Anda di halaman 1dari 12

Meta Ethical

Moral Realism

Realisme Moral merupakan Tindakan yang dimana seseorang memiliki pemikiran bahwa benar
atau salah dan beberapa benar. Benar atau salahnya bisa dilihat saat beragumen dimana ada kata
yang berbeda langsung dikatakan salah bila moral itu benar makan digunakan secar khusus atau
sesuai dengan kenyataan yang sudah ada.
Sebagai contoh : pada saat persidangan hakim “mengatakan apakah dio bersalah karena telah
melakukan Tindakan criminal ini ?” seketika orang yang ada disekitarnya berkata “iya” itu
menandakan pemikiran orang tersebut masuk kedalam realisme moral yang dimana orang orang
tersebut berani menjawab karena sesuai fakta yang ada.
Grounding Problem
Moral Antirealisme

“Anti-realisme moral adalah penyangkalan tesis bahwa sifat atau fakta moral, objek, hubungan,
peristiwa, dll. (kategori apa pun yang ingin disamarkan) ada secara mandiri. Ini bisa melibatkan (1)
penyangkalan bahwa sifat moral itu ada sama sekali, atau (2) penerimaan bahwa mereka memang ada tetapi
keberadaan itu (dalam arti yang relevan) bergantung pada pikiran.” Standford Encyclopedia.
Andaikan secara sederhana itu, penyangkalan bahwa sifat dari moral itu ada, atau menerima bahwa sifat
moral memang ada tetapi keberadaan sifat tersebut tergantung pikiran orang atau mindset
“Dalam filsafat etika, moral anti-realism (atau moral irrealism) adalah doktrin meta-etika yang tidak ada
nilai moral objektif atau fakta normatif. Ini biasanya didefinisikan bertentangan dengan realisme moral,
yang berpendapat bahwa ada nilai-nilai moral objektif, yang klaim moral apa pun benar atau salah.”
WikiPedia.
Moral Absolutists

Absolutisme moral percaya bahwa ada prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh untuk semua situasi
dan siapa pun orang itu. Mereka tidak hanya percaya pada fakta moral, mereka percaya ada beberapa fakta
moral yang tidak berubah. Jadi, bagi mereka, jika ada yang salah, itu salah terlepas dari budaya atau keadaan.
Contohnya : Dalam Suatu Kasus Pembunuhan
Prinsip => “ Salah jika membunuh seseorang kecuali membela diri atau membela orang lain”
Seorang Absolutis akan percaya bahwa ini harus berlaku untuk semua orang, sedangkan relativis tidak.
Absolutist dan Relativis akan menganggap tindakan itu salah, namun Relativis akan mengatakan bahwa
meskipun itu salah di matanya, mungkin itu tidak salah dari sudut pandang si pembunuh.
Realivisme Moral

Relativisme moral adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua moralitas yang
terdapat di masyarakat adalah benar. Menurut aliran ini, perbedaan penilaian terhadap kebenaran suatu
tindakan sangat tergantung dari cara pandang masing-masing orang atau kelompok orang.
Contoh yang sering diungkapkan adalah perilaku orang Eskimo yang membunuh orang-orang tua
mereka yang sudah uzur. Menurut mereka, tindakan ini adalah bagian dari kebaktian kepada orang tua.
Alasannya, sangat tidak manusiawi membiarkan seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk
bertahan hidup di tengah kerasnya alam di kutub Utara.
Cultural Relativism

Relativisme Budaya merupakan gagasan bahwa keyakinan, nilai, pengetahuan, praktik, dan perilaku
seseorang harus dipahami dalam konteks budaya mereka sendiri, dan bukannya dinilai berdasarkan kriteria
orang lain. Selain itu, relativisme budaya mampu menggambarkan kenyataan bahwa fungsi dan arti suatu
unsur kebudayaan tergantung pada cara bagaimana lingkungan kebudayaan itu berkembang.

Contoh relativisme budaya yang ada diberbagai belahan dunia:

 Sarapan Pagi: menu sarapan pagi yang sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.
 Cara Berpakaian: suku bangsa Eskimo yang selalu menggunakan baju tebal karena hidup di kutub yang
sangat dingin.
Normative Cultural Relativism

Normative Cultural relativism atau sering disebut dengan relativisme budaya normative adalah gagasan
filosofis bahwa pandangan dan keyakinan seseorang adalah valid dan relative terhadapnya.
Contoh : Kita mengunjungi sebuah negara yang memiliki prinsip dasar yaitu membuatnya legal untuk
membunuh seorang anak ditaman umum.
Ethical Theories

Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai,
dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau buruk
Contoh: pustakawan melindungi kerahasiaan dan privasi menyangkut informasi yang ditemui, dicari dan
bahan pustaka yang diperiksa dan dipinjam pengguna perpustakaan.
Descriptive Cultural Relativism
Moral Subjectivism

Moral subjektivisme adalah moralitas yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan
perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional, dan perlakuan personal lainnya. Moralitas ini
mempertanyakan apakah perbuatan itu sesuai atau tidak dengan suara hati nurani pelakunya. Moral subjektif
sebagai norma berhubungan dengan semua perbuatan yang diwarnai niat pelakunya, niat baik atau niat
buruk. .

Anda mungkin juga menyukai