Anda di halaman 1dari 1

Pertama, hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas: "Aku berdiri di

samping Rasulullah; kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya di


kepalaku dan dipegangnya telinga kananku dan ditelitinya, lalu Rasulullah
shalat dua rekaat kemudian dua rekaat lagi, lalu dua rakaat lagi, dan
kemudian dua rekaat, selanjutnya Rasulullah shalat witir, kemudian
Rasulullah tiduran menyamping sampai bilal menyerukan adzan. Maka
bangunlah Rasulullah dan shalat dua rekaat singkat-singkat, kemudian
pergi melaksanakan shalat subuh," (HR. Muslim)

Kedua, hadis yang diriwayatkan dari Abu Salamah: "Diriwayatkan dari Abu
Salamah Ibn ‘Abdul Rahman bahwa Abu Salamah bertanya kepada Aisyah
r.a bagaimana cara shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Aisyah
menjawab "Baik di bulan Ramadhan ataupun di luar bulan Ramadhan,
Rasulullah saw selalu melakukan shalat (malam) tidak lebih dari sebelas
rakaat. Rasulullah melaksanakan shalat empat rakaat; dan jangan
ditanyakan tentang baik dan panjangnya shalat yang beliau lakukan.
Kemudian shalat lagi empat rekaat, dan jangan ditanyakan tentang baik
dan panjangnya shalat yang beliau lakukan. Lalu beliau shalat (witir) tiga
rakaat," (HR Bukhari).

Pertama, sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Ia


meriwayatkan bahwa Rasulullah shalat tarawih di bulan Ramadhan
sendirian sebanyak 20 rakaat. (HR Baihaqi dan Thabrani).

Kedua, hadis yang diriwayat oleh Ibnu Hajar, "Rasulullah shalat bersama
kaum muslimin sebanyak 20 rakaat di suatu malam Ramadhan."

Ketiga, dalam sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab


menyelenggarakan shalat tarawih dan witir 23 rakaat. Hal ini dapat dilihat
di dalam kitab al-Muwaththa’ Yazid bin Huzaifah yang berkata:
Kaum muslimin pada masa Umar bin Khattab melakukan shalat tarawih
(dan witir) di bulan Ramadan sebanyak 23 rakaat."

Hal ini dilanjutkan pada masa khalifah Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib dan menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Anda mungkin juga menyukai