Anda di halaman 1dari 17

MEDIA MATRASAIN

VOL 9 NO 1 MEI 2012

RUANG DALAM ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU


Oleh :
Rieka Angkouw1, Herry Kapugu2
(1Mahasiswa Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)
(2Staf Pengajar Prodi Arsitektur. Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)

ABSTRACT
This paper examines how an architect designing a building, especially in the interior are
not just based on his own imagination, but also pay attention to human behavior as a user. The
assessment starts from the design of the architecture design of modern movement influenced by
the lack of attention to the man himself as a user, but only focused on the architect and design
objects, where as the behavior or the behavior of human beings who need to be considered in the
design, especially in the formation of the space, so the design produced will be beneficial to
humans.
Keywords: Interior, in space, human behavior.

PENDAHULUAN sebelumnya itu sendiri yang menyebabkan


Dalam buku Arsitektur dari segi terjadinya ruang. Ruang-ruang yang
Perilaku oleh Clovis Heimsath, dijelaskan terbentuk yang nantinya dapat membentuk
bahwa Arsitektur, menurut pengertiannya, karakter manusia sebagai pemenuhan
adalah dibangun untuk manusia. Arsitektur kebutuhan aktivitas sehari-hari yang
merupakan lingkungan (enclosure) dimana dilakukannya.
manusia itu hidup dan tinggal. Sedangkan Contoh paling sederhana yang bisa
perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari ditemukan yaitu pengaruh warna pada
manusia itu sendiri yang mempunyai dinding ruang makan. Warna-warna cerah
bentangan yang sangat luas antara lain : ceria dipercaya mampu membangkitkan
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, selera makan kebanyakan orang daripada
bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan warna gelap/ warna mati yang berpengaruh
sebagainya. Dari uraian ini dapat hilangnya selera makan. Selain itu juga
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku contoh yang terjadi pada ruangan rumah
manusia adalah semua kegiatan atau sakit. Penataan ruang dikelas ekonomi yang
aktivitas manusia, baik yang diamati jauh berbeda dengan ruangan VIP mampu
langsung, maupun yang tidak dapat diamati mempengaruhi psikologis pasien. Dalam
oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003). ruang VIP yang tenang dan nyaman
Salah satu faktor dalam berpengaruh pada kesembuhan pasien,
pembentukan Interior ruang dalam yaitu sedangkan pada ruang kelas ekonomi
terjadinya aktivitas manusia dalam suatu menyebabkan timbulnya tekanan mental
ruangan tersebut. Jadi, dari kegiatan- pada pasien dapat menghambat proses
kegiatan manusia yang telah disebutkan penyembuhan. Hal-hal seperti ini yang perlu

58 RUANG DALAM ARSITEKTUR


BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

diperhatikan dalam perancangan Interior Manusia membangun bangunan


berwawasan perilaku. demi pemenuhan kebutuhannya sendiri,
Topik ini menarik untuk dikaji, kemudian bangunan itu membentuk perilaku
karena berkaitan dengan Perilaku Manusia manusia yang hidup dalam bangunan
dalam rancangan Arsitektur. Dalam tersebut. Bangunan yang didesain oleh
pemahaman yang terbagi dua yaitu manusia yang pada awalnya dibangun untuk
bagaimana perilaku manusia membentuk pemenuhan kebutuhan manusia tersebut
Arsitektur dan bagaimana Arsitektur mempengaruhi cara manusia itu dalam
membentuk perilaku manusia. Dalam kajian menjalani kehidupan sosial dan nilai-nilai
Interior ruang dalam berwawasan Perilaku yang ada dalam hidup. Hal ini menyangkut
ini, nanti dapat dijelaskan terbentuknya kestabilan antara arsitektur dan sosial
ruang dalam yang didasari dari perilaku dimana keduanya hidup berdampingan
manusia serta berfungsi dengan benar dalam keselarasan lingkungan.
sebagaimana mestinya sebagaimana yang Dalam bahasan disini dapat dilihat
diinginkan/ diharapkan oleh manusia dari bagaimana terbentuknya ruang yang
sebagai pengguna. didasari oleh perilaku seseorang atau
beberapa orang. Sebelum mulai
PEMBAHASAN membahasnya perlu kita ketahui pengertian
Kajian Literatur Tentang Arsitektur Dan dari masing-masing suku kata pembentuk
Perilaku tema bahasan ini yaitu ruang (dalam hal ini
Perilaku manusia yang dipahami yaitu ruang dalam/interior), perilaku
sebagai pembentuk Arsitektur tapi juga manusia, serta desain interior itu sendiri.
Arsitektur dapat membentuk perilaku Ruang Arsitektur, yang diciptakan
manusia. Seperti yang telah dikemukakan manusia berdasarkan fungsi dan keindahan
oleh Winston Churchill: untuk menyatakan dunianya terbagi dua
yaitu Ruang Dalam dan Ruang Luar. Dalam
“We shape our buildings; bahasan selanjutnya yaitu mengenai
then they shape us” – terjadinya ruang dalam (interior).
Winston Churchill (1943) Pengertian ruang berbeda-beda
menurut para ahli, beberapa diantaranya
dapat dikemukakan sebagai berikut :

RUANG DALAM ARSITEKTUR


59
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

 Menurut Lao Tzu : Ruang adalah “kekosongan” yang ada disekitar kita maupun
disekitar obyek atau benda, ruang yang terkandung didalam
adalah lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni masa.

Gambar 1
Kekosongan yang Termaknai dan Menjadi Ruang

 Menurut Plato : Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi
teraba karena
memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur
lainnya.

Gambar 2
Ruang Yang Terlihat Dan Teraba

 Menurut Josef Prijotomo : Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela
yang terletak diantara dua obyek dan alam terbuka yang
mengelilingi dan melingkup kita.

RUANG DALAM ARSITEKTUR


60
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

Gambar 3
Ruang yang Dibatasi oleh Elemen Alam

Gambar 4
Ruang yang Dibatasi oleh Bangunan dan Tanaman Buatan
Manusia

 Menurut Rudolf Arnheim : Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu
kesatuan terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang
kosong yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi
barang.

Gambar 4
Keadaan Kosong yang Mempunyai Kapasitas untuk Diisi
Barang

RUANG DALAM ARSITEKTUR


61
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

 Menurut Immanuel Kant : Ruang bukanlah suatu obyektif atau nyata merupakan sesuatu
yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia.

Gambar 5
Ruang Subjektif

Ruang tidak bisa dipisahkan dari mulai dari fungsi ruang, suasana, elemen
kehidupan manusia disebabkan karena ruang, pemilihan material, sosial budaya,
manusia selalu bergerak dan berada gaya hidup, hingga pertimbangan teknis
didalamnya. Ruang tidak mempunyai arti penataan ruang yang bertujuan untuk
jika tidak ada manusia. Oleh karena itu memperbaki fungsi dan memperkaya nilai
perancangan ruang harus selalu didasarkan estetis.
pada manusia. Secara umum, ruang dibentuk oleh
Perilaku manusia itu sendiri tiga elemen pembentuk ruang yaitu : Bidang
dipahami sebagai sekumpulan perilaku yang alas/lantai (the base plane). Oleh karena
dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh lantai merupakan pendukung kegiatan kita
adat, sikap, emosi, nilai, estetika, kekuasaan, dalam suatu bangunan, sudah tentu secara
persuasi dan/atau genetika. Faktor-faktor struktural harus kuat dan awet. Lantai juga
yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu merupakan unsur yang penting didalam
sebagai berikut, sebuah ruang, bentuk, warna, pola dan
− Genetika teksturnya akan menentukan sejauh mana
− Sikap – adalahsuatu ukuran tingkat bidang tersebut akan menentukan batas-
kesukaan seseorang terhadap perilaku batas ruang dan berfungsi sebagai dasar
tertentu dimana secara visual unsur-unsur lain di
− Norma sosial – adalah pengaruh tekanan dalam ruang dapat dilihat. Tekstur dan
sosial kepadatan material dibawah kaki juga akan
− Control perilaku pribadi – adalah mempengaruhi cara kita berjalan di atas
kepercayaan seseorang mengenai sulit permukaannya.
tidaknya melakukan perilaku Bidang dinding/pembatas (the
vertical space devider). Sebagai unsur
Ruang Dalam (Interior) perancangan bidang dinding dapat menyatu
Desain interior merancang bagian dengan bidang lantai atau dibuat sebagai
dalam bangunan yang mempertimbangkan bidang yang terpisah. Bidang tersebut bisa

RUANG DALAM ARSITEKTUR


62
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

sebagai latar belakang yang netral untuk berfungsi untuk melindungi bagian dalam
unsur-unsur lain di dalam ruang atau sebagai dari pengaruh iklim. Bentuknya ditentukan
unsur visual yang aktif didalamnya. Bidang oleh geometris dan jenis material yang
dinding ini dapat juga transparan seperti digunakan pada strukturnya serta cara
halnya sebuah sumber cahaya atau suatu meletakannya dan cara melintasi ruang
pemandangan. diatas penyangganya. Secara visual bidang
Bidang langit-langit/atap (the atap merupakan “topi” dari suatu bangunan
overhead plane). Bidang atap adalah unsur dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap
pelindung utama dari suatu bangunan dan bentuk bangunan dan pembayangan.

Gambar 6
Batasan Ruang Secara Umum

Pada umumnya dikatakan bahwa dalam sulit dibedakan tiga bidang pembatas
Ruang Dalam (interior) dibatasi oleh tiga yang terjadi, misalnya pada konstruksi shell
bidang tersebut diatas, yaitu alas/ lantai, atau dome karena dinding dan atap menjadi
dinding dan lagit-langit/ atap. Hanya perlu satu.
diingat bahwa dalam beberapa hal, ruang

Gambar 7
Rumah Eskimo (Igloo), Dinding dan Atap Menyatu

RUANG DALAM ARSITEKTUR


63
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

Desain interior mempunyai tujuan adapun hubungan antara lingkungan dan


menciptakan suasana ruang agar menjadi perilaku adalah sebagai berikut :
lebih baik, lebih indah, dan lebih anggun − Lingkungan dapat mempengaruhi
sehingga dapat memuaskan dan perilaku – lingkungan fisik dapat
menyenangkan bagi para pemakai ruang. membatasi apa yang dilakukan manusia.
Tujuan tersebut dapat tercapai dengan − Lingkungan mengundang atau
menerapkan beberapa cara antara lain : mendatangkan perilaku – lingkungan
− Pemilihan dari material dan elemen fisik dapat menentukan bagaimana kita
ruang yang sesuai dengan fungsinya. harus bertindak.
− Pengaturan keserasian dalam − Lingkungan membentuk kepribadian.
penyusunan perabot. − Lingkungan akan mempengaruhi citra
− Dimensi perabot yang proposional diri.
terhadap besaran ruang.
− Menciptakan suasana ruang yang sesuai Bentuk Perilaku
dengan fungsi dan kehendak pemakai. Bila dilihat dari bentuk respon
− Pengaturan perabot sesuai dengan tujuan terhadap stimulus yang ada, maka perilaku
dan fungsinya dengan tidak mengabaikan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
sirkulasi pemakai ruang. − Perilaku tertutup adalah respon
− Pengaruh warna dan pola dekorasi ruang seseorang terhadap stimulus dalam
sangat penting dalam menciptakan kesan bentuk terselubung atau tertutup (covert).
psikologis dan optis pada pemakai ruang Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
tersebut. masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang
Perilaku Manusia terjadi belum bisa diamati secara jelas
Berbicara tentang arsitektur oleh orang lain.
keprilakuan maka kita perlu mengetahui − Perilaku terbuka adalah respon seseorang
lebih dahulu apa itu “psikologi”, psikologi terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah nyata atau terbuka. Respon terhadap
laku dan pengetahuan psikis (jiwa) manusia. terhadap stimulus tersebut sudah jelas
Sedangkan jiwa diartikan sebagai jiwa yang dalam bentuk tindakan atau praktek.
memateri, jiwa yang meraga, yaitu tingkah
laku manusia (segala aktivitas, perbuatan Domain Perilaku
dan penampilan diri) sepanjang hidupnya. Diatas telah dituliskan bahwa
Manusia tinggal atau hidup dalam suatu perilaku merupakan bentuk respon dari
lingkungan sehingga manusia dan stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini
lingkungan saling berhubungan dan saling berarti meskipun bentuk stimulusnya sama
mempengaruhi. Lingkungan sungguh dapat namun bentuk respon akan berbeda dari
mempengaruhi manusia secara psikologi, setiap orang. Faktor – factor yang
membedakan respon terhadap stimulus

RUANG DALAM ARSITEKTUR


64
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

disebut determinan perilaku. Determinan memasak, melihat, bekerja, dan perilaku


perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu : yang tidak kasatmata, seperti fantasi,
− Faktor internal yaitu karakteristik orang motivasi, dan proses yang terjadi sewaktu
yang bersangkutan yang bersifat given seseorang diam atau secara fisik tidak
atau bawaan misalnya : tingkat bergerak. Sebagai objek studi empiris,
kecerdasan, tingkat emosional, jenis perilaku mempunyai ciri – ciri sebagai
kelamin, dan sebagainya. berikut :
− Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik − Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi
lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan penyebab terjadinya perilaku secara
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering langsung mungkin tidak dapat diamati.
menjadi faktor yang dominan yang − Perilaku mengenal berbagai tingkatan,
mewarnai perilaku seseorang. yaitu perilaku sederhana dan stereotip,
seperti perilaku binatang bersel satu,
Proses Tejadinya Perilaku perilaku kompleks seperti perilaku sosial
Penelitian Rogers (1974) manusia, perilaku sederhana, seperti
mengungkapkan bahwa sebelum orang reflex, tetapi ada juga yang melibatkan
mengadopsi perilaku baru (berperilaku proses mental biologis yang lebih tinggi.
baru), didalam diri orang tersebut terjadi − Perilaku bervariasi dengan klasifikasi:
proses yang berurutan, yakni. kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang
− Awareness, yakni orang tersebut menunjuk pada sifat rasional, emosional,
menyadari dalam arti mengetahui dan gerakan fisik dalam berperilaku.
setimulus (objek) terlebih dahulu − Perilaku bisa disadari dan bisa juga tidak
− Interest, yakni orang mulai tertarik disadari.
kepada stimulus
− Evaluation. Hal ini berarti sikap Arsitektur Berwawasan Perilaku
responden sudah lebih baik lagi Menurut Snyder dan Catanese,
− Trial, orang telah mulai mencoba dalam buku “Pengantar Arsitektur” (1984),
perilaku baru arsitektur berwawasan perilaku adalah
− Adoption, subjek telah berperilaku baru arsitektur yang mampu menanggapi
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, kebutuhan dan perasaan manusia yang
dan sikapnya terhadap stimulus menyesuaikan dengan gaya hidup manusia
Apabila penerimaan perilaku baru di dalamnya. Menurut Clovis Heimsath,
atau adopsi perilaku melalui proses seperti AIA dalam buku “Arsitektur dari segi
ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, Perilaku” (1988), kata “perilaku”
dan sikap yang positif maka perilaku menyatakan suatu kesadaran akan struktur
tersebut akan menjadi kebiasaan atau sosial dari orang-orang, suatu gerakan
bersifat langgeng (long lasting). bersama secara dinamik dalam waktu.
Perilaku mencakup perilaku yang Hanya dengan memikirkan suatu perilaku
kasatmata seperti makan, menangis,

RUANG DALAM ARSITEKTUR


65
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

seseorang dalam ruang maka dapatlah kita Faktor fisik pada manusia secara
membuat rancangan. tidak langsung juga akan membentuk
Berdasarkan penjelasan di atas persepsi yang berbeda pada setiap manusia.
maka dapat ditarik kesimpulan Arsitektur Seperti diketahui bahwa setiap manusia
Berwawasan Perilaku adalah ilmu tidak ada yang memiliki faktor fisik yang
merancang bangunan yang mengacu kepada benar-benar sama antara satu manusia
aspek-aspek yang mendasar dan penting dengan manusia lainnya (sekalipun ia
yang terkait dengan sikap dan tanggapan terlahir kembar), melainkan hanyalah sebuah
manusia terhadap lingkungannya, yang kecenderungan faktor fisik yang hampir
bertujuan untuk menciptakan ruang dan sama karena berasal dari ras yang memiliki
suasana tertentu yang sesuai dengan perilaku faktor genetis yang hampir sama. Beberapa
manusia beserta lingkungan dan budaya faktor fisik dalam ras atau genetis yang
masyarakat. memiliki kecenderungan sama antara lain
adalah : jenis kelamin, warna kulit, rata-rata
Ruang dan Perilaku Manusia tinggi badan dan rambut. Faktor fisik
Manusia terus-menerus bergerak tersebut secara tidak langsung akan memiliki
dalam dunia stimulasi yang berasal dari luar peran dalam membentuk persepsi dan
(eksternal) maupun internal. Dipengaruhi perilaku manusia dalam melihat sebuah
objek dan peristiwa-peristiwa sekelilingnya, objek, akan tetapi faktor-faktor pembentuk
manusia menginterpretasikannya sesuai fisik ini bukanlah satu-satunya faktor yang
dengan pengalamannya dan mengadaptasi berperan dalam membentuk persepsi dan
perilakunya agar sesuai dengan lingkungan perilaku manusia ini. Selain dari faktor fisik
tersebut sehingga tercapai/mencapai diatas, faktor psikis juga memiliki peran
equilibrium (keseimbangan). Adalah fakta dalam membentuk persepsi dan perilaku
bahwa manusia adalah 'makhluk' yang dapat pada manusia. Faktor psikis dari seseorang
beradaptasi. Manusia sukses terkait dengan faktor-faktor lain yang
mengadaptasikan dirinya dalam kehidupan menyebabkan persepsi dari seseorang akan
berburu, mampu beradaptasi pada sebuah objek diluarnya dan perilaku
kebudayaan Yunani sampai pada manusia dalam merespon objek tersebut
kebudayaan abad 21 (abad informasi dan akan menjadi berbeda-beda.
teknologi canggih). Interaksi terus-menerus Beberapa faktor yang berpengaruh
dengan lingkungan, proses mental yang pada faktor psikis yang menyebabkan
mempengaruhi interpretasi, dan masuknya perbedaan persepsi manusia tersebut antara
peristiwa-peristiwa dari luar, membentuk lain adalah : faktor tingkat pendidikan,
karakter yang prosesnya kita kenal sebagai faktor latar belakang budaya, faktor
persepsi. Perilaku manusia yang berdasar kebiasaan, faktor religi dan masih banyak
faktor-faktor kebiasaan, seperti adat ataupun faktor-faktor lainnya lagi (masing-masing
pengalaman terdahulu akan terbawa ke faktor tersebut memiliki persentase
dalam bangunan ataupun lingkungannya. pengaruh yang berbeda antara satu faktor

RUANG DALAM ARSITEKTUR


66
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

dengan faktor lainnya). Walaupun perbedaan Interior suatu ruangan mempunyai


persepsi dan perilaku dalam merespon elemen-elemen pembentuk, elemen-elemen
sebuah objek dapat berbeda-beda, tetapi tersebut saling terkait dan hal yang paling
dalam faktor pendukung yang kurang lebih mendasar dalam perancangan interior suatu
sama (persamaan latar belakang pendidikan ruangan. Elemen-elemen interior terdiri dari:
dan persamaan latar belakang budaya) akan − Plafond: bagian dari suatu interior yang
menghasilkan arah kecenderungan yang posisinya berada paling atas.
hampir sama. − Dinding: bagian dari suatu interior yang
Sebuah gubahan ruang merupakan posisinya berada di tengah dan
sebuah objek yang akan dipersepsikan oleh mengelilingi atau membentuk ruang
manusia sebagai pengamat dan pengguna. tersebut.
Karena berbagai macam faktor tadi maka − Lantai: merupakan bagian paling bawah
persepsi manusia terhadap gubahan ruang dari ruangan yang mengalasi ruang
tersebut dapat berbeda-beda antara satu tersebut.
manusia dengan manusia lainnya. Gubahan − Furniture: adalah perabot yang mengisi
ruang terdiri dari berbagai objek-objek suatu interior, pemilihan dan penataan
pembentuk yang masing-masing dapat furniture sangat mempengaruhi kesan
dipersepsikan secara berbeda-beda oleh yang ditimbulkan oleh suatu ruangan.
pengamatnya. Objek-objek tersebut dalam − Elemen pelengkap: elemen pelengkap
hubungan dengan pengamatnya bukan hanya suatu interior, misalnya: pintu, jendela,
dalam bentuk visual yang bisa dilihat saja, tangga.
tetapi dapat dipersepsikan oleh indera Selain di atas, hal-hal yang
manusia yang lain juga, seperti penciuman, nantinya berpengaruh terhadap perilaku
pendengaran dan rabaan. Objek-objek manusia yang terjadi dalam ruang,
pembentuk sebuah gubahan ruang interior diantaranya adalah:
dalam gubahan arsitektur antara lain adalah : - Bentuk / Ukuran Ruang
garis, bidang, bentuk, tekstur, material, Bentuk ruang yang dibatasi oleh dinding,
warna, cahaya, penghawaan, akustik dan bau lantai dan plafond memberi rasa
(Abercrombie 1990). terlindung, orang yang mendiami atau
Bentuk visual ruang, dimensi dan memandang sebuah ruang akan
skalanya, kualitas cahayanya semua menilainya menurut seleranya sendiri.
tergantung persepsi kita akan batas-batas Interpretasi yang muncul bisa timbul
ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur kesan luas, tetapi juga bisa timbul kesan
pembentuknya. Jika ruang telah ditetapkan, sempit. Bentuk ruang akan
dilingkupi, dibentuk dan diorganisir oleh mempengaruhi psikis dari pemakai
unsur-unsur massa, maka arsitektur menjadi ruangan, hal ini dapat dengan memakai
kenyataan. - Francis. D. K. Ching bentuk-bentuk dinamis agar menarik,
Elemen Interior yang Mempengaruhi disamping itu disesuaikan karakter
Perilaku Manusia kegiatan didalamnya.

RUANG DALAM ARSITEKTUR


67
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

Gambar 8
Perubahan Penataan Furniture dan Cat Dinding Member Kesan yang Berbeda.
(Pada gambar pertama ruang berkesan sempit; pada gambar berikut ruang berkesan luas)

- Susunan Ruang perhatikan bahwa pengelompokan


Susunan suatu ruang harus sesuai dengan perabot menurut fungsinya merupakan
tujuannya, maksudnya ialah penggunaan dasar penyusunan ruang dengan sirkulasi
dan penyusunan perabot ditentukan oleh yang baik. Contoh kongkritnya adalah
kebutuhan praktis dan kebiasaan hidup dalam penyusunan perabot untuk ruang
dari penghuninya. Perabot yang runggu bagi pengunjung, perabot kursi
digunakan untuk mencapai tujuan yang dan meja tamu yang mempunyai fungsi
sama disatukan menjadi satu kelompok sama dijadikan dalam satu kumpulan
fungsi. Kesatuan-kesatuan fungsi itu sehingga tidak mengganggu sirkulasi
tetap harus diatur baik, sehingga masih ruang yang terbentuk.
tersedia ruang sirkulasi. Maka harus kita

Gambar 9
Contoh Ruang Tunggu Hotel

RUANG DALAM ARSITEKTUR


68
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

Gambar 10
Lobby Novotel Surakarta

- Tekstur & Material yang tinggi dan tidak terlalu lebar diberi
Tekstur, baik halus maupun kasar akan pola garis-garis vertikal maka dinding
memberikan kesan berbeda pada suatu tersebut akan terasa menjadi lebih tinggi,
ruang atau bangunan, misalnya pada tetapi jika diberi pola garis-garis
bangunan yang menggunakan beton horizontal, maka akan menyamarkan
ekspos, maka kesan yang timbul adalah ketinggiannya.
bangunan yang berat dan kokoh. Pola
yang dibuat pada penyusunan material - Warna
penutup lantai (keramik, marmer, granit Pengaruh warna sangat penting bagi
dll) akan meningkatkan kualitas suatu psikologis manusia sebagai pengguna
ruang, dari ruang yang biasa-biasa saja karena itu penggunaan warna pada
menjadi ruang yang memiliki nilai ruangan harusnya dapat memiliki nilai
estetika yang baik. Pola juga dapat positif yang akan merubah atau
memperkuat atau menyamarkan kesan mempengaruhi perilaku manusia.
yang sudah ada. Misalnya, pada dinding

Gambar 11
Sebuah Desain Interior Apartemen Yang Didominasi Warna Putih
Dengan Kesan Rapih, Bersih, Luas, dan Terang

RUANG DALAM ARSITEKTUR


69
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

- Cahaya membuat orang menjadi malas dan jika


Pencahayaan dapat mempengaruhi terlalu terang dapat menyebabkan silau
kondisi psikologis seseorang. Ruang dan menyakitkan mata.
yang cenderung minim pencahayaannya

Gambar 12
Interior pada Ordrupgaard Museum Extension, Karya Zaha Hadid

Pada contoh di atas, dari segi lighting, suara-suara manusia yang terlibat
terdapat perpaduan pencahayaan alami pembicaraan privat misalnya.
dan buatan di mana pencahayaan alami
lebih kuat; segi penghawaan juga seperti - Temperatur
pada pencahayaan, ada yang alami dan Tempertatur berpengaruh dengan
buatan. Interior pada bangunan ini kenyamanan pengguna ruang, dimana
memiliki kesan light atau ringan. suhu ruang sangat mempengaruhi
Sehingga manusia dapat merasakan kenyamanan ruang (thermal confor untuk
kenyamanan berada dalam ruangan ini. orang Indonesia ialah antara 25,4°C –
28,9°C)
- Suara
Suara yang keras dapat menggangu Paparan Preseden Arsitektural
ketenangan seseorang. Untuk itu agar Kajian pembahasan mengenai
tidak menggangu ketenangan dengan Arsitektur khususnya interior berwawasan
suara keras, maka ruang dibuat kedap perilaku manusia mempunyai dua tujuan
suara agar suara tidak menggangu penting, sebagaimana teruraikan berikut ini.
ketenangan ruangan lain. Namun
penggunaan sound yang baik dalam 1. Perilaku Manusia Membentuk
ruangan, misalnya pada restoran/café Arsitektur
juga berpengaruh baik dalam meredam Manusia membangun bangunan,
yang kemudian membentuk perilaku

RUANG DALAM ARSITEKTUR


70
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

manusia itu sendiri. Setelah perilaku kerangka agar lampu tidak bisa dirusak atau
manusia terbentuk akibat arsitektur yang dipecahkan secara sengaja, cat tembok
telah dibuat, manusia kembali membentuk terbuat dari bahan karet agar tidak bisa
arsitektur yang telah dibangun sebelumnya dicoreti, ataupun lift terbuat dari bahan
atas dasar perilaku yang telah terbentuk, dan antigores. Melihat perlakuan seperti ini,
seterusnya. perilaku masyarakat menjadi tertantang
Seperti pada urban housing Pruitt- kembali untuk merusak arsitektur yang
Igoe (St. Louis, USA) oleh Minoru katanya tidak bisa dirusak tersebut.
Yamasaki. Pruitt-Igoe yang dibuat Muncullah permasalahan baru yakni
berdasarkan asas Le Corbusier mendapat Vandalism. Rasis antara kulit hitam dengan
penghargaan arsitektural. Gedung-gedung putih, kesenjangan sosial, hingga
dibuat anti rusak dengan pemakaian bahan kriminalitas banyak terjadi disini.
tertentu sebagai lapisan luar gedung. Namun Setiap arsitektur yang dibuat atas
karena perilaku ini yang kemudian dasar kebutuhan manusia menghasilkan efek
membawa efek yang berbeda terhadap perilaku yang berbeda terhadap arsitektur itu
arsitektur itu sendiri. Karena dibuat anti sendiri. Mengenai pembangunan kembali
rusak, orang-orang sekitar malah tertantang arsitektur yang diadaptasi dari kebutuhan
untuk merusak gedung yang sulit dirusak dan perilaku manusia yang berdampak
tersebut. Tidak hanya eksterior saja, secara terhadap psikologi seseorang.
interior, lampu gedung ini ditutupi oleh

Gambar 12
Penghancuran Proyek Rumah Susun

Proyek rumah susun dalam gambar gagalnya kompleks perumahan ini untuk
di atas terpaksa dihancurkan karena ada menarik para penghuni adalah tidak
perasaan takut di kalangan penghuninya tersedianya tempat-tempat yang merupakan
terhadap perilaku kriminalitas di daerah ini, tempat berkumpul bersama. Taman, tempat
akan tetapi hal dasar yang menyebabkan rekreasi, tempat olahraga bersama, tempat

RUANG DALAM ARSITEKTUR


71
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

parkir bersama di kompleks perumahan Perilaku manusia membentuk


adalah tempat di mana orang saling perilaku dimana desain arsitektur yang telah
berjumpa. Perjumpaan yang sering terjadi terbentuk mempengaruhi perilaku manusia
akan menyebabkan orang saling mengenal, sebagai pengguna yang kemudian manusia
oleh karena perilaku manusia tersebut maka mengkaji kembali desain arsitektur tersebut
suatu bentuk arsitektur terbentuk. sehingga perilaku manusia membentuk
kembali desain arsitektur tersebut.

Gambar 13
Kamar Tidur Anak Perempuan

Dalam contoh sederhana pada gambar di manusia yang pada awalnya dibangun untuk
atas adalah perilaku anak perempuan yang pemenuhan kebutuh manusia tersebut
mempengaruhi interior kamarnya baik mempengaruhi cara kita dalam menjalani
penataan furniture maupun warna cat kehidupan sosial dan nilai-nilai yang ada
dinding yang berperilaku feminim sehingga dalam hidup. Seperti pada contoh interior
terciptanya desain interior kamar yang bangunan religius khususnya pada gereja-
feminim. gereja (pada gambar). Citra tertentu yang
dihasilkan oleh keberadaan cahaya di dalam
2. Arsitektur Membentuk Perilaku bangunan religus ini yang kemudian akan
Manusia dipersepsikan oleh manusia sebagai
Manusia membangun bangunan pengguna ruang tersebut dan ada akhirnya
demi pemenuhan kebutuhan pengguna, yang akan membentuk sebuah sikap yang akan
kemudian bangunan itu membentuk perilaku mempengaruhi perilaku manusia tersebut
pengguna yang hidup dalam bangunan dalam sebuah bangunan religius.
tersebut. Bangunan yang didesain oleh

RUANG DALAM ARSITEKTUR


72
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

Gambar 13
Interior Church of Light, Tadao Ando

Dalam contoh di atas dapat dilihat contoh- perilaku manusia dari desain arsitektur
contoh penataan cahaya dalam interior tersebut.
bangunan gereja yang memberi kesan
megah, serta kesan suci dan agung dari KESIMPULAN DAN PENUTUP
cahaya altar, menghasilkan suatu Dari pembahasan tersebut dapat
kekhidmatan sendiri. ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia
Untuk membentuk perilaku manusia tidak hanya dapat dinilai dari luar akan tetapi
dapat dipengaruhi oleh beberapa diperlukan kajian yang lebih mendalam
perancangan fisik ruang, seperti ukuran untuk mengetahui lebih lanjut tentang
dengan bentuk ruang, perabot dan perilaku seseorang.
penataannya, warna, suara, temperatur, dan Dalam perkembangan ilmu
pencahayaan. Pada contoh desain interior pengetahuan yang makin kompleks maka
bangunan dapat berdampak pada perilaku perilaku manusia semakin diperhitungkan
manusia sebagai penggunanya, hal ini dapat dalam proses perancangan yang sering
mengubah pola pikir manusia terhadap disebut sebagai pengkajian perilaku dalam
interior ruang ibadah karena warna dan arsitektur atau arsitektur berwawasan
cahaya berpengaruh terhadap tanggapan perilaku.
psikologis dan berpengaruh terhadap kualitas Berdasarkan hal itulah dapat
ruang. disimpulkan bahwa antara arsitektur dan
Arsitektur membentuk perilaku perilaku terdapat hubungan yang erat, hal ini
manusia dimana hanya terdapat satu arah, dapat dilihat dari aspek-aspek pembentuk
dimana desain arsitektur mempengaruhi perilaku manusia akibat lingkungan atau
perilaku manusia sehingga membentuk bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan
kata lain perilaku manusia dapat diarahkan

RUANG DALAM ARSITEKTUR


73
BERWAWASAN PERILAKU
MEDIA MATRASAIN
VOL 9 NO 1 MEI 2012

kearah yang lebih baik bila nilai-nilai positif  Snyder, J. C., & Catanese, A. J. (1984).
dari lingkungan atau bentuk arsitektur dapat Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.
membentuk kepribadian serta perilaku yang  Stellanindya. (2010, Oktober 26).
memiliki nilai positif. Hal ini juga tidak architecture + everyday. Retrieved April
lepas dari hasil kreasi seorang arsitek 13, 2012, from architecture + everyday :
membentuk suatu kesatuan yang harmonis http://everydayarchitecture.wordpress.co
dalam berbagai dimensi ruang, terutama m/2010/10/26/sampai-sejauh-mana-
dimensi kenyamanan dan keamanan. Dengan perilaku-dan-arsitektur-saling-
kata lain, ketika merancang, seorang arsitek mempengaruhi/
diandaikan membuat asumsi-asumsi tentang  Surasetja, R. I. (n.d.). FUNGSI,
kebutuhan manusia, memperkirakan RUANG, BENTUK DAN EKSPRESI
bagaimana manusia berperilaku, bergerak DALAM ARSITEKTUR. PDF , 7-10.
dalam lingkungannya, lalu memutuskan  Trianda, A. (2012, April 26). Adinda
bagaimana bangunan tersebut khusunya Trianda Blog. Retrieved Mei 23, 2012,
interior ruang dalamnya dapat membentuk from Arsitektur Perilaku: http://adinda-
ruang yang sehat, aman dan nyaman serta trianda.blogspot.com/2012/04/normal-0-
bermanfaat bagi manusia sebagai pengguna. false-false-false-en-us-x-none.html
 Wibisono, A. (n.d.). Light Phenomenon
DAFTAR PUSTAKA in Religious Building Interior and Its
 Arisandi, D. (2012, Februari 11). Influence to People Perception. Pengaruh
arisandi.com. Retrieved April 13, 2012, Fenomena Cahaya dalam Gubahan
from arisandi.com: Ruang Bangunan Religius terhadap
http://arisandi.com/pengertian-perilaku/ Persepsi Umat. PDF, 3-5.
 Ching, F. D. K. (1996). Arsitektur:  Wikipedia. (n.d.). Wikipedia. Retrieved
Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: April 13, 2012, from Ensiklopedia
Erlangga. Bebas:
 Heimsath, Clovis (1988). Arsitektur dari http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_ma
segi Perilaku. Bandung: Intermatra. nusia
 Laurens, Joyce Marcella (2004).
Arsitektur dan Perilaku Manusia.
Jakarta: PT Grasindo.

RUANG DALAM ARSITEKTUR


74
BERWAWASAN PERILAKU

Anda mungkin juga menyukai