Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksploitasi memang pelakunya tidak jauh-jauh dari sang anak yaitu orang tua sendiri,

ketidakberdayaan orang tua ditimpakan kepada anak untuk menjadi pengemis, tidak

dipungkiri bahwa akar utama eksploitasi anak adalah kemiskinan. Banyak data hasil

penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan sangat erat dengan berbagai eksploitasi anak.

karena miskin anak terjun (lebih tepatnya diterjunkan) ke jalanan hidup liar di tengah

kehidupan tanpa norma-norma keluarga. Karena kemiskinan itulah, membuat orang tua tega

melakukan ekploitasi pada anak dengan bayangan akan segera terentas dari kemiskinan.

Tidak bisa disangkal bahwa salah satu penyebab eksploitasi anak ini disebabkan oleh

bagian budaya masyarakat. Pertama yaitu menyangkut pandangan nilai anak didalam

masyarakat kita, dengan mengubah persepsi melihat anak adalah nilai ekonomi, anak seakan

dianggap memiliki arti apabila bisa memberikan bantuan ekonomi kepada keluarganya

masyarakat indonesia sebagian besar memiliki persepsi dengan melihat anak adalah nilai

ekonomi, bukan nilai sejarah atau nilai moral lainnya. Karena anak dilihat sebagai nilai

ekonomi, maka anak akan dianggap memiliki arti apabila bisa memberikan nilai tambah bagi

ekonomi keluarga. Anak disuruh mengemis agar mendapatkan uang dan membantu

perekonomian keluarganya. Kedua menyangkut tingkat pendidikan pendidikan orang tua

atau masyarakat, yaitu kebanggaan apabila anaknya bekerja sebagai pengemis di jalanan.

Selaras dengan bergulirnya era demokratisasi di indonesia perhatian terhadap hak-hak

anak dalam rentang waktu 10 tahun terakhir mengalami kemajuan yang luar biasa. Puncak

kemajuan tersebut ditandai dengan diintrodusirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang perlindungan anak. Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 2003

1
Pemerintah RI membentuk lembaga negara independen Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI) dengan mandat meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. Selain

menegaskan kewajiban negara untuk memenuhi hak anak dengan prinsip non-deskriminatif,

terjaminnya tumbuh kembang anak, kepentingan terbaik bagi anak, dan penghargaan anak

dalam partisipasi, Undang-Undang No.23 tahun 2002 juga mencantumkan ketentuan pidana

dengan hukuman kurungan dan denda yang cukup berat bagi pelaku kejahatan terhadap anak.

salah satu faktor eksplotasi adalah kemiskinan yang akan terus menerus berdampingan

dengan kehidupan manusia yang mana kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak

dapat mengenyam pendidikan yang berkualitas. Data penduduk miskin di indonesia yang

dilansir Badan Statistik Indonesia pada bulan maret 2015 mencapai 28,59 Juta orang

sehingga dalam keadaan tersebut banyak pengemis dan pekerja lainnya. Anak adalah

individu yang sedang menjalani proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan

selanjutnya. Tumbuh kembang anak merupakan suatu proses perubahan perilaku dari tidak

matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks. Kemampuan sosial menjadi suatu

aspek penting dalam perkembangan anak, karena masa anak usia dini merupakan masa

peralihan dari lingkungan keluarga ke dalam lingkungan lebih luas lagi. Anak dengan usia

dibawah umur sangat memerlukan pendidikan dengan tujuan membentuk anak yang

berkualitas, bahwa anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan optimal didalam memasuki pendidikan dasar

serta mengarungi kehidupan dewasa nantinya.

Pengemis biasanya tergolong masyarakat menengah ke bawah orang yang setiap

harinya mendapatkan penghasilan dengan memnta-minta dimuka umum dengan berbagai

cara serta alasan untuk mendapat belas kasihan dari orang lain, aktivitas seorang pengemis

terutama anak-anak menjadi pandangan sehari-hari bagi masyarakat, pengemis anak di

Pelabuhan Kamal serta di dalam kapal yang menjadi pusat sasaran mereka meminta-minta

2
pada para penumpang yang menuju ke Pelabuhan Perak Surabaya. Keberadaan pengemis

serta pekerja lainnya yang ada di Pelabuhan Kamal memang sudah tidak asing lagi bagi para

penumpang serta penduduk sekitar, keberadaan para pengemis ini mudah dijumpai, tempat

tersebut dimanfaatkan oleh para pengemis untuk mendapatkan uang dengan bermodal baju

lusuh agar dapat belas kasihan dari orang yang berada di pelabuhan maupun di dalam kapal.

Pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ditemukan beberapa anak bekerja di

Pelabuhan Kamal, pekerjaan anak tersebut sangat beragam mulai dari mengemis, berjualan

makanan dan sebagai tukang lap mobil. Pada observasi awal ini peneliti melakukan

wawancara pada seorang anak, anak tersebut mengemis bersama temannya dan disuruh oleh

orang tua mereka yang juga mengemis di sekitar Pelabuhan Kamal. Anak tersebut melakukan

pekerjaan itu karena memang disuruh oleh kedua orang tuanya karena demi membantu

perekonomian keluarganya dan juga untuk jajan sehari-hari mereka. Suasana di pelabuhan

kamal masih terlihat ramai meski sudah tidak seperti dulu lagi pelabuhan kamal masih

menjadi pilihan warga sekitar yang akan menuju kota surabaya meski harus membaya tiket 6

ribu untuk kendaran bermotor roda dua, dan 46 ribu untuk roda empat, 5 ribu untuk

penumpang dewasa. Serta membutuhkan waktu menyebrang 30 menit. Sejak jembatan

suramadu mulai beroperasi pada 2009 lalu, jumlah pengguna jasa peenyebrangan di

pelabuhan terbesar kedua di madura setelah pelabuhan kalianget sumenep menurun drastis.

jumlah kapal penyebrangan setiap trip berkurang menjadi dua armada, dari sebelumnya 12

armada kapal feri. Kondisi ini semakin parah sejak tol suramadu di gratiskan.

Adapun terdapat beberapa riset yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa

peneliti, beberapa riset menunjukkan hal serupa dengan penelitian yang penulis lakukan.

penelitian yang dilakukan oleh Isti Rochatun yang berjudul “Eksploitasi Anak Jalanan

sebagai pengemis di Kawasan Simpang Lima Semarang”. Tujuan dari penelitian ini untuk

3
mengetahui bentuk eksploitasi anak jalanan serta mengetahui dampak dari eksploitasi

tersebut.

Berdasarkan gambaran realitas diatas bahwa peran orang tua sangat penting untuk

kehidupan anaknya yang lebih baik. Kurangnya pemenuhan pendidikan bagi anak menjadi

faktor penyebab anak disuruh bekerja. Pada umumnya anak memiliki fungsi ekonomis

menjadi alat produksi atau sumber pendapatan bagi keluarga, sehingga anak sudah terbiasa

sejak kecil dilatih oleh orang tuanya. Anak yang bekerja di Pelabuhan Kamal sangat beragam

mulai dari mengemis, berjualan makanan dan sebagai tukang lap mobil. Anak tersebut di

eksploitasi oleh orang tuanya untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, anak

yang berada di Pelabuhan Kamal tersebut rata-rata berumur sekitar 6-12 tahun, mereka

diantar ke Pelabuhan Kamal oleh orang tuanya sendiri yang juga bekeja sebagai pengemis

akan tetapi orang tua nya tidak berada di Pelabuhan tersebut melainkan di tempat lain seperti

di kota dan di pintu masuk tol suramadu, anak tersebut tidak memakai sandal dan memakai

baju lusuh agar mendapat belas kasihan dari orang-orang sekitar. Sampai saat ini eksploitasi

ini masih dilakukan meskipun sudah tidak begitu banyak penumpang kapal dikarenakan

adanya jembatan suramadu dimana saat ini orang sudah jarang menggunakan kapal sebagai

penyebrangan madura menuju surabaya. Tindakan ini termasuk eksploitasi fisik karena

menggunakan tenaga anak untuk dipkerjakan demi keuntungan orangtua nya seperti

menyuruh anak bekerja pada pekerjaan yang seharusnya belum dijalani seperti mengemis,

penjual makanan dan tukang lap mobil di Pelabuhan Kamal tanpa memikirkan pendidikan

dan masa depan anak.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang

“EKSPLOITASI ANAK PENGEMIS Di PELABUHAN KAMAL ” (Studi tentang

eksploitasi pada anak pengemis di Pelabuhan Kamal Kab Bangkalan Madura)

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka muncul rumusan masalah dalam

penelitian adalah sebagai berikut:Bagaimanakah eksploitasi anak pengemis di Pelabuhan

Kamal, Kab Bangkalan Madura?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diperlukan supaya penelitian ini mempunyai arah tertentu sesuai

dengan apa yang diharapkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendapatkan informasi mengenai eksploitasi anak di Pelabuhan Kamal, Kab Bangkalan

Madura.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan menambah ilmu

pengetahuan serta mengembangkan wawasan. Penelitian ini bermanfaat pada kajian sosiologi

keluarga khusunya tentang eksploitasi anak.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi masukan bagi pemerintah daerah setempat terutama Dinas Sosial, sebagai

acuan pengambilan keputusan terutama dalam menangani berbagai permasalahan

sosial anak yang pada umumnya mereka memerlukan pendidikan, perhatian, serta

perlindungan.

b. Bagi orang tua memberikan kesadaran untuk lebih bertanggungjawab terhadap hak

anak memberikan pendidikan dan kasih sayang serta perlindungan.

c. Bagi anak akan lebih mendapat perhatian dari orang tua, karena orang tua mereka

5
sadar terhadap pentingnya memenuhi hak anak dan memberikan perlindungan serta

kasih sayang.

1.5 Definisi Konseptual

1.5.1. Eksploitasi anak

Menurut Kamus Sosiologi Eksploitasi adalah pemanfaatan suatu kelompok yang

lebih Rendah oleh kelompok yang lebih tinggi kedudukannya. Yang dimaksud dengan

eksploitasi Anak yaitu membiarkan sanga anak melakukan kegiatan ekonomi atau seksual

dengan demikian, jelaslah bahwa eksploitasi anak merupakan tindakan tidak terpuji, karena

tindakan eksploitasi anak telah merampas hak-hak anak, seperti Mendapatkan kasih sayang

dari orangtua, pendidikan yang layak, dan sarana bermain yang Sesuai denan usianya.

1.5.2 Pengemis

Pengemis adalah orang yang melakukan kegiatan dengan meminta bantuan,

sumbangan baik kepada perorangan atau lembaga yang identik dengan menggunakan pakaian

lusuh sebagai sarana untuk mengungkapkan kebutuhan apa adanya untuk menarik simpati

orang lain. Cara yang dimaksud yaitu dengan mengemis atau bahkan dengan mengatas

namakan suatu yayasan panti asuhan ilegal untuk mendapatkan sejumlah uang dari

masyarakat (Sahriawan irwan)

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan fokus permasalahan yang teah dibahas, penelitian ini penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif agar peneliti mampu memahami hal apa saja yang

dilakukan oleh subjek, subjek dalam penelitian ini yaitu orang tua, peneliti menganalisis

masalah sosial anak yang di eksploitasi oleh orang tua nya. Oleh sebab itu untuk

6
mendapatkan data yang diperlukan berkenaan dengan fokus penelitian ini, maka dilakukan

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan kepada subjek penelitian dimana terdapat

peristiwa peneliti menjadi instrumen kunci di dalam penelitian, kemudian hasil dari

pendekatan tersebut diurai dalam bentuk kata-kata yang tertulis, yang telah diperoleh dalam

pendekatan ini lebih menekankan makna daripada kesimpulan. Penelitian kualitatif ini

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam secara natural mengenai eksploitasi anak

usia dini sebagai pengemis dan pengamen di Pelabuhan Kamal, Kabupaten Bangkalan.

1.6.2. Jenis penelitian

Jenis penelitian dan pendekatanyang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif dengan metode kualitatif . Dimana penelitian deskriptif ini ditunjukkan

untuk mendeskripsikan fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah maupun

yang bersifat rekayasa manusia.

Dalam penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif dan jenis peneltian deskrpitif

agar dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi dan mendeskripsikan

mengenai eksploitasi pada anak pengemis pelabuhan kamal.

1.6.3 Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi

kondisi latar belakang penelitian (Lexy J. Moleong, 2012:97).

penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling mengenai hal

ini, purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian engan beberapa

pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih

representatif. Dari pengertian ini dapat disimpulkan teknik pengambilan sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang

sudah diketahui sebelumnya.

7
maka dari itu peneliti menentukan beberapa subjek penelitian yang terdiri dari:

1. Anak yang bekerja di Pelabuhan Kamal dan berusia dibawah 12 tahun.

2. Pengemis yang bekerja selama 24 jam dan memiliki anak usia antara 6 sampai 12

tahun dan bekerja di Pelabuhan Kamal

1.6.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dipilih oleh peneliti agar

mendapatkan jawaban atas masalah yang di angkat dalam penelitian. Lokasi penelitian ini

berada di wilayah Madura tepatnya di Pelabuhan Kamal , Kabupaten Bangkalan. Penyusunan

penelitian ini diawali dengan penelitian awal yaitu dengan melakukan observasi,

pengumpulan data dan Informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat disimpulkan suatu

permasalahan. Lokasi ini dipilih karena terdapat fenomena masyarakat di sekitar Pelabuhan

yang bermata pencaharian sebagai pengamen dan pengemis dan juga terdapat fenomena

eksploitasi anak di sekitar Pelabuhan.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut maryadi dkk mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail

dengan waktu yang relatif lama. Menurut sugiyono teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut :

a. Observasi

Nawawi dan Martini mengungkapkan bahwa observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau

gejala-gejala pada objek penelitian. Adanya observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan

pengemis dan pengamen yang berada di Pelabuhan Kamal, dalam kesehariannya melakukan

mengamen dan mengemis. Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna

menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal.

Penelitian ini menggunakan observasi secara langsung, dimana peneliti bersama

dengan obyek yang di teliti atau didalam suatu peristiwa tersebut. Observasi dalam penelitian

ini yaitu untuk mengetahui aktivitas eksploitasi anak, anak pada saat bekerja dan peran orang

tua dalam mengasuh anak di Pelabuhan Kamal.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan

melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan jua

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Sugiyono (2010:194).

c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya menumental dari seseorang. Pengumpulan data dengan cara dokumentasi

merupakan suatu hal dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkandta dari berbagai hal media

cetak membahas mengenai narasumber yang akan diteliti. Penggunaan data dokumentasi

pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi serta profil yang berhubungan

9
dengan data-data tentang berbagai hal yang berhubungan dengan eksploitasi anak di

Pelabuhan Kamal.

1.6.6 Teknik Analisa Data

Menurut Moleong, Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti

yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugyono (2017) adalah sebagai berkut:

1. Reduksi Data (data reduction)

reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data

kasar yang ada di lapangan langsung dan diteruskan pada waktu pengumpulan data,

dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan wilayah penelitian.

2. Penyajian Data (data display)

setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data yaitu

rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelian dilakukan. Penyajian data

diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, ketertarikan kegiatan atau tabel.

3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan

verifikasi dan penarikan kesimpulanyaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus

mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan

menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat. Selanjutnya data yang telah di analisis,

dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di

lapangan, pemaknaan atau menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil

pokoknya saja. Setiap tahap dalam proses tersbut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan

10
data dengan menelaah seluruh data dari berbagai sumber yang telah di dapat dari

lapangan.

1.7. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan

benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh.

pengujian dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data, trianggulasi dalam pengujian

kredibilitas ini dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu (William Wiersma, 1986 dalam Sugiyono, 2014: 372-374)

11

Anda mungkin juga menyukai