Pada imperatif kategoris, nilai-nilai tersebut mewajibkan kita melakukan sesuatu tanpa syarat,
sedangkan pada imperatif hipotesis, kita melakukannya dengan syarat. Maksudnya adalah, jika kita
tidak memberi syarat pada suatu perbuatan, maka kita tidak perlu melalukannya. Nilai-nilai moral
sebaliknya, harus dilakukan tanpa syarat apapun dan tidak bisa ditawar pelaksanaannya. Kewajiban
untuk melakukan nilai-nilai moral merupakan kewajiban absolut, yakni berasal dari kenyataan bahwa
nilai-nilai ini berlaku bagi manusia yang kodratnya sebagai manusia yang memiliki rasio dan harus
mempunyai acuan dalam hidupnya.
D. Bersifat Moral
2.Seandainya relativisme moral benar,maka kita hanya perlu memperhatikan kaidah-kaidah moral suatu masyarakat untuk mengukur baik
tidaknya perilaku manusia dalam masyarakat itu.
Sebuah contoh,Menurut para ahli sejarah dan etnologi,dulu di berbagai tempat tersebut di seluruh Nusantara dipraktekkan adat
"Mengayau".Masih bisa disebut banyak contoh yang sejenis: Menguburkan janda hidup-hidup bersama suami yang telah meninggal,
menanamkan kepala manusia bila membangun jembatan atau bangunan penting lainnya, mempraktikkan upacara korban manusia,dan
sebagainya.
3.Seandainya relativisme moral benar, maka tidak mungkin terjadi kemajuan di bidang moral.
Semua konsekuensi dari relativisme moral tadi tidak bisa diterima.Dan menurut logika,Kalau suatu pandangan membawa konsekuensi-
konsekuensi yang tidak bisa di benarkan,itu berarti bahwa pandangan itu sendiri tidak benar.Mungkin kritik lebih tajam lagi adalah bahwa
relativisme moral meruntuhkan dirinya sendiri .Dalam bukunya Patterns Of Culture,setelah berbicara tentang relativitas sistem-sistem
budaya, Ruth Benedict menyimpulkan bahwa kita harus bersikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan budaya yang ada.
2.Kesimpulan tentang
relativisme moral
TERIMA KASIH