Anda di halaman 1dari 3

Laporan Evalusasi Analisis Kesalahan Surat Perintah Membayar

Satuan Kerja Kantor Kementeiran Agama Kota Lubuklinggau

Bulan Juni Tahun 2022

Disusun Oleh: Misrullah (JFT APK APBN Ahli Muda)

A. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam pengelolaan keuangan APBN seorang Pejabat Penandatangan Surat Perintah


Membayar (PPSPM) memiliki tanggung jawab yang besar terkait proses pencairan dana
keuangan negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.05/2012
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk melakukan
pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan perintah pembayaran.

Proses pencairan keuangan negara melibatkan banyak pihak dan melalui berapa
tahapan proses. Tahapan terakhir setelah selesai pembuatan Surat Permintaan Pembayaran
(SPP) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pembuatan Surat Perintah membayar
(SPM) oleh PPSPM.

Selanjutnya Surat Perintah membayar (SPM) tersebut dikirim kepada Kantor


Palayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Mitra satuan Kerja untuk diproses lebih lanjut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 170/PMK.05/2010 tentang


penyelesaian atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara pada satuan kerja, Surat
Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan
dana yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran atau dokumen lain yang
dipersamakan.

Seorang Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) adalah


sebagai gerbang terakhir atas terjadinya pengeluaran keuangan negara, oleh karena itu harus
memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik. Selain itu dalam proses verifikasi dokumen
pengeluaran keuangan negara seorang PPSPM harus bekerja dengan teliti dan sangat
berhati-hati. Tetapi kenyataan dilapangan menunjukan bahwa masih banyak terjadi
kesalahan Surat Perintah Membayar (SPM) yang dilakukan oleh Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM).

Kesalahan Surat Perintah Membayar (SPM) akan menimbulkan berbagai masalah


bagi satuan kerja. Oleh karena itu seorang PPSPM harus seminimal mungkin melakukan
kesalahan dalam proses pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM). Beberapa masalah
yang timbul akibat kesalahan SPM antara lain:

1. Terjadi Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) seperti contoh apabila terjadi
kesalahan pada data rekening penerima dalam SPM;
2. Satuan Kerja harus melakukan ralat Surat Perintah Membayar (SPM) seperti contoh
apabila terjadi kesalahan dalam pembebanan Akun Standar maupun sumber dana dalam
SPM;
3. Terjadinya keterlambatan pencairan dana yang dapat menyebabkan terhambatnya
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan satuan kerja;
4. Mempengaruhi penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Satuan
Kerja.

B. DATA ANALISIS

Langkah perbaikan yang dapat dilakukan apabila sering terjadi kesalahan Surat
Perintah Membayar (SPM) dalam satuan kerja adalah dengan melakukan analisis terhadap
kesalahan Surat Perintah Membayar (SPM). Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui
apa yang menyebabkan terjadinya kesalahan serta menentukan langkah perbaikan agar tidak
terjadi kesalahan yang berulang. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor Per-14/PB/2021 ada beberapa analisis terhadap kesalahan Surat Perintah Membayar
(SPM) yang dapat dilakuan oleh satuan kerja yaitu sebagai berikut:

1. Analisis kesalahan SPM berdasarkan jenis SPM;


2. Analisis kesalahan SPM berdasarkan jenis belanja pada SPM;
3. Analisis kesalahan SPM berdasarkan sumber dana pada SPM;
4. Analisis kesalahan SPM berdasarkan bagan akun standar pada SPM;
5. Analisis kesalahan SPM berdasarkan perhitungan pembayaran pada SPM;
6. Analisis kesalahan SPM berdasarkan alasan kesalahan SPM.
Pada Satuan Kerja Kantor Kementerian Agama Kota Lubuklinggau didapati 1 SPM
yang dinyatakan perlu dilakukan koreksi SPM yaitu SPM Nomor 00121A Tanggal 23 Juni
2022 untuk pembayaran belanja barang berupa belanja Jasa Profesi dan Transpor Petugas
Pencatat Nikah bulan April s.d Mei 2022 dengan jumlah penerima sebanyak 19 orang.

C. HASIL ANALISIS

Dari hasil analisis kesalahan Detail Coa 16 Segmen pada SPM Nomor 00121A adalah
disebabkan oleh gangguan server pada Sistem Database Sakti, hal ini dapat dilihat bahwa Ro,
Komponen, Subkomponen, item serta uraian akun telah terekam pada SPM, sementara
didapati pada lampiran Coa 16 Segmen beberapa item tersebut ada yang tidak masuk yaitu
uraan akun. Biasanya dalam kondisi server normal perekaman akun dan urian akun tidak
lengkap pada Coa 16 segmen maka pross penyimpanan SPP tidak bisa dilanjutkan.

D. EVALUASI/TINDAK LANJUT

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-14/PB/2021


ada beberapa analisis terhadap kesalahan Surat Perintah Membayar (SPM) yang dapat
dilakuan oleh satuan kerja yaitu Analisis kesalahan SPM berdasarkan jenis SPM, Analisis
kesalahan SPM berdasarkan jenis belanja pada SPM, Analisis kesalahan SPM berdasarkan
sumber dana pada SPM, Analisis kesalahan SPM berdasarkan bagan akun standar pada
SPM, Analisis kesalahan SPM berdasarkan perhitungan pembayaran pada SPM, Analisis
kesalahan SPM berdasarkan alasan kesalahan SPM.

Dilihat dari Per-14/PB/2021 terdapat 6 item sering terjadi dalam kesalahan SPM,
akan tetapi sejak pemberlakuan Aplilkasi SAKTI all modul, perlu menjadi perhatian bahwa
selain human error penyebab terjadinaya kesalahan SPM juga server DB Sakti yang sedang
tidak normal juga berpengaruh terhadap kesalahan SPM, oleh karena itu kepada PPSPM
harus membandingkan akun pengeluaran dan akun potongan antara lembar SPM dengan
Lampiran Coa 16 Segmen. Dengan demikian diharapkan kesalahan SPM akan semakin
diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai