0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan1 halaman
Tugas kelompok membahas hukum memberikan sesajen dalam Islam. Ada dua hukum tergantung niat pelakunya: haram jika niat berlindung pada makhluk selain Allah karena dianggap syirik, tetapi dihukumi mubah jika niatnya hanya mendekatkan diri kepada Allah. Al-Quran melarang syirik karena hanya Allah tempat berlindung.
Tugas kelompok membahas hukum memberikan sesajen dalam Islam. Ada dua hukum tergantung niat pelakunya: haram jika niat berlindung pada makhluk selain Allah karena dianggap syirik, tetapi dihukumi mubah jika niatnya hanya mendekatkan diri kepada Allah. Al-Quran melarang syirik karena hanya Allah tempat berlindung.
Tugas kelompok membahas hukum memberikan sesajen dalam Islam. Ada dua hukum tergantung niat pelakunya: haram jika niat berlindung pada makhluk selain Allah karena dianggap syirik, tetapi dihukumi mubah jika niatnya hanya mendekatkan diri kepada Allah. Al-Quran melarang syirik karena hanya Allah tempat berlindung.
Kelompok 4 Anggota Kelompok : 1. Imam Sugiarto ( 5211422002 ) 2. Fadil Nur Hidayat ( 5211422009 ) 3. Elita Dian Fadhila ( 4311422030 ) 4. Lubnaya Dhia Amalia ( 1401422522 )
HUKUM MEMBERIKAN SESAJEN
Salah satu tujuan sesajen adalah memohon pertolongan kepada Allah SWT agar makhluk halus yang di sekitar tempat tinggal tidak mengganggu manusia. Misalnya praktik menyembelih hewan untuk jin itu masih ada sampai sekarang. Lalu bagaimana Islam memandang hal ini ? Dalam Kitab Fathul Muin Syekh Zainuddin Al-Malibari berkata “ Orang yang menyembelih sembelihan karena bertujuan mendekatkan diri pada Allah (sebagai wasilah) agar dijauhkan dari kejahatan jin itu tidak haram. Sebaliknya, bila menyembelih sembelihan karena hanya takut pada jin itu haram. Pendapat tersebut kemudian ditegaskan kembali oleh Syekh Sayyid Abu Bakar Syatha Addimyati dalam I’anatul Thalibin beliau menjelaskan sesajen itu tidak syirik, jika orang yang menyembelih itu yakin bahwa Allah lah yang mampu menjauhkan manusia dari segala marabahaya, marabencana. Sesajen memang telah ada sejak dulu, para ulamapun berpendapat bahwa sesajen itu sebenarnya memiliki 2 hukum bergantung pelakunya. Sesajen bisa menjadi haram jika niat pelaku berlindung kepada makhluk halus misalnya jin. Hal ini sesuai firmannya “ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah…” (QS Al-Baqarah : 173). Itu digolongkan sebagai syirik yang kita tau sendiri bahwa syirik adalah salah satu dosa besar. Hal ini sangat dilarang dalam Islam, karena hanya Allah lah tempat kita berlindung. Dosa syirik adalah salah satu dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Hal ini telah diabadikan dalam Al-Quran ( “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”) (QS An-Nisa : 48) Hukum yang kedua adalah mempersembahkan sesajen bisa dihukumi mubah apabila niat nya adalah sesajen yang disajikan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hal ini sesuai dengan yang diambadikan dalam Al-Quran “Katakanlah, ‘Sesungguhnya salatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (QS Al-An’am : 162-163).