Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGEMBALIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN MANUAL


OLEH KANTOR PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN PERPAJAKAN (KPDDP) DI KPP
ARGAMAKMUR

HALAMAN JUDUL

AHID HUTAMAMUKTI

199606282018011006/817931103

PROGRAM ON THE JOB TRAINING PEGAWAI BARU/CPNS

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ARGAMAKMUR

KANTOR WILAYAH BENGKULU DAN LAMPUNG

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN LAPORAN AKHIR OJT ...................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Sasaran...................................................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Permasalahan ........................................................................................................................... 3

B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama......................................................... 3

BAB III .................................................................................................................................................... 5


PENUTUP ............................................................................................................................................. 5
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 5

B. Saran .......................................................................................................................................... 5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menganut sistem perpajakan Self Assessment System yang berarti
pemerintah memberikan kepercayaan yang sepenuhnya kepada Wajib Pajak (WP) untuk
menghitung, menyetorkan serta melaporkan pajak yang terutang baik dalam Masa Pajak
maupun Tahun Pajak.
Pelaporan pajak menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian kewajiban
perpajakan. Pelaporan perpajakan diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP) Pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa Setiap Wajib Pajak
wajib mengisi Surat Pemberitahuna dengan benar, lengkap, dan jelas, dengan Bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
menandatangani serta menyampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa,disampaikan paling lambat 20 hari setelah akhir
Masa Pajak, dan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi dan Badan masing-masing 3
bulan dan 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Kewajiban pelaporan pajak dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
semakin dipertegas dengan adanya sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak atau terlambat
menyampaikan SPT dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp500.000 untuk
SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Rp100.000 untuk SPT Masa lainnya, dan
RP1.000.000 untuk SPT Tahunan WP Badan serta Rp100.000 untuk SPT Tahunan Orang
Pribadi (OP) sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat 1 UU KUP.
SPT manual yang disampaikan WP ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) selanjutknya
akan diterusakan ke Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas, akurasi, konsistensi, dan keamanan data dan dokumen
perpajakan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat SPT yang dikembalikan oleh KPDDP
karena SPT yang dikirimkan oleh KPP sebelumnya dianggap terdapat kesalahan dan harus
dilakukan perbaikan. Oleh karena itu, penulis ingin membuat laporan terkait Analisis
Pengembalian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Manual oleh Kantor Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan (KPDDP).

1
1. Kondisi Ideal

Kesalahan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah hal yang sulit dihindari. Tapi
diharapkan pihak-pihak yang berkaitan dengan Pelaporan Perpajakan yaitu Wajib Pajak dan
Petugas Pajak mampu bersinergi untuk meminimalisir kesalahan dalam penyampaian SPT.

Berkaitan dengan pelaporan SPT, Seksi Pelayanan bertugas untuk menerima SPT
yang disampaikan oleh Wajib Pajak mulai dari pengecekan kelengkapan SPT,memasukkan
data dalam sistem,pencetakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD), mencetak Bukti
Penerimaan Surat (BPS), hingga pengiriman berkas ke KPDDP. Peranan Seksi Pelayanan
sangat diperlukan untuk lebih teliti dalam melakukan serangkaian prosedur penerimaan SPT
sehingga persentase kesalahan atas SPT yang diterima dapat diminimalisir. Dengan begitu
pengembalian SPT Tahunan dari KPDDP juga dapat mengalami pengurangan.

2. Kondisi Saat Ini

Banyaknya Wajib Pajak yang melakukan pelaporan SPT mendekati jatuh tempo
Pelaporan SPT Tahunan menyebabkan antrean yang cukup panjang sehingga proses
penerimaan SPT Tahunan harus dilakukan lebih cepat dari biasanya untuk menjaga
pelayanan yang baik. Namun, hal ini memersempit waktu bagi Pegawai Pajak untuk
melakukan pengecekan lebih lanjut terkait kelengkapan dan ketentuan pelaporan SPT
sebagaimana mestinya. Akibatnya terdapat beberapa SPT yang mengalami kesalahan baik
dalam pengisian SPT maupun lampiran SPT yang kurang sesuai.

Data terakhir di KPP Argamakmur hingga laporan ini dibuat menunjukkan bahwa dari
1506 SPT Tahunan yang dikirimkan ke KPDDP sebanyak 18 SPT dikembalikan karena
dianggap terdapat kesalahan SPT baik karena pengisian SPT, ketidaksesuaian LPAD dengan
SPT.

B. Sasaran
Sasaran penulisan Laporan Tugas Akhir On the Job Training (OJT) ini adalah untuk
mengetahui keadaan apa saja yang menyebabkan SPT dikembalikan oleh KPDDP dan apa
langkah selanjutnya yang dilakukan untuk meminimalisir pengembalian SPT Tahunan Oleh
KPDDP.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan
Berdasarkan SPT Tahunan yang dikembalikan oleh KPDDP ke Kantor Pelayanan
Pajak Argamakmur, penulis berusaha membuat identifikasi permasalahan yang
melatarbelakangi pengemballian SPT Tahunan oleh KPDDP, diantaranya:

1. Perbedaan Tahun Pajak yang tercantum dalam LPAD dan SPT


2. Perbedaan status yang tercantum dalam LPAD dengan SPT (lebih bayar/kurang
bayar/nihil)
3. Wajib Pajak yang bersangkutan wajib E-SPT sehingga tidak diperkenankan lapor
SPT manual
4. Lembar SPT dianggap tidak dapat dibaca (bad image)

B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama


1. Perbedaan penulisan Tahun Pajak yang tercantum pada LPAD dan yang tercantum
dalam SPT dapat disebabkan karena kesalahan saat input data pada aplikasi TPT
yang menyebabkan LPAD yang dicetak memiliki Tahun Pajak yang berbeda dengan
Tahun Pajak di SPT.

2. Permasalahanan status SPT wajib pajak dapat disebabkan dari kesalahan Wajib
Pajak dalam pengisian SPT karena beberapa Wajib Pajak memiliki perhitungan
perpajakan yang kompleks dan membingungkan Wajib Pajak sehingga pajak yang
seharusnya nihil menjadi kurang bayar, kurang bayar jadi lebih bayar, dsb. Selain itu,
mengingat banyaknya Wajib Pajak yang menyampaiakan SPT Tahunan mendekati
jatuh tempo mengakibatkan Petugas yang meneliti SPT kewalahan yang berdampak
pada berkurangnya ketelitian dalam pengecekan berkas Wajib Pajak.

3. Sebagaimana yang diatur oleh Direktorat Jenderal Pajak bahwa bagi WP yang sudah
pernah melakukan pelaporan pajak dengan E-SPT, seterusnya harus melakukan
pelaporan pajak jenis apapun baik Masa/Tahun pajak dengan menggunakan E-SPT.
Ketidaktahuan Wajib Pajak mengenai informasi tersebut menyebabkan beberapa
Wajib Pajak masih melaporkan kewajiban perpajakannya dengan menggunakan SPT
manual.

4. Perbedaan pendapat antara petugas pajak di KPP dan KPDDP mengenai layak atau
tidaknya formulir SPT, tulisan WP, dsb. Perbedaan pendapat yang terjadi saat ini
cenderung pada penilaian subjektif seseorang terhadap sesuatu. Petugas pajak di

3
KPP beranggapan bahwa formulir maupun tulisan wajib pajak masih layak dan dapat
dibaca, namun menurut KPDDP justru sebaliknya. .

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Serangkaian proses penerimaan hingga pengiriman SPT Tahunan yang dilakukan di
KPP Argamakmur sudah baik. Akan tetapi optimalisasi pelayanan penerimaan SPT Tahunan
harus tetap dilakukan agar kesalahan-kesalahan baik dari internal pegawai maupun dari Wajib
Pajak dapat diminimalisir sehingga pengelolaan SPT dapat berjalan dengan baik.

B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, penulis berusaha memberikan saran yang dapat menjadi bahan
untuk perbaikan pelaksanaannya dimasa yang akan datang :

1. Penyuluhan dan sosialisasi terkait kewajiban perpajakan khususnya pelaporan SPT


yang masih sangat dibutuhkan oleh Wajib Pajak. Agar pelaporan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini.

2. Memberikan daftar yang berisi mengenai kelengkapan apa saja yang harus dipenuhi
untuk melakukan pelaporan SPT Tahunan, sehingga memudahkan petugas peneliti
dalam melakukan pengecekan SPT.

3. Melakukan pengecekan kembali pada formulir SPT yang akan dibagikan ke Wajib
Pajak mengenai kelayakan kertas, terbaca atau tidaknya tulisan dll.

Anda mungkin juga menyukai