Anda di halaman 1dari 8

Nama : M.

HANIIFUZZIDAN

Kelas : A

NIM : 30202200147

 Mencari suatu proyek pembangunan Terowongan Bendungan, formasi geologi


dan kendala-kendala pembangunannya akibat kondisi geologi !

STUDI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TEROWONGAN NANJUNG DI


KABUPATEN BANDUNG

Di daerah kabupaten Bandung terdapat Kawasan Cekungan Bandung yang


berlokasi di Bandung Selatan (daerah Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah).
Daerah tersebut setidaknya dalam setahun bisa mengalami banjir sekitar 10 sampai 15
kali karena daerah ini berada di kawasan dataran rendah. Salah satu solusi dari masalah
ini adalah membangun terowongan air. Terowongan Pengelak Nanjung berada pada
aliran Sungai Citarum di area Curug Jompong daerah Nanjung, yang direncanakan
berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah Kabupaten Bandung. mengakibatkan
luapan sungai.
Terowongan Air Nanjung terdiri dari dua terowongan air yang berdampingan
memiliki penampang tapal kuda dengan ukuran 10,2 m x 9,2 m, sepanjang 230 yang
memiliki inlet sepanjang 28 m dan outlet 100 m, sehingga total panjang dari Terowongan
Air Nanjung adalah 358 m. Metode konstruksi yang digunakan adalah mechanical
excavation untuk kondisi batuan lunak (soft rock) dan drill and blasting untuk kondisi
batuan keras (hard rock).

Karakteristik Geologi Daerah Terowongan Air Nanjung

Pembentukan karakteristik geomorfologi pada daerah penelitian dikontrol oleh


proses endogenik dan eksogenik. Proses endogenik yang mempengaruhi daerah
penelitian adalah litologi dan struktur geologi, sedangkan proses eksogenik yang
mempengaruhi adalah erosi oleh air hujan dan aliran sungai.
Gambar Peta Geomorfologi Terowongan Nanjung

Berdasarkan parameter gambar diatas, daerah Terowongan Air Nanjung dibagi


menjadi tiga satuan geomorfologi yaitu satuan dataran alluvial, satuan perbukitan
berlereng agak curam-curam, dan satuan bukit terisolir berlereng agak curam-curam.
Litologi paling dominan pada geomorfologi Terowongan Nanjung adalah batu pasir tufan
dengan kondisi lapung sedang-tinggi. proses yang mempengaruhi morfologi ini adalah
proses erosi air permukaan dan transportasi oleh sungai.

Gambar Profil Geologi Sepanjang Terowongan Nanjung


Gambar Profil GSI Sepanjang Terowongan Nanjung
Berdasarkan aspek litologi, struktur, sifat keteknikan, kualitas massa batuan,
beradasarkan nilai GSI dan tingkat pelapukan batuan. Sehingga didapatkan 5 satuan
geologi teknik pada daerah penelitian antara lain : Satuan Batupasir Tufan Lapuk Tinggi,
Satuan Batupasir Tufan Lapuk Sedang, Satuan Dasit Lapuk Sedang, Satuan Dasit Lapuk
Rendah, dan Satuan Andesit Lapuk Rendah. Lokasi terowongan terletak pada Satuan
Batupasir Tufan Lapuk Sedang.

Karakteristik Batuan Daerah Terowongan Air Nanjung


Penentuan karakteristik batuan dilakukan secara langsung di lapangan dengan
metode pengamatan megaskopis dan pengambilan sampel data untuk pengamatan
mikroskopis atau secara petrografi.
Dari pengamatan megaskopis batuan di lapangan dengan jumlah stasiun titik amat
sebanyak 64 STA, dimana 3 STA ditemukan litologi berjenis lapilli tuff, 3 STA andesit,
29 STA batupasir tufan, dan ditemukan dasit terdapat pada 29 STA. Peta lintasan yang
menggambarkan persebaran stasiun titik amat yang berada di lapangan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar Peta Lintasan STA daerah Terowongan Nanjung

Gambar Foto core batuan

Dari hasil peninjauan lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya pada
batuan permukaan, pada lokasi daerah sekitar pembangunan terowongan pengelak
disusun oleh tiga satuan batuan yang berurutan dari yang tertua hingga yang termuda
yaitu satuan andesi, satuan dasit, dan satuan batu pasir tufan.

Konstruksi Terowongan Air Nanjung


Pembangunan Terowongan Nanjung mengadopsi konsep penggalian
(Excavation) dan NATM (New Australian Tunneling Method) atau biasa disebut SEM
(Sequential Excavation Method), yaitu penggalian terowongan yang dilakukan secara
manual dan bertahap.
Pada tahap pertama, dilakukan proses penggalian area muka terowongan dengan
menggunakan rotary cuttler pada batuan lunak dan peledakan pada batuan keras.
Kemudian, pekerjaan temporary support dilakukan dengan menggunakan rockbolt,
wiremesh, dan steel rib, lalu memproteksi area dinding dengan shortcrete. Selesai itu,
pekerjaan dilanjutkan dengan ring building, dilakukan secara cast in situ, yang didahului
dengan pembesian lining invert crown dan pengecoran. Sebagai tahap terakhir, contact
grouting dilakukan untuk mengisi celah-celah yang masih ada pada dinding terowongan.

Pekerjaan Galian Pada Terowongan


Pekerjaan galian pada Terowongan Pengelak Air Nanjung dilakukan pada lokasi
rencana outlet trowongan. Penggalian dilakukan sesuai elevasi rencana kemudian
melakukan marking dengan menentukan titik as dan garis batas galian sesuai rencana.

Gambar Proses Marking


Pekerjaan selanjutnya setelah pekerjaan marking selesai adalah pekerjaan galian
terowongan. Pada Terowongan Nanjung metode galian yang dipakai yaitu metode
secara mekanis dan peledakan. Penggalian mekanis menggunakan alat berat excavator
dengan twin header pada material lunak dimulai dari outlet hingga sepanjang ± 190 m
sedangkan pengeboran dan peledakan dilakukan sepanjang ± 40 m dihitung dari inlet.
Proses penggalian mekanis dilakukan dengan dua segmen yaitu:
1. Segmen upper excavation, galian dimulai dari busur atas dengan tinggi ± ½ dari batas
tinggi galian. Upper excavation pada terowongan ini memiliki tinggi 6,2 m.
2. Segmen lower excavation, galian sisa pada bagian bawah terowongan, Lower
excavation pada terowongan ini sedalam 3 m.

Gambar Proses Penggalian


Pekerjaan pengeboran dan peledakan diawali dengan pengeboran untuk
membuat lubang bahan peledak. Arah pengeboranterbagi menjadi dua yaitu pengeboran
tegak dan pengeboran miring. Pekerjaa pemboran bagian upper menggunakan leg drill
jenis Furukawa 322D dan Wheel Loader atau Backhoe. Alat ini menggunakan pusher
leg sebagai kaki sebagai penyangga. Sedangkan pekerjaan pengeboran bagian lower
dilakukan dengan arah vertikal disesuaikan dengan waktu, biaya, dan metode
pelaksanaan. Blasting atau peledakan bertujuan membuat lubang setengah bola (round)
pada terowongan.
Pekerjaan selanjutnya yang dikerjakan setelah pekerjaan galian adalah pekerjaan
steel support. Material steel support yang dipakai pada Terowongan Nanjung ini adalah
Besi HB 200x200x8x12 dan 150x150x7x10 dengan jarak antar support 1 m di sepanjang
terowongan.

Gambar Steel Support


Gambar Pemasangan steelrib
Pada proses penggalian trowongan dan pemasanggan support steel diperlukan
penyangga agar tidak jadi keruntuhan di dalam terowongan. Penyangga awal di
terowongan ini menggunakan shotcrete yang diperkuat menggunakan wiremesh dan
diperkuat menggunakan rockbolt, hal ini dilakukan sebelum dikerjakan penyangga
permanen (lining concrete).

Gambar Kegiatan shotcrete

Gambar Pemasangan wiremesh


Gambar Cross Section Rockbold
Terowongan Nanjung menambah kapasitas aliran Sungai Citarum dari 570
m3/detik menjadi 669 m3/detik. Dengan hal ini diharapkan Terowongan Nanjung dapat
mengurangi genangan di Banduang Selatan dari 3461 Ha menjadi 2761 Ha.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pembahasan diatas maka diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi geologi teknik pada daerah pembangunan Terowongan Nanjung terdiri atas 3
satuan batuan yaitu satuan dasit, satuan andesit, dan satuan batupasir tufan. Lokasi
pembangunan terowongan berada pada satuan batupasir tufan. Berdasarkan hasil
penyelidikan bor inti maka dapat diketahui pada bagian inlet tersusun atas batuan keras
yaitu dasit dan pada bagian outlet tersusun oleh batuan lunak batupasir tufan.
2. Tujuan pembuatan Terowongan Pengelak Nanjung ini adalah untuk mengendalikan
dan meminimalisir terjadinya banjir di Kabupaten Bandung dan meningkatkan
kapasitas Sungai Nanjung yang awalnya memiliki debit Q5 = 570 m3/s menjadi Q20
= 634 m3/s.
3. Pada pembangunan Terowongan Nanjung dengan menggunakan metode NATM (New
Austrian Tunnels Method) terdiri dari sepuluh tahapan yaitu pekerjaan tanah,
pekerjaan drilling dan blasting, pekerjaan scalling dan mucking, pekerjaan rockbolt
dan wiremesh, pekerjaan steel support, pekerjaan shotcrete, pekerjaan pengecoran
bagian lower, pekerjaan pembetonan bagian upper dan yang terakhir pekerjaan
grouting.

Anda mungkin juga menyukai