http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih
Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman pada Masa Revolusi Fisik Tahun
1945-1950
Abstract
___________________________________________________________________
Sudirman was a freedom fighter in the physical revolution. He was a senior officer Indonesia
during the Indonesian National Revolution era. Commander of the Indonesian Army's first major,
he is widely respected in Indonesia continues. This mini-thesis aims to describe and analyze the
background of the life of General Sudirman and the role of General Sudirman during the physical
revolution of 1945-1950, and the obstacles faced by General Sudirman during the physical
revolution. The results of this study stated that General Sudirman got modern education that starts
from HIS (Holands Inlanderschce School) and MULO (Meer Uitgebreid Leger Onderwijs). In
military experience Soedirman started a member LBD (Lucht Besherming Dienst) and a member
of PETA (Defenders of the Homeland).
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6633
Gedung C5 Lantai 1 FI Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: sejarah@mail.unnes.ac.id
10
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
11
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
12
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
penyatuan dan kebangkitan nasional yang telah atau HIS Pemerintah. Sebab ia sudah diambil
dimulai empat dasawarsa sebelumnya. anak angkat oleh R. Cokrosunaryo. Waktu itu
usia Soedirman sekitar 7 tahun.
Sejarah Singkat Jenderal Sudirman Sejak Soedirman menjadi siswa MULO
Tahun 1914, saat itu permulaan Perang Wiworotomo telah terlihat tanda-tanda pada
Dunia I, Karsid menikah dengan Siyem. dirinya bahwa ia adalah remaja yang
Sebagaimana layaknya orang Jawa Tengah, bertanggung jawab yang menyenangi berbagai
setelah menikah Karsid dan Siyem kegiatan perkumpulan dan organisasi. Sebagai
menggunakan nama tua Kartawiraji. contoh dia aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar
Selanjutnya Karsid Kartawiraji bekerja di Wiworotomo. Melalui organisasi tersebut para
perkebunan tebu milik Pemerintah Hindia pengasuh sekolah berusaha keras untuk
Belanda di Kalibagor. Di Desa Kalibagor inilah menanamkan rasa senasib dan sepenanggungan
keluarga Karsid Kartawiraji bertempat tinggal. bagi para siswa. Bahkan secara tidak langsung di
Desa Kalibagor ini terletak di kaki Gunung sekolah itu mulai diperkenalkan praktik dan
Pasuruan di sebelah Tenggara Purwokerto, kegiaan kepanduan. Sekalipun secara resmi di
antara Sukaraja dan Banyumas. Keluarga MULO Wiworotomo tidak ada organisasi
Kartawiraji ini mulai menata kehidupannya di kepanduan, namun sikap rela berkorban dan
Kalibagor. Menginjak tahun 1915, Siyem telah membantu orang lain ada dalam praktik
mengandung. Sudah tentu keluarga Kartawiraji (Sardiman, 2008:31).
semakin berbahagia karena akan mendapatkan Soedirman wafat di Magelang pada pukul
keturunan. 18.30 tanggal 29 Januari 1950, kabar duka ini
Setelah beberapa bulan Karsid dan Siyem dilaporkan dalam sebuah siaran khusus di RRI.
tinggal di Rembang, maka pada tanggal 24 Setelah berita kematiannya disiarkan, rumah
Januari 1916 yang bertepatan dengan Maulid keluarga Soedirman dipadati oleh para pelayat,
Nabi, Soedirman dilahirkan. Kemudian termasuk semua anggota Brigade IX yang
Soedirman diangkat sebagai anak oleh R. bertugas di lingkungan tersebut. Keesokan
Cokrosunaryo, sehingga di depan namanya harinya, jenazah Soedirman dibawa ke
diberi gelar Raden menjadi Raden Soedirman. Yogyakarta, diiringi oleh konvoi pemakaman
Pengambilan anak angkat itu memang sudah yang dipimpin oleh empat tank dan delapan
lama dirundingkan bersama Karsid dan Siyem. puluh kendaraan bermotor, dan ribuan warga
Hal itu dilakukan karena R. Cokrosunaryo yang berdiri di sisi jalan. Konvoi tersebut
memang tidak dikaruniai anak (Gamal diselenggarakan oleh anggota Brigade IX.
Komandoko, 2000:315).
Di masa sekolah, Soedirman termasuk Perjuangan dan Peranan Jenderal Sudirman
murid yang menonjol. Ia selalu menjadi tempat Selaku Pejuang pada Masa Revolusi Fisik
bertanya bagi teman-teman sekolahnya. Bahkan Pada tanggal 29 September 1945 pada
kemudian dikenal sebagai “guru kecil”. Hal ini pukul 10.00, mendaratlah pasukan khusus
bukan karena dia murid yang terpandai, tetapi sekutu. Pasukan ini tergabung dalam Allied
berkat ketekunan, keuletan, kedisiplinan, dan Forces in the Netherlands East Indies (AFNEI)
aktivitas di sekolahnya yang mumpuni untuk yang dibentuk oleh Mountbatten. Pemimpin
membantu sekolah dan membimbing teman- pasukan ini adalah Jenderal Sir Philip
temannya (Sardiman, 2008:16). Tentunya semua Christison. Kemudian disusul dengan pasukan-
akan maklum bahwa pada masa kolonial pasukan lain yang mencapai tiga divisi.
Belanda, tidak semua anak bumiputra dapat Pasukan-pasukan itu adalah:
bersekolah menuntut ilmu. Hanya anak-anak 1. 23-rd India Division, dipimpin oleh Mayjen
keturunan priyayi yang dapat bersekolah. Oleh D.C. Hawthorn untuk wilayah Jawa Barat
karena itu, Soedirman dapat bersekolah masuk dan Jakarta.
HIS (Hollandsch Inlandshe School) Gubernemen
13
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
2. 5-th India Division, dipimpin oleh Mayjen Pengunduran Sekutu ke Ambarawa itu
E.C. Mansergh untuk wilayah Jawa Timur dimaksudkan juga untuk memperkuat dan
dan Bali. membantu pasukannya yang terlibat dalam
3. 26-th India Division, dipimpin oleh Mayjen suatu insiden dengan penduduk Ambarawa
H.M Chambers untuk wilayah Sumatera dan yang terjadi pada tanggal 20 November 1945
berkedudukan di Medan. yang disebut Insiden Air. Insiden itu terjadi
disebuah aliran sungai kecil di ujung dusun
Kedatangan dan kegiatan Sekutu di Ngampon, Kelurahan Panjang Kecamatan
Indonesia, membuat situasi semakin sulit. Ambarawa.
Sementara pengambilalihan kekuasaan dari Gugurnya Letkol Isdiman merupakan
tangan Jepang belum selesai, Sekutu telah suatu pukulan berat bagi Kolonel Soedirman.
melakukan aksi-aksi yang menyinggung Letkol Isdiman merupakan orang kepercayaan
perasaan Bangsa Indonesia. Bahkan kemudian Soedirman. Hal itu menyebabkan Soedirman
hal itu menimbulkan pertempuran-pertempuran turun sendiri ke medan laga Ambarawa. Dengan
besar. Pada kenyataannya bangsa Indonesia demikian Soedirman bertanggung jawab penuh
harus menghadapi lawan yang kuat baik dari terhadap berlangsungnya penyerangan terhadap
segi organisasi, perlengkapan, pengalaman, dan tentara Sekutu. Minggu pertama di bulan
kecakapan. Desember 1945 Soedirman telah datang ke
Kekacauan yang dilakukan oleh anggota sektor barat, tepatnya di desa Kelurahan
NICA tersebut mempunyai maksud. NICA termasuk Kecamatan Jambu.
berharap dengan adanya kekacauan tersebut, Beberapa hari Soedirman disertai perwira
memudahkan mereka untuk kembali menguasai staf kepercayaannya berjalan kaki menyisir
Indonesia. Dengan kekacauan itu tentunya sektor barat tersebut. Soedirman menemui
Sekutu akan mengirimkan bala bantuan yang seluruh anggota TKR yang ada di sektor barat
lebih banyak. Dengan begitu orang NICA tersebut. Soedirman memberikan semangat bagi
banyak yang bisa ikut menyelundup masuk para anggota TKR untuk terus gigih merebut
bersama Sekutu (Majalah Vidya Yudha No. 9 kota Ambarawa kembali.
Tahun II, Januari 1997: 85). Kehadiran Soedirman tersebut membawa
Merasa terdesak, Sekutu mengajukan “nafas baru yang segar” bagi gerakan pasukan-
protes kepada pemerintah Indonesia di pasukan Republik Indonesia. Bahkan nantinya
Magelang. Tetapi protes itu tidak dihiraukan akan menjadi titik balik yang menentukan
sama sekali. Bahkan blokade TKR makin jalannya pertempuran di medan laga
diperketat. Blokade yang dilakukan oleh TKR Ambarawa. Dalam waktu yang singkat telah
sangat berhasil. Sekutu tidak sanggup lebih lama tercipta koordinasi dan konsolidasi di antara
bertahan di Magelang. Pada tanggal 21 pasukan-pasukan. Gerakan pasukan-pasukan
November 1945 Sekutu mulai bergerak mundur. TKR makin berhasil, sehingga pengepungan
Malam hari sebanyak 62 truk beriring-iringan dapat berjalan lancar. Di samping itu,
menuju Semarang. Truk tersebut berisi penyusupan ke dalam kota pun semakin rapi.
persenjataan dan perlengkapan tentaranya. Penghadangan konvoi tentara Sekutu makin
Untuk menjaga agar jangan diserang oleh TKR, rapi (Maskur Sumodiharjo, 1974:205).
maka mereka dikawal oleh 1 kompi tank. Perkembangan situasi pertempuran pun
Gerakan mundur itu dipimpin oleh Kolonel mengarah kepada keuntungan Indonesia.
Pugh (Syamsuar Said, 1984:31-32). Tanggal 5 Desember 1945 Sekutu meninggalkan
Dalam gerakan pemunduran ini, Sekutu benteng Banyubiru. Mereka sudah tidak mampu
mendapat perlindungan pesawat terbang. lagi untuk mempertahankan lebih lama lagi.
Setibanya di desa Pingit mereka melakukan Empat hari kemudian Sekutu mengalamai
teror terhadap rakyat. Perbuatan teror inilah kerugian kembali. Lapangan terbang
yang telah membangkitkan kemarahan rakyat. Kalibanteng di Semarang berhasil diduduki
14
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
TKR pada tanggal 9 Desember 1945. Dengan kedatangan “tamu tak diundang” yakni pasukan
jatuh nya Kalibanteng ke tangan kita, ini berarti Belanda yang datang menguasai Pacitan demi
pihak Sekutu tidak dapat menyalurkan bala melaksanakan agresinya. Pasukan Belanda
bantuannnya dari udara secepatnya. datang dari dua arah yakni, laut dari kesatuan
Kesempatan tersebut dipergunakan marinir dan kesatuan darat yang datang dari
dengan baik oleh Soedirman untuk segera arah Solo setelah kota Pacitan berhasil dikuasai
bertindak. Pada tanggal 11 Desember 1945 oleh pasukan Belanda yang datang dari lautan
pukul 20.00 Soedirman mengumpulkan para Indonesia dan membuka jalan dari Pacitan ke
Komandan TKR dan Komandan Badan Solo.
Kelaskaran. Perkumpulan itu untuk Sebelum kedatangan tentara Belanda.
membicarakan rencana serangan umum Kesatuan militer yang ada di Pacitan dalam
membebaskan kota Ambarawa (Soepardjo, keadaan yang kurang menguntungkan. Selain
1986:24). banyak pemuda pacitan yang ikut bergabung
Jenderal Soedirman tidak hanya dalam kesatuan dan ditugaskan di bebagai
Panglima Perang dimata prajurit, tetapi itu medan pertepuran diluar Pacitan, juga banyak
merupakan salah seorang tokoh yang menjaadi tokoh-tokoh baik dari kalangan sipil maupun
satu-satunya tumpuan harapan seluruh rakyat militer yang terkena dampak dari peristiwa
untuk memimpin perjuangan bersenjata Madiun 1948. Seperti penjelasan yang sudah di
melawan musuh. Pangsar Soedirman telah jelaskan di depan, bahwa pertahanan di Pacitan
melangkah untuk membuktikan watak sekitar tahun 1948 sampai tahun 1949 berada
kesatriannya yang sejati kepada bangsa dan dibawah komando Divisi II-Jawa Tengah,
negaranya. Badan yang sedang sakit, jasmani meskipun daerah Pacitan berada di Karisidenan
yang lemah serta paru-paru yang tinggal satu Madiun, Propinsi Jawa Timur
sekalipun tidak mengurangi tekat dan semangat
untuk terus berjuang untuk mempertaruhkan SIMPULAN
jiwa dan raganya hingga ia berada diatas tandu.
Tanggung jawabnya sebagai seorang senopati Masa revolusi fisik dalam keyakinan
bangsa tidak saja dijunjung tinggi tetapi benar- banyak pihak dianggap sebagai suatu zaman
benar diletakkan diatas segala-galanya. Dan yang merupakan kelanjutan dari masa lampau.
tampillah seorang patriot tepat pada saat yang Bagi para pemimpin Revolusi Indonesia,
menentukan jatuh bangunnya bangsa dan revolusi bertujuan untuk melengkapi dan
Negara. menyempurnakan proses penyatuan dan
kebangkitan nasional yang telah dimulai empat
Pacitan Selama Agresi Militer Belanda II dan dasawarsa sebelumnya (Ricklefs, 1991:318).
Menjadi Markas Panglima Besar Jenderal Perbedaan perbedaan tersebut bukanlah sebutan-
Soedirman sebutan yang berbeda untuk perbedaan dasar
Selama Agresi Militer Belanda II ini yang sama, semua perbedaan itu sebagian
daerah Pacitan mengalami pergolakan yang merupakan gambaran-gambaran tentang suatu
cukup besar. Perjuangan kemerdekaan yang masa ketika perpecahan-perpecahan yang
melibatkan Pacitan baik dari segi kewilayahan menimpa bangsa Indonesia berbentuk beraneka
maupun juga masyarakatnya berbeda tatkala ragam dan terus menerus berubah. Di awal
Belanda melakukan Agresi Militernya yang Revolusi, tidak satupun pembagian dasar di
pertama. Dalam Agresi yang pertama, para antara bangsa Indonesia tersebut telah
pejuang Pacitan berperan serta ditempatkan terpecahkan terkecuali sepanjang ada
diberbagai medan pertempuran yang tempatnya kesepakatan tentang kemerdekaan sebagai
jauh dari Pacitan baik di medan perang di Jawa tujuan pertama bagi kaum revolusioner, segala
Timur maupun juga di Jawa Tengah. Sementara sesuatunya tampak dimungkinkan kecuali
dalam Aresi Militer Belanda II ini, Pacitan kekalahan. Pada akhirnya, kekalahan telah
15
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
16
Dika Restu Ayuningtyas, R. Suharso dan Ibnu Sodiq / Journal of Indonesian History 5 (1) (2016)
untuk memimpin perjuangan bersenjata Gottschalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah. Jakarta:
melawan musuh. Pangsar Soedirman telah Universitas Indonesia Press.
melangkah untuk membuktikan watak Maskur Sumodihardjo. 1974. Cahaya Dari Medan
Laga. Jakarta: Dewan Harian Nassional.
kesatriannya yang sejati kepada bangsa dan
Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi
negaranya. Badan yang sedang sakit, jasmani
Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
yang lemah serta paru-paru yang tinggal satu Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:
sekalipun tidak mengurangi tekat dan semangat Gajah Mada University Press.
untuk terus berjuang untuk mempertaruhkan -----. 1993. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta:
jiwa dan raganya hingga ia berada diatas tandu. Gajah Mada University Press.
Tanggung jawabnya sebagai seorang senopati Sardiman. 2000. Panglima Besar Jenderal Soedirman
bangsa tidak saja dijunjung tinggi tetapi benar- Kader Muhammadiyah. Yogyakarta: Adi Cita
benar diletakkan diatas segala-galanya. Dan Karya Nusa.
Sardiman. 2008. Guru Besar, Sebuah Biografi Jendral
tampillah seorang patriot tepat pada saat yang
Sudirman. Yogyakarta: Ombak.
menentukan jatuh bangunnya bangsa dan
Syamsuar Said. 1984. Palagan Ambarawa.Semarang:
Negara. Mandira Jaya Abadi.
Selama Agresi Militer Belanda II ini Soepardjo. 1986. Palagan Ambarawa. Semarang: Ibu
daerah Pacitan mengalami pergolakan yang Sejati.
cukup besar. Perjuangan kemerdekaan yang
melibatkan Pacitan baik dari segi kewilayahan Majalah
maupun juga masyarakatnya berbeda tatkala Majalah Vidya Yudha No. 9 Tahun II Januari 1997.
Belanda melakukan Agresi Militernya yang “Palagan Ambarawa”
pertama. Dalam Agresi yang pertama, para
pejuang Pacitan berperan serta ditempatkan
diberbagai medan pertempuran yang tempatnya
jauh dari Pacitan baik di medan perang di Jawa
Timur maupun juga di Jawa Tengah. Sementara
dalam Aresi Militer Belanda II ini, Pacitan
kedatangan “tamu tak diundang” yakni pasukan
Belanda yang datang menguasai Pacitan demi
melaksanakan agresinya. Pasukan Belanda
datang dari dua arah yakni, laut dari kesatuan
marinir dan kesatuan darat yang datang dari
arah Solo setelah kota Pacitan berhasil dikuasai
oleh pasukan Belanda yang datang dari lautan
Indonesia dan membuka jalan dari Pacitan ke
Solo.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Peneliti. 2013. Pacitan Berjuang Pacitan Dilupakan
(Sejarah Perjuangan Pacitan Tahun 1945-1950).
Yogyakarta: AURA PUSTAKA.
Disjarah NI AD. 1972. Cuplikan Sejarah Tni Ad,
Disjarah TNI AD. Bandung.
Dinas Sejarah TNI AD. 1985. Soedirman Prajurit Tni
Teladan. Jakarta: Dinas Sejarah Tentara
Nasional Angkatan Darat.
Gamal Kamandoko. 2000. Kisah 124 Pahlawan dan
Pejuang Nusantara. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
17