cukup pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, atau:
kemampuan meminjam dan menyukai untuk membelanjakan uangnya daripada
menabung, Para pemasar barang-barang yang banyak tergantung pada pendapatan
perlu memperhatikan secara terus menerus kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan dan suku bunga piutang. Jika indikator-indikator ekonomi
menunjukkan resesi, maka para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang kembali, menentukan kembali ciri-ciri yang menonjol, dan
menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka tetap mampu menarik
para pelanggan sasaran.
d. Gaya Hidup
Orang yang berasal dari sub-budaya kelas sosial, bahkan dari pekerjaan
yang sama, mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda. Linda Brown misal- nya,
dapat memilih hidup dengan gaya hidup "serasi dengan lingkungan", yang
tercermin dalam kebiasaannya mengenakan pakaian konservatif, menghabiskan
sebagian besar waktunya bersama dengan keluarganya, aktif dalam kegiatan
gerejanya. Mungkin pula dia dapat memilih sebuah gaya hidup "orang
berprestasi" yang ditandai dengan kebiasaan bekerja keras dan lama dalam
kegiatan pokok dan bermain keras dalam acara rekreasi dan olahraga.
12
ciri-ciri psikologisnya, tetapi tidak banyak tahu tentang aktivitas, minat dan opini
sebenarnya. Gaya hidup mencoba menunjukkan rupa keseluruhan pola perilaku
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
13
kualitas-kualitas tersebut kepada orang-orang yang membeli atau memiliki
komputer pribadi.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
14
bahwa ketika seseorang tumbuh dan menerima aturan sosial di sekitarnya, mereka
menekan berbagai keinginan dan dorongan di alam bawah sadar mereka. Semua
keinginan atau dorongan ini tidak pernah dihilangkan atau dikendalikan
sepenuhnya. Mereka muncul dalam mimpi, kesalahan bicara atau ejaan, atau
perilaku neurotik. Menurut Freud, seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami
dari mana motifnya berasal.
Eksponen modern terkemuka dari teori motivasi Freud dalam pemasaran adalah
Ernest Dichter. Dia telah berurusan dengan situasi pembelian dan pemilihan
produk berdasarkan motif yang tidak disadari selama lebih dari tiga dekade.
Dichter menyebut pendekatannya penelitian motivasi, dan itu terdiri dari
pengumpulan data dari lusinan konsumen menggunakan teknik "pertanyaan
mendalam" untuk menemukan motivasi mereka yang lebih dalam dan didorong
oleh produk. Dia menggunakan berbagai 'teknik proyeksi' untuk memecah faktor
ego, seperti menghubungkan kata-kata, menyelesaikan kalimat, menafsirkan
gambar, dan bermain peran."
15
pihak lain? Jawabannya adalah kebutuhan manusia disusun dalam sebuah tangga,
dari yang paling mendesak sampai yang paling tidak mendesak.Tingkatan
kebutuhan yang disajikan oleh Maslow ditunjukkan pada hierarki kebutuhan
berikut.
Misalnya, seseorang yang lapar (butuh 1) tidak tertarik untuk dihargai orang lain
(butuh 3 dan 4) bahkan tidak tertarik untuk hidup di udara bersih (butuh 2).
Namun setelah kebutuhan penting itu terpenuhi, muncul kebutuhan terpenting
berikutnya.
16
mendapatkan penghargaan lebih dari orang lain, atau dari kebutuhan yang lebih
besar lagi, yaitu aktualisasi diri. Ia ingin mewujudkan potensi dirinya sebagai
orang yang kreatif melalui kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
keterampilan komputer.
Teori motif memiliki dua implikasi. Pertama, penjual harus melakukan yang
terbaik untuk mencegah hal-hal yang tidak memuaskan seperti manual yang buruk
atau praktik layanan yang buruk. Meskipun barang-barang ini tidak menjual
komputer, mereka dapat dengan mudah menyebabkannya tidak laku. Kedua,
produsen harus hati-hati mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang memuaskan
atau memotivasi perilaku pembelian di pasar komputer dan memasukkan
faktor-faktor ini ke dalam upaya pemasaran mereka. Semua faktor ini berdampak
signifikan pada merek komputer mana yang dibeli pembeli.
b. Persepsi
17
rangsangan dengan bidang sekitarnya (keseluruhan gagasan atau gestalt) dan
keadaan individu.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap objek rangsangan yang
sama karena tiga proses persepsi, yaitu: selektif menerima rangsangan, selektif
mengubah makna informasi dan selektif mengingat sesuatu.
Perhatian selektif atau selective attention yaitu ketika orang bereaksi terhadap
rangsangan besar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jika melihat dunia
periklanan, rata-rata orang menemukan lebih dari 1.500 iklan setiap hari. Tidak
mungkin bagi satu orang untuk menanggapi semua rangsangan dari iklan ini.
Sebagian besar rangsangan disaring. Tantangan sebenarnya adalah menentukan
rangsangan apa yang akan diperhatikan oleh seseorang. Berikut beberapa
hasilnya:
18
informasi secara selektif menggambarkan kecenderungan orang untuk
menginterpretasikan informasi menurut pemahamannya sendiri.
Mengingat kembali secara selektif atau selective retention, bahwa orang sering
melupakan sesuatu yang telah mereka pelajari. Mereka cenderung mengingat
informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena penarikan ini
bersifat selektif, seseorang lebih mengingat hal-hal baik tentang suatu produk dan
melupakan hal-hal buruk tentang berbagai produk pesaing.
Ketiga faktor persepsi ini berarti pemasar harus bekerja keras untuk
menyampaikan pesan mereka kepada pembeli. Pemasar perlu menjelaskan
mengapa mereka menggunakan begitu banyak drama dan pengulangan saat
menyampaikan pesan ke pasar mereka.
c. Belajar
Misalkan seseorang membeli komputer dan memilih suatu merek tertentu. Jika
pengalamannya dalam menggunakan komputer tersebut sepadan dengan apa yang
diharapkan maka dia akan beranggapan bahwa komputer tersebut memiliki
kualitas yang baik. Sehingga ketika orang tersebut berencana untuk membeli
mesin tik dan menemukan bahwa merek komputer tersebut juga mengeluarkan
mesin tik, ia akan mempertimbangkan untuk membeli dengan beranggapan bahwa
mesin tik merek tersebut sama baiknya dengan komputer yang dibelinya.
19
perbedaan dalam rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan responsnya.
Aplikasi praktis yang penting dari teori pembelajaran ini bagi pemasar adalah
bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk produk tertentu dengan
mengasosiasikan produk dengan kebutuhan yang kuat, memanfaatkan pendorong
perilaku utama, dan memberikan penguatan positif. Memasuki pasar dengan
menyampaikan keinginan serupa kepada pesaing dan menawarkan pendorong
perilaku yang sama, karena pembeli lebih cenderung beralih ke merek yang sama
daripada merek yang berbeda.
20
menafsirkan setiap objek dengan cara yang jelas. Sikap ni berguna untuk
menghemat energi dan berpikir.
Sikap sangat sulit diubah. Sikap manusia tetap dalam pola yang tetap, dan
perubahan dalam satu sikap mungkin memerlukan penyesuaian besar pada sikap
lainnya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan produknya dengan sikap
yang ada, daripada mencoba mengubah sikap orang. Tentu saja, ada pengecualian
di mana perubahan sikap yang memerlukan biaya bisa berhasil.
Dalam menjalani suatu bisnis, para pemasar tentu telah mempelajari dan
mendalami berbagai hal yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan
pengertian tentang bagaimana konsumen membuat keputusan pada saat membeli
sesuatu. Para pemasar tentunya harus mengenal siapakah yang akan membuat
keputusan pembelian, bagaimana tipe keputusan yang akan ada didalamnya dan
langkah apa yang diambil dalam proses membeli itu.
Pembeli bisa di identifikasi dengan mudah di beberapa produk. Misalnya laki laki
yang cenderung membeli rokok, dan wanita cenderung akan membeli riasan
wajah. Namun ada juga produk lain yang mencakup unit pengambilan keputusan.
Yaitu pengambilan keputusan yang melibatkan satu orang atau lebih dalam
pemilihan suatu produk. Misalnya pemilihan mobil baru untuk keluarga. Anak
tertua bisa saja menjadi seorang yang menyarankan untuk membeli mobil baru.
Seorang teman bisa jadi pemberi saran tentang macam mobil yang akan dibeli.
Pihak suami bisa jadi seseorang yang memilih merek dari mobil yang akan dibeli.
Pihak istri mungkin akan mempunyai keinginan khusus tentang tampilan
kendaraan. Dan pada akhirnya keputusan terakhir akan diambil oleh pihak suami
atas dasar persetujuan istrinya. Yang pada akhirnya mungkin kendaraan akan lebih
banyak dipergunakan oleh pihak istri ketimbang pihak suami.
21
Dari contoh tersebut, peranan yang mungkin dimiliki seseorang dalam sebuah
membeli suatu barang dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
Initiator atau pengambil inisiatif merupakan orang pertama yang menjadi pemberi
saran atas pembelian suatu produk.
Influences atau orang yang memberi pengaruh merupakan orang yang pada
keputusan akhir, pandangan atau nasihatnya diperhitungkan.
4. Buyer (Pembeli)
Buyer atau pembeli adalah orang yang akhirnya melakukan pembelian pada suatu
produk baik barang maupun jasa.
5. User (Pemakai)
User atau pemakai adalah seorang atau lebih dari satu orang yang mengkonsumsi
atau menikmati suatu produk baik barang maupun jasa.
Peranan tersebut perlu dikenal perusahaan, karena dari macam macam peranan
diatas masing masing mengandung implikasi yang berguna untuk merancang
suatu produk.
22
Perilaku Membeli yang Kompleks (Complex Buying Behavior)
Keterlibatan yang tinggi juga dibutuhkan dalam perilaku membeli ini, hanya ada
sedikit perbedaan di antara berbagai merek yang konsumen sadari. Terjadi untuk
pembelian produk yang tergolong mahal, jarang dibeli, memiliki resiko, dan dibeli
relative dengan cepat karena tidak terlihatnya perbedaan merek. Contoh produk
seperti karpet, keramik, dan lain-lain. Biasanya respon diberikan kepada pembeli
terhadap harga suatu produk atau kenyamanan yang dapat diberikan. Konsumen
akan memperhatikan informasi yang dapat berpengaruh pada keputusan
pembelian mereka.
23
Konsumen merupakan penerima informasi pasif, yaitu informasi yang didapatkan
dari iklan. Oleh karena itu konsumen cenderung membeli barang dengan
keterbiasaan mengenal merek. Konsumen tidak mencari informasi lebih lanjut
mengenai berbagai macam merek, menilai ciri-cirinya, dan menimbang nimbang
keputusan untuk membeli produk tersebut.
Meskipun memiliki keterlibatan yang rendah, perbedaan merek yang nyata masih
terdapat dalam perilaku ini. Bukannya mencari kepuasan, konsumen cenderung
mencari keragaman dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu, dalam perilaku
ini merek bukanlah suatu hal yang mutlak. Contohnya dalam pembelian kue kue
kering. Konsumen memiliki berbagai kepercayaan pada satu merek dan tidak
melakukan berbagai penilaian ketika menyantap kue tersebut. Tapi pada waktu
selanjutnya karena bosan atau hanya karena ingin coba coba, konsumen membeli
kue dengan merek yang lain.
Bagi pemimpin pasar (market leader), mereka berusaha untuk menguasai tempat
penyimpanan barang, menghindari menyimpan barang dengan waktu yang terlalu
lama, dan periklanan yang membuat konsumen teringat akan produknya. Namun
bagi perusahaan penantang pasar (market challenger) akan cenderung mencari
keragaman dengan menawarkan harga yang rendah, jumlah yang banyak, promo
kupon, sampel gratis, dan membuat iklan ciri suatu produk yang menjadi pemicu
konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.
Menurut Kotler dan Keller (2009), proses keputusan pembelian merupakan proses
dimana konsumen melewati lima tahap, yaitu pengenalan masalah, pencarian
24
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian,
yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak
yang lama setelah itu. Lima tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam proses
pengambilan keputusan yaitu seperti terlihat pada gambar berikut :
◦ Pengenalan Masalah
◦ Pencarian Informasi
◦ Evaluasi Alternatif
◦ Keputsan Pembelian
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
25
1. Sumber pribadi : teman, tetangga, keluarga, kenalan
2. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, pameran
3. Sumber umum : media masa, organisasi konsumen
4. Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji dna menggunakan
produk
3. Penilaian alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Beberapa konsep dasar akan
membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari
solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan membeli
26
atau lebih pilihan alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan merupakan
kegiatan konsumen sebelum membuat keputusan akhir tersebut.
1. Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif atau emosi
positif yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika konsumen mengalami
perasaan positif (positive feeling) pada saat membeli atau menggunakan suatu
merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional. Pada intinya nilai
emosional berhubungan dengan perasaan, yaitu perasaan positif apa yang akan
dialami konsumen pada saat membeli produk.
2. Nilai sosial, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk meningkatkan
konsep diri-sosial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu
konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
konsumen.
3. Nilai kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya jangka
pendek dan biaya jangka panjang.
4. Nilai fungsional adalah nilai yang diperoleh dari atribut produk yang
memberikan kegunaan (utility) fungsional kepada konsumen nilai ini berkaitan
langsung dengan fungsi yang diberikan oleh produk atau layanan kepada
konsumen.
27
Menurut Schiffman dan Kanuk (2012) dalam rangkaian usaha yang berkisar yang
paling tinggi sampai paling rendah, kita dapat membedakan tiga tingkat
pengambilan keputusan spesifik, antara lain:
Produk yang telah mereka beli, setidaknya ada 3 action konsumen pasca
pembelian. Tentunya, hal ini berkaitan dengan evaluasi produk yang telah di beli.
28
Kemungkinan pertama adalah Konsumen akan menyimpan produk untuk
sementara. Pada kondisi ini konsumen akan melakukan beberapa hal yaitu
menyewakan produk dan meminjamkan pada orang atau pihak lain. Perilaku ini
terjadi karena konsumen tidak atau kurang membutuhkan produk untuk sementara
waktu, produk terlanjur dibeli dan kurang memenuhi ekspektasinya atau mungkin
mereka mempunyai produk serupa/sama sebelumnya serta alasan-alasan lainnya
untuk menunda/menyingkirkan produk dan atau penggunaanya.
Kemungkinan kedua adalah membuang produk secara permanen. Untuk alasan ini
memungkinkan serupa dengan alasan sebelumnya, hanya pembeli pada perilaku
ini tidak ingin menyimpannya. Cara yang mereka tempuh adalah memberikan
produk kepada orang/pihak lain secara cuma-cuma, melakukan barter produk atau
menukarkan dengan produk dgn orang lain, menjual produk yang telah dibeli dan
membuang produk. Aspek atau alasan lain dalam perilaku ini, dapat disebabkan
juga bahwa produk yang dia beli tidak memenuhi kriteria atau harapan kepuasan.
Atau konsumen sengaja membeli barang untuk orang lain (memberikan kepada
orang lain:hadiah, misalnya). Alasan lainnya adalah produk yang dibeli adalah
memang untuk tujuan dijual kembali atau untuk dipakai (jika memenuhi
keinginannya) termasuk barang hasil barter.
Dalam hal konsumen menjual produk kepada pihak lain, mereka dapat melakukan
dengan beberapa cara, yaitu menjual langsung kepada pembeli akhir, melalui
perantara (dengan kesepakatan atau perjanjian tertentu : fee /bagi hasil setelah
produk terjual, misalnya) atau menjual langsung produk kepada perantara.
29
Alasan lainnya, konsumen membeli produk sengaja dan hanya untuk disimpan
dan tidak dipergunakan sesuai fungsi atau ke fungsi lainnya. Produk-produk
semacam ini biasanya adalah produk unik, khas atau kuno yang dibeli oleh
pembeli kolektor yang dibeli untuk koleksi atau pajangan.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
31
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sebagai penulis jauh dari kata sempurna,
jika ada kesalahan-kesalahan kata kami dari penyusun meminta maaf
sebesar-besarnya. Oleh karena itu kami akan terus memperbaiki makalah ini
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.
Kami akan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun tentang
pembahasan makalah ini, kami juga berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat serta menambah ilmu bagi pembaca.
32
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Principles of Marketing (15th ed). Pearson Education
Limited.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2014. Principles of Marketing Jilid 1 (12th ed). (Bob
Sabran, Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Lane Kevin. 1988. Manajemen Pemasaran Jilid 1: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Pengendalian (Edisi 6). (Jaka Wasana, Terjemahan). Jakarta:
Erlangga
Schiffman, Leon dan Leslie L. Kanuk. 2014. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.
Schiffman, L.G. dan Leslie L. Kanuk. 2012. Consumer Behaviour. USA : New Jersey Prentice
Hall
Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
33