Anda di halaman 1dari 10

49

EFEKTIVITAS HUKUM DAN FUNGSI HUKUM


DI INDONESIA

Galih Orlando
Dosen tetap Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Sekolah Tinggi
Ilmun Tarbiyah Al-Bukhary (STITA) Labuhanbatu
Email: Orlandogalih87@gmail.com

Abstract-Abstrak
Hukum dibentuk memiliki tujuan, salah satu tujuan dibentuknnya hukum adalah
untuk memperoleh kepastian hukum. Hukum di Indonesia ternyata belum memberikan
kepastian hukum bagi warganegara Indonesia. Hukum berfungsi untuk keadilan,
kepastian dan kemanfaatan. Dalam praktik penyelenggaraan hukum di lapangan
ada kalanya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan. Kepastian
Hukum sifatnya konkret berwujud nyata, sedangkan keadilan bersifat abstrak sehingga
ketika seseorang hakim memutuskan suatu perkara secara penerapan undang-undang
saja maka ada kalanya nilai keadilan itu tidak tercapai. Maka ketika melihat suatu
permasalahan mengenai hukum setidaknya keadilan menjadi prioritas utama.

Kata Kunci : Efektivitas Hukum, Fungsi Hukum

I. PENDAHULUAN
Hukum merupakan alat rekayasa sosial yang digunakan untuk mengubah pola dan
tingkah laku masyarakat menjadi sesuai dengan peraturan yang dikehendaki oleh hukum.
Dewasa ini banyak terjadi pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di masyarakat, seperti
kasus penerobosan lampu merah yang banyak dilakukan oleh masyarakat pengguna jalan.
Memang ada studi tentang hukum yang berkenaan dengan masyarakat yang merupakan
cabang dari Ilmu hukum tetapi tidak di sebut sebagai sosiologi hukum melainkan disebut
sebagai Sosiologi Jurispudence. Penelahan hukum secara sosiologis menunjukkan bahwa
hukum merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat.
Hukum merupakan bagian dari perangkat kerja sistem sosial.Fungsi sistem sosial ini
adalah untuk mengintegrasikan kepentingan anggota masyarakat, sehingga tercipta suatu
keadaan yang tertib.Hal ini mengakibatkan bahwa tugas hukum adalah mencapai keadilan,
yaitu keserasian antara nilai kepentingan hukum (rechtszekerheid).1

1
Saut P. Panjaitan, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, (Asas, Pengertian, dan Sistematika), (Palembang:
Universitas Sriwijaya, 1998), hlm. 57.

Tarbiyatul Bukhary, Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains Tarbiyah bil Qalam
Galih Orlando
50
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

Di dalam pembukaan Undang- kemampuan melaksanakan tugas, fungsi


Undang Dasar 1945 pada alinea keempat (operasi kegiatan program atau misi)
disebutkan, bahwa tujuan hukum positif daripada suatu organisasi atau sejenisnya
adalah melindungi segenap bangsa Indonesia yang tidak adanya tekanan atau ketegangan
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan diantara pelaksanaannya. Jadi efektivitas
untuk memajukan kesejahteraan umum, hukum menurut pengertian di atas
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengartikan bahwa indikator efektivitas
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang dalam arti tercapainya sasaran atau
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
abadi dan keadilan sosial. merupakan sebuah pengukuran dimana
Pesatnya perkembangan masyarakat, suatu target telah tercapai sesuai dengan
teknologi dan informasi pada abad kedua apa yang telah direncanakan.2
puluh, dan umumnya sulit di ikuti sektor Menurut Hans Kelsen, Jika
hukum telah menyebabkan orang berpikir Berbicara tentang efektifitas hukum,
ulang tentang hukum.Dengan mulai dibicarakan pula tentang Validitas
memutuskan perhatianya terhadap interaksi hukum. Validitas hukum berarti bahwa
antara sektor hukum dan masyarakat di mana norma norma hukum itu mengikat,
hukum tersebut diterapkan.Namun masalah bahwa orang harus berbuat sesuai dengan
kesadaran hukum masyarakat masih menjadi yang diharuskan oleh norma-norma
salah satu faktor terpenting dari efektivitas hukum., bahwa orang harus mematuhi
suatu hukum yang diperlakukan dalam suatu dan menerapkan norma-norma hukum.
negara.Ketika kita ingin mengetahui sejauh Efektifitas hukum berarti bahwa orang
mana efektifitas hukum dapat diukur maka benar benar berbuat sesuai dengan
kita juga harus tau sejauh mana hukum norma-norma hukum sebagaimana
tersebut ditaati atau tidak. Jika suatu hukum mereka harus berbuat, bahwa norma-
telah ditaati oleh sebagian besar target norma itu benar-benar diterapkan
maka dapat dikatakan bahwa aturan hukum dan dipatuhi.3Tujuan hukum adalah
tersebut efektif. Namun sebenarnya ditaati untuk mencapai kedamaian dengan
atau tidaknya suatu hukum tergantung pada mewujudkan kepastian dan keadilan
kepentingan seseorang.Dan kepentingan dalam masyarakat.Kepastian hukum
tersebut bersifat macam-macam. menghendaki perumusan kaedah-kaedah
hukum yang berlaku umum, yang berarti
II. LANDASAN TEORI pula bahwa kaedah-kaedah tersebut harus
ditegakkan atau dilaksanakan dengan
A. PENGERTIAN EFEKTIVITAS
tegas.Hal ini menyebebkan bahwa
HUKUM
hukum harus diketahui dengan pasti
Efektivitas berasal dari kata efektif oleh para warga masyarakat, oleh karena
yang mengandung pengertian dicapainya hukum tersebut terdiri dari kaedah-
keberhasilan dalam mencapai tujuan kaedah yang ditetapkan untuk peristiwa-
yang telah ditetapkan.Efektivitas selalu
terkait dengan hubungan antara hasil
2
Sabian Usman, Dasar-Dasar Sosiologi
yang diharapkan dengan hasil yang
(Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2009), Hlm 13
sesungguhnya dicapai.Efektivitas adalah 3
Ibid, hlm 12

Tarbiyah bil Qalam Vol. VI Edisi 1 Januari-Juni 2022


Galih Orlando
51
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

peristiwa masa kini dan untuk masa-masa hukum yang berlaku pada zaman colonial.
mendatang serta bahwa kaedah-kaedah Kalaupun ada yang dihapuskan, maka
tersebut berlaku secara umum.Dengan belum ada hukum penggantinya, halmana
demikian, maka di samping tugas-tugas terutama disebabkan oleh karena tujuan
kepastian serta keadilan tersimpul pula utama daripada revolusi fisik adalah untuk
unsure kegunaan di dalam hukum. mencapai dan mempertahankan hukum
Artinya adalah bahwa setiap warga kemerdekaan. Kelemahan-kelemahan
masyarakat mengetahui dengan pasti system hukum lama yang berasal dari
hal-hal apakah yang boleh dilakukan dan zaman colonial baru disadari pada awal
apa yang dilarang untuk dilaksanakan, di tahun enampuluh, akan tetapi semenjak
samping bahwa warga masyarakat tidak itu, kehidupan dan perkembangan hukum
dirugikan kepentingan-kepentingannya tidaklah begitu menguntungkan oleh karena
di dalam batas-batas yang layak.4 adanya eksploitasi dari kegiatan-kegiatan
Apa yang menjadi cita-cita yang politik. Periode 1960-1965 ditandai
baru tentang isi hukum nasional masih sulit dengan menurunnya wibawa hukum,
untuk ditetapkan secara tegas, terutama sehingga para warga masyarakatpun
oleh karena masyarakat Indonesia terdiri pudar kepercayaannya terhadap hukum.
dari bagian-bagian masyarakat yang Suatu revolusi sebagaimana dialami
mempunyai ciri-ciri sosial dan budaya oleh bangsa Indonesia merupakan suatu
yang berbeda, hal mana mengakibatkan proses yang berlangsung denga cepat,
pula terdapatnya perbedaan-perbedaan bersifat kompleks dan bahkan dengan
di dalam cara dan pandangan hidup. kekerasan dalam merubah nilai-nilai,
Lagi pula peranan hukum telah melemah sturuktur social, lembaga-lembaga politik,
sejak berlangsungnya revolusi fisik yang kebijaksanaan-kebijaksanaan, maupun
menyebabkan terjadinya perubahan- kepemimpinan. Perubahan-perubahan
perubahan social dan kebudayaan pada yang kemudian mengikutinya pada
masyarakat Indonesia, hal mana pada taraf- tahap tahap berikutnya lebih merupakan
taraf tertentu menyebabkan terjadinya proses reformasi yang terutama bertujuan
disorganisasi dan keadaan anomie untukmembina serta mengembangkan
tersebut merupakan keadaan dimana dasar-dasar serta nilai-nilai baru yang
warga masyarakat tidak mempunyai dihasilkan oleh revolusi. Pekerjaan dan
pegangan ukuran atau pedoman bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh
kegiatan-kegiatannya dalam arti mana para pelopor reformasi jelas lebih sulit,
yang merupakan kegiatan-kegiatan yang oleh karena lebih banyak menyangkut
baik dan mana yang buruk. Keadaan ini masalah-masalah konsolidasi, pembinaan
bertambah parah pada periode berikutnya dan pengembangan, dalam proses mana
terutama sebelum tahun 1966.Revolusi dia seringkali harus berhadapan dengan
fisik yang berlangsung setelah tahun 1945 unsure-unsur masayarakat masayarakat
tidaklah secara menyeluruh menghapuskan yang mempunyai kepentingan-kepentingan
yang tertanam dengan kuatnya5

4
Soerjono Soekanto, Beberapa Permasalahan 5
Soerjono Soekanto, Beberapa Permasalahan
Hukum Dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia Hukum Dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia
(Jakarta: Universitas Indonesia, 1976) , hlm. 40. (Jakarta: Universitas Indonesia, 1976) , hlm. 43.

Tarbiyatul Bukhary, Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains Tarbiyah bil Qalam
Galih Orlando
52
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

Periode menurunnya kewibawaan efesien untuk menjalankan pemerintahan


hukum mengalami perubahan perubahan yang tiranis.6
setelah bagian-bagian masyarakat
B. TEORI EFEKTIVITAS HUKUM
dengan dipelopori oleh para mahasiswa
berhasil untuk menghentikan legitimasi Teori Efektivitas (Soerjono
pemerintahan di bawah pimpinan (alm) Soekanto) Hukum sebagai kaidah
Ir. Soeharto.Kepercayaan masyarakat merupakan patokan mengenai sikap
terhadap wibawa hukum secara perlahan- tindak atau perilaku yang pantas.
lahan mulai pulih, walaupun belum Metode berpikir yang dipergunakan
sepenuhnya. Pada masa itulah mulai adalah metode deduktif-rasional,
terdengar suara-suara dari berbagai sehingga menimbulkan jalan pikiran
golongan masyarakat yang antara lain yang dogmatis. Di lain pihak ada yang
menginginkan ditegakkannya kembali memandang hukum sebagai sikap tindak
supremasi hukum atau yang lebih dikenal atau perilaku yang teratur (ajeg). Metode
dengan sebutan penegakan kembali rule berpikir yang digunakan adalah induktif-
of law .keadaan ini terutama disebabkan empiris, sehingga hukum itu dilihatnya
oleh karena masyarakat telah sampai sebagai tindak yang diulang-ulang dalam
pada puncak penderitaannya karena bentuk yang sama, yang mempunyai
keadaan ekonomi yang parah serta tujuan tertentu7
ketiadaan kependeritaannya karena Efektivitas hukum dalam tindakan
keadaan ekonomi yang parah, serta atau realita hukum dapat diketahui
ketidadaan ketertiban di dalam arti apabila seseorang menyatakan bahwa
tidak adanya kepastian tentang apa yang suatu kaidah hukum berhasil atau
menjadi wadah hak-hak dan kewajiban- gagal mencapai tujuanya, maka hal itu
kewajiban para warga masyarakat. biasanya diketahui apakah pengaruhnya
Dengan demikian maka untuk mengakhiri berhasil mengatur sikap tindak atau
kepincangan-kepincangan tersebut, perilaku tertentu sehingga sesuai dengan
antara lain, diperlukan usaha-usaha tujuannya atau tidak. Efektivitas hukum
untuk menegakkan kembali rule of law, artinya efektivitas hukum akan disoroti
masalahnya tidak semudah itu, kiranya dari tujuan yang ingin dicapai, yakni
perlu ditegaskan terlebih dahulu apa yang efektivitas hukum. Salah satu upaya
dimaksudkan dengan rule of law tersebut. yang biasanya dilakukan agar supaya
Istilah atau pengertian rule of law paling masyarakat mematuhi kaidah hukum
sedikit dapat dipakai dalam dua arti, yaitu adalah dengan mencantumkan sanksi-
dalam arti formil dan materiil (ideologis). sanksinya.Sanksi-sanksi tersebut bisa
Di dalam arti yang formil, maka rule of berupa sanksi negatif atau sanksi positif,
law dimaksudkan sebagai kekuasaan yang maksudnya adalah menimbulkan
public yang terorganisir, yang berarti
bahwa setiap system kaedah kaedah 6
Soerjono Soekanto, Beberapa Permasalahan
yang didasarkan pada hirarki perintah Hukum Dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia
merupakan rule of law.Dalam arti yang (Jakarta: Universitas Indonesia, 1976) , hlm. 35
formil ini, maka rule of law mungkin
7
Soerjono Soekanto, Beberapa Permasalahan
Hukum Dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia
menjadi alat yang paling evektif dan (Jakarta: Universitas Indonesia, 1976) , hlm 45

Tarbiyah bil Qalam Vol. VI Edisi 1 Januari-Juni 2022


Galih Orlando
53
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

rangsangan agar manusia tidak melakukan Adapun fungsi hukum menurut


tindakan tercela atau melakukan tindakan Lawrence M. Friedman, yaitu:
yang terpuji.8 1. pengawasan atau pengendalian sosial
Diperlukan kondisi-kondisi (social control);
tertentu yang harus dipenuhi agar 2. penyelesaian sengketa (dispute
hukum mempunyai pengaruh terhadap settlement);
sikap tindak atau perilaku manusia. 3. rekayasa sosial (social engineering).10
Kondisikondisi yang harus ada adalah
Mochtar Kusumaatmadja, seperti
antara lain bahwa hukum harus dapat
dikutip oleh Soerjono Soekanto,
dikomunikasikan. Komunikasi hukum
mengajukan pula beberapa fungsi hukum
lebih banyak tertuju pada sikap, oleh
sebagai berikut. “Di Indonesia fungsi
karena sikap merupakan suatu kesiapan
hukum di dalam pembangunan sebagai
mental sehingga seseorang mempunyai
sarana pembangunan masyarakat.
kecendurangan untuk memberikan
Hal ini didasarkan pada anggapan
pandangan yang baik atau buruk, yang
bahwa ketertiban dalam pembangunan
kemudian terwujud di dalam perilaku
merupakan suatu yang dianggap penting
nyata. Apabila yang dikomunikasikan
dan sangat diperlukan.Di samping
tidak bisa menjangkau masalah-masalah
itu, hukum sebagai tata kaidah dapat
yang secara langsung dihadapi oleh
berfungsi untuk menyalurkan arah
sasaran komunikasi hukum maka akan
kegiatan warga masyarakat ke tujuan
dijumpai kesulitan-kesulitan. Hasilnya
yang dikehendaki oleh perubahan
yaitu hukum tidak punya pengaruh sama
tersebut.Sudah tentu bahwa fungsi
sekali atau bahkan mempunyai pengaruh
hukum di atas seyogianya dilakukan, di
yang negatif. Hal itu disebabkan oleh
samping fungsi hukum sebagai sistem
karena kebutuhan mereka tidak dapat
pengendalian social”.11
dipenuhi dan dipahami, sehingga
mengakibatkan terjadinya frustasi, Theo Huijbers, menyatakan
tekanan, atau bahkan konflik9 bahwa fungsi hukum ialah memelihara
kepentingan umum dalam masyarakat,
C. FUNGSI HUKUM menjaga hak-hak manusia, mewujudkan
Hukum bekerja dengan cara keadilan dalam hidup bersama.12Peters
memancangi perbuatan seseorang sebagaimana dikutip oleh Ronny
atau hubungan antara orang-orang Hanitiyo Soemitro, bahwa fungsi hukum
dalam masyarakat. Untuk keperluan itu terdapat tiga perspektif, yaitu:
pemancangan maka hukum menjabarkan 1. perspektif kontrol sosial daripada
pekerjaannya dalam berbagai fungsinya. hukum. Tujuan ini disebut tujuan dari
Dengan demikian, fungsi hukum adalah
menertibkan dan mengatur pergaulan 10
Lawrence M. Friedman, Law and Society an
dalam masyarakat serta menyelesaikan Introduction, (New Jersey: Prentice Hall, 1977), hlm.
masalahmasalah yang timbul. 11–12
11
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan
Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1982), hlm. 9
8
Ibid, hlm 48 12
Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan
9
Ibid, hlm 51 Sejarah, (Yogyakarta: Kanisius, 1982), hlm. 289.

Tarbiyatul Bukhary, Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains Tarbiyah bil Qalam
Galih Orlando
54
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

sudut pandang seorang polisi terhadap Hukum sebagai sarana pengendalian


hukum (the policemen view of the law). sosial, menurut A. Ross yang dikutip oleh
2. perspektif social engineering Soerjono Soekanto adalah: “mencakup
merupakan tinjauan yang semua kekuatan yang menciptakan serta
dipergunakan oleh para pejabat (the memelihara ikatan sosial. Ross menganut
officials perspective of the law) dan teori imperatif tentang fungsi hukum
karena pusat perhatiannya adalah apa dengan banyak menghubungkannya
yang diperbuat oleh pejabat/penguasa dengan hukum pidana”14
dengan hukum. Pengendalian sosial (social control)
3. perspektif emansipasi masyarakat dari dari hukum, pada dasarnya dapat diartikan
pada hukum. Perspektif ini merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak
tinjauan dari bawah terhadap hukum bahkan memaksa warga masyarakat
(the bottom's up view of the law) agar berperilaku sesuai dengan hukum.
dan dapat pula disebut perspektif Dengan kata lain, dari sudut sifatnya
konsumen (the consumer's perspective dapat dikatakan bahwa pengendalian
of the law)13 sosial dapat bersifat preventif maupun
Berdasarkan uraian fungsi hukum represif. Preventif merupakan suatu
oleh para pakar hukum di atas, dapat usaha untuk mencegah terjadinya
disusun fungsi-fungsi hukum sebagai perilaku menyimpang, sedangkan
berikut: represif bertujuan untuk mengembalikan
keserasian yang terganggu.
1. Memberikan pedoman atau
pengarahan pada warga masyarakat Hukum sebagai sarana penyelesaian
untuk berperilaku. sengketa (dispute settlement).
Persengketaan atau perselisihan dapat
2. Pengawasan atau pengendalian sosial
terjadi dalam masyarakat, antara keluarga
(social control).
yang dapat meretakkan hubungan
3. Penyelesaian sengketa (dispute keluarga, antara mereka dalam suatu
settlement). urusan bersama (company), yang dapat
4. Rekayasa sosial (social engineering). membubarkan kerja sama. Sengketa
Fungsi hukum sebagai pedoman dapat mengenai perkawinan atau
atau pengarah perilaku, kiranya tidak waris, kontrak, tentang batas tanah, dan
memerlukan banyak keterangan, sebagainya.Sengketa atau perselisihan itu
mengingat bahwa hukum telah disifatkan perlu diselesaikan.
sebagai kaidah, yaitu: “sebagai pedoman
perilaku, yang menyiratkan perilaku III. METODOLOGI PENELITIAN
yang seyogianya atau diharapkan Penelitian ini akan mengkaji efektivitas
diwujudkan oleh masyarakat apabila hukum dan fungsi hukum di Indonesia,
warga masyarakat melakukan suatu Berdasarkan pada obyek penelitian yang akan
kegiatan yang diatur oleh hukum”. diteliti, maka penelitian ini akan berpijak pada
hukum positif. Penelitian ini menggunakan

Ronny Hanitiyo Soemitro, Studi Hukum dan


13 14
Soerjono Soekanto, Fungsi Hukum dan
Masyarakat, (Bandung: Alumni, 1985), hlm. 10–11. Perubahan Sosial, (Bandung: Alumni, 1981), hlm. 44.

Tarbiyah bil Qalam Vol. VI Edisi 1 Januari-Juni 2022


Galih Orlando
55
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

metode tinjauan literatur (library research) mengatur kehidupan masyarakat.15


yaitu penelitian yang didasarkan pada Jika hukum tujuannya hanya
pendapatan-pendapat ahli. sekedar keadilan, maka kesulitannya
Penelitian hukum adalah suatu proses karena keadilan itu bersifat subjektif,
untuk menemukan aturan hukum, prinsip- sangat tergantung pada nilai-nilai
prinsip hukum, dan doktrin-doktrin hukum intrinsik subjektif dari masing-masing
guna menjawab isu hukum yang dihadapi. orang. Menurut Prof. Dr. Achmad Ali
(Marzuki, 2017). apa yang adil bagi si Baco belum tentu di
Penelitian ini menggunakan dua rasakan adil bagi si Sangkala. Mengenai
bahan hukum, yaitu bahan hukum primer faktor hukum dalam hal ini dapat
dan sekunder. Hal ini sesuai dengan karakter diambil contoh pada pasal 363 KUHP
preskriptif ilmu hukum. Penelitian hukum yang perumusan tindak pidananya
ini akan menggunakan dua pendekatan, hanya mencantumkan maksimumnya
yaitu : Pendekatan perundang-undangan dan sajam, yaitu 7 tahun penjara sehingga
Pendekatan konseptual. hakim untuk menentukan berat
ringannya hukuman dimana ia dapat
IV. HASIL PENELITIAN bergerak dalam batas-batas maksimal
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEM- hukuman. Oleh karena itu, tidak
PENGARUHI EFEKTIVITAS menutup kemungkinan hakim dalam
HUKUM menjatuhkan pidana terhadap pelaku
Ada beberapa factor yang kejahatan itu terlalu ringan, atau terlalu
mempengaruhi keefektivan hukum mencolok perbedaan antara tuntutan
dengan pemidanaan yang dijatuhkan.
1. Faktor Hukumnya Sendiri Hal ini merupakan suatu penghambat
Hukum berfungsi untuk dalam penegakan hukum tersebut.16
keadilan, kepastian dan kemanfaatan.
Dalam praktik penyelenggaraan 2. Faktor Penegak Hukum
hukum di lapangan ada kalanya Faktor ini meliputi pihak-pihak
terjadi pertentangan antara kepastian yang membentuk maupun menerapkan
hukum dan keadilan.Kepastian hukum atau law enforcement.Bagian-
Hukum sifatnya konkret berwujud bagian itu law enforcement adalah
nyata, sedangkan keadilan bersifat aparatur penegak hukum yang mampu
abstrak sehingga ketika seseorang memberikan kepastian, keadilan, dan
hakim memutuskan suatu perkara kemanfaat hukum secara proporsional.
secara penerapan undang-undang saja Aparatur penegak hukum menyangkup
maka ada kalanya nilai keadilan itu pengertian mengenai institusi penegak
tidak tercapai.Maka ketika melihat hukum dan aparat (orangnya) penegak
suatu permasalahan mengenai hukum hukum, sedangkan aparat penegak
setidaknya keadilan menjadi prioritas hukum dalam arti sempit dimulai dari
utama.Karena hukum tidaklah semata- kepolisian, kejaksaan, kehakiman,
mata dilihat dari sudut hukum tertulis
saja, Masih banyak aturan-aturan yang 15
Ibid, hlm 51
hidup dalam masyarakat yang mampu 16
Ibid, hlm 54

Tarbiyatul Bukhary, Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains Tarbiyah bil Qalam
Galih Orlando
56
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

penasehat hukum dan petugas 3. Faktor Sarana atau Fasilitas Yang


sipir lembaga pemasyarakatan. Mendukung Penegakan Hukum
Setiap aparat dan aparatur diberikan Fasilitas pendukung secara
kewenangan dalam melaksanakan sederhana dapat dirumuskan sebagai
tugasnya masing-masing, yang sarana untuk mencapai tujuan.Ruang
meliputi kegiatan penerimaan laporan, lingkupnya terutama adalah sarana
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, fisik yang berfungsi sebagai faktor
penbuktian, penjatuhan vonis dan pendukung.Fasilitas pendukung
pemberian sanksi, serta upaya mencangkup tenaga manusia
pembinaan kembali terpidana.17 yang berpendidikan dan terampil,
Sistem peradilan pidana harus organisasi yang baik, peralatan yang
merupakan kesatuan terpadu dari memadai, keuangan yang cukup dan
usaha usaha untuk menangulangi sebagainya. Jika fasilitas pendukung
kejahatan yang sesungguhnya terjadi tidak terpenuhi maka mustahil
dalam masyarakat. Apabila kita hanya penegakan hukum akan nencapai
memakai sebagian ukuran statistik tujuannya. Kepastian dan kecepatan
kriminalitas, maka keberhasilan penyelesaian perkara tergantung
sistem peradilan pidana akan dinilai pada fasilitas pendukung yang ada
berdasarkan jumlah kejahatan yang dalam bidang-bidang pencegahan
sampai alat penegak hukum. Beberapa dan pemberantasan kejahatan.
banyak yang dapat diselesakan Peningkatan tehnologi deteksi
kepolisian, kemudian diajukan oleh kriminalitas, mempunyai peranan
kejaksaan ke pengadilan dan dalam yang sangat penting bagi kepastian dan
pemeriksaan di pengadilan dinyatakan penanganan perkara-perkara pidana,
bersalah dan dihukum. Sebenarnya sehingga tanpa adanya sarana atau
apayang diketahui dan diselesakan fasilitas tersebut tidak akan mungkin
melalui sistem peradilan pidana penegak hukum menyerasikan peranan
hanya puncaknya saja dari suatu yang seharusnya dengan peranan yang
gunung es. Masih banyak yang tidak aktual.
terlihat, tidak dilaporkan (mungkin 4. Faktor Masyarakat
pula tidak diketahui, misalnya dalam
Apabila ditilik dari proses
hal “kejahatan dimana korbanya
perkembangan hukum dalam sejarah
tidak dapat ditentukan”atau “crimes
terhadap hubungan dengan eksistensi
without victims”) dan karena itu
dan peranan dari kesadaran hukum
tidak dapat di selesaikan. Keadaan
masyarakat ini dalam tubuh hukum
seperti ini tidak dapat dipersalahkan
positif, terdapat suatu proses pasang
sepenuhnya kepada sistem peradilan
surut dalam bentangan waktu yang
pidana.Karena tugas sistem ini adalah
teramat panjang. Hukum masyarakat
terutama menyelesaikan kasus-kasus
primitif, jelas merupakan hukum yang
yang sampai padanya.18
sangat berpengaruh, bahkan secara
total merupakan penjelmaan dari
17
Ibid, hlm 56
hukum masysarakatnya.
18
Ibid, hlm 57

Tarbiyah bil Qalam Vol. VI Edisi 1 Januari-Juni 2022


Galih Orlando
57
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

Kesadaran hukum dalam tindakan–tindakan yang dianggap


masyarakat belumlah merupakan oleh masyarakat mengganggu bahkan
proses sekali jadi, melainkan tidak kurang masyarakat yang merasa
merupakan suatu rangkaian proses telah dirugikan oleh oknum – oknum
yang terjadi tahap demi tahap penegak hukum seperti itu apalagi
kesaaran hukum masyarakat sangat masih banyak masyarakat yang awam
berpengaruh terhadap ketatan hukum, tentang masalah hukum sehingga
baik secara langsung maupun tidak dengan mudah dapat dimanfaatkan
langsung. Dalam masyarakat maju sebagai objek penderita.
orang yang taat pada hukum karena Banyak di antara anggota
memang jiwanya sadar bahwa mereka masyarakat sebenarnya sadar akan
membutuhkan hukum dan hukum perlunya penghormatan terhadap
itu bertujuan baik untuk mengtur hukum baik secara “instinktif”
masyarakat secara baik benar dan maupun secara rational namun mereka
adil.Sebaliknya dalam masyarakat cenderung tidak taat terhadap hukum.
tradisional kesadaran hukum Kebudayaan hukum yang berkembang
masyarakat berpengaruh secara tidak dimasyarakat kita ternyata lebih
langsung pada ketaatan hukum.Dalam banyak mencerminkan bentuk prilaku
hal ini mereka taat pada hukum bukan opportunis yang dapat diibaratkan
karena keyakinannya secara langsung mereka yang berkenderaan berlalu
bahwa hukum itu baik atau karena lintas di jalan raya, ketika lampu merah
mereka memang membutuhkan dan kebetulan tidak ada polisi yang
hukum melainkan mereka patuh pada jaga maka banyak diantara pengendara
hukum lebih karena dimintahkan, nekat tetap jalan terus dengan tidak
bahkan dipaksakan oleh para mengindahkan atau memperdulikan
pemimpinnya (formal atau informal) lampu merah yang sedang menyala.
atau karena perintah agama atau
kepercayaannya.Jadi dalam hal V. KESIMPULAN DAN SARAN
pengaruh tidak langsung ini kesaaran
hukum dari masyarakat lebih untuk A. Simpulan
patuh kepada pemimpin, agama, Efektifitas hukum efektifitas
kepercayaannya dan sebagainnya. sangat berkaitan erat dengan.penegakan
Namun dalam perkembangan saat hukum.Agar hukum itu efektif, maka
ini bagi masyarakat modern terjadi diperlukan aparat penegak hukum untuk
pergeseran–pergeseran bahwa akibat menegakkan sanksi tersebut.Suatu sanksi
faktor–faktor tertentu menyebabkan dapat diaktualisasikan kepada masyarakat
kurang percayanya masyarakat dalam bentuk ketaatan  (compliance),
terhadap hukum yang ada, sehingga dengan kondisi tersebut menunjukkan
mengalami krisis kesadaran hukum adanya indikator bahwa hukum tersebut
dan ketaatan hukum masyarakat, salah adalah efektif.
satunya adalah karena faktor penegak Sanksi merupakan aktual  dari norma
hukum yang menjadikan hukum atau hukum yang mempunyai karakteristik
aturan sebagai alasan untuk melakukan sebagai ancaman atau sebagai sebuah

Tarbiyatul Bukhary, Jurnal Pendidikan, Agama dan Sains Tarbiyah bil Qalam
Galih Orlando
58
Efektivitas Hukum Dan Fungsi Hukum Di Indonesia

harapan. Sanksi akan memberikan dampak merupakan suatu kesiapan mental


positif atau negatif terhadap lingkungan sehingga seseorang mempunyai
sosialnya. Disamping itu, sanksi ialah kecendurangan untuk memberikan
penilaian pribadi seseorang yang ada pandangan yang baik atau buruk,
kaitannya dengan sikap perilaku dan hati yang kemudian terwujud di dalam
nurani yang tidak mendapatkan pengakuan perilaku nyata.
atau dinilai tidak bermanfaat bila ditaati.
Pengaruh hukum dan konsep tujuan, DAFTAR PUSTAKA
dapat dikatakan bahwa konsep pengaruh
A. Siti Soetami. Pengantar Tata Hukum
berarti sikap tindak atau perilaku yang
Indonesia. Bandung: Eresco. 1992.
dikaitkan dengan suatu kaidah hukum
dalam kenyataan, berpengaruh positif Abdul Kadir Muhammad. Hukum Perdata
atau efektifitasnya yang tergantung pada Indonesia. Bandung: Citra Aditya
tujuan atau maksud suatu kaidah hukum. Bakti. 1993.
Suatu tujuan hukum tidak selalu identik Abu Daud Busroh. H. Ilmu Negara. Jakarta:
dinyatakan dalam suatu aturan dan belum Bumi Aksara. 1993.
tentu menjadi alasan yang sesungguhnya Achmad Ali. Menguak Tabir Hukum (Suatu
dari pembuat aturan tersebut. Tinjauan Filosofis dan Sosiologis).
Jakarta: Chandra Pratama. 1996.
B. Saran
Achmad Ichsan. Hukum Dagang. Jakarta:
1. Untuk mewujudkan sistem hukum
Pradnya Paramita. 1993.
yang dimaksud tersebut di atas
diperlukan kemampuan dan Ahmad Sanoesi. Pengantar Ilmu Hukum dan
kemauan yang sungguh-sungguh Tata Hukum Indonesia. Bandung:
untuk menegakkan prinsip-prinsip Transito. 1977.
negara hukum yang sesuai dengan Rahardjo, Satjipto. Hukum dan Masyarakat.
ketentuan hukum dan peraturan Bandung: Alumni, 1982.
perundang-undangan Yang berlaku Soekanto, Sardjono. Sosiologi Hukum
serta pengembangan sikap perilaku Dalam Masyarakat. Jakarta: CV.
patuh hukum. Kepatuhan hukum Rajawali, 1985.
bukan sekedar kewajiban tetapi
merupakan kebutuhan dalam
penyelenggaraan pemerintahan
maupun dalam masyarakat.
2. Diperlukan kondisi-kondisi tertentu
yang harus dipenuhi agar hukum
mempunyai pengaruh terhadap
sikap tindak atau perilaku manusia.
Kondisi-kondisi yang harus ada
adalah antara lain bahwa hukum
harus dapat dikomunikasikan.
Komunikasi hukum lebih banyak
tertuju pada sikap, oleh karena sikap

Tarbiyah bil Qalam Vol. VI Edisi 1 Januari-Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai