Wulan Sondarika
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Galuh, Ciamis
e-mail: wulansondarika@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi kaum wanita di Indonesia
dan peranan wanita dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia masa pendudukan Jepang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah atau historis, degan tahapan;
heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan studi kepustakaan.Hasil dari penelitian yaitu bahwa
wanita Indonesia sejak zaman dulunya terutama zaman Jepang sangat berperan aktif. Baik
itu aktif di dalam organisasi maupun aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Kata kunci:peranan wanita, kemerdekaan Indonesia, pendudukan Jepang
Abstract
The purpose of this study is to know the existence of women in Indonesia and the role of
women in the struggle for Indonesian independence during the occupation of Japan.The
research method used is historical or historical method, with stages; Heuristics, criticism,
interpretation and historiography. Data collection techniques used are observation,
interview and literature study.The result of the research is that Indonesian women since
ancient times especially the Japanese era is very active role. Whether it is active in the
organization or active in social activities.
Keywords: the role of women, Indonesian independence, Japanese occupation
207
Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia....,Wulan Sondarika, 207-217
208
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
209
Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia....,Wulan Sondarika, 207-217
dapat dibuktikan pada waktu perang pengaruh yang cukup luas. Anak-anak
kemerdekaan dan pada masa gadis atau kaum wanita yang telah tamat
pembangunan nasional. dari Sekolah Istri (Kautaman Istri) dapat
mendirikan sekolah-sekolah yang sama
Wanita Indonesia dalam Lintasan ditempat lain. Secara sporadis sekolah-
Sejarah sekolah seperti itu dibuka dan
Sejak awal abad ke-19, beberapa wanita perkumpulan-perkumpulan serta bentuk
Indonesia telah tampil dipanggung kelompok terbatas tumbuh dimana-
sejarah secara perorangan dalam dimana. (Rochiati Wiraatmadja, 1986:
membela tanah air dan bangsanya, 108).
misalnya Nyi Ageng Serang XIX, Christina Selain itu adapula perkumpulan
Martha Tiahahu (1817-1819), Cut Nyak wanita yang bersifat keagamaan (Islam)
Dien (1873-1904), R.A. Kartini (1879- dengan nama “Sopo Tresno” (1914) yang
1904), Dewi Sartika (1884-1947), Maria kemudian pada tahun 1917 menjadi
Walanda Maramis (1872-1924), Nyai bagian wanita dari Muhammdiyah dengan
Ahmad Dahlan (1872-1936). Namun masa nama Aisyiyah. Sarikat Siti Fatimah
yang amat penting dan itu menjadi titik berdiri di Garut sebagai bagian dari
balik dari perjuangan gerakan perempuan Sarikat Islam dan di Yogyakarta dengan
adalah pada tahun 1928, saat dimana nama “Wanodya Utomo” pada tahun 1925
diadakan Kongres Perempuan yang bernama “Sarikat Putri Islam” (Hadriana
pertama di Yogyakarta, dan Soekarno Marhaeni Munthe, 2003: 15).
yang kemudian yang menjadi presiden RI Setelah tahun 1920-an, jumlah
memberikan kata sambutan. (Mukmin, perkumpulan wanita semakin banyak.
1980: 78). Timbul perkumpulan-perkumpulan wanita
Usaha-usaha yang dilakukan Dewi yangbergerak dalam kegiatan sosial dan
Sartika sejak tahun 1904 dengan kemasyarakatan yang sifatnyapun lebih
kemampuan yang ada padanya, ia luas dari perkumpulan sebelumnya
membuka semacam bentuk pendidikan disamping jumlahnya yang bertambah.
untuk memberi pengajaran dan Hal itu disebabkan karena kesediaan serta
peningkatan keterampilan khusus wanita. kesadaran wanita untuk terlibat dalam
Pendidikan yang di koordinasikan oleh kegiatan organisasi lebih meningkat dan
Dewi Sartika kemudian dikenal dengan kecakapan bertindak dalam berorganisasi
Sekolah Istriatau Sekolah Gadis yang semakin maju. Selain itu organisasi politik
dibuka pada 16 Januari 1904. Sekolah juga memberi perhatian kepada wanita
yang dimulai dibuka di daerah Paseban dan menyokong pendirian bagian dari
Bandungitu, ternyata mempunyai organisasi bersangkutan.
210
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
Ternyata tidak hanya kaum pria karena setiap gerak selalu mendapat
saja, kaum wanita pun turut serta dalam pengawasan yang ketat dari kempetai
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia Jepang. Untuk mengikuti kehendak
dari pendudukan Jepang. Sehingga kajian Pemerintahan Jepang maka ketika
ini akan membahas tentang eksistensi didirikan Gerakan Tiga A dibentuk pula
kaum wanita di Indonesia pada masa gerakan Istri Tiga A dengan pimpinannya
pendudukan Jepang, serta peranan Ny. Artinah Syamsuddin. Gerakan
wanita dalam perjuangan kemerdekaan tersebut dilengkapi dengan bagian puteri,
Indonesia pada masa pendudukan Jepang. yang dinamakan Barisan Putri Asia Raya.
Dengan dibentuknya PUTERA pada
METODE bulanMaret 1943, dibentuk pula barisan
Kajian ini menggunakan metode historis pekerjaan perempuan PUTERA, bagian
dalam penelaahannya, meliputi tahapan dari wanitanya. (Manus, 1985: 84).
sebagai berikut 1) Heuristik, yakni tahap Disamping gerakan itu,
dimana pencarian sumber-sumber sejarah pemerintah Jepang mendirikan Fujinkai
atau jejak, fakta, dan data masa lampau; (Organisasi Wanita) yang kedudukannya
2) Kritik, yakni tahap pengujian terhadap khusus menampung segala bentuk
sumber yang telah diperoleh untuk kegatan wanita. Fujinkai didirikan mulai
menentukan keaslian dan kevalidan dari tingkat pusat sampai ke tingkat
sumber tersebut; 3) Interpretasi, adalah bawah dan namanya sesuai dengan
tahap penafsiran dan analisis terhadap tingkat dan tempat kedudukannya,
data dan fakta yang telah terkumpul; 4) seperti ken untuk tingkat kabupaten dan
Historiografi, yakni tahap penulisan si untuk kota. Adapun pemimpin dari
sejarah setelah melalui langkah-langkah perkumpulan ini adalah istri-istri dari
di atas. kenko (bupati). Dengan demikian Fujinkai
Sedangkan teknik pengumpulan merupakan suatu keharusan bagi ibu-ibu
data yang dilakukan adalah melalui studi atau para pamong praja mulai dari tingkat
literatur atau studi kepustakaan yakni atas sampai ke wilayah kecamatan-
dengan mengumpulkan sumber-sumber kecamatan. Anggota-anggotanya wajib
yang sesuai (Sugiyono, 2012:283). menggerakkan tenaga-tenaga kaum
wanita di tempat masing-masing,
HASIL DAN PEMBAHASAN sedangkan yang turut menjadi anggota
Kegiatan Wanita Pada Badan Resmi adalah anak gadis berumur 15 tahun ke
Jepang atas. Keanggotaan Fujinkai juga terbuka
Pada masa pendudukan Jepang wanita bagi orang-orang asing (Panita Kongres
tidak banyak memperoleh kesempatan, Wanita Indonesia, 1986: 85).
211
Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia....,Wulan Sondarika, 207-217
212
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
213
Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia....,Wulan Sondarika, 207-217
214
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
215
Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia....,Wulan Sondarika, 207-217
216
Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, 2337-4713 (e-ISSN 2442-8728)
DAFTAR PUSTAKA
Cokrowinoto, (1988). Analisa Situasi
Wanita Indonesia. Jakarta. Kantor
Mentri Negara UPW.
Hadriana Marhaeni Munthe, (2003).
Perkembangan Situs dan Peranan
217