(Ir Soekarno)
Sebuah kata-kata yang yang penuh makna terlontar dari presiden Soekarno ketika
berpidato di depan beribu-ribu orang. Dikala itu Presiden Soekarno menyampaikan kata-kata itu
dengan penuh semangat bahwasannya betapa dahsyatnya peran generasi muda dalam mata
beliau. Pemuda bak secercak cahaya ditengah lembah ruang kegelapan yang memberikan
harapan untuk bergerak maju.Terlepas dari itu semua ,sebuah gerak pragmatis sesosok pemuda
yang mempunyai semangat berwirausaha sangatlah dirindukan di bumi Indonesia ini.Mengapa
tidak?dengan berwirausaha kita secara tidak langsung terbebas dari kekangan pikiran yang
membuai mati kreativitas kita.Dengan berwirausaha seyogyanya kita bisa bermanfaat bagi orang
lain dalam hal pembukaan lowongan kerja baru.Akan tetapi kita melihat realita yang ada di
Indonesia ini, dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa, baru sekitar 400
ribu yang memilih sebagai pengusaha, atau hanya sekitar 0,18%. Lainnya lebih memilih jadi
karyawan atau pegawai negeri sipil alias PNS. Simak saja kalau ada pengumuman lowongan
penerimaan PNS, pasti yang mendaftar puluhan ribu orang. Padahal slot yang tersedia hanya
beberapa ratus orang saja. Demikian juga kalau ada lowongan di sebuah perusahaan, pasti
banyak orang yang antre melamar. Ironisnya, ketika ada bukaan atau kesempatan untuk jadi
entrepreneur/pengusaha, peminatnya selalu sepi.Padahal Indonesia yang digadang-gadang butuh
sekitar 2% para pengusaha mudu. Seperti Amerika Serikat yang sudah memiliki 11-14%
entrepreneur dari total jumlah penduduk. Namun negara kita baru 0,18%, dalam hati bergumam
sebenarnya kita punya potensi bisa menciptakan 3% atau bahkan 7% wirausahawan muda di
suatu hari kelak.
Gejala-gejala kehadiran para wirausahawan ini selaras dengan proses perubahan sosial
atau menjadi suatu bentuk revolusi tersembunyi pada bangsa tersebut. Akan tetapi, kehadirannya
kemudian terlihat nyata pada peningkatan pendapatan nasional, dinamika ekonomi secara
keseluruhan, dan proses modernisasi ekonomi yang tidak berhenti.Gambaran tersebut memberi
bukti sejarah mengenai peranan kaum wirausahawan yang begitu dominan dalam menentukan
kemajuan bangsanya. Jumlah mereka ini tidak perlu terlalu banyak.Suatu bangsa secara teoritis
harus memiliki stok modal sumber daya manusia pada hierarki yang paling tinggi ini setidaknya
2,5 persen dari total jumlah manusia yang ada pada bangsa dan masyarakat bersangkutan. Jika
syarat ini dipenuhi, perekonomian bangsa tersebut akan mengalami kemajuan yang berarti.
Kelompok kecil ini kemudian diartikulasikan sebagai kelompok determinan, yang menentukan
masa depan ekonomi suatu bangsa. Dengan jumlah sekecil itu, 2,5% dari total jumlah penduduk,
peranan apa yang bisa dimainkan oleh kaum wiraswastawan ini ? Mereka biasanya berperan
sebagai gap filler yang menghubungkan atau mengisi kesenjangan antara peluang yang potensial
dan kenyataan yang ada.Peranan tersebut, untuk saat ini, sangat kita butuhkan. Banyak potensi-
potensi bangsa, berupa sumber daya alam, tidak mampu dikelola. Hal ini karena
kekurangmampuan SDM kita untuk mengelolanya.
1. Menginspirasi.
Bisa menjadi wirausahawan muda ternyata kita bisa ikut sumbang sih dalam menggerakan hati
kawula muda yang lain untuk dapat meniru jejak langkah kita,secara tidak langsung kerja keras
kita mendirikan suatu usaha dan beberapa action work kita bisa menjadi bahan
inspirasi.Bahwasannya sukses itu bisa kita raih dalam usia muda sekalipun,jadi sukses tidak
hanya milik para orang-orang yang sudah menginjak kepala 4 ketika mereka mencapai puncak
umur.Semangat wirausaha menghidupkan harapan bahwa hari esok lebih baik dari hari ini.
Bukan hanya bagi orang lain, menjadi wirausaha juga bisa menginspirasi diri sendiri.
2. Berbagi.
Menjadi wirausaha muda yang bisa sukses di usia dini memberikan kita lebih punya kesempatan
untuk berbagi dengan orang-orang yang tak seberuntung anda.Penghasilan besar yang kita
dapatkan merupakan titipan yang harus juga diberikan pada orang-orang yang
membutuhkan.Karena pada hakikatnya kesuksesan kita akan lebih bermakna apabila kita bisa
berbagi dengan sesama, apalagi dengan anak yatim-piatu dan fakir miskin. Karena sebaik-
baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain.Melalui berbagi juga kita